write.as

—Pretty when I cry. "Mingyu—ahh! sakit..." Kayak digugah dari tidur, Mingyu ngangkat talonnya dari tengkuk Wonwoo. Terkesiap ketika nemu bekas kuku disana. Merah dan terlihat menyakitkan. "Maaf maaf, Kak. Gue kelepasan." "Pelan aja. Gue nggak kemana-mana kok. We have all night." Mingyu menghela nafas dan ngikutin ajakan Wonwoo untuk berbaring menyamping. Ngerasain lengket ketika punggung lebar itu beradu sama dadanya yang basah. Tangan Wonwoo meraih di antara tubuh mereka dan membenamkan milik Mingyu ke hole-nya lagi. Tanpa kondom kali ini. Sesuai permintaan Wonwoo. "There, there. Kenapa sih lo tegang banget hari ini? marah-marah mulu." Mingyu nggak jawab karena diam kayaknya lebih mudah daripada harus jelasin alasan konyol yang masih ngeganggu pikirannya sekarang. "Gue nggak suka." "Hm?" "Gue nggak suka temen-temen gue ngeliatin lo kayak gitu tadi," jawab Mingyu akhirnya. Tangannya nekuk satu kaki Wonwoo ke udara demi memudahkan penetrasi. "Oh, ada yang nggak suka mainannya diliat orang," Wonwoo terkekeh. "Hey, it's fine, Big guy. Gue tadi langsung lari kok." "Tetep aja, udah kejadian. Apalagi ada Jaehyun tadi." "Jaehyun kenapa?" "Nggak apa-apa," sanggah Mingyu buru-buru. "Dan lo bukan mainan, oke?" Wonwoo ketawa lagi. But you make me feel like i'm your toy sometimes, Mingyu. "What's so funny?" "Mau denger yang lucu-lucu?" Wonwoo mutar kepalanya dan memandang Mingyu lucu. Yang ditanya cuma ngernyit tapi mukanya penasaran. "If it's make you feel better...," buka Wonwoo. "Kalo sama lo tuh, gue nggak pernah perlu yang namanya nge-fake orgasm, karena lo emang sejago itu. Jadi lo nggak usah khawatir soal cowok lain. You're still the best fuck i've ever had." Wonwoo nangkup sisi wajah Mingyu dan mengecup bibirnya dalam-dalam sebagai penutup sumpahnya. Kayak kuda dicambuk, Mingyu menggeram dan menghempas punggung Wonwoo ke ranjang. Membuka tungkainya lebar-lebar dan ngasih desakan-desakan yang membuat rintihan cowok itu makin tinggi dan tinggi. Bak gorila berangkat perang yang ngeraung membusung dan ninju dada, Mingyu bersumpah menjadikan Wonwoo hancur di tangannya sebagai tujuan hidupnya yang baru. Menegakkan punggung, Mingyu mendekap satu tungkai Wonwoo di dada dan menjadikannya sebagai jangkar selagi pinggulnya bekerja bak piston. Wonwoo cuma bisa merintih menyedihkan ke lengannya sendiri, mukanya merah. Ingatkan dirinya lain kali untuk nggak ngeladeni ego Mingyu yang mahabesar. "Mau liat wajah lo," Mingyu mencoba nyingkirin lengan Wonwoo cuma untuk dihardik kasar. Mingyu ketawa. "Lo cakep kalo nangis." Mingyu ingin membuktikan kalau dirinya nggak seperti yang Jaehyun tuduhkan. Dia ingin melindungi dan menyembunyikan Wonwoo dari siapapun yang mau nyakitin dia. Tapi gimana caranya kalau Mingyu ingin mencintai dan ngancurin Wonwoo di saat yang sama? "Mingyu please...gue mau keluar...," Wonwoo memohon terisak, menghardik tangan jahat Mingyu yang mengetat di bagian dasar miliknya, sengaja nunda pelepasan. Menyudahi siksaannya, tangan Mingyu kali ini pindah ke mulut Wonwoo yang menyambutnya dengan suka cita. Ini tangan Mingyu yang ngasih makan keluarga Wonwoo di kampung halaman. Ini jari Mingyu yang sekarang jalan-jalan di rongga mulut Wonwoo. Ini jari Mingyu yang lagi ia sesap karena biarpun seluruh sudut tubuhnya udah penuh sama Mingyu, Wonwoo ternyata masih belum puas. "Boleh keluar di dalem nggak, Kak? please gue pengen keluar di dalem," Mingyu memohon putus asa. Wonwoo cuma ngangguk lemah, nggak percaya sama suaranya lagi. Mingyu mengumpulkan kaki Wonwoo di satu bahu dan mengurung tubuh itu dengan lengannya. "Bareng-bareng ya?" Satu dua hentakan final dan Mingyu klimaks di dalam Wonwoo. Punya Wonwoo berkedut lemah di perutnya, numpahin putih di antara tubuh mereka. Terengah. Lying still in the afterglow. Mereka emang udah klimaks, tapi bukan berarti Mingyu udah selesai. Dia nyabut miliknya pelan dari tubuh Wonwoo, mengagumi kekacauan yang udah ia buat ketika isinya meluber. Mingyu mengalihkan matanya dari pemandangan luar biasa tersebut, digantikan sama Wonwoo yang senyum menatapnya, capek tapi puas. Tapi nggak buat Mingyu. Maka dia menjajah hole itu lagi dan lagi. Mengacaukan yang sudah kacau. Karena emang benar, Mingyu paling suka ngelihat Wonwoo berantakan gara-gara tangannya. "Kiss me," titah Mingyu. Dan Wonwoo patuh, karena rasanya nggak ada yang lebih tepat dilakukan selain mencium bibir Mingyu saat ini.