After You Hit Me

A.B.A :

Udah baca cw nya kan sebelum baca ini. Di perjelas lagi di sini

Note: NSFW, underage sex, kata-kata kasar, fluff, angst

Sumpah ini characternya masih minor, jadi jangan di contoh. Kalian udah sejauh ini berarti kalian udah tau konsekuensi dan dapat membedakan mana yang baik dan benar. Dan ini hanya fiksi, hanya untuk entertaiment (hiburan) belaka. BUKAN BUAT DI CONTOH! Saya gak membenarkan sama sekali tindakan ini di praktekkan atau terjadi dalam kehidupan nyata. Kalo gak suka atau gak nyaman gak usah di lanjut!

Umm itu aja? Dah, selamat membaca. ヾ(¯∇ ̄๑)


Semua di mulai ketika Baji memukuli Chifuyu hingga babak belur sebagai pembuktian ia keluar dari Touman. Setelah itu Baji tidak sekalipun bersinggung sapa dengan Chifuyu. Bukan menghilang, Baji masih di sana, namun ia menghindar tak sanggup melihat wajah Chifuyu yang hancur karena ulahnya sendiri.

Dan di sini lah ia sekarang, menyusuri jalan yang ia kenal dengan asal-asalan, entah di bawa kemana ia oleh kaki-kaki nya. Namun derit kecil dari ayunan yang bergerak pelan membuatnya berhenti di tempat mengangkat kepalanya menatap terkejut ke arah lelaki pirang yang menjadi sumber bunyi itu. Namun lelaki pirang yang bertubuh lebih kecil darinya itu tak terlihat kaget sama sekali.

“Akhirnya ketemu juga”

Chifuyu berdiri dari ayunan tersebut. Sebelah matanya yang di perban menimbulkan rasa bersalah yang makin besar di hati Baji, membuatnya tertunduk dan berniat membalikkan badannya kembali ke rumah.

Namun sebuah tangan kecil menahan pergerakannya, ia terlalu takut untuk sekedar membalikkan badan, ingin ia lanjut berjalan dan menghempas tangan Chifuyu, namun ia bukan lah orang yang sekasar itu. Apalagi terhadap Chifuyu-nya.

“Kak Kei, kenapa menghindar?”

Baji terdiam di tempatnya namun tak berani menatap Chifuyu. Ia mengepal tangannya sendiri menahan luapan emosi antara ingin memeluknya dan menjauhinya.

“Kak Kei gak mau jawab?”

“Puy, lepasin”

“Cipuy tau kak, jangan menghindar terus”

Baji langsung menatap Chifuyu datar. Tatapannya dalam, tak tersirat makna dari tatapan matanya, namun Chifuyu tau ke khawatiran yang ditunjukkan mata kekasihnya itu.

“Kamu tau artinya apa?”

Tanpa basa-basi Chifuyu langsung menarik Baji ke apartemennya. Baji mengikutinya tanpa perlawanan, namun hatinya terasa berat. Seluruh pikiran masuk ke dalam otaknya, menimbulkan ketakutan bagi dirinya. Tepat ketika Chifuyu membuka pintu dan hendak menarik Baji masuk ke apartemennya, namun Baji diam di tempat.

“Chi, jangan. Kakak gak mau kamu kenapa-kenapa”

“Aku juga gak mau, mangkanya aku mau tetep di samping kak Kei. Boleh kan?”

“Kamu tau resiko-”

“Aku tau, kita tanggung berdua”

“Puy, kakak berusaha ngubah semua ini buat kamu, kakak mau kamu bahagia”

“Bahagia ku tanpa mu, itu bukan bahagia kak!” Chifuyu menjawab setengah berteriak, dan Baji langsung memeluknya, membawanya masuk ke dalam agar tidak mengganggu para tetangga sekitar. “Jangan tinggalin aku terus”

Baji menggendong Chifuyu ke kamarnya, Chifuyu memeluk leher Baji menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Baji menghirup dalam-dalam aroma lelaki yang ia rindukan itu. Baji sendiri ragu dengan pilihannya saat ini, ia tak ingin Chifuyu terluka namun juga tak ingin terpisah darinya.

Baji duduk di kasur dengan Chifuyu yang masih di pangkuannya memeluknya erat. Tak bisa ia pungkiri, ia dapat merasakan tubuh Chifuyu yang mengurus dan kulitnya yang dingin akibat udara malam tadi. Mencoba berbagi kehangatan Baji membalas pelukan Chifuyu dan ikut menghirup wangi si kecil dari kepalanya, wangi manis yang ia rindukan.

“Kak Kei”

Panggil Chifuyu sebelum mencium bibir baji dan mengulumnya. Tangannya melingkar di leher Baji seraya memperdalam ciuman mereka. Tangan Baji meremas bokong Chifuyu membuat sang empunya mengeluarkan lenguhan kecil dalam sela ciuman mereka. Suara basah decak lidah bergema di ruangan itu bercampur dengan desahan kecil yang keluar dari mulut mereka.

Chifuyu meremas baju Baji meminta waktu untuk melepaskan ciuman mereka sebentar dan mengambil nafas. Di lepasnya pagutan bibir mereka, di depannya dapat ia lihat wajah Chifuyu yang memerah dan terengah-engah, saliva berantakan di sekitar mulutnya bahkan jatuh ke pakaian mereka. Mata sayunya seolah menunjukkan kelelahan dan kenikmatan meminta lebih di saat yang bersamaan.

“Puy, kayaknya udah-”

“Lanjutin kak. Aku siap”

“Chi, ini bukan cuman masalah kamu siap atau enggak”

“Kakak gak mau?” tanyanya dengan jurus andalannya-wajah memelas bagaikan anak anjing-

”...Cuman sama kakak”

“Cuman buat kakak”

Chifuyu kembali menyerang bibir Baji, memainkan lidah mereka satu sama lain. Sedangkan tangan Chifuyu bergerak melepaskan celananya membuat tubuh bagian bawahnya terekspose sempurna dan melepas kaos yang dikenakan Baji, menampilkan otot indah dari tubuh bagian atasnya kemudian mengikatkan rambut panjang baji yang tergerai agar tak menghalangi aksi mereka.

Chifuyu menurunkan ciumannya ke leher Baji, di buatnya tanda kecil kemerahan di leher kekasihnya. Kemudian turun menjilati bahu dan dada bidangnya, Baji sedikit memundurkan tubuhnya ke belakang bertumpu pada tangannya memberikan akses bagi si kecil untuk bergerak lebih leluasa bermain di dada nya, menciumi putingnya yang mengeras, menjilat serta mengigitnya.

Pergerakkan Chifuyu kembali turun ke perut Baji, ia menjilat serta menciumnya tak lupa meninggalkan sedikit bekas kemerahan di sana. Ia terus turun dan menurunkan celana Baji menampilkan penisnya yang sudah mengeras berdiri tegak. Dengan salah satu jemari lentiknya ia menelusuri penis Baji dari kepala hingga pangkalnya membuat penisnya berkedut. Baji melepaskan geraman pelan ketika Chifuyu mulai mengurut penisnya perlahan sambil memainkan bolanya.

“Belajar dari mana, heum?”

Chifuyu memalingkan wajah memerahnya sebelum menjawab “Aku sempet nonton beberapa kali”

“Beberapa kali” Baji mengarahkan wajah Chifuyu berhadapan dengannya membuat hidung mereka bersentuhan satu sama lain. “Tapi gerakan mu nggak mencerminkan orang yang cuman nonton beberapa kali” lagi-lagi Chifuyu mengalihkan pandangannya. “Could you be honest with me, Chifuyu? I'll give you a reward

Merasa terintimidasi dan terpojok, akhirnya Chifuyu membuka suara mengatakan kejujuran, “...A-aku sering nonton, kadang aku latihan sendiri”

Good kitty~” bisiknya di telinga Chifuyu dengan nada rendah. “Coba kamu praktekin apa aja yang udah kamu pelajarin”

Kali ini wajah Chifuyu berhadapan langsung dengan penis Baji yang ereksi. Dengan telaten ia menjilati dan mengulum kepala penisnya dan memasukkannya perlahan ke dalam mulut hangat Chifuyu. Baji menikmati permainan Chifuyu, jadi ia memutuskan untuk memberikan kucing kecilnya ini sebuah hadiah sekaligus pemanasan.

Tubuh kecil Chifuyu membuat Baji tak kesulitan untuk menjangkau lubang Chifuyu dan memasukkan satu jarinya. Terkejut di awal merasakan satu jari Baji masuk di lubangnya dan bergerak perlahan, fokusnya terbagi menjadi dua antara mengulum penis dan merasakan jari yang bermain di lubangnya. Baji menambahkan satu jarinya masuk ke lubang Chifuyu mengobrak-abrik lubangnya perlahan mencari titik prostatnya sekaligus melebarkan lubangnya agar muat ketika ia memasukkan penisnya nanti.

Tak hanya suara kecipak basah dari bawah tempat Baji memainkan dua jarinya, namun desahan tertahan Chifuyu dan erangan rendah Baji juga ikut meramaikan suara dalam ruangan itu bagaikan paduan suara.

“Pwahh. Kak Kei, masukin sekarang Bisa?” tanya Chifuyu melepaskan kulumannnya terhadap penis Baji dan mengadah ke atas bertatapan dengan sang pemilik meminta izin.

“Udah siap?” Chifuyu langsung mengangguk sebagai jawaban kemudian mengambil ancang-ancang memasukkan penis Baji ke dalam lubangnya dan duduk di pangkuannya. Namun Baji dengan cepat mengangkat paha Chifuyu menahannya untuk melakukan lebih jauh.

“Kakkk~”

Aren't you being a little whiney today, kitten? Sabar dulu, kalo kamu langsung masukin begitu bisa sakit, yang ada nanti kamu langsung kapok. ini first timemu kan?”

'Cause i really miss you and i don't want you to leave me again. Dan ya i-ini first timeku. Gak usah ngejek” Chifuyu memanyunkan bibirnya dan di beri ciuman singkat oleh Baji.

“Aku gak bakal ninggalin kamu lagi, sayang. Dan aku gak bakal ngejek kamu yang milih first time having sexmu sama aku. Tarik nafas okay, this'll hurt a little

“Aaaaaa~” jelas dapat Chifuyu rasakan bagaimana penis Baji masuk perlahan kedalam lubangnya, membuat lubangnya terbisa secara perlahan.

“Puy, jambak aja gak papa kok atau mau nyakar atau gigit gak masalah”

Mendapat izin dari sang empunya tubuh, Chifuyu memilih untuk menggigit ceruk leher Baji dan menjambak rambutnya. Sakit memang, namun Baji masih bisa menahan semua itu karena ia yakin itu akan berubah menjadi kenikmatan sedikit lagi.