Kepada bumi kita berpijak, tapi untuk dia, dia seorang, Kudou Tata. Percayalah, hanya nama ini yang membuatku memindahkan bumi. Asal aku bisa bersamanya, selamanya milikku untuk dicintai, selamanya milik Ryuuguji Ken untuk dicintai.

Karena jika ditanya, betapa dalam cintaku kepadanya? Jawabannya, sedalam samudera, setinggi langit di angkasa, sebesar dunia, seluas jagad raya. Tak ada batasan perasaanku kepadanya.

Bagaimana caranya agar si putri ayu mengerti? Bahwa tuan ini cuma akan yang akan mencintai dia selamanya, cuma satu. Jika dituduh yang lain, semua itu akan berlalu dan menyisakan satu, Kudou Tata seorang.

Apapun akan kulakukan, tak terkecuali bersimbah di kakinya, memohon kepada pujangga hatiku untuk terima aku selamanya, jangan terputus-putus lagi. Sungguh, aku tidak bisa hidup tanpanya lagi.

Persetan dengan takdir yang dipaksakan ke tanganku, karena dasarnya Ryuuguji Ken hanya mencintai seorang Kudou Tata adalah hukum alam, walau takdir enggan mencatat. Yang disajjkan berbeda dari keinginan, yang dijodohkan jauh dari ekspektasi.

Maka aku akan rela melawan takdir. Kulawan, kuulang lagi ratusan kali kalau harus, hingga si sang putri ayu jadi milikku tanpa interupsi, sampai kami berbahagia berdua selamanya dengan senyum manis tanpa beban di bibirnya ke arahku.

Aku meraung, menangis, berlari, nafasku tersengal tetapi jika itu bayarannya, semuanya sepadan, asal aku dan sang putri ayu bahagia bersama. Mohon maaf sebesarnya, jika ada korban bertebaran dalam perjalanan, anggap ini karma dari yang terdahulu, mempermainkan takdir terlebih dulu.

Cintaku tertuju untuk kasih hatiku seorang, karena kalau aku harus hidup tidak mencintainya lebih baik aku mati saja. Sebab, buat apa hidup Ryuuguji Ken tanpa mencintai Kudou Tata?