Day one

Mikey masih memeluk selimutnya di atas tempat tidur sebelum mendengar suara telepon masuk dari handphonenya. Ia langsung mengangkat kepalanya dan mengambil handphonenya untuk mengangkat telepon tersebut.

“Mmh” lenguhnya kecil ketika mengangkat telepon tersebut menandakan bahwa ia cukup terganggu.

“Bangun key”

“Kwenchin-kenchin-? hoaam” tanyanya masih setengah sadar

Draken tertawa pelan mendengar suara lucu bangun tidur dari kekasihnya “Iya ini kenchin”

“Kenchin's here?” ia mengangkat kepalanya lebih tinggi dan menengokkan kepalanya ke arah kanan dan kiri berulang-ulang dengan mata yang masih terpejam.

“Kenchin gak di sana key, aku telepon kamu. Kamu pake loud speaker ya jadi ngira aku di sana”

“Oh right, hung~. Mikey's sad” ia menu.ndukkan kepalanya dan membenamkannya ke selimutnya

Lagi-lagi Draken tertawa pelan “I'll be back in summer”

“Really!?” Mikey mengangkat kepalanya lagi. “I can't wait” ucapnya sambil tersenyum namun matanya masih terpejam “You know Kenchin? Mikey like your voice. It's soo deep and relaxing. Hehe”

“Mikey ini yang ke lima kalinya pagi ini. Ayo bangun sarapan, udah jam 7” Shinichiro menerobos masuk ke paviliun dan kamar Mikey.

Mikey membuka matanya dan melirik dengan tatapan tajam kearah Shinichiro.

“Cuci muka lu, abis itu ke rumah utama sarapan dulu sebelum dingin” kemudian Shinichiro keluar dari paviliun Mikey.

“Your brother?”

“He's such a jerk” ucapnya di sela kegiatan mencuci wajahnya. “Kenchin should get some sleep. It's 1 am in German right?”

“Oh you've came back to your sense?”

“That jerk make me”

“Ok i'll sleep”

“Should i end the call?”

“It's on you”

“Good night Kenchin, sleep well”

Draken hanya menaruh handphonenya di samping bantalnya dan tertidur. Sedangkan Mikey meninggalkan handphonenya di paviliunnya dan pergi ke rumah utama untuk makan bersama.

“Gimana dek tadi malem?” tanya Izana

“Tadi malem?”

“Lu tidur Kaku-chan”

“Hehe, nanti nanti aja deh gw ceritanya”

Setelah sarapan mereka selesai mereka memulai kegiatan mereka masing-masing. Mikey kembali ke paviliun nya, setelah menutup pintu ia masuk ke kamar mengecek handphonenya dan ia mendengar dengkuran kecil dari kekasihnya yang tertidur di sana. Ia melihat jam dan memutuskan untuk menyicil tugas-tugasnya. Tak lupa, sebenarnya ia menggunakan TWS di telinganya. Untuk apa? entah, hanya untuk mendengar suara kekasihnya yang tertidur lelap.

“Draken, aufwachen! Es ist fünf uhr” -Draken, bangun! Ini jam lima-

“Eunghh, nein!”-Eunghh, gak!-

Mikey mendengar percakapan kedua orang tersebut, namun ia tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. Namun satu hal yang ia sadari saat mendengar suara Draken 'That's a low seggsy voice you got there sir' batin Mikey, namun ketika ia melihat jam mencoba membangunkan Draken.

“Kenchin bangun”

“Key? You haven't hung it up yet?”

“No. Go get up and prepare things”

“A minute”

“C'mon sweetie”

“On my way”

Draken meninggalkan handphonenya di atas kasur dan membuat sarapan untuk dirinya sendiri, sedangkan Mikey mempersiapkan barang-barang yang akan ia bawa kuliah nanti. TWS Mikey masih menempel sempurna di telinga pemuda itu sehingga ia dapat mendengar suara bising dari dapur seseorang yang tengah memasak dan ia tak dapat menahan senyumnya kala itu.

“Key?”

“Ya?”

“Belom berangkat? di sana udah mau jam 12 kan?”

“Ini lagi siap-siap Kenchin” “Kamu gak kuliah?”

“Ntar jam 7 an”

“Berarti di aku jam 2 ya?”

“Iya”

“Yaudah aku berangkat ya”

“Drive save hun, love ya”

Kemudian telepon panjang mereka berakhir sampai di situ. Jika di lihat waktu telepon mereka mungkin orang mengira 3 jam itu terlalu lama. Namun bagi mereka 3 Jam hanya lah waktu yang sedikit karena waktu 3 jam itu tidak dapat digunakan dengan maksimal. Mereka hanya diam satu sama lain memastikan bahwa mereka masih saling terhubung, walau pun tak ada percakapan yang terjadi namun mereka menikmati hal itu.

Mikey mengendarai motornya dengan cepat menyalip beberapa kendaraan di depannya dan sampai di kampus lebih cepat dari jam masuk kelas pertamanya. Ia memutuskan untuk pergi ke kantin tempat biasanya teman-temannya berkumpul.

“Lah Ji, tumben dateng cepet” ucap Mikey sambil duduk di sebelah Baji

“Agak cepet, soalnya nganterin Cipuy dulu tadi” “Btw gimana abang lu? kayaknya udah baikan sih, status dia di tinder udah ganti jadi taken soalnya”

“Iya udah kelar masalahnya, semalem aja kelonan berdua”

“Dih tau dari mana lu?”

“Tadi malem kan gua grebek paviliunnya bang Ija”

“Anjir ngapain lu cuk?”

“Sekalian ceritain kejadian kemaren Key” Izana yang baru selesai kelas ikut duduk dengan Baji dan Mikey, tak lupa Kakucho yang juga ikut duduk di samping Izana.

“Jadi gini, tadi malem di tinder ada yang nge chat gue jam 11 malem. Gila kan?”

“Gila njir, ngapain coab? Nyari temen begadang?”

“Terus gue tanyain dong, dia bilang di sana masih sore dan dia baru pulang kuliah. Gue pikir kek mustahil gitu. Tapi akhirnya dia jelasin dia beasiswa kuliah S2 di Jerman, mangkanya dia gak sengaja ngechat gue tengah malem. Nah pas tau gue langsung lari ke paviliunnya bang Ija buat nanyain langkah selanjutnya”

“Anjr gila lu Key, sampe bisa narik yang di Jerman”

“Lanjut key, abis dari paviliun gue lu ngapain?”

“Terus gue dengan gobloknya nanya kenapa dia main tinder, dan dia bilang buat nyari pacar. Nah gue tanya lagi dong berarti dia nge chat gw tadi nyoba deketin gue? Terus dijawab iya sama dia. Terus gue bilang ok kan. Tapi dia konfirmasi ke gue bisa gk gue ldr? Gue bilang bisa lah. Dan dia bilang summer ini dia bakal balik ke jepang, sekalian nengok gue”

“Anjir key yakin lu itu beneran?”

“Kalo bener syukur, kalo gak ya lempar pake kunci inggrisnya bang Shin”

“Eh iya, gua mau bagi informasi”

“Tumben Kaku-chan”

“Iya gua denger angkatan gua lagi heboh gara-gara ada senior yang udah taken dan nih senior pinter dan ganteng. Jadi banyak cewek-cewek atau orang yang ngegebet dia pada bikin status heart break gitu loh”

“Alumni kah?”

“Iya, tapi orangnya cukup ramah dan gak serese atau segalak senior lain mangkanya banyak yang demen plus deket sama dia bahkan sampe sekarang”

“Wahh, sayang banget udah taken ya key. Padahal kalo belum bisa lu pepet itu”

“Matamu, keburu diinjek pacarnya kali”

“Lawan lah key”

“Dah ah, Ji ayo masuk kelas”

Akhirnya Baji mengikuti Mikey masuk ke kelas mereka. Setiap ada kesempatan-jeda pergantian mata kuliah-Mikey mengirm Draken pesan untuk memberitahunya. Namun jelas karena perbedaan jenjang waktu mereka tidak bisa berkomunikasi sesering yang diharapkan. Agak menjengkelkan memang, namun Mikey sudah setuju dari awal untuk menjalani hubungan ini. Dan jujur saja kali ini Mikey sangat tertarik pada pria bernama Draken ini.


Akhirnya jam menunjukan pukul 7 malam, artinya saat ini seharusnya Draken sedang istirahat. Baru saja ia membuka handphonenya, sang kekasih sudah langsung meneleponnya.

“Kenchin ih!” Mikey buru-buru memakai TWS miliknya dan menghubungkannya ke handphonenya. Draken sendiri? Ia juga menggunakna TWS.

“Baru pulang?”

“Udah dari jam 6 sih, ini baru selesai makan malam”

“Gimana kuliah?”

“Cukup ngeselin sih. Masa tugasnya di tambah lagi dong”

“Mana ada kuliah yang nyenengin, sayangku”

“Kamu sendiri? Gimana tadi kuliahnya?”

“Sejauh ini sih baik-baik aja. Tapi jelas tugas selalu nambah”

“Kan, rusuh banget emang tugas kuliah ini” “Oh iya, Kenchin kan kesininya pas summer ya? Tanggal berapanya?”

“25 Juni nya mungkin sampe sekitar 5 Agustus”

“Yah gak nyampe ultah ku dong”

“Emangnya kapan?”

“20 Agustus”

“Ntar aku kirim hadiah aja dari sini”

“Gak usah kenchin, lagian hadiah aku udah dateng duluan nanti pas tanggal 25 bulan Juni” “Wich is beberapa minggu lagi”

“Can't wait to see you, bärchen-little bear-”

“Itu artinya apa?”

“Cari aja sendiri”

“Ihh gitu. Tadi pagi juga siapa yang bangunin itu? Mana pake bahasa jerman segala, aku jadi gak ngerti”

“Ohh itu tetangga sebelah, kita satu kampus tapi beda jurusan, dan emang sering bangunin satu sama lain” “Jam istirahat udah selesai, nanti aku telepon lagi ya”

“Umm Kenchin”

“Yes?”

“I...ich liebe dich”-i love you-

”....ich liebe dich auch, mein bärchen”-i love you too, my little bear-

Kemudian telepon tersebut terputus, baik Mikey maupun Draken terdiam sesaat. Kenapa? Karena mereka menyadari saling menyadari arti dari kalimat mereka masing-masing.

Namun Mikey masih sedikit bingung dengan dua kata terakhir yang di ucapkan Draken. Jadi ia mencoba mencari tau artinya, dan jelas makin memerah lah wajahnya begitu menyadari artinya. Ia menutupi wajahnya dengan selimut lamanya dan berguling-guling di atas tempat tidur. Dan mulai saat itu sepertinya akal sehat Mikey sudah semakin menipis, apalagi ketika mengingat bagaimana nada suara Draken saat mengucapkan kedua kata itu. Sayangnya ketika pikirannya sedang kosong, suara Draken salu saja kembali terngiang di kepalanya membuat kewarasannya kembali menurun.

Sedangkan Draken yang terdiam sebentar kemudian menyadari apa yang baru saja ia katakan, tentu saja seisi kantin itu mengerti apa arti dari ucapan Draken tadi. Walaupun pelan, namun itu sudah cukup untuk menarik perhatian orang di sekitarnya. Ia menutupi wajahnya yang memerah dengan tangannya dan pergi ke kelasnya.

“Key?” Shinichiro menyelonong masuk ke paviliun Mikey dan membuka pintu kamarnya melihat Mikey yang sedang berguing-guling memeluk selimutnya.

“Hehe, bang Shin kenapa? Hehe”

“Kayaknya lu perlu ke psikiater deh”

Mikey masih saja terkekeh kecil, dan itu membuat Shinichiro semakin curiga terhadap adiknya dan keluar memanggil Izana.

“Giman nih Ja? Apa kita buang di kolong jembatan aja?”

“Coba gue ajak ngomong dulu bocahnya”

Akhirnya Shinichiro keluar dari paviliun Mikey dan Izana menghampiri Mikey kemudian duduk di sampingnya.

“Coba cerita ada kejadian apa lagi?”

Mikey bercerita tentang telepon singkat antara ia dan Draken tadi, terkadang ia terkekeh kecil sambil bercerita. Dan Izana pun ikut gemas sendiri mendengar cerita Mikey. Setelah dirasa cukup lama ia meninggalkan mereka berdua, Shinichiro akhirnya masuk kembali ke paviliun Mikey, dan betapa terkejutnya ia ketika melihat dua orang yang menurutnya sudah gila terrus-menerus terkekeh di atas tempat tidur.

“Oy Izana! Kok lu ikutan gila sih?”

“Bacot! Lu yang kerjaannya bercinta sama motor doang gak bakal ngerti gimana rasanya jadi anak muda yang lagi kasmaran!” ucap Izana melempar bantal ke arah Shinichiro.

'Tuhan salah apa hamba mu ini hingga engkau menurunkan dua makhluk gila ini ke kehidupan hambamu' “Kakucho, jemput pacar lu dulu nih. Bikin dia jadi waras lagi, bawa dia ke paviliunnya” ucap Shinichiro saat menelepon Kakucho.

Akhirnya Kakucho datang, ia sempat berbincang sebentar dengan Shinichiro mengenai situasi yang sedang berlangsung. Ia masuk ke paviliun Mikey, sedangkan Shinichiro menunggu di pintu depan.

“Ijaa”

“Kaku-chan~ Hehe~” ucapnya dengan senyum manisnya menengok kearah sumber suara berasal

“What is it, honey?” Izana mengalungkan tangannya di leher Kakucho

“Hehe~ Kaku-chan, carry me~” kali ini Izana merentangkan kedua tangannya ke atas, Kakucho menggendong Izana layanknya bayi koala dan Izana mengalungkan lengannya di leher Kakucho kemudian membenamkan wajahnya di ceruk leher pemuda tersebut.

“Key, kita duluan ya”

“Haaa?” melihat saudaranya yang digendong seperti itu membuatnya cemburu.

Begitu Kakucho keluar bersama Izana dalam gendongannya, Izana bertemu dengan Shinichiro di pintu depan “O, bang Shin! Heyoow, selamat bercinta lagi sama motor lu yaa~”

Kesal, begitulah yang Shinichiro rasakan sekarang. Ingin ia memukul adiknya dengan kunci inggris miliknya namun melihat ia sedang ada dalam pelukan seseorang, rasanya itu mustahil. Jadi ia berusaha menahan amarahnya dan kembali mengurus motornya di paviliun miliknya.

Walaupun sempat sedikit cemburu melihat perlakuan Kakucho kepada Izana, namun begitu ia mengingat suara Draken yang memanggilnya beruang kecil, ia kembali tidak waras dan tersenyum sendiri sambil memakan Dorayakinya.


Saat jam 11 malam menyapa, Mikey sedang mengerjakan tugas-tugasnya sambil mendengarkan lagu melalui TWS-nya. Tiba-tiba lagunya berhenti dan handphonenya bergetar menandakan ada sebuah panggilan masuk. Dengan satu sentuhan di telingan kanannya ia mengangkat telepon tersebut.

“Mikey”

“Kenchin!?”

Seluruh pikiran Mikey langsung buyar seketika setelah mendengar suara Draken yang ia tunggu sedari tadi.

“kuliah udahan?”

“Iya, disini kan jam 4 an”

“O..oh, ka..kamu udah makan?”

“Belum sih. Btw kok jadi gagap gitu ngomongnya?” “Jangan-jangan kamu cari tau artinya dua kata yang terakhir itu ya?”

Tidak ada jawaban dari Mikey, ia sibuk mengurus jantungnya yang berdetak tidak beraturan dan wajahnya yang memereah.

“Mein bärchen~“-beruang kecilku~

“Do..Don't call me that, you idiot”

“I bet your face are really red right now”

“I am not”

“What if we switch it to video call right now?”

“What!? No!”

Terlambat, draken sudah menekan tombol vidio call dan Mikey juga mau tidak mau mengangkatnya menampilkan Draken sedang berada di balkon kamarnya dan Mikey yang memeluk selimutnya menutupi setengah wajahnya dan rambutnya yang tak terikat menutupi sisi wajahnya.

“You look more cute than i expected”

“And you look more handsome than i expected” mendengar itu Draken tertawa kecil “Kenchin you know? I almost lose my sanity when i know the meaning of those words. And it keeps ringing in my head. I told it to my brother, and he almost lose his sanity as well, but his bf came and carry him like a koala to his pavilion”

“So you jealous of him?” Mikey mengangguk pelan sebagai jawaban “Just wait a couple of week, and i'll carry you like that too”

“Hehe, i wonder how tall Kenchin would be”

“I'm 185 cm”

“I'm 162 cm. Fuck, are you a giant?” “Well that's ok, i'll be like a little bear beside you”

“My little bear” wajah Mikey kembali memerah mendengar kalimat itu “Kuliah jam berapa besok?”

“Jumat, jam 10an sampe jam setengah 4”

“Ya udah tidur lah”

“Ah, masih mau begadang”

“Besok kesiangan”

“Iya deh iya”

Mikey dan Draken sama-sama mematikan kamera mereka dan kembali ke mode telepon biasa. Mikey mematikan lampu kamarnya dan menaruh handphonenya di sebelah bantalnya.

“Good night Kenchin”

“Sleep well my little bear”

Mikey memeluk selimutnya kemudian menuju ke alam mimpi, sedangakn Draken tidak mematikan telepon mereka dan hanya mengawasi Mikey dari suara telepon sembari meminum bir menikmati pemandangan kota dari balkonnya.