mungkin surat ini akan kusimpan. mungkin juga kukirimkan. atau mungkin hangus terbakar. maaf, jika tidak bisa menyampaikan perasaanku dengan tepat. ada banyak alasan dan pertimbangan karena sesungguhnya kamu adalah muridku. memang dunia jujutsu ini tidak ada moral yang jelas. bisa saja aku mengencanimu sekarang sebelum semuanya terlambat. memangnya, siapa yang mau menentang keputusanku? tidak para murid-muridku, tidak para petinggi, tidak kamu juga, bahkan dewa sekali pun.

kembali lagi, surat ini berisi perasaanku. terdengar aneh karena seorang gojo satoru memilih untuk merahasiakan perasaannya. aku tidak punya pilihan lain. aku takut hari eksekusi tiba. aku takut berpisah untuk kedua kalinya. dan takut atas kemungkinan lainnya; yang kelak mengubah hari-hari kita. tentu saja semuanya adalah takut yang terpendam. jika orang lain tahu, harga diriku akan tercoreng. dan aku tidak mau.

namun, lucunya aku meminta tolong kepada orang lain, yang lagi-lagi terdengar aneh—bahkan mustahil, tapi itulah kenyataannya. aku meminta nanami untuk menjaga dan memberi pengajaran yang terbaik padamu. maaf ya, aku tidak bisa mengajarimu dengan pantas. tapi, aku selalu, dan akan tetap, menjadi teman berlatihmu. seperti masa persembunyian waktu itu. aku senang melihatmu berusaha. perkembanganmu selalu naik pesat, meski bukan seorang yang berbakat. lagi pula, versus dengan kutukan tingkat atas itu pengalaman paling berkesan, bukan? aku menunjukkan domain-ku. dan matamu berbinar. cantik sekali.

selain nanami, aku juga menitipkanmu kepada kakak kelasmu, okkotsu yuuta. kami pergi bersama. dan saat itulah aku membicarakan kecurigaanku akan masa depan. kamu tahu? saat aku meminta untuk menjaga anak tahun pertama dan kedua, yuuta membalas dengan goyunan. dia menjawab, “seperti terjadi sesuatu? kayaknya kamu mendapatkan pacar.”

ya ... ya, benar. kamu adalah pacarku yang tertunda.

semoga kamu nyaman dengannya. tapi jangan terlalu nyaman ya. biarpun jauh di sini, aku cemburu, loh.

ada banyak hal yang ingin kutuliskan, tapi kiranya sampai sini dulu. dan terakhir;

yuuji, apakah kamu menyayangiku?

bukan sebagai gurumu. namun sebagai seorang kekasih.