Obedient (2)

Setelah pertemuan pertama mereka saat itu, paginya mereka membuat kontrak perjanjian. Karena Mikey ada jadwal kuliah siang, mereka masih bisa saling mengobrol satu sama lain. Dan Mikey mendapat tawaran untuk tinggal bersama Draken di kediamannya. Menolak awalnya, semua yang ia dapatkan dari Draken sudah lebih dari cukup, namun lelaki itu menggunakan kuasanya untuk membuat Mikey menuruti permintaanya.

“Kenchin, aku kuliah dianterin siapa?”

“Aku sendiri”

“Gak ganggu? Kerjaanmu banyak kan”

“Enggak, manis. Ayo berangkat, kampus mu agak jauh kan dari sini?”


Di dalam mobil Mikey di minta untuk menceritakan kesehariannya, namun sepertinya ia sudah terlanjur nyaman dan senang jadi ia malah keluar topik berkali-kali selama perjalanannya.

Mobil Draken sangat menarik perhatian orang banyak, jelas bukan hanya karena tampilannya yang elegan, namun juga karena pengemudinya yang tampan membuka kan pintu untuk seorang Sano Manjiro yang turun dari mobilnya membuat banyak orang kaget. Sebelum meninggalkan Draken mereka sempat berpelukan, setidaknya itu yang orang lain lihat. Namun pada kenyataanya sebenarnya Draken tengah meremas bokong Mikey saat itu.

“Prepare your self when i pick you up”

Mikey merasa tertantang, ia menyunggingkan senyumnya sebelum berjalan pergi meninggalkan Draken yang masuk ke mobilnya.

Baru beberap langkah, ia sudah di hujani oleh kedua sahabatnya yang menanyakan 1001 pertanyaan bak orang yang sedang wawancara kerja. Agak risih memang, tapi ia bangga dapat mendapatkan tuan yang lebih hebat dari kedua sahabatnya, jadi ia memamerkan momennya dengan Draken agar kedua sahabatnya iri.

“Key, lo di kasih after care sama dia?”

“Gak mungkin, gue dapet sumber dari mantan-mantan slutnya Draken mereka cuman di tinggalin begitu aja” ucap Kazutora yang memang tau banyak informasi.

“Wow, jadi lo jalan sendiri Key ke kamar mandi?”

“Pasti menyakitkan”

“Ini kalian berniat denger dari sisi gua gak sih? Gak gua gak jalan sendiri ke kamar mandi, gua di mandiin”

What!? Ceritain lebih!”

“Iya iya, kepoan banget sih kalian” “Sejauh ini gonta-ganti master, gua pribadi suka sama Kenchin. First of all, dia masih bisa di ajak ngomong dan diskusi, terus cara dia main juga...ahh gak bisa gua gambarin pake kata-kata”

“Bisanya pake desahan ya? Hahahaha” goda Sanzu.

“Bacot. Lanjut, dia gak se kasar yang orang omongin, malah lebih ke lembut”

“Beloman kali Mik”

“Yaa liat aja nantinya. By the way kemeja-nya dia alus banget sumpah, wangi pula”

Wait, kemeja?”

“Kemeja putih biasa sih, tapi enak bahannya lemes gitu”

“Key, dia gak pernah kasih kemejanya ke siapa-siapa”

“Pantes gua perhatiin bau lo agak beda” ya hidung sanzu cukup tajam hasil dari keseringan ngelem.

Mikey dilanda kebingungan dengan informasi dari sahabatnya. Apakah ia di perlakukan spesial? Tidak, ia tak boleh berpikiran seperti itu dahulu, karena itu dapat menuju ke sakit hati yang sangat parah. Mikey bertekat untuk menanyakan perihal ini ke Draken saat pulang kuliah nanti.

Selama kuliah hari ini ia tak bisa fokus sama sekali. Pikirannya berkelana mengingat kenikmatan yang ia alami malam tadi, mengingat bagaimana suara berat Draken, bagaimana besar ukuran tubuhnya, dan se-atletis apa otot-ototnya. Tak bisa ia sembunyikan wajahnya yang memerah saat ini. Ia sangat tak sabar menunggu kegiatannya selesai dan di jemput oleh Draken, kembali memamerkan tuannya pada khalayak umum.

Fokusnya benar-benar terpecah, saat ini ia bersama teman-temannya namun pikirannya tak ada di sana.

“Segitu gak sabarnya kah lu, Mik?”

“Hah? Sayur gua warnanya ijo?”

“Gila!” kata Kazutora memukul kepala bagian belakang Mikey. “Sadar dulu elah, ngewe bisa nanti. Fokus kuliah!”

“Bisa request pulang sekarang gak?”

“Lu bukan yang punya univ ini” ucap Kazutora sedikit kasar berharap ia dapat menyadarkan sahabatnya.

“Gua suruh Kenchin beli” sayang sekali akal sehat Mikey sudah tak tertolong saat itu.

“Woy sadar halu cuk. Gua yang ngelem kok lu yang mabok”

Kedua sahabatnya hanya bisa menggeleng tak percaya melihat kelakuan Mikey yang sudah di luar nalar mereka.


Langit berubah warna, sinar matahari mulai redup, dan akhirnya Mikey bisa terbebas dari tempat penyiksaan berkedok tempat belajar itu. Ia membuka handphone miliknya ingin memberi kabar pada Draken untuk menjemputnya, namun betapa mengejutkan laki-laki itu sudah berada tak jauh di depan gerbang kampusnya bersandar di mobil hitamnya menatap lurus ke arah Mikey.

Dengan langkah percaya diri Mikey menghampiri Draken dan berjinjit memeluk leher yang lebih tinggi memberi ciuman padanya, Draken memegang pinggang Mikey merapatkan tubuh mereka berdua.

Miss me?

So much

Draken langsung membuka pintu kursi pengemudi dan duduk di sana. Mikey keheranan apa maksud perbuatannya sesaat, hingga Draken menariknya duduk di pangkuannya dengan kaki Mikey memanjang ke kursi di sebelahnya. Barulah ia tutup pintu mobilnya.

“Kenchin, kalo ada yang liat gimana?”

“Gak bakal, kaca ini terlihat hitam dari luar”

“Tapi apa kamu gak ke ganggu?”

“Enggak” kemudian Draken langsung melajukan mobilnya meninggalkan kampus Mikey.

Dengan Mikey dalam pangkuannya, ia dapat merasakan kejantanannya yang tertgesek oleh paha Mikey, dan Mikey pun tidak bodoh untuk menyadari bahwa penis Draken sudah mulai mengeras di bawah sana, ia malah semakin menekan kan pahanya ke kejantanan tuannya dengan sengaja, Draken tak bodoh untuk menyadari hal itu. Sebagai peringatan ia memberi Mikey sebuah lirikan sebagai kode untuk menjaga sikapnya.

Namun bukannya menuruti kode dari tuannya, Mikey malah mengubah posisi duduknya berhadapan dengan Draken namun ia menaruh dagunya di bahu sang tuan agar tak mengganggu penglihatannya saat berkemudi.

Manjiro, i'm warning you. Don't do anything stupid

Mikey masih tak menghiraukan peringatan kedua itu. Ia malah menggesekkan penisnya dan penis Draken satu sama lain yang masih terhalang oleh celana mereka, namun ia tak bisa bohong jika itu tidak enak. Di keluarkannya sedikit desahan dan erangan tepat di samping telinga Draken, bahkan ia juga menggigit pelan, mencium, dan menjilati telinga sang tuan berusaha menggodanya lebih parah lagi.

I've give you a warning Jiro, but you won't listen to me. So prepare your self

Mikey menyeringai penuh kemenangan karena ia dapat kembali merasakan betapa hebatnya bersetubuh dengan Draken. Sesekali Draken melepaskan sebelah tangannya hanya untuk meremas pantat Mikey kuat dan cepat, atau terkadang memukulnya.

Sesampainya di rumah Draken, ia langsung menggendong Mikey dan mencumbunya kasar. Ciuman itu berantakan namun dalam, tak tinggal diam tangannya di bawah sana meremas pantat Mikey membuat sang empunya mengeluarkan lenguhan kecil di sela cumbuan mereka.

Sesampainya di ruangan bernuansa warna merah-tempat malam kemarin mereka bersetubuh-Draken langsung mencantelkan sepasang borgol tangan berwarna hitam di jeruji langit-langit ruangan itu. Tak lupa membuka seluruh pakaian Mikey sebelum menjerat tangan Mikey di borgol itu membuat seluruh tubuh Mikey terekspose sempurna.

Jilatan Draken turun dari leher ke dada dan perut Mikey berakhir di kejantanannya yang semakin mengeras. Di tiupnya penis Mikey memberikan sensasi dingin yang membuat kejantanannya berkedut. Namun bagi Draken ia ingin menikmati lebih, jadi ia meletakkan kedua kaki Mikey di pundaknya dan berdiri tegak membuat tubuh bagian bawah Mikey terangkat. Bagian selatan Mikey kali ini benar-benar terekspose sempurna memperlihatkan lubangnya yang berkedut dan penisnya yang mengeras.

Menikmati makanan yang tersaji di hadapannya, Draken langsung melahap lubang Mikey memainkan lidahnya di dalam sana dan satu tangannya memainkan penis Mikey serta satu tangannya lagi bermain di puting Mikey. Di beri kenikmatan di tiga titik secara bersamaan membuat Mikey hampir kehilangan kewarasannya, ia mengeratkan pelukan kakinya di leher Draken dan tangannya mencengkram rantai yang dapat ia raih mengangkat tubuhnya dan bergerak tak karuan di kala Draken berhasil menemukan titik prostatnya dan bermain di sana.

“*Kenchin~heumhh i wanna cum-Hannh!” Draken malah mencengkram penisnya semakin erat, membuatnya kesulitan untuk ejakulasi.

Who said you could call me like that?

“Heunggh~Master i'm sorry, this little slut didn't realize his place. I'm just a little slut made to fullfil your lust~

Good boy, you realize your position now. I'll give you a reaward

Draken melepas cengkramannya pada kejantanan Mikey dan langsung memasukkan dua jarinya ke dalam lubang Mikey menggantikan lidahnya kemudian mengocokkan jarinya dengan liar menstimulasi prostatnya. Satu tangannya kembali mengocok kejantanan Mikey dengan tempo lebih cepat dari sebelumnya, membuat sang empunya tubuh semakin mengeluarkan desahan tak karuan dan teriakan kenikmatan mengisi ruangan itu diikuti dengan lantunan kecipak basah dari lubangnya.

Tak butuh waktu lama baginya untuk membuat Mikey ejakulasi mengeluarkan semua spermanya. Kakinya terjatuh dari pundak Draken, nafasnya terngah-engah, dan badannya sungguh lemas. Dengan perlahan Draken membuka borgol tangan Mikey dan dengan sigap menagkap tubuhnya yang lemas kemudian menggendongnya membaringkannya di kasur sembari menciumi seluruh tubuhnya.

“Jiro, kau sudah lelah?”

“Heumhh lumayan”

“Aku ingin mencoba sesuatu yang baru, kau masih kuat?”

“Asal tak perlu menahan beban ku rasa aku masih bisa”

Seringai Draken mengembang, ia turun dari ranjang dan mengambil segelas air dan memberikannya pada Mikey, “anggap saja persiapan sebentar” Mikey duduk dan menerima gelas itu dan meminum air di dalamnya perlahan kemudian memberikan gelas kosong di tangannya pada Draken.

Tak terlihat sesuatu yang aneh beberapa saat setelah itu, namun wajah Mikey mulai terlihat memerah menunjukan suhu tubuhnya yang meningkat. Draken yang sudah mulai menyadari perubahan dari Mikey mencoba menguji kepastiannya, ia meniup telinga Mikey memuat si kecil menggelinjang karena sensitivitasnya yang meningkat.

Draken tersenyum mengetahui percobaanya memasukkan aphrodisiac ke dalam minuman Mikey berhasil. Draken melanjutkan percobaanya ke tahap yang kedua, ia menutup mata Mikey dengan kain hitam dan menjelajahi tubuh mulusnya, membuat Mikey meminta lebih. Nafasnya terdengar berat dan Draken membantu Mikey berbaring terlentang di atas kasur itu dengan pahanya yang terbuka lebar.

“Saya mulai tahap terakhirnya”

Draken menyalakan bdsm candle berwarna merah yang cukup besar. Mikey yang tak bisa melihat lagi-lagi sensitivitasnya bertambah.

You know the safe word sweetie, say it when you can't handle it

Bisiknya sebelum memasukkan penisnya ke dalam lubang Mikey dan bergerak perlahan. Namun Mikey terus saja meracau tak sabar meminta lebih.

“Tadinya mau saya kasih jeda sedikit, tapi kamu yang mau ya”

Tepat setelah Draken membisikan kalimat itu di telinga Mikey ia mengambil lilin merah itu dan meneteskannya di mulai dari dada Mikey sambil mengocok kejantanannya. Mikey sendiri sudah mendesah berteriak dalam kenikmatan karena stimulasi yang berlebihan di kala tubuhnya sedang sangat sensitive akibat pengaruh aphrodisiac dan matanya yang tertutup.

Salivanya terus mengalir turun ke lehernya, air mata juga membasahi penutup matanya, tubuhnya menggeliat dalam kenikmatan, tak dapat ia ingat ini sudah keberapa kali ia ejakulasi. Namun yang jelas kenikmatan yang ia rasakan kali ini benar-benar membuatnya gila. Pikirannya kosong, memang benar ia tak perlu menahan beban apapun, namun ia tak di peringatkan akan stimulasi yang akan menyerangnya bertubi-tubi.

Lilin itu kembali menetes di daerah perutnya dan Draken juga meneteskannya di beberapa daerah lain, leher Mikey contohnya. Dan kali ini Draken membuka penutup mata Mikey membuatnya dapat melihat wajah kacau si cantik yang sangat menggoda. Ide jahil semakin memenuhi kepalanya, tak cukup meneteskan lilin itu di perut dan dada Mikey, ia juga meneteskannya di pangkal paha Mikey, membuatnya menggelinjang bergetar, karena stimulasi itu ia kembali ejakulasi, namun tak mengeluarkan sperma barang setetes pun, alias dry cum.

Merasa akan segera mencapai pelepasannya, Draken mematikan lilin merah itu dan menaruhnya di meja nakas. Selagi tangannya masih mengocok kejantanan Mikey, satu tangannya menekan perut Mikey merasakan seberapa dalam kejantanannya masuk sekaligus mendekatkan prostatnya dan menyerang titik itu bertubi-tubi. Hingga Draken menyemburkan spermanya di dalam lubang Mikey langsung menyentuh titik prostatnya bersamaan dengan ejakulasi Mikey yang mengotori perutnya.

Kesadaran Mikey mengabur, wajahnya kali ini sudah sangat kacau. Walau tak se sensitive tadi, namun tubuhnya masih bergetar akibat kenikmatan yang menyerangnya bertubi-tubi melebihi ekspetasinya. Draken berbaring di sebelahnya tak meminta lebih karena ia sendiri sudah puas dan Mikey terlihat sudah sangat lelah. Ia memeluk Mikey mendekat membagi kehangatan dalam dirinya.

“Saya tidak mengira kamu akan sekuat ini, saya pikir kamu akan mengucapkan safe wordnya di tengah-tengah permainan tadi”

Kenchinhh~Mikey's a good boy right?

Yes, you're my good little boy. Get some rest hun