vyn richter x reader;

Vyn Richter selalu wangi.

Selalu rapi dan bersih, sehingga membuatmu betah berlama-lama di sekitarnya. Tiap kamu bertemu dengannya, entah ketika memecahkan kasus atau sekadar berbincang kasual, aroma parfum maskulin bercampur bunga selalu menguar dari tubuh Vyn. Hal itu menurutmu wajar, mengingat salah satu hobinya adalah berkebun. Kamu pun selalu menantikan tiap pertemuanmu dengan Vyn. Sebab, Vyn selalu hadir dengan aroma yang senantiasa membuatmu mabuk bukan kepayang, kendatipun aroma bunga yang menguar selalu berbeda.

Bahkan, ketika kamu berusaha menjaga jarak—karena jujur, aroma Vyn begitu wangi dan itu selalu sukses membuat jantungmu berdebar lebih cepat dari biasanya—kamu tetap tidak bisa kabur dari wangi familiar yang menguar dari Vyn. Kamu bagaikan mangsa yang terperangkap dalam jaring laba-laba.

Maka, ketika Vyn tiba-tiba menghampiri dan mengikis jarak di antara kalian, kakimu lemas.

Kalian begitu dekat.

Seolah tiada sekat.

Dan Vyn menatapmu lekat.

“D-Dr. Richter? Ada apa tiba-tiba?”

“Tidak apa-apa,” balasnya. Suaranya lembut dan sehalus sutra. Entah mengapa hal itu membuatmu merinding. Dengan jarak sedekat ini, kamu mampu melihat betapa berkilaunya mata emas Vyn di bawah pantulan bulan purnama. Cantik. Dan, oh, dengan posisi lengannya yang memerangkap dirimu, kamu dapat mencium aroma Vyn lebih dalam dari biasanya.

Aroma mawar.

Seperti nama kode kamu—Rosa.

I love you, my rose.”

.

Malam itu, kamu mengetahui satu hal lain dari Vyn yang dapat membuatmu mabuk bukan kepayang lebih dari biasanya.

Yaitu, bibirnya yang lembut dan hangat.

#halufic