Cghhh

Setelah melalui perdebatan yang panjang akhirnya Zora menyetujui agar Sagara ikut bersamanya pulang ke Jogja.

Cowok itu mengendarai dengan kecepatan sedang, sambil sesekali melirik Zora yang sedang bermain bersama vivi di kursi kemudi.

Jangan ditanya mengapa anjing bernama Vivi itu ikut bersama mereka. Sagara adalah orang paling bucin dengan anjingnya. Ia tidak akan tega meninggalkan Vivi sendirian di apartemen.

“Ngapain?” tanya Zora setelah melihat Sagara menghentikan mobilnya pada indojuli.

“Isi e-toll, mau ikut?”

Gadis itu menggelengkan kepalanya. Ia tidak niat untuk kemanapun. Tujuannya hanya bertemu ibunya malam ini.

Memikirkan kondisi ibunya sekarang membuatnya ingin menangis. Ibunya tidak pernah masuk rumah sakit sebelumnya. Ia sangat takut terjadi hal seperti dulu.

Zora berusaha menyembunyikan air mata yang keluar dari manik mata indah miliknya. Gadis itu melihat Sagara yang baru saja keluar membawa sebuah paper bag yang entah apa isinya.

Krek

Zora mengalihkan pandangan ke luar jendela agar cowok itu tidak melihatnya menangis sekarang.

“Makan!” suruh Sagara.

Ia menyodorkan sebungkus roti coklat pada zora. Zora tidak menggubris, ia takut Sagara melihatnya yang sedang menangis.

“Ra?” panggil Sagara.

“Lo gapapa?”

“Jangan tanya gitu pliss malah makin keluar ni air mata.” seru Zora dalam hati.

Tanpa aba-aba cowok itu menarik Zora kedalam pelukannya.

“Nangisnya disini aja.” ucap Sagara pelan.

Pertahanannya runtuh. Ia tidak bisa menyembunyikan air matanya lebih lama lagi kali ini. Malam itu tangisnya pecah, ia sangat takut. Takut kehilangan lagi untuk kesekian kalinya.