artem wing x reader;

“Tuan Wing, ini kopi yang kau minta-”

Kamu baru saja membuatkan kopi untuk Artem. Namun, alih-alih mendapat balasan dari Artem, kamu justru disambut oleh pemandangan yang tak terduga.

Tablet menyala, pulpen dalam genggaman, berkas-berkas kasus berserakan—Artem Wings, pengacara senior termuda di Themis Law Firm, jatuh tertidur di atas meja. Sungguh, pemandangan yang langka.

Lalu, kamu teringat bahwa Artem semalam berlembur karena masih banyak yang perlu ditinjau kembali sebelum sidang digelar. Hal itu membuatmu menghela napas.

“Menjaga kesehatan tidak kalah pentingnya dengan memenangkan sidang dan membela klien, kau tahu...”

Meskipun begitu, kamu tidak bisa menghentikan senyuman tipis mengembang pada wajah. Sejak dulu, kamu selalu kagum dengan Artem. Etos kerjanya, kinerjanya, dan sifatnya yang gigih dan pekerja keras. Awalnya, kamu kira perasaan itu hanyalah sebatas perasaan yang umum dimiliki oleh seorang bawahan kepada atasan. Namun, seiring berjalannya waktu, kamu menyadari bahwa kekaguman tersebut perlahan berubah menjadi rasa cinta.

Maka, kamu pun menghampirinya, lantas menyampirkan selimut pada pundaknya. Dengan suara yang lembut, kamu berbisik, “Selamat beristirahat, Artem. Semoga mimpimu indah.”

#halufic