La nuit

The Night.”

Saguru.

Kaki jenjangnya melangkah cepat melewati barisan mobil yang terparkir di luar Pusat Laboratorium Penelitian Hakuba yang dulunya milik pamannya, dan saat ini dia kelola bersama para anggota staffnya. Ketika matanya menemukan mobil sport kesayangannya yang tengah dia cari, dirinya bergegas menuju arah mobil sport bermodel AC Cobra keluaran tahun 1965. Dan dengan segera, dirinya memasuki mobil lalu menghidupkan mesin kendaraan tersebut.

Dirinya kelelahan dan ingin cepat-cepat pulang menuju ke apartemen yang dia sewa bersama kekasihnya lalu bermanja-manja dengan kekasihnya sekedar untuk mengisi kembali energinya yang telah habis dia pakai untuk bekerja keras selama seharian ini.

Mobil yang dia kendarai melaju melewati jalanan yang sedikit lenggang karena waktu menunjukkan hampir tengah malam, bersamaan dengan harapan dia bisa mendapatkan pelukan dari kekasihnya saat dia tiba di apartemen mereka nanti.

Akako.

Kamar tempat biasa mereka tidur bersama kini dipenuhi oleh hiasan dekorasi ulang tahun, tidak ketinggalan kue ulang tahun hasil buatannya sendiri yang dia letakkan di atas nakas sebelah tempat tidur berukuran king size. Kini wanita berparas cantik tersebut merapikan penampilannya di depan cermin berukuran besar yang berada di kamar mereka, memastikan penampilan cukup sempurna untuk malam spesial ini, dia menambahkan jaket pada tubuhnya, menutupi bagian tubuhnya yang terekspos karena pakaian minim yang dia kenakan saat ini.

Dirinya baru bisa bernapas lega saat selesai mempersiapkan kejutan ulang tahun untuk kekasihnya yang beberapa menit lagi akan tiba, matanya melirik jam yang saat ini menunjukkan waktu pukul 23:47. Dirinya tahu kalau kekasihnya sedang lembur dan akan tiba sesuai waktu yang diperkirakan, karena beberapa jam lalu kekasihnya sempat menghubunginya.

Dipikir kekasihnya sebentar lagi akan tiba, dia memutuskan untuk mematikan lampu apartemen mereka dan menunggu kedatangan kekasihnya, dia sungguh tidak sabar melihat bagaimana ekspresi wajah kekasihnya saat mendapatkan kejutan yang dia berikan.

Saguru.

Tangannya langsung memasukkan password pintu apartemen lalu membuka pintu tersebut setibanya di depan pintu apartemen mereka, laki-laki itu mendapati apartemen mereka dalam keadaan gelap gulita begitu memasukinya.

“Akako udah tidur kayaknya.” Gumam Saguru sambil berjalan menuju ruangan tempat kamar mereka berdua berada, waktu menunjukkan pukul 00:04 tengah malam, ketika dirinya melihat jam lewat ponsel digenggamannya. Saat memasuki kamar mereka, dengan kondisi gelap dia dikejutkan dengan pelukan yang dia ketahui berasal dari kekasihnya.

“Sempet kaget kirain kamu udah tidur, tahu aja aku lagi butuh pelukan.” Saguru membalas pelukan Akako, lalu mencium pucuk kepala wanita tersebut yang mengeluarkan wangi semerbak bunga.

Akako.

“Hehe, aku nungguin kamu.” Akako melepaskan pelukan mereka berdua, berjalan mendekati letak di mana sakelar lampu berada, sedangkan Saguru masih berdiri di tempatnya.

Begitu lampu dinyalakan, Saguru merasa terkejut atas pemandangan di hadapannya, kini kamar mereka berdua penuh akan dekorasi ulang tahun, tertulis kalimat ulang tahun untuknya pada balon-balon yang tergantung di dinding kamar. Pikirannya tersadarkan begitu Akako menghapirinya dengan membawa Kue ulang tahun berhias mahkota buatan yang terlihat elegan sambil menyanyikan lagu ulang tahun untuk dirinya.

“Happy birthday sayang, semoga impian kamu bisa terwujud di umurmu yang sekarang, serta diberikan kelancaran atas usaha-usahamu, dan yang terpenting kamu selalu dilimpahkan kebahagiaan dan kesehatan.”

“Akako…”

“Jangan bilang kamu nggak inget kalo sekarang hari ulang tahunmu? Mangkanya jangan terlalu gila kerja dong, sekarang tiup lilinnya.” Akako menyerahkan kue yang dia bawa ke kekasihnya yang masih terkejut dengan kejutan yang dia berikan.

Bersamaan dengan harapan yang laki-laki itu panjatkan, Saguru meniup lilin yang tertancap di atas kue yang kemudian dicabut oleh kekasihnya, lalu memotong sebagian kecil kue untuk mereka makan bersama.

Saat mereka selesai mencicipi kue, Saguru tidak kuasa menahan kesabaran untuk tidak memeluk kekasihnya. Saguru langsung menarik Akako dan mendaratkan tubuh kekasihnya ke pelukannya.

Saguru.

“Ohh Dear, thank you so much. Aku nggak ngira kalo bakal dapet kejutan malem ini, padahal aku lagi ngelembur. Buat pertanyaan kamu tadi, aku emang nggak sadar kalo sekarang udah hari ulang tahunku hahaha.” Saguru mengeratkan pelukannya sambil mencium setiap bagian wajah Akako dan berakhir mendaratkan ciuman penuh kelembutan pada bibir ranum milik kekasihnya. Tautan pada bibir mereka terlepas, ketika pasokan oksigen pada paru-paru mereka mulai menipis.

“Nggak biasanya kamu pake jaket di dalem kamar, apalagi sekarang musim panas.” Celetuk Saguru ketika menyadari bahwa penampilan Akako malam ini sedikit berbeda dari biasanya, ketika merenggangkan pelukan mereka berdua.

“Ehh, umm, i-itu a-aku lagi agak kedinginan aja sih, tapi aku nggapapa kok ohohoho.”

Bukannya yakin dengan jawaban yang diberikan oleh kekasihnya, Saguru justru merasa aneh dengan tingkah gugup wanita cantik dihadapannya, kekasihnya itu seperti menyembunyikan sesuatu darinya.

“Bener? Tapi ruangan ini nggak kerasa begitu dingin tuh, nyala AC nya juga di suhu kayak biasanya, lagipula kalau kamu emang kedinginan kenapa kamu nggak pake celana panjang? Bahkan aku nggak yakin kalau kamu pake celana pendek di balik jaketmu.”

Sekakmat. Akako sudah tidak bisa menghindar lagi, dia bodoh jika berpikir dapat menyembunyikan sesuatu dari kekasihnya yang jenius itu. Dia juga merasa heran terhadap dirinya, ini tidak tampak seperti dirinya sendiri, sebelum laki-laki itu pulang ke apartemen mereka, dia tampak percaya diri, tapi setelah laki-laki itu berada tepat di hadapannya, dia menjadi gugup, padahal mereka sudah biasa melakukan hal itu.

Akako.

Wanita itu berusaha menghilangkan kegugupannya, dengan cepat dia melepaskan jaket yang dia pakai. Wajahnya memerah ketika jaketnya terlepas dari tubuhnya, memperlihatkan setelan minim berupa piyama sutra merah yang melekat cantik di tubuhnya, dan membuat laki-laki di hadapannya terbelalak mendapati pemandangan di depannya.

Saguru tidak bisa melepaskan tatapannya, lidahnya kelu, dirinya begitu terpana melihat pemandangan yang tersaji di hadapannya. Sebelum dirinya sadar dari keterpanaannya, Akako menerjang tubuh laki-laki itu sehingga membuat tubuh mereka berdua jatuh di atas kasur, dengan tubuh Akako berada di atas tubuh kekasihnya.

Hey Darling, would you like to open your birthday present, hmm?” Bisiknya seduktif tepat pada telinga kekasihnya, membuat tubuh laki-laki itu meremang. Setelah berhasil menguasai kesadarannya, Saguru membalikkan posisi mereka berdua, sehingga kini dia berada di atas, mengungkung tubuh kekasihnya.

I'd be happy to open it.” Saguru semakin mempersempit jarak antara mereka, bibir mereka kembali bertemu, berawal dari kecupan-kecupan lembut, yang seiring dengan waktu berganti menjadi lumatan penuh gairah.

Saguru sudah tidak bisa menahannya lagi, melihat kekasihnya terlihat menggairahkan, dia menjadi cukup terangsang malam ini. Lelah yang dirasakannya seolah hilang tergantikan oleh nafsu yang menguasainya, yang ada dalam pikirannya kini hanyalah hasrat yang ingin dia penuhi.

Saguru.

Pakaian yang tadinya mereka berdua gunakan telah berserakan di lantai, kini tubuh keduanya tampak polos tanpa tertutup sehelai benang pun, dan seiring berjalannya waktu, sentuhan-sentuhan yang dilakukannya pun semakin intens.

Bibirnya mengecapi seluruh bagian tubuh kekasihnya, serta tidak ketinggalan tangannya yang asik bermain dengan tubuh kekasihnya.

I love you Dear and I want to be with you, please stay with me forever.

I love you too Darling. Thank you for all the love you give me, I will never leave you and I want to grow old with you.

Keadaan mereka berdua semakin intim, suara desahan serta erangan keduanya saling bersahutan. Mereka berdua menghabiskan malam panas mereka dengan penuh gairah dan berakhir dengan pelukan erat keduanya.

Fin.