write.as

🌼🌼🌼🌼 Tanaya keluar dari toko buku tempat bekerjanya sekaligus tempat tinggalnya dan berjalan santai menuju ke super market tak jauh dari toko untuk membeli beberapa cemilan. Tanaya memang kembali ketoko setelah beberapa hari kemarin tinggal di rumah Ben. Tanaya berjalan santai menikmati angin malam yang menerpa wajahnya sambil terus memutar isi chat dari Jeffery yang hanya berani dia baca tanpa menjawab satu pun pesan tersebut. Tanaya juga sebenarnya tahu kue yang dia terima kemarin itu adalah pemberian dari Jeffery untuknya tapi Tanaya berakting seolah dia tidak tahu apa-apa. "TOLOOOONG..." tiba-tiba Tanaya mendengar teriakan seorang perempuan yang meminta tolong. Tanaya menoleh kearah sebuah taman kecil yang sangat sepi dan melihat seorang perempuan berlari dengan dibelakangnya ada dua orang laki-laki yang mengejarnya. "KAK TANA!" setelah mendekat ternyata itu adalah Lyra yang langsung memeluknya dan menyembunyikan tubuhnya dibelakang tubuh Tanaya. "Ka- kak please to- tolong aku" ucap Lyra dengan tersendat-sendat akibat napasnya yang masih memburu akibat berlari tadi. Tanaya melihat ternyata itu adalah dua orang yang kemarin hampir mencelakainya dan Ben. "Pergi!" seru Tanaya kepada dua orang laki-laki yang menatapnya dengan ekspresi terkejut dan takut. Keduanya lantas berlari menjauh dari Tanaya dan juga Lyra, Tanaya yakin mereka bukan lah manusia karena mata liar mereka yang selalu melihat lapar kearah manusia. "Kak makasih ya udah nolongin aku emm boleh gak aku minta tolong anterin pulang kak" ucap Lyra sambil memegang lengan Tanaya. "Gue gak bawa kendaraan Ra". "Gak papa kak rumah ku gak jauh dari sini kok jalan kaki sebentar udah nyampe kok". Tanaya memandang ragu kearah Lyra yang masih memegang lengannya dengan tatapan memohon itu. "Kak ayolah aku takut mereka balik lagi kak". Akhirnya Tanaya pun mengantarkan Lyra karena dia sendiri bukan lah orabg yang tega membiarkan perempuan berjalan sendirian di malam hari apalagi dia habis di kejar seperti tadi. Tanaya berjalan di depan sedangkan Lyra mengikutinya dari belakang dengan muka girang. "Kakak mau kemana kak? Bukannya kakak tinggal di rumah temen kakak itu ya?" tanya Lyra sambil mensejajarkan langkahnya dengan Tanaya. "Gue mau ke super market dan gue udah pulang kerumah gue" jawab Tanaya. "Itu kak rumah ku" kata Lyra sambil menunjuk rumah minimalis tapi mewah berwarna biru tak jauh dari mereka. "Kakak gak mau mampir dulu kah? Tapi ortu ku lagi gak ada di rumah sih" tawar Lyra ketika mereka sudah sampai di depan rumah Lyra. "Gak usah Ra gue juga ada keperluan". "Ayo lah kak, kakak pasti capek kan ayo aku buatin minum dulu sekalian temenin aku dirumah" Lyra menarik lengan Tanaya untuk mengikutinya. Drrttt....drrttt...drrrttt... "Eh bentar Ra hp gue ada yang nelpon". Tanaya buru-buru melepaskan tangannya yang digenggam Lyra dan mengambil ponselnya di saku celananya. "Eh halo Ben? Ha? Lo sakit? Oh iya iya ini gue langsung beli obatnya ya lo tunggu di rumah aja". "Ra sorry ya ini si Ben lagi sakit minta dibeliib obat gue duluan ya sorry Ra". Tanaya langsung berlari menjauh dari rumah Lyra tanpa menunggu Lyra menjawab dirinya. "Ha? Lo ngomong apa sih Ta? Gue cuma mau bilang kalo mama mau ngajak lo makan disini aja besok" ucap Ben diseberang telpon, bingung karena Tanaya yang mengoceh tanpa mendengarkannya. "Huuuh Ben thanks gue utang nyawa sama lo". "Ha? Ngomong apa sih lo?". "Besok gue cerita deh". Tanaya mematikan sambungan telponnya dengan Ben dan berjalan kembali ke tujuan awalnya. "Ben, lo bener-bener pengacau paling sempurna! Padahal selangkah lagi dah Tanaya bisa jadi milik gue sepenuhnya". 🌼🌼🌼🌼