Akhirnya Bertemu

“Eh gua mau nyamperin temen gua dulu ya, dia ternyata balik juga baru landing” ucapnya sambil bangkit dari kursinya

“Ok”

“Ngapain buru-buru? Baru landing kan? dia masih harus ngurus banyak hal lain sebelum bisa ketemu lo” “Relax dude, take it easy. We still have time didn't we? Your friend can take care of it by him self, he's old enough” Izana menatap ke arah Ken dengan tatapan tajam dan senyum terukir di bibirnya. 'Kalo lu duduk begitu denger kata-kata dari gua, lu gak pantes buat adek gua' batin Izana.

Kakucho yang sudah mengetahui rencana Izana hanya bisa diam mengikuti.

“Gua mau bantuin dia ngurus biar lebih cepet” ia mengambil handphonenya dan mulai berjalan keluar restoran itu.

“Zaa, harus sampe segininya kah?”

“Gue gak mau adek gua jadi sadboy cuman gara-gara satu cowok dan gua gak mau dia tersikasa gara-gara itu”

“Bawa dia ke gua” ucap Izana dalam telepon nya


“Kami tidak ada niatan untuk menyakiti anda. Tuan Izana meminta kami untuk mengantar anda”

“Gua ada urusan”

Tangan Mikey di tahan dan mereka membawa paksa Mikey ke restoran tempat Izana berada-jelas restoran itu milik salah satu rekan Izana-Mikey sempat memberontak sedikit, namun akhirnya ia berpikir untuk menyelesaikan masalahnya dengan kakaknya secepat mungkin.

Ia sudah dekat dengan restoran yang di terdapat Izana di dalamnya, namun ia berhadapan dengan seorang lelaki dengan rambut pirang dikepang dan tato naga di kepalanya. Mata Mikey membelalak ketika melihat pria familiar di depannya.

Draken mengenali sosok di depannya ini, ia dengan sigap langsung menarik tangan Mikey dan membawanya ke pelukannya, ia memeluk Mikey dengan satu tangannya dan satu tangannya lagi bersiap untuk bertahan atau menyerang sesuai keadaan. Mikey mendongak untuk menyadari apakah benar laki-laki yang mendekapnya saat ini adalah Draken.

Di sisi lain Izana bangun dari tempat duduknya “Ayo Kakucho, drama nya sudah dimulai”

Di saat Izana keluar dari restoran itu pemandangan yang menyambutnya adalah anak buahnya yang dalam posisi siaga dan adiknya yang ada dalam dekapan orang yang baru pertama kali ditemuinya secara langsung.

“Ok anak-anak, waktu bermain sudah selesai. Sekarang bubar” “Dan Draken, lepaskan adikku. Aku tak yakin ia dapat bernafas dengan baik jika kau memeluknya terlalu keras seperti itu”

“Ah iyaa, maaf. Sekarang sudah baik-baik saja” Draken melepaskan pelukannya dan baru pertama kali ia dapat melihat wajah kekasihnya dengan benar.

“Abaangg, maksudnya apa? Kakucho juga”

“Dia menggunakan kekuasaannya sebagai pemimpin Tenjiku, bagaimana bisa gua tolak”

“Hehe, iya-iya ini gua jelasin” Izana berjalan mendekati Mikey “Lu lulus, tapi kalo adek gua kenapa-kenapa gara-gara lu, siap-siap gua penggal” ucapnya sembari melewati Draken. “Ok jadi, Draken itu namanya Ryuguji Ken. dia Senior lu dulu di kampus dan kenal sama Kakucho. Dia tau banayak hal tentang lu dari Kakucho dan gua”

“Bang lu tau itu gak lucu kan?”

“Mana ada ujian yang lucu Key”

“Haahh, dah lah. Kenchin jadinya tinggal dimana selama di sini?”

“Ntah. Bareng sama lu aja”

“Gak masalah?”

“Gak papa”

“Ya udah Draken ama lu aja ya Key” “Gue mau ngedate sama Kaku-chan”

“Kebiasaan” “Kenchin bareng aku sini”

Mikey dan Draken berjalan bersama menuju parkiran, namun suasana di antara mereka benar-benar sunyi. Tak ada satupun dari mereka yang berinisiatif untuk membuka pembicaraan. Mungkin menurut Draken sifat Mikey sekarang sudah berubah 180 derajat, dari Mikey yang berisik dan ceria menjadi Mikey yang tenang dan tidak mau berbicara.

Padahal sebenarnya di balik wajah dingin tanpa ekspresi Mikey pikirannya sedang sangat berisik sekarang 'Eh anjir ini tadi pertama kali kita ketemu di peluk dong. Gila kek di drama aja. Ahhh asu mana ganteng banget lagii. Uggghh mau peluk lagi Kenchin. Ahh mau gendong. Eh tapi Kenchin capek gak ya? Nanti dia tidur dimana? lantai dua? Njir gak sekamar dong. Eh berarti tadi dia gak jadi makan dong. Emma masak gak ya? Kalo Emma gak masak masa nanti Kenchhin makan dorayaki ku yang tersayang. Eh semalem kan abis minum dan gua gak mandi ini bau gua kek apa ya. Apa jangan-jangan dia kebauan. Ahh ngantuk. Eh iya, ADA BAJI AMA PUYU. FUCK, HOLY SHIT GUA HARUS GIMANA SEKARANG!?'

“Mikey, aku yang nyetir atau kamu?”

'Anjir aku kamu nya masih kebawa donggg' “Aku aja” kata Mikey dengan senyum manisnya

“Yakin kamu udah sober-gak mabok-” “Aku tau tadi pas aku bilang drive safe kamu malah makin ngebut kan”

“Kok bisa?”

“Ya kamu kan emang begitu orangnya kalo lagi ngejar sesuatu yang penting” “Btw Baji sama Cipuy masih di rumah?” tanyanya di sela perjalanan mereka.

“Masih” saat menjawab pertanyaan itu nada suara Mikey menurun menunjukan perasaan ketidak sukaannya.

“Kenapa begitu suaranya?”

“Enggak, males aja. Kalo tau kamu nginepnya di rumahku, aku usir mereka hari ini”

“Jangan lah kasian”

“Biarin aja, mabok bisa pulang kagak” “Eh iya aku bau alkohol gak sih? kemaren aku minum juga soalnya”

“Yang ku cium dari tadi tuh wangi bayi, sabun bayi tepatnya yang zwitsal itu loh”

”... KOK!?” “Akhh Mikey bukan bayi ih” dan mulai keluar lah sifat yang ia tutupi sedari tadi.

“Udah fokus sama jalan Manjiro” Mikey malah melajukan mobilnya semakin cepat lagi, namun Draken tidak merasa ketakutan sedikit pun karena ia percaya dengan pasangannya.


Setelah beberapa lama mereka akhirnya sampai di kediaman Sano. Emma yang keluar lebih dahulu dari rumah utama menyambut mereka.

“Abang, udah balik. Oh iya tadi bang Ija bilang nanti ada tamu nginep di paviliun abang katanya pacarnya abang”

“Iya ini Draken pacar abang, yang di bilang bang Ija bakal nginep”

“Halo kak, aku Emma”

“Hai, panggil gue Draken aja. Terus santai aja kalo ngomong sama gua”

“Yeey rame lagi deh rumah ini” seru Emma

“Rame iya tapi semuanya nginep di paviliun gua” kata Mikey sembari membantu membawa barang bawaan Draken ke paviliunnya. “Udah lu makan aja dulu sana, Emma pinjemin piring gua aja ok”

“Ok, kak Draken ayo sini tadi Emma sama Chifuyu lagi nyoba masakan baru, mau coba?”

“Iya iya kakak coba. Eh tapi itu Mikey gak papa bawa barang sendirian?”

“Sans ntar juga di bantuin kak Baji” “Oh iya, abang dorayakinya ada di rumah utama ya!” seru Emma kepada Mikey

“Iya nanti gua kesana!” seru Mikey dari dalam paviliunnya

“Ramai juga ya suasananya di sini”

“Ya kalo lagi ada kak Baji atau ada yang lagi main disini jelas ramai” “Oh iya itu bang Shin” Emma menghampiri Shinichiro diikuti oleh Draken di belakangnya.

“Kenapa Ma?”

“Ini kak Draken” “Kak ini abang ku yang nomor satu bang Shinichiro”

“Draken” ia mengulurkan tangannya pada Shinichiro

“Shinichiro” ia menjabat tangan Draken sebagai bentuk perkenalan mereka.

Mikey yang selesai mengurus barang bawaan Draken dan merapihkan paviliunnya segera berlari ke rumah utama dan mengambil sepiring dorayaki.

“Abang! Jangan di ambil semuanya!” Emma mengejar Mikey, sedangkan Mikey berusaha kabur ke paviliunnya sambil menjaga keseimbangan agar dorayakinya tidak terjatuh.

“Pacarnya Mikey ya?”

“Iya kak”

“Santai aja, gua tau dari Izana” “Kalo lo bisa sampe ke titik mencapai rumah ini berarti lu udah lewatin rintangannya Izana ya” “Gimana ujiannya tadi?”

“Cukup bikin bimbang kak, apa lagi mata Izana yang tajem itu”

“Serem yak? Emang adek gua yang satu itu yandere banget kalo soal orang yang dia sayangin”

“Iya, gua denger dari Kakucho sepupu ceweknya pernah di sekap gara-gara Izana salah ngira kalo dia itu selingkuhannya Kakucho”

“Ohh kejadian itu emang konyol sih. Kalo aja Kakucho gak maksa jelasin yang sebenarnya sampe pake bukti mungkin sepupunya udah jadi mayat sekarang” “Oh iya, lu suka motor? Gua inget waktu itu Izana bilang lu kuliah jurusan teknik penerbangan”

“Gua suka mesin, dan ya gua sempet main motor dulu”

“Kalo gitu coba main bentar dah sama gua, mumpung si Emma masih ngejar si Mikey” “Coba deh menurut lu bisa di akalin gak kalo ring pistonnya rusak begini?”

Dan mereka menjadi terhanyut soal motor hingga hampir melupakan jam makan siang. Jika saja Emma tidak berhenti mengejar Mikey dan dorayaki itu, mungkin sekarang seisi rumah tersebut sedang kelaparan.

Mereka berkumpul bersama di rumah utama dan makan siang bersama sekaligus sedikit mengobrol apa lagi Shinichiro, Baji, dan Draken mereka sangat lancar berbincang tentang masalah motor. Dan setelah makan siang Draken di ajak berkeliling oleh Mikey.

“Eh iya, Kenchin cape gak abis ku ajak keliling gini?” “Kamu belum istirahat kan? baru makan doang. Mana tadi di ajak ngebengkel sebentar sama bang Shin”

“Gak papa”

“Ayo balik ke paviliun ku, kamu istirahat dulu”

Setelah masuk ke paviliun Mikey mereka melewati kamar Mikey terlebih dahulu sebelum naik ke lantai dua. Dapat terlihat dari sela pintu Baji yang sedang mengerjakan tugas dan Chiuyu yang sedang bermain game di handphone Baji.

“Ini kamar kamu ya, tadi ac nya udah ku nyalain jadi gak panas di dalem” dan benar saja, begitu Draken membuka pintu kamar tersebut hawa dingin dari dalam kamar langsung menyapa keluar.

“Tapi bau alkohol campur zwitsal”

“Ahh itu, semalem banyak yang tidur di kamar ku, jadi aku pake kamar ini” Mikey ikut masuk dan menutup pintu kamar Draken.

“Temenin aku aja Key di sini daripada ngerecokin itu dua orang di bawah”

Draken naik ke tempat tidur dan mengandakan punggungnya di kepala tempat tidur, sedangkan Mikey tengkurap di sebelahnya. Mereka memainkan handphone mereka masing-masing kemudian Draken terpikir sedikit ide gila.

“Key gua gabut”

“Ya udah tidur” namun Mikey sempat curiga dengan nada bicara Draken.

“Mau react chat lu aja dah yang belum sempet gua baca kemaren”

“Heh-”

“Kita mulai dari yang paling atas, hmm iya gua lagi sibuk nugas, kuliah, sama magang. Makasih semangatnya, iya sih gua kurang istirahat”

“Tuh kan! Kan gua bilang istirahat!”

“Iya sayang ini kan lagi istirahat, Lanjut. Morning Key, semangat nugasnya, iya udah bangun itu. Telat say, gua udah sakit waktu itu”

“Hah!? Kok gak bilang!?”

“Kan fokus nugas jadi gua lupa, ok lanjut. Yaudah tidur sana. Gua juga kangen, gua juga pengen denger suara lu, bukan dikit lagi tapi emang udah di sini. Baji anak anjing ngeracunin otak pacar gua aja. Gua dapet semua cinta dari lu. Gak usah di usir kita pamer bucin juga ke mereka. Lagi-lagi Baji anjing nyusahin pacar gua mulu, gapapa gendut biar ucul”

Mikey menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut agar Draken tidak dapat melihat wajahnya, ia juga menggigit jarinya agar suaranya tidak keluar. Draken mencoba menyibak selimut tersebut dari tubuh Mikey, namun Mikey menahan selimut tersebut, tapi akhirnya Draken berhasil menyingkirkan selimut tersebut dan ia berusaha menahan tawanya ketika melihat wajah memerah Mikey dan pipinya yang menggembung.

“Lanjut, eh lu di ajak minum Izana? Gak aneh-aneh kan pas mabok? Cuman nge chat gua”

“Kayaknya enggak”

“Coba sini” Draken menepuk dadanya beberapa kali meminta Mikey untuk berbaring di atas dirinya.

Walaupun ragu Mikey akhirnya naik ke atas tubuh Draken. Ia mengangkat kepalanya dan menatap Draken dengan bingung. Draken memeluk tubuh Mikey memberikan sensasi kehangatan bagi pemuda yang bertubuh lebih kecil darinya itu.

“Tidur, pasti tadi pagi lu belum cukup tidur”

“Emang keliatan ya?”

“Mata lu sayu kek maksa buat bangun”

“Emang ya?”

“Mangkanya sini tidur” ia menarik kepala Mikey mendekat ke dadanya, membuat Mikey dapat mendengar detak jantung pria di bawahnya ini.

Cara tersebut memang membuat Mikey merasa sedikit malu di awal namun ampuh membuatnya tenang dan tertidur. Ditambah tangan Draken yang membelai rambutnya hingga ia tertidur, ia menyukai sensasi nyaman ini yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.

Draken tersenyum memperhatikan kekasihnya yang tertidur dalam pelukannya. Manis, pikirnya. Siapa sangka hal yang awalnya cuman iseng-iseng malah berujung untung untuk dirinya. Memang seharusnya ia beristirahat juga, namun menurutnya ini juga sudah seperti istirahat baginya. Enggak juga sih, Draken juga ingin tidur tapi ia takut jika ia bergerak dalam tidurnya Mikey akan tertindih olehnya.

“Oy Mikey, gua bagi susu coklat lu yak” ucap Baji menyelonong masuk ke kamar Draken.

Mikey melenguh kecil menandakan rasa terganggunya akan kehadiran Baji. Draken dengan sigap kembali menenangkannya dan membuatnya kembali tertidur.

“Kenapa Ji?”

“Ups, keknya gua ganggu orang lagi bucin nih”

“Sans. Masuk sini” Baji masuk dan duduk di samping tempat tidur Draken.

“Yakin gua gak ganggu?”

“Gak papa, sekalian ngobrol sama gua, mungkin nanti kalo si Mikey bangun dia bakal nempel banget sama gua” kata Draken sembari mengganti posisinya menjadi duduk, Mikey terlalu nyaman berada di atas tubuh Draken hingga tak menyadari pergerakan dari pemiliknya.

“Itu bocah tidur kek orang mati njir”

“Kecapek-an kali semalem abis minum”

“Iya, keknya tertekan banget tuh bocah gak dapet kabar dari lu” “Gua masih gak nyangka segitu kesepiannya dia tanpa gua” “Btw makasih loh”

“Foto Cipuy Mikey tidur bareng?”

“Mereka sama-sama ucul njir”

“Emang kan” “Tapi gua gak nyangka lu seserius ini”

“Gua juga Ji. Gua mikir kalo gak bakal bisa bertahan sejauh ini” “Tapi siapa sangka gua bakal ngejar di sampe segininya”

“Mikey, udah lama gua gak liat dia tidur sepules itu”

“Biasanya dia gimana kalo tidur?”

“Pules, tapi sedikit aja gerakan apa lagi di deket dia, dia bisa bangun”

“Masa? Dari tadi enggak tuh”

“Ama lu doang bener dah”

“Lah yang waktu itu sama Puyu? Terus kalo lu nginep?”

“Dia udah afal kalo itu kita”

“Dan gua denger lu uwu-uwu an di depan dia”

“Cih pengaduan”

“Lu juga nyontek tugas dia”

“Asu gua bantuin juga ya”

“Mmmhh Kenchin?” Mikey mulai tersadar dari tidurnya.

Terdengar suara langkah yang terburu-buru dan berat dari tangga dan koridor. Pintu kamar Draken terbuka menampilkan Chifuyu yang tertutup oleh selimut dan matanya yang berkaca-kaca. Ya, Baji lupa ia meninggalkan bayi kucingnya itu tertidur di bawah sendirian.

“Nanti lagi ya Ken” “Kenapa Puy? Kok bangun?” Baji langsung menggendong Chifuyu layaknya seorang pengantin dan menutup pintu kamar Draken.

“Kenchin?” suara Mikey serak layaknya orang bangun tidur. “Kamu gak tidur?” tanyanya sambil menduselkan kepalanya ke dada Draken.

“Baru jam 3, mau tidur lagi?” Mikey mengangguk sebagai jawaban.

Mikey berbaring di samping Draken dengan tangan Draken sebagai bantal kepala Mikey. Draken memeluk tubuh Mikey dalam rengkuhannya dan Mikey pun semakin mendekatkan dirinya ke tubuh Draken.


Mereka bangun saat jam menunjukkan pukul 5 sore, itu pun Draken yang memaksa Mikey untuk bangun. Ia menggendongnya turun ke ruang tamu paviliunnya dan mendudukkannya di sofa.

“Nih dorayaki, udah di angetin tadi” Draken menyerahkan piring berisi 5 dorayaki dan seketika mata Mikey langsung berbinar dan nyawanya terkumpul jadi satu. “Btw tadi Baji minta susu coklat mu” Mikey langsung menajamkan tatapannya ke arah Baji yang juga baru bangun dan keluar dari kamar.

Baji menatap Mikey kebingungan. “Biarin Key, aku yang ijinin tadi” Mikey kembali tenng dan memakan dorayakinya.

“Kak Kei, aku udahan kamar mandinya”

“Kalian mau mandi duluan?”

“Duluan aja Ji” ucap Draken sambil mengelap remahan dorayaki di sisi mulut Mikey.

Ketika Baji selesai menggunakan kamar mandi, Chifuyu memanggil Baji untuk duduk di bawah dan mengeringkan rammbutnya dengan handuk. Baji sebenarnya tidak terlalu suka, namun jika kekasih imutnya yang melakukannya ia tak akan menolak.

“Kenchin mau duluan?”

“Kamu aja”

“Ok” Mikey masuk ke kamar mandi membawa handuknya, sedangkan Draken sibuk mengurus piring bekas dorayaki Mikey.

10 Menit kemudian Mikey keluar dari kamar mandi dengan rambutnya yang basah dan handuk di kepalanya. Kemudian Draken masuk ke kamar mandi dengan handuknya, dan hal terakhir yang Mikey lihat adalah Draken yang menarik kuncirannya, namun sebelum ia melihat rambut Draken yang tergerai pintu kamar mandi tersebut sudah di tutup terlebih dahulu.

“Heh, mau liat ya?” goda Baji sembari menyandarkan tangannya di pundak Mikey.

“Shit, sana ah lu limbad bulol”

“Ngaca asu” “Gua mau bantuin bang Shin dulu dah” kemudian Baji keluar dari paviliun Mikey.

“Key, pacar lu ganteng ya” canda Chifuyu

“Kan gua bilang, tinggalkan Baji cari yang lebih mapan”

“Gimana ya key. Gua kalo liat pacar orang lain atau yaahh orang cakep lah pasti gua suka, deg deg kan juga. Tapi Key, jauh di hati terdalam gua rasanya kak Baji udah gak bisa digantikan dalam hidup gua” “Jadi walaupun lu nge goda gue dengan segala macam hal, itu gak bakal bisa gantiin kak Baji dari sisi gue”

”...” “Gua mau ngerasain itu juga Puy”

“Eh maaf bukan maksud nyinggung atau gimana ya Key-”

“Iya Puy, gua ngerti. Dari dulu yang gua pikirin cuman cara bertahan hidup dan gimana caranya orang di sekitar gua bahagia” “Ketika gua merasa aman, tenang, bahagia. Rasanya gak beres, seolah gua merasa akan ada bencana kalo gua merasakan kebahagiaan. Dan gua pun gak terbiasa akan hal itu. Jadi pas gua dapet Kenchin, jujur aja gua awalnya takut” “Gua mau dia menjadi orang yang tak tergantikan di hati gua Puy, tapi rasa takut ini juga gak kalah gede sama rasa cinta gua” “Gua takut ketika gua menjadikan dia sebagai rumah gua dia malah menghilang dan gua kehilangan rumah gua”

“Umm dia udah bela-belain balik ke Jepang buat ketemu lu loh”

“Kalo dia ternyata ketemu orang yang lebih baik dari gue gimana?”

“Tergantung, kalo emang lu yang ada di dasar hatinya dia, mau dia ketemu malaikat sekalipun dia bakal milih lu”

“Ada jaminan?”

”...”

“Hidup itu kayak main judi Puy. Kalo lu mau stabil ya main aman aja, tapi kalo lu berani ambil resiko lu bakal di hadapin dengan kemungkinan untung atau buntung” “Resiko itu yang gua gak berani ambil Puy. Gue lebih milih main aman biar tetep stabil walaupun itu cukup menyakitkan”

“Selamanya?”

“Mungkin”

“Coba lah Key, ambil resiko sesekali”

“Kan gue udah bil-”

“Ada kita yang back up lu” ucap Chifuyu dengan senyuman meyakinkan. “Kalo emang Draken orang nya, ya berarti lu untung. Tapi kalo lu buntung, kita bakal jadi back up lu” “Jangan sampe lu sia-siain kesempatan untuk untung hanya karena lu takut buntung” “Dah gua mau bantuin Emma nyiapin makan malam” Chifuyu kemudian berjalan keluar dari paviliun Mikey.

“Lah Puy-”

“Key” panggil Draken tepat di samping telinga Mikey, membuatt sang pemilik nama melonjak kaget.

“Ih Kenchin! Kaget tau!”

“Hehe maaf maaf” katanya sambil duduk di sebelah Mikey. “Btw keringin rambut gua dong” dan di saat itu Mikey baru sadar bahwa rambut Draken tidak terkepang seperti biasanya.

Wajah Mikey sedikit memerah namun ia naik ke pangkuan Draken dan duduk menghadapnya. Ia mengambil handuk yang ada di kepala Draken dan menggosokannya ke rambut pirang panjangnya sambil sesekali dihirupnya wangi maskulin dari tubuh sang kekasih.

Lagi-lagi suasana hening menyelimuti mereka, namun kali ini mereka menikmati keheningan tersebut. Di sela kegiatanny Mikey ternyata perlahan mengukir senyum lembut di bibirnya, tak di sadari memang oleh pemuda di depannya.

“Dah. Mau di kuncir atau gimana?”

“Emang kamu bisa?”

“Hehe, enggak sih. Tapi kalo mau biar ku ambil kuncirannya”

“Ya udah ambil dua, buat kamu satu”

“Aku kan gak bisa nguncir”

“Aku kuncirin”

Akhirnya Mikey masuk ke kamarnya mengambil dua buah kunciran dan sebuah sisir. Ia memberikan kedua kunciran tersebut ke tangan Draken dan berjalan menuju ke belakang sofa untuk menyisir rambut pirang sang kekasih. Diluar dugaan ia pikir rambut Draken akan kusut karena ia selalu melihat rambutnya dikepang sepanjang hari, namun ternyata rambutnya cukup halus dan tidak kerlalu kusut.

Setelah selesai Mikey membiarkan Draken menguncir rambutnya sendiri, namun kali ini ia tidak mengepangnya. Draken menguncir rambutnya seperti ekor kuda kemudian membelah dua rambutnya dan menariknya untuk mengencangkan ikatannya.

“Duduk” perintah Draken pada Mikey untuk duduk di sofa dan Draken akan menyisir rambutnya.

Ia mengira rambut Mikey akan sedikit kusut dan kasar mengingat rambut Mikey yang tebal dan bergelombang. Namun ternyata di luar ekspetasi, rambut Mikey sangat kusut, walaupun halus namun banyak sekali rambutnya yang terikat satu sama lain.

“Manjiro, kamu kapan terakhir nyisir?”

Mikey sedikit kaget ketika ia dipanggil menggunakan nama aslinya”Hehe, kusut banget ya? Aku biasanya cuman jepit poni doang sih ke belakang. Kalo terakhir nyisir, mungkin lebih dari seminggu”

Draken mengerinyitkan keningnya sembari menyisir rambut kekasihnya itu “Dan kamu betah gitu gak nyisir?”

“Betah”

“Ku potong juga nih rambut mu”

“Pengen sih, tapi cocok gak ya? Sayang juga” “Pengen di tato juga kayak Kenchin”

“Sakit tau di tato, apa lagi di kepala”

“Di leher lah “Aw aw aw. Pelan-pelan Kenchin”

“Mangkanya kalo punya rambut tebel tuh sering-sering nyisir biar gak kusut”

“Malesss” Draken tidak menanggapi balasan Mikey karena ia masih sibuk menuncir poni si kecil.

“Dah, yuk ke rumah utama” namun Mikey tidak beranjak dari posisinya sedikit pun. “Kenapa?”

“Gendong” Mikey merentangkan tangannya.

Draken memposisikan tubuhnya membelakangi Mikey, kemudian ia meloncat naik ke punggung Draken. Tidak berat, namun tidak juga enteng. Kemudian mereka keuar dari paviliun Mikey. Saat keluar mereka bertemu dengan Baji dan Shinichiro yang masih ngebengkel sedari tadi.

“O..Baji! Kak Shin!” Mikey bergerak melambaikan tangannya dengan agresif membuat Draken kehilangan keseimbangannya.

“Oi Key kasian itu si Draken cuk” teriak Baji sambil tertawa melihat kelakuan sahabatnya.

Shinichiro tertawa kecil “Key, pacarnya jangan di perbudak melulu”

Mikey hanya membalas dengan menjulurkan lidahnya dan menyuruh Draken untuk kembali berjalan ke rumah utama sambil memeluk leher kekasihnya dan menggembungkan pipinya. Sesampainya di rumah utama mereka bertemu dengan Kakucho dan Izana yang sudah kembali dari acara mereka.

“Heh Key, turun. Kek bocil aja lu” Mikey mengikuti perintah Izana dan turun dari punggung Draken.

“Bomat, ini pembalasan dendam gue. Bweee” lagi-lagi ia menjulurkan lidahnya, namun kali ini ia memeluk lengan kekasihnya dan berlindung di balik badan besar kekasihnya.

“Oalah jancuk koe Key! Gelut kita!” Izana bersiap menggulung lengan bajunya.

“Ayo, siapa takut!” namun ia tak beranjak dari belakang tubuh Draken, malah mengeratkan pelukannya terhadap lengan kekasihnya.

“Udahh Izaa, Udah” Kakucho berusaha menenangkan Izana yang sudah siap menghajar adiknya.

Akhirnya Kakucho berhasil meredakan-bukan menghilangkan-amarah Izana dengan cara di gendong seperti koala. Sedangkan Mikey masih siaga memeluk tangan Draken dan berjalan di belakangnya, karena walau Izana sudah tenang namun matanya masih menatap tajam ke arah Mikey.

Namun seluruh amarah dan masalah yang terjadi di antara mereka langsung lenyap begitu menyantap hidangan makan malam. The Power Of Food