Akako POV.


Aku melangkahkan kakiku di sepanjang koridor menuju ruang kelas yang aku tempati, rasanya suasana sekolah terutama para murid hari ini sedikit lebih ramai dari hari-hari biasanya, mungkin karena rumor yang katanya hari ini kedatangan murid baru tebakku. Walaupun Aku tahu beberapa dari mereka melirik ke arahku saat sedang berjalan menuju ruang kelas, namun Aku mencoba untuk tidak peduli, Aku sudah terbiasa dengan tatapan mereka kepadaku.

“Akako selamat pagi”. Itu Aoko yang menyapaku dengan senyumannya yang ceria seperti biasanya saat Aku masuk ke dalam kelasku, bisa dibilang Dia satu-satunya gadis yang paling akrab denganku. Aku balik menyapanya dengan seramah mungkin.

“Pagi Aoko”.

Gadis itu berjalan mengikutiku menuju tempat dukukku. Sepertinya ada sesuatu yang ingin Dia bicarakan denganku.

“Hei Akako, soal rumor murid pindahan yang akan datang hari ini bagaimana menurutmu”.

“Entahlah, banyak murid yang menduga dan berharap kalau murid pindahan tersebut seorang Detektif asal London yang baru tiba di Jepang kemarin”.

“Hei, Apa kau tidak ingin berharap juga jika murid pindahan itu memang detektif Hakuba seperti yang lain Akako?”. Pertanyaan Aoko membuatku terdiam, bohong kalau Aku tidak mengharapkannya, apalagi laki-laki itu adalah orang yang sangat ingin kutemui dan aku cari-cari selama ini.

“Yeah, Aku memang mengharapkannya sejak aku mendengar rumor itu dan Aku juga berharap Dia akan ditempatkan di kelas ini jika rumor itu memang benar adanya”.

“Setuju, kelas kita akan jadi lebih ramai jika kedatangan anggota baru lagi”. Ucapnya menyetujui apa yang Aku katakan. Aku hanya tersenyum membalas ucapannya.

Tidak lama kemudian bell tanda waktu kegiatan belajar terdengar, semua murid kelasku langsung bersiap di tempat duduk Mereka masing-masing. Dan beberapa saat kemudian, datang guru yang menjadi wali kelasku.

“Halo semuanya, selamat Pagi, Hari ini Kita kedatangan murid baru loh”.

Mendengar apa yang baru saja di katakan oleh guru di depan kelas, membuat seisi kelas menjadi gaduh, Aku sendiri juga sama kagetnya dengan yang lain, harapanku agar rumor itu benar adanya semakin besar.

“Ehhh jadi murid baru itu benar di tempatkan di kelas ini?”.

“Waaa”.

Mataku terbelalak saat melihat wajah yang begitu familiar seseorang yang sedang memasuki kelas, kemudian berhenti di depan kelas sekadar untuk memperkenalkan dirinya.

“Namaku Hakuba Saguru, Aku baru saja pindah dari London Bridge School, tinggiku 180 cm dengan berat badan 65 kg, lahir 29 Agustus, ber-zodiac Virgo dan memiliki golongan darah A, salam kenal semuanya”.

“Wow benar-benar seorang detektif terkenal dari London”.

“Tampan sekaliii”.

“Keren”.

Aku hanya terdiam mendengarnya memperkenalkan diri, suara baritonnya yang khas tidak berubah sama sekali, masih seperti suaranya yang dulu. Aku segera menundukkan wajahku ketika sadar bahwa sedari tadi Dia juga memperhatikanku sambil memperkenalkan dirinya. Bodohnya Aku, bisa-bisanya membuat malu diri sendiri di pertemuan pertama kami. Tapi yang membuatku bertanya-tanya saat ini, kenapa Dia memperhatikanku begitu dalam? Dan sorot matanya, Aku tahu itu adalah sorot kerinduan. Apa Dia juga mengingatku? Pikiran-pikiran itu membuatku sedkit frustrasi, sampai ucapan salah satu murid di kelas menyadarkanku kembali.

“Waah, ternyata Hari ini ulang tahunmu Hakuba, selamat ulang tahun kalau begitu”.

“Selamat ulang tahun”.

“Hakuba, selamat ulang tahun”.

“Ahahaha, terima kasih semuanya”. Dia hanya tertawa kecil mendengar beberapa ucapan ulang tahun dari para teman kelas, namun Aku tahu Dia cukup bahagia mendengarnya, ekspresinya begitu mudah dibaca untuk saat ini.uca

“Baiklah jika sudah selesai dengan perkenalannya, Hakuba duduklah di tempat duduk kosong di sebelah Koizumi Akako di sana. Koizumi Akako angkat tanganmu”. Aku sudah tidak tahu lagi bagaimana gugupnya Diriku saat ini, tanpa sadar tanganku sedikit gemetar saat mengangkat tangan ditambah wajahnya yang sedikit tersenyum melihatku membuatku semakin malu, sebisa mungkin Aku menghindari wajahku dari Dirinya agar tidak ketahuan kalau wajahku saat ini sudah seperti kepiting rebus yang menjadi semakin merah saat Dia berjalan mendekat menuju tempat duduk di sebelahku.

“Apa Kau baik-baik saja, Koizumi Akako? Wajahmu memerah tuh”. Nada khasnya yang manis tapi juga menjengkelkan, terdengar di telingaku ketika Dia memanggilku dari tempatnya yang berada di sebelahku. Aku mengigit bibirku untuk mengontrol semua perasaan yang memenuhi diriku. Saat ini Aku masih begitu gugup dan malu untuk bertatapan dengannya.

“A-aku baik-baik saja kok”. Jawabku sengaja ketus tanpa menoleh kearah dirinya.

“Padahal Aku jauh-jauh pindah dari London ke sini untuk mencari Dirimu, tapi sepertinya Aku justru malah diabaikan seperti ini”. mendengar kata-kata yang baru saja keluar dari mulutnya, membuatku menoleh ke arahnya. Bayangan wajah murungnya di kepalaku sebelum menoleh ke arahnya seketika sirna, yang kulihat bukanlah wajah murung laki-laki yang sedang kutatap, justru senyuman yang meneduhkan yang terpasang begitu indah di wajahnya.

I miss You so much princess”.

Mataku terbelalak mendengar apa yang baru saja Dia katakan, saat ini Aku ingin berteriak sekeras-kerasnya, bilang bahwa Aku juga sangat merindukan laki-laki ini. Aku menundukkan wajahku berusaha menahan perasaan yang saat ini membuncah di dadaku.

“Nanti saat pulang sekolah ikut Aku, Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat”. Ucapku dengan lirih, tapi Aku yakin Dia masih bisa mendengarnya.

…• ͽ΅🏫῭ͼ •…

Saat ini jam menunjukkan pukul empat sore, kegiatan sekolah hari ini telah berakhir dari beberapa saat yang lalu, Aku dan Saguru saat ini tengah menuju tempat yang ingin kutuju dengan berjalan kaki, Aku memang sudah terbiasa pergi atau pulang sekolah dengan berjalan kaki, tapi kali ini Aku tidak sendirian ada Saguru yang menemaniku, jadi hitung-hitung juga sambil memperlihatkan pemandangan di sekitar sini.

“Jadi, sebenarnya mau kemana Kita sekarang?”.

“Diam saja deh, Sebentar lagi juga sampai kok”.

Tidak lama kemudian Aku menarik tangan Saguru dan mengajaknya berlari saat sebuah tanah lapang yang banyak beragam jenis bunga, dan pepohonan di pinggir tanah lapang, terlihat di depan mata. Protesan dari Saguru terdengar ketika Diriku dengan seenaknya menggeret Dirinya begitu saja, Aku hiraukan protesannya dan mengajaknya duduk di bangku panjang yang berada di pinggiran tanah lapang.

“Aku sering ke tempat ini sebelumnya, untuk mencari udara segar atau sekadar menikmati pemandangannya”.

“Yaaa Aku akui, pemandangan di sini memang cukup indah”.

Aku melirik ke arahnya yang justru membuatku ingin mengabadikan wajahnya yang kini bermandikan cahaya matahari yang sedang terbenam, matanya yang jernih terus menatap matahari yang sedang terbenam, apa Dia tidak menyadari Diriku yang sedari-tadi melirik ke arahnya? Dan juga Aku ingin tahu apa yang ada di pikirannya saat ini.

“Aku sangat bahagia saat ini, bisa bertemu denganmu lagi adalah anugrah di hidupku saat ini, apalagi saat mengetahui bahwa Kita berdua sama-sama diberi memori kehidupan dulu”. Dirinya menoleh ke arahku dengan senyuman teduhnya

“Hei, Saguru…”.

“Hmm?”.

Happy birthday… maaf tidak bisa memberimu kado tepat waktu untuk ulang tahunmu. Kau juga harus tahu jika Aku begitu bahagia saat ini, Kita akhirnya bisa bertemu lagi setelah sekian lama terpisah, I miss You too Prince”.

Matanya terbelalak ketika Dia mendengar ucapanku, tak ketinggalan juga semburat merah menghiasi pipinya, Dia benar-benar terlihat manggemaskan sekarang.

Tubuhku tiba-tiba ditarik olehnya, tangannya yang besar menyentuh pipiku, membuat Diriku saling bertatapan dengannya. Dengan jarak yang begitu dekat, Aku bisa melihat binar matanya yang sarat akan kerinduan sekaligus kebahagiaan. Dia semakin mendekatkan wajahku, mengeliminasi jarak diantara kita, dan mataku terpejam menikmati ciuman manis yang diberikannya dengan latar matahari yang perlahan semakin terbenam membuat suasana di sekitar Kami semakin indah.

“Rumahmu dekat dari sini kan? Kalau begitu ayo ke rumahmu, Aku ingin menginap di rumahmu”.

“EHH!”.