nongkrong


WOY BANTU ELAH JANGAN NONTONIN DOANG
SABAR KOCAK INI GUE DI GENG MUSUH TAI“ Malam itu, setelah mereka membahas persiapan untuk liburan mereka, Maximus mengajak mereka untuk nongkrong seperti biasanya. Resya, Leo, dan Cena memilih untuk bermain game bersama, dan yang lain mengobrol santai sembari menyantap rujak pesanan mereka. Warung bu weny memang sudah menjadi langganan mereka sejak lama, pemilik warung tersebut juga sudah sangat mengenal mereka sejak mereka SMA. “kok cuma bertujuh? anak gadisnya pada kemana?
biasa bu jajan di mall hahahahah“ “oalah, ya sudah. omong omong liburan pada mau kemana ini?“ “ini bu, kita rencana mau ke gunung slawu. Berangkat besok pagi“ Seketika wajah pemilik warung itu menjadi datar, seperti mengetahui sesuatu yang tidak enak ketika Heikal menyebut Gunung Slawu

kenapa bu?“ “ohh nggak apa apa, jadi kalian mau pergi kesana ber-sepuluh?“ “iya bu“ “ya sudah, hati-hati ya nak. gunung bukan tempat sembarangan, selalu jaga sikap ya nak nanti di sana.“ Semuanya mengangguk meng-iyakan nasehat bu weny. Sebenarnya, mereka semua sangat penasaran, sebenarnya ada apa dengan gunung itu? dan mengapa Jean memilih gunung itu untuk destinasi liburan?je” Jean reflek menoleh ke orang yang barusan memanggilnya. “apaan“ “lo kenapa tiba-tiba milih gunung itu buat liburan?” pertanyaan Heikal membuat raut muka Jean menjadi tidak senang “emang napa?“ “ya gakpapa sih, gue cuman nanya aja. tumben lo milih gunung“ “ya gue pengen aja, toh nanti anak-anak bisa liat sunset.“ “*ohh ya udah.

21.21, Setelah mereka selesai bermain dan mengobrol bersama, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang dan segera ber-istirahat untuk besok. Saat membayar pesanan mereka.. “nak Heikal.. ibu minta nomor wa nya ya