Terlalu terbawa perasaan (?)

Hubungan ini ternyata berjalan lebih lama dari dugaan Mikey. Setiap minggu ia menerima sebuah surat dari Draken, dan ia menyimpan semua surat itu, walaupun hanya berisi satu kalimat “For Mikey, my little bear” dan beberapa postcard. Namun itulah yang ia suka, belum lagi ia tulisan yang Draken tambahkan di postcard tersebut, dan sebagai catatan Draken sendiri yang membuat semua postcard itu.

Tak terasa satu minggu lagi ia akan bertemu dengan kekasih yang ia dapatkan melalui sebuah aplikasi. Setiap hari ia berkomunikasi dengan pacarnya itu lewat telepon, bahkan ketika Baji meminta Mikey menunjukan chat nya dengan Draken ia tak dapat melihat banyak hal yang menunjukkan bahwa mereka adalah sepasang kekasih. Namun begitu Baji melihat riwayat telepon Mikey, hanya satu nama yang paling banyak berada di sana -Kenchin-. Dan tidak tanggung-tanggung bahkan mereka sanggup untuk tidak menutup telepon selama 1 hari lebih (Ini gk mustahil krn gw udh pernah coba).

“Key gak salah lu teleponan selama ini?”

“Emang kenapa?”

“Gila, 1 hari full teleponan terus?”

“Heh lu kan bisa ketemu sama pacar lu. Gue kan ldr”

“Tapi gak segitunya kali. Terus seharian ngomongin apa?”

“Apa aja, kadang diem-dieman. kadang di seling sama vc-vidio call-, nanti dia nge vlog dia lagi ngapain terus gue minta dia keliling kota”

“Gila itu dia bucin banget atau gimana?”

“Yah mana gua tau, tapi sejauh ini kita gak ada masalah sih”

“Tapi orangnya keliatan serem loh key”

“Serem apanya coba orang ucul begitu di depan gue, tapi gak tau deh di depan orang lain gimana”

“Yeuu. Tapi ini orangnya tumben gak nelepon atau ngechat lu”

“Sibuk kali, dah lah mau nugas gue” Mikey mengambil kunci motornya dan melaju ke kediaman Sano.

Sesampainya ia di rumah, ia memarkirkan motornya dan langsung masuk ke paviliunnya untuk mengerjakan tugas-tugasnya. Sebenarnya ia sudah libur musim panas sejak beberapa hari yang lalu, namun karena ini adalah tahun ke-3 nya tugas kuiahnya pun semakin banyak.

Begitu telepon dari Draken masuk tanpa butuh waktu lama ia langsung mengangkatnya, karena baginya inilah penyegarnya dari tugas kuliah yang menumpuk.

“Kenchinn~” nada suaranya tak sesemangat yang biasnya, kali ini nada bicara Mikey lebih seperti orang yang sedang kelelahan.

“Kalo kecapean nugas istirahat dulu key”

“Memotong waktu untuk istirahat sama saja dengan memperlambat waktu kelulusan”

“Ya tapi kesehatanmu juga penting”

“Kenchin kayak gak ada beban kuliah aja”

“Ini sambil nugas juga”

Akhirnya mereka fokus mengerjakan tugas mereka masing-masing. Kesunyian merayap di antara mereka, hingga akhirnya terdengar dengkuran kecil dari Mikey yang menandakan bahwa ia tidak sengaja tertidur saat mengerjakan tugas-tugasnya. Ingin rasanya Draken menghampirinya dan menggendong tubuh sang kekasih ke tempat tidur, namun jarak yang memisahkan mereka terlalu jauh dan mustahil di lewati dengan cepat. Akhirnya Draken berusaha mengabaikannya dan berharap salah satu kakak Mikey akan datang dan membenarkan posisi tidur adik mereka.

“Hungh? Kenchin? You still up?” Mikey terbangun pada pukul setengah 11 malam.

“What is it?”

“Masih nugas?” Mikey berdiri dari kursinya dan meregangkan persendiannya.

“Iya, biar pas liburan nanti gak terlalu kepikiran tugas” “Kamu tidur lagi sana”

“Susah tidur”

“Nugas”

“Capek”

“Ya udah istirahat”

“Caranya?”

“Tidur”

“Gak ngantuk”

“Nugas”

“Capek” “Lah kok ke ulang kek tadi lagi?”

“Ya emang begitu siklusnya kan. Bangun, nugas, capek, istirahat, tidur”

“Gabut euyyy”

“Main sama sadako Key”

“Gila dih, mati yang ada aku sebelum lulus kuliah”

“Emang sampe mati ya?”

“Ya iya lah, kita kan berurusan sama dunia lain” “Kenchin jangan bikin takut dih”

“Dih udah gede Key, masa masih takut-takutan sama setan”

“Kenchin aku sendirian di paviliun!”

“Ya sana sama bang Shin atau bang Ija”

“Ih kan Mikey udah gede”

“Masih kecil”

“Ku jambak nanti rambutmu begitu sampe di Jepang”

“Dih kasar”

“Bodo!”

“Yahh ngambek”

“Eh Kenchin bentar ada chat dari Baji”

Mikey membuka pesan dari Baji karena dia pikir ini pastinya darurat jika sahabatnya itu sampai mengirim pesan tengah malam dan panjang. Saat itu yang terpikirkan oleh Mikey hanya membawa handphonenya dan tetap memakai TWS nya mengabaikan Draken di sana yang bingung karena Mikey yang terasa berbeda dari yang sebelumnya.

“Kenchin maaf, aku ada urusan bentar. Kamu fokus nugas aja dulu” “Teleponnya gak aku matiin, nanti aku jelasin”

“Key mau kemana!?” Tanya Shinichiro begitu melihat Mikey yang keluar dari paviliunnya dengan jaket dan kunci motor

Mikey menyalakan mesin motornya dan memanaskan mesinnya sebentar “gua mau ke tempat Baji”

“Key udah malem! perlu kunci ingris?”

“Gak” kemudian ia melajukan motornya meninggalkan kediaman Sano

Draken dapat mendengar deru suara motor Mikey, ia sudah familiar dengan suara motor Mikey. Namun mendengar suaranya kali ini dapat ia tebak bahwa Mikey sedang melajukan motornya gila-gilaan.

Begitu sampai di lokasi yang dikirimkan oleh Baji, yang ia lihat adalah Baji dan Chifuyu yang terkepung oleh segerombol lelaki. Bukannya mereka tidak mencoba melawan, sudah mereka coba namun lawan mereka tidak ada habisnya.

“Gw udah mundur dari dunia berandalan gak ada lagi alasan gua buat nyerang kalian”

“Halah bacot! Selama kita gak bisa ngalahin lu, kita gak bakal bisa jadi yang terkuat!”

“Apa urusan nya sama gua. Kalo emang lu yang terkuat kalahin semua gang di Jepang, ngalahin gue doang udah gak ada artinya”

Pimpinan mereka sudah mengarahkan pukulannya ke Mikey, namun Mikey berhasil menghindar. Ia berhasil menghindari semua serangan yang di lancarkan oleh gerombolah itu tanpa membalas mereka. Namun ia terpojok, mereka mengepungnya dan menyerangnya secara bersamaan. Mikey bersiap untuk melawan dengan terpaksa ia menyiapkan kuda-kudanya, namun tiba-tiba seseorang menerobos dan menyerang beberapa orang di geng itu.

“Mereka udah berusaha susah-susah untuk keluar dari lingkaran setan dunia berandalan, jangan pancing mereka mengotori tangannya lagi” ucap Izana-ketua Tenjiku-dengan Kakucho-wakil ketua Tenjiku-di belakangnya. “Mikey, bawa Baji sama Chifuyu pulang. Masalah ini, biar Tenjiku yang urus”

“Makasih bang” “Ji, ke paviliun gua aja. Gak mungkin kan kalian pulang muka setengah bonyok begitu” Mikey langsung naik ke motornya dan baji mengikutinya dari belakang.

“Kaku-chan, ngedate begini keren juga ya”

“Maksud lu mukulin orang?”

“Abis itu tumpuk badannya dan kita duduk di paling atas. Keren kan”

“Iyaa. Tapi kita urus dulu ini”


Mikey akhirnya sampai di kediaman Sano dan membantu Baji membopong Chifuyu masuk ke paviliunnya.

“Kenchin? Still awake?”

“Yeah”

“You hear it didn't you?”

“Everything Mikey. It's ok, you can explain it to me later”

“I'm sorry Kenchin”

“It's alraight. Now go take care of your self”

“I'll be back soon”

Mikey menuju ke kamar mandi dan mengganti bajunya, ia juga menyeka beberapa noda yang ada di wajahnya. Setelah selesai ia membawa kotak p3k beserta baskom berisi air hangat dan handuk kecil.

“Kalian tidur di sini aja dulu” “Kasur gua muat buat dua orang, Chifuyu tidur sama gua aja ya” “Ji lu di sofa, kalo gak mau ambil aja futon di lemari”

“Gw mending ambil futon ae dah”

Baji menggelar futonnya di lantai dekat dengan kasur Chifuyu dan Mikey. Baji dan Chifuyu cepat tertidur mungkin karena kelahan selepas pertempuran tadi. Namun Mikey tidak bisa tidur, jadi ia naik ke lantai dua paviliunnya dan duduk di balkon melihat pemandangan taman rumahnya dari atas sana.

“Kenchin, mungkin minggu ini kita gak bakal bisa sedeket ini”

“Iya juga, kita fokus ngelarin tugas kita masing-masing”

“Walau aku mungkin bakal sering ngabain kamu, janji jangan tinggalin aku”

“Bukannya aku yang harusnya ngomong begitu?” “Tapi aku janji gak akan ninggalin kamu”

“Kenapa kita bisa seyakin ini ya?” “Padahal kita cuman ketemu lewat hp dan baru bakal ketemu langsung 1 minggu lagi”

“Kepercayaan?”

“Pfft, Kenchin lebay”

“Iya iya aku lebay, sekarang tutup pintunya. Sana turun tidur sama Cipuy”

“Dih kok kamu tau aku lagi di atas?”

“Kan aku dengerin kamu terus dari tadi, btw kasian itu si Baji tidur di bawah”

“Biarin, kalo mereka berdua aku kasih tidur di lantai dua nanti banyak suara yang mengganggu”

“Shht jangan buka rahasia orang. Dah tidur sana bayi”

“Iya iya ini tidur”

Mikey turun ke lantai satu, ia masuk ke kamarnya dan tidur di samping Chifuyu.

“Good night Kenchin”

“Sleep well, hun”

Dan malam itu adalah malam itu menjadi malam terakhir Mikey mendengar suara Draken.

Saat pagi menyapa teleponnya sudah mati, entah sengaja atau karena kehilangan sinyal. Mikey membangunkan Chifuyu dan Baji untuk sarapan berasama di ruang utama. Awalnya pagi itu berjalan dengan lancar, segalanya berjalan dengan tenang. Mungkin Mikey tidak terlalu menyadari kekosongan dirinya karena terlalu sibuk dengan tugasnya.

Hingga malam menyapa dan waktu makan malam selesai, Mikey memutuskan untuk beristirahat dari tugas-tugasnya. Chifuyu dan Baji masih menginap karena kondisi mereka masih cukup mengenaskan.

“Tumben Key gak teleponan sama Draken” celetuk Baji ketika melihat Mikey yang duduk di kursi meja belajarnya sambil menatap kosong ke arah handphonenya dan memutar-mutar kursinya.

“Iya biasanya lu berdua bulol banget, TWS di kuping mulu gak di copot”

“Kita mutusin buat fokus nugas dulu sementara, biar nanti pas Kenchin ke sini kita bisa fokus santai”

“Lu fokus nugas emang ada duit juga buat jalan-jalan?”

“Daijobu-tidak apa-apa-gue bisa pake tabungan gue” “Walaupun gak terlalu rela sih”

“Tapi lu seriusan gak ada kecurigaan sama sekali kalo dia pura-pura sama lu?”

”...” “Gue gak tau” “Tapi kata-kata dia selalu terdengar meyakinkan di mata gue”

“Emang mendengar itu pake mata? Wah evolusi manusia sudah berkembang pesat ya”

“Bukan gitu odon maksud gue”

“Iya iya ngerti. Tapi lu yakin benerr nih? Gua gak mau punya temen sadboy yang demen ngurung diri plus bikin status sad terus ya”

“Gak bakal lah ji”


One days later

“Ji apa dia nipu gue ya?” Mikey meringkuk di kasur sambil memeluk selimut kesayangannya.

“Perasaan baru kemaren lu bilang gak bakla jadi sad boy dah”

“Lu gak bakal ngerti Ji gimana rasanya ketika lu tiap hari selalu denger suara dia, dan tiba-tiba poof dia hilang dari kehidupan semesta”

'Keknya gue sama Puyu gak sampe separah itu deh' “Ya udah mangkanya nugas biar gak sadboy lagi”

“Hiks, bentar mau update status dulu”

“Key coba lu pikirin separah apa kondisi Draken di sana yang lagi kuliah, nugas, mikirin lu, belom lagi nyiapin yang keberangkatannya” “Masa lu nugas sama mikirin dia doang udah langsung ngedown gini” ucap Chifuyu panjang memberi semangat kepada Mikey

”...” “Puy kok bisa lu mau sama Baji sih?” “Putusin aja Puy, gue yakin banyak yang mau sama lu lebih baik dari si Baji-ngan yang satu ini”

“Asu mulut lu di jaga ya Key” “Matsun baby jangan dengerin Mikey ya”

“Wah ide lu bagus juga Key”

“Chifuyu! Kamu tega ninggalin kakak!?”

“Ya elah kak, bercanda doang ihh”

Suasana paviliun itu kembali hidup untuk sesaat karena kehadiran dua manusia lain yang mengisi paviliun tersebut. Namun itu tidak bisa menjauhkan Mikey sepenuhnya dari pikirannya tentang Draken.

Hari kedua berlalu digantikan dengan Hari ketiga, Mikey masih gila-gilaan dalam mengerjakan tugasnya. Terkadang Baji ikut membantunya dalam mengerjakan tugasnya-walaupun sebenarnya ia lebih banyak membantu nyalin jawaban dari pada membantu Mikey mengerjakan tugasnya-Chifuyu dan Emma sering berkutat di dapur, kadang ia kembali ke paviliun Mikey membawa minuman atau camilan di nampan.

Hari keempat menyapa, keseharian mereka masih sama. Namun kali ini Izana dan Kakucho ikut bergabung dan rasanya paviliun itu terlalu ramai sampai-sampai Mikey pusing saat mengerjakan tugas karena kebisingan yang mereka buat.

“Mikeyy~ jangan nugas mulu, ayo main bareng dih”

“Iya ayo kita mabar freefire kali ini”

“Ih game bocil. Cipuy gak like”

“Ml aja udah”

“Kalo mau ayo Ja, aku gendong ke paviliun kamu”

“Mobile legend, KAKUCHO! Gua copot juga jabatan lu nih”

“Jabatan yang mana? Yang Tenjiku atau pacar lu?”

“Yang Tenjiku aja, kalo pacar mah jangan di rubah”

Jujur saja telinga Mikey sangat panas mendengar empat orang bucin di belakangnya ini. Ia juga ingin tapi masalahnya jarak dan tugas kuliah memisahkan mereka. Alhasil Mikey hanya bisa menggembungkan pipinya dan memanyunkan bibirnya.

Hari kelima berlalu dengan cepat dan sama mengganggunya seperti hari keempat. Dan di saat hari keenam Mikey sudah hampir menyelesaikan seluruh tugasnya. Izana datang ke paviliunnya membawa tiga botol minuman berwarna hijau dan mengatakan ia akan membukanya setelah makan malam nanti.

“Key tugas lu malam ini udah selesai semua kan?”

“Karena dari kemaren gue udah ngegas tugas sampe kurang tidur, jelas ini tugas udah berkurang banyak”

“Istirahat malem ini, kita minum”

“Hmm coba gue cek list tugas gue” Mikey mengambil handphonenya dan membuka catatan untuk melihat ada berapa tugas yang belum ia selesaikan. “Ok tinggal satu doang, progress nya udah 50%. Jadi, ya gue bakal istirahat malem ini”

“Ok kita makan malem dulu baru lanjut. Takutnya nanti Cipuy sama Emma ngamuk gara-gara kita telat makan”

Setelah makan malammereka berkumpul di paviliun Mikey, kecuali Shinichiro, ia terlalu sibuk bercinta dengan motornya-ngebengkel-. Mereka duduk membentuk lingkaran dengan gelas kecil masing-masing dan tiga botol kaca hijau berisi minuman dan masih tersegel.

“Jadi bang Ija ada ape nih?” tanya Baji sembari menguncir rambutnya

“Minuman apa tuh bang kok Cipuy gak bisa baca tulisannya?”

“Itu tulisan korea puy”

“Di bacanya apa?”

“Itu namanya Soju Chifuyu” jawab Mikey serius “Bang lu dapet barang begini dari mana?”

“Lu lupa gue siapa key”

“Jadi ketua Tenjiku mendistribusikan minuman keras?”

“Hahahaha, anjir enggak lah. Gua minta anak buah gua buat beli ini. Ini barang pribadi” “Tadinya gue mau beliin lu wine, tapi takut lu gak suka”

“Gue lebih suka Rose wine, tapi kalo buat iseng-iseng gue perfer Dragonfly Moscato

“Astaga Key, gua kira lu masih bau zwitsal atau minyak telon”

“Puy lu pertama kali minum?”

“Iya”

“Bang itu Soju kadar alkoholnya berapa?”

“20%”

“Cipuy jangan ikutan minumnya mereka ya, minum yang punya gue aja” Mikey keluar dari kamarnya menuju tempat persembunyiannya dan membawa satu botol Dragonfly Moscato dan dua gelas wine lalu duduk berhadapan dengan Chifuyu. “Lu sama gue minum yang ini aja. Yang itu gak enak” “Nih cobain” Mikey menuangkan Dragonfly Moscato ke gelas Chifuyu hingga seperempat gelasnya dan menuangkan Dragonfly Moscato ke gelasnya hingga setengah gelas

“Kuat minum lu key” kata Baji sambil menuangkan Soju ke gelasnya, Izana, dan Kakucho.

“Cuman 8% mah gue kuat”

“Yah cemen amat 8%” ejek Baji

“Heh besok gue ada urusan lain ya, gue gak bisa mabok berat malem ini”

“Cheers”ucap mereka bersamaan kemudian bersulang dan meminum minuman mereka masing-masing.

“Key kok rasanya manis?” tanya Chifuyu setelah meminum sedikit dari wine tersebut

“Emang manis, biasanya lu di cekokin yang pait ya sama Baji”

“Iya, terus juga gak bikin pusing”

“Belom lah” “Btw bang, bagi Sojunya dong, gua mau coba” ucap Mikey sambil memberikan gelas kecil miliknya.

“Gini dong” Izana menuangkan Soju tersebut ke gelas Mikey hingga penuh.

“Kak, mau coba” ucap Chifuyu memberikan gelasnya pada Baji

“Nih punya kakak aja” Baji memberikan gelasnya yang berisi Soju walaupun tinggal setengah.

Mikey dan Chiuyu meminum Soju tersebut bersamaan, bedanya Chifuyu meminum sedikit dari Soju tersebut, seangkan Mikey langsung menegaknya sampai habis.

“Wah gela lu Key”

“Kuat loh dia satu tegakan”

“Huek! Pait euy” Chifuyu mengembalikan gelas Baji dan segera meminum Dragonfly Moscato miliknya

Sedangkan Mikey mengeluarkan desisan pelan dan mengerutkan kedua alis matanya, ia menjilat bibir bawahnya kemudian mengigitnya perlahan.

“Gua bilang apa Puy, nyoba-nyoba sih lu” kata Mikey sembari memberikan gelas kecilnya kepada Izana untuk menambahkan minumannya.

“Katanya gak suka key” kata Izana sembari menuangkan kembali Soju tersebut ke gelas Mikey.

“Gue bilang gue lebih suka bukannya gue gak mau” Mikey mengambil gelasnya dan menegaknya lagi hingga setengah. “Dragonfly Moscato gue cuman buat penyeimbang doang kalo gue udah mulai gak suka sama Sojunya”

“Sumpah Key gua gak nyangka lu bisa segininya njir. Lu ngerokok enggak tapi minum jalan ya”

“Pernah nyobain rokok tapi gw lebih suka minum. Bukan berarti gue addicted ya, gue suka aja. Dan gue gak minum setiap saat”

“Iya iya gue tau. Bang Ija sama bang Shin tau dia kek gini?”

“Tau kalo dia minum, tapi gak tau dia sukanya merek apa”

Mereka berbincang, bermain, dan melakukan banyak hal hingga jam 1 pagi. Baji menghabiskan 6 gelas Soju sedangkan Chiuyu menghabiskan ¼ gelas Soju dan 3 gelas wine Dragonly Moscato. Izana dan Kakucho menghabiskan 1 botol Soju, sedangkan Mikey menghabiskan 7 gelas Soju dan 3 gelas wine Dragonfly Moscato. Mabuk? jelas, namun yang paling parah adalah Izana, karena toleransinya terhadap alkohol cukup rendah. Chiuyu? tidak mabuk sama sekali, namun ia sedikit merasa pusing. Baji, Mikey, dan Kakucho memang mabuk, namun mereka masih dapat mempertahankan kesadaran mereka.

Mereka yang masih mampu menggerakan tubuhnya membenarkan posisi mereka yang sudah tak mampu menggerakkan tubuhnya. Seperti Kakucho yang menggendong Izana ke atas kasur Mikey dan ikut tidur di sampingnya, sedangkan Chifuyu menarik rambut Baji dan menyeretnya ke futon kemudian tidur di sebelahnya.

Mikey? Ia masih sibuk menghabiskan sisa Dragonfly Moscato miliknya di balkon lantai dua. Sesekali ia mengecek handphonenya untuk melihat jam atau untuk melihat apakah Draken sudah membalas pesannya. Setelah Dragonfly Moscato miliknya habis, ia masuk ke kamar di lantai dua dan tidur sendirian disana, tentu saja ia sudah sempat menyelamatkan selimut kesayangannya bahkan ia perlu bertengkar dengan kakaknya yang mabuk untuk merebut selimutnya kembali. Ia menutup pintu kamar tersebut dan tidur di sana dengan selimutnya, sebelum tertidur ia sempat berpikir 'apa sebenarnya selama ini Kenchin hanya mempermainkan ku?' kemudian setetes air mata jatuh sebelum ia berangkat menuju ke alam mimpi.


Mikey bangun jam 10.20 dan turun ke lantai satu melihat semuanya sudah rapih. Dengan tampak rambut yang masih acak-acakan ia pergi ke rumah utama untuk sarapan.

Baru saja ia sampai disana ia dibuat heran karena ketiadaan dua orang yang seharusnya ada di sana-Izana dan Kakucho-.

“Bang Ija sama Kakucho mana?”

“Mereka berangkat jam 10 tadi, katanya mau jemput temennya di bandara”

Baru saja ia ingin duduk dan sarapan bersama, tiba-tiba handphone di genggamannya bergetar menandakan adanya pesan masuk. Mikey membuka handphonenya dengan malas, namun begitu melihat chat tersebut ia langsung meninggalkan rumah utama dan berlari mengambil kunci kendaraan di paviliunnya.