fairyjiniret

Rintik basah mengiringi langkah kaki pemuda yang bernama Hwang Hyunjin sembari membawa dua cangkir teh hangat lalu meletakannya di meja ruang makan rumah mereka ,

Hyunjin yang sudah berstatus menikah dengan pemuda yang merupakan anak tunggal dan seorang pengusaha bernama Lee Minho.

Meski hubungan keduanya pasti akan terlibat dengan hubungan jarak jauh dikarenakan Minho bekerja di beda negara dengan Hyunjin,

namun Hyunjin akan dengan sabar dan setia menanti setiap kepulangan Minho kapanpun meski itu tidak mudah tak jarang mereka berdua terlibat sebuah pertentangan namun keduanya selalu bersyukur itu tak menimbulkan hal yang membuat hubungan keduanya berakhir.

Seperti saat ini Hyunjin sedang menanti kepulangan Minho di rumah , awalnya ia berniat untuk menjemput suaminya di bandara namun diluar sana saat ini sedang hujan walau hanya rintik rintik sendu, tapi tetap saja Minho tak mengizinkan pemuda yang memiliki paras cantik itu keluar, barang hanya untuk menjemputnya.

Alasannya selalu sama “tetap di rumah dan sambut aku dengan pelukan hangat itu lebih dari cukup untukku” entah hari itu sedang hujan atau tidak alasannya akan tetap seperti itu

Sebuah senyuman terukir di bibir ranum nan indah kala Hyunjin sedang membayangkan betapa ia merindukan Minho, lalu hari ini akan kembali bertemu dengan suami tercintanya.

Pun sebaliknya ketika Minho mengirimkan pesan singkat pada Hyunjin saat ia akan pulang ke rumah milik mereka berdua, sungguh suasana yang sangat di nanti oleh keduanya.

Hangat, saat keduanya menyalurkan kasih sayang mereka melalui sebuah pelukan berarti, saat keduanya saling bertatapan menelisik netra milik masing-masing, mempersempit jarak yang sudah sangat lama memisahkan keduanya demi untuk bertahan hidup

Saat ini hujan rintik tersebut seakan menghilang kemudian dengan indahnya sinar mentari masuk menyelimuti bumi, jangan lupakan kicauan burung yang ikut meramaikan suasana saat ini.

Tak lama kemudian akhirnya Minho tiba di halaman depan rumah itu dengan langkah kaki yang meyakinkan ia berjalan gontai menuju pintu masuknya.

Benar saja, ia kemudian di sambut hangat oleh Hyunjin bahkan sebelum mengetuk pintu, Hyunjin segera berlari kecil untuk menghampiri Minho yang baru saja sampai di depan ambang pintu masuk

Kemudian ia kecup bibir milik suaminya dengan hangat, hanya sebuah kecupan basah namun Minho suka. Tak lupa pelukan hangat yang segera Hyunjin berikan maka dengan senang hati Minho pun membalasnya, mengikis jarak diantara mereka sembari mengecup pelan dahi lelaki manis di depannya ini. Jangan lupakan senyuman manis Hyunjin yang sedari tadi tak henti membuat Minho terpesona

“Selamat datang kakak” ucap Hyunjin kemudian ia bersandar mesra di dada bidang suaminya seraya tersenyum cantik

“I miss you baby” ucap Minho mengusak rambut Hyunjin pelan

“Hmm i miss you too, oh iya ayo masuk kak, aku udah siapin teh hangat” ucap Hyunjin, kemudian ia menggenggam jemari Minho lalu menuntunnya agar masuk ke dalam

“Ayo sayang..” ucap Minho

Hyunjin masih dengan manjanya mengayun-ayunkan lengan Minho pelan, lalu kembali Minho usak lagi surai hitam milik lelaki manis disampingnya ini

“udah ih rambut adek berantakan” ucap Hyunjin sedikit menggerutu akibat perlakuan suaminya tadi, lucu ia mempoutkan bibirnya nampak seperti anak kecil yang tidak dikasih permen

“Kamu gemes dek” ucap Minho kemudian ia usap ujung hidung milik Hyunjin pelan.

Hyunjin tidak menjawab, ia semakin membenamkan mukanya di dada suaminya. Malu, Hyunjin malu ia ingin menyembunyikan rona kemerahan yang saat ini sudah menyeruak di pipinya namun tetap saja jemari lentiknya ia gunakan untuk bermain di dasi yang masih bertengger rapi pada kemeja Minho

“Eits.. stop dulu kakak hehe” ucap Hyunjin seketika saat Minho hendak duduk di ruang makan

“Kenapa sayang?” Tanyanya lembut,

“Emm... adek punya kejutan kecil, oh sebentar ada baiknya kakak duduk dulu deh” kemudian ia mengarahkan Minho untuk duduk disana

“Oh okey sayang, kejutan apa?” tanya Minho penasaran sembari ia mendaratkan tubuhnya di ruang makan

“Emmm... sebentar hehe, kakak tutup mata dulu yah? Nanti kalau adek hitung satu, dua, tiga nah pada hitungan ke tiga kakak buka mata? Deal?” Ucap Hyunjin dengan nada menjelaskan

“Oh mudah saja, baiklah. Haruskah kita mulai sekarang?” Ucap Minho bersemangat, ia sungguh penasaran dibuatnya

“Okie... kakak tutup mata yah?”

“Udah ini kakak tutup mata...”

“Emm... adek hitung nih...

Satu ...

Dua ...

Tiga ...

Tadaaaaaaa” ucap Hyunjin kemudian meletakkan sebuah kotak kecil yang diatasnya bertuliskan - - - - - - - - - - - - - - - - - “hello daddy, can't wait to meet you.. yeaay”

Dengan sekejap Minho membuka matanya perlahan, sungguh ia tidak menyangka

“Sayang... adek... s-serius? Apakah i-ini nyata?”

Dibukanya kotak kecil itu yang ternyata isinya adalah sebuah 'testpack' yang menghasilkan dua garis biru yang tertera

“Heem nyata kak, hehe mungkin ini terkesan mendadak tapi ini kenyataannya”

Tanpa basa basi lagi, Minho berdiri kemudian memeluk tubuh ramping lelaki manis itu ia peluk erat perlahan ia angkat tubuh Hyunjin bermaksud untuk mencium bagian perutnya yang kini telah berisi buah cinta keduanya, sebuah kejutan kecil namun bermakna besar bagi Minho dan Hyunjin

“I love you Hyunjin, i love you so much Hwang Hyunjin”

“I love you too kakak, oh salah i love you too daddy hihi-” ucap Hyunjin gemas kemudian ia menyimpulkan senyumnya kembali “-eh kakak turunin dulu dong” gerutunya seketika mengingat Minho masih mengangkat tubuhnya

“Iya sayang”

Seperti tujuan utamanya yaitu minum teh hangat berdua. Setelah euphoria kejutan itu, Hyunjin sudah menyediakan 2 cangkir teh di meja ruang makan kediaman mereka.

Keduanya duduk berhadapan dengan tangan saling menggenggam erat seakan tidak rela akan adanya jeda, masih saling memandangi keindahan satu sama lain tersenyum bahagia dan alam rupanya tak mau kalah untuk menyambut kehadiran buah hati di perut milik Hyunjin oh bukan, buah cinta lebih tepatnya, semburat warna merah kuning hijau membentuk setengah lingkaran di langit cerah saat itu masih bisa dilihat lewat jendela yang kebetulan letaknya dekat dengan ruang makan, di saat bersamaan keduanya meminum teh hangat yang hampir saja mereka lupakan tadi

“Sayang, lihatlah pelangi itu...” ucap Minho setelah menyeruput teh dalam cangkir itu

“indah banget kak” ucapnya tersenyum, kemudian seketika Hyunjin melepaskan genggaman tangan mereka lalu berjalan menuju jendela untuk melihat keindahan Tuhan itu lebih dekat

“Heem tapi kamu lebih indah dari apa yang pernah aku lihat” ucap Minho lalu menghampiri Hyunjin dan memeluknya mesra dari belakang ia tumpu dagunya dibahu Hyunjin

“Engga sayang, pelangi itu indah melebihi aku”

“Sstttt.... pelangi itu memang indah, namun ia akan pergi setelahnya. Tapi kalau kamu...”

“Kalau aku kenapa kak?”

“Kalau kamu itu indah dan akan selamanya indah dan kakak harap kamu gak pergi kayak pelangi itu”

“Ih sayang , apa sih..–” ia cubit lengan Minho yang melingkar di perutnya

“Ish.. sakit dek”

“Em, jadi Hyunjin gak akan pernah pergi kecuali...”

“Kecuali apa?”

“Jika maut yang memisahkan kita tapi aku akan tetap berdoa kali ini doaku agak memaksa”

“Kok gitu? Memangnya apa?”

“Jika maut memisahkan kita, aku harap di surga nanti aku akan bertemu dengan kakak serta anak kita ini terus kita bahagia selamanya di surga”

“Sayang... udah udah, pamali loh”

“Hehe iya kakak, emm... kakak coba deh merem lagi tutup mata lagi”

“Mau apa lagi sayang? Jangan jahil ya kamu”

“Udah deh tinggal nurut aja”

“Em, okay. Nih udah”

Sesaat setelah Minho menutup kedua matanya kemudian Hyunjin kecup kecil bibir Minho dan selanjutnya menjadi lumatan. awalnya hanya kecupan basah namun siapa sangka Minho bergerak lebih cepat dari apa yang Hyunjin bayangkan , awalnya Hyunjin hanya akan mengecup saja hanya itu dan tentu saja jahilnya keluar namun Minho dapat membaca situasinya dengan cepat ia mengambil alih lalu seketika ia membuka matanya

“Enghhh....” bunyi desahan keluar dari mulut Hyunjin namun kembali di sumpal menggunakan bibir Minho lagi, jangan lupakan penis yang bergesekan dibawah sana meski masih tertutup kain celana masing-masing

“Akh...” satu kali lagi desahan lolos dari mulut Hyunjin namun Minho segera melepaskan tautan bibir mereka perlahan dan sedikit menjauhkan badannya

“Maaf sayang aku hampir kelepasan” ucapnya dan kembali memeluk Hyunjin

“Kakak... gak papa kok tadi adek niatnya jahil aja sih”

“Kamu tuh nakal ya...”

“Hehe, kakak ayo mandi dulu aku siapin air hangatnya..”

“Oke”

Kemudian Hyunjin berjalan menuju kamar mandi menyiapkan air hangat tentu saja untuk Minho, kali ini benar-benar mandi. Karena mengingat buah cinta mereka masih sekitar umur 4 minggu , dan Minho? Mana tega melakukan 'itu' demi kesehatan buah cintanya di dalam perut Hyunjin dan tentu saja demi kesehatan Hyunjin juga. Karena, Minho berjanji akan menjaga keluarga kecilnya kelak.

Pindah apart~

akhirnya mereka bertiga jiji, felix, serta hyunjin dalam perjalanan pulang menuju apartemen jiji dan felix. tujuannya untuk segera membereskan barang mereka setelah itu besok paginya baru mereka akan tinggal sementara di apartemen milik hyunjin

“lix, emang bener ya tadi lo sama kak ino udah bicara tentang pindah apartemen?” tanya jiji

“bener kok, hyunjin juga tadi ikutan kasih sarannya ji. tapi gue juga setuju sama saran itu” sahut felix

ngomong-ngomong posisi duduknya hyunjin yang mengemudikan mobilnya, sedangkan felix duduk di samping hyunjin dan jiji ada di belakang

“padahal apartemen kalian nyaman banget kan sebenernya” ucap hyunjin

“iya tapi akhir-akhir ini juga udah gak nyaman hyun” ucap felix

“loh emangnya kenapa lix?” tanya jiji

“lo kan sering pulang malem tuh ji, gue kadang kayak ada ngeliat sesuatu gitu deh serem ditambah udah ada yg mau nempatin lagi” ucap felix

“sesuatu apa fel?” tanya hyunjin penasaran

“kadang nih kalo gue lagi ambil minum di dapur kan lampunya mati tuh, kaya ada yg ngeliatin gitu” terang felix

“ah itu cuma imajinasi lo aja kali lix, lagian kan udh gue bilang gak usah dimatiin lampunya nanti biar gue aja karena gue kan pulangnya pasti malem biar sekalian” ucap jiji

“loh gak bisa gitu dong ji, tagihan listrik membengkak emang siapa yg mau bayarin? lo mau nanggung?”

“yakan kita yg nanggung lix”

“gak lah gila kali uang jajan gue berkurang nanti anjir, enak bae lo”

“ya daripada lo begitu kan?” ucap jiji

hyunjin saat ini hanya fokus menyetir sesekali menggelengkan kepalanya menyaksikan upin-ipin ini beradu argumen fikirnya lucu namun sayang, hyunjin hanya anak tunggal terkadang ia memiliki rasa ingin mempunyai saudara kandung agar bisa berbagi keluh kesahnya tapi apa boleh buat ia hanya anak tunggal.

sesaat kemudian lampu merah menyala kemudian hyunjin menghentikan laju mobilnya

“oh iya kalian berdua abis beres-beres mau langsung ke apart gue atau gimana nih?” tanya hyunjin

“engga hyun gini aja malam ini kita beres-beres dulu, pindah sementara ke apart lo nya besok aja lagian ini udah malem kan” ucap felix

“nah bener, ini gue udah pulang juga jadi gapapa hyun gue sama felix besok aja ke lo nya” sambung jiji

“apa gak sekalian aja? biar ke apart gue juga pake mobil kan” tanya hyunjin lagi

“engga serius , gue sama jiji ke sana pake gocar aja nanti atau gak sama kak ino deh iya gak ji?” ucap felix sembari menyubit pelan lengan jiji

“ih apa sih lix, gak enak gue sama kak ino tau” ucap jiji

“loh lebih lebih gak enak gue sama hyunjin” sahut felix

“hadeh lo berdua gue iket sekalian aja kaliya biar rame, ribet banget sih. yaudah mending besok aja pake gocar kalo lo berdua kaga enak sama gue sama kak ino, udah kan?” ucap hyunjin sembari menggelengkan kepalanya

“hehehe iya iya hyun, sorry ya” ucap felix

sesaat kemudian lampu hijau menyala lalu hyunjin melajukan mobilnya kembali,

“kalau udah nglewatin lampu merah sih bentar lagi sampe” ucap jiji

“iya ini tinggal 1 belokan lagi udah sampai kok hyun” sambung felix

“yakali anjir, gue juga masih inget apartemennya”

1 belokan sudah mereka lewati kemudian akhirnya mereka sampai di apartemen felix dan jisung

“nah ini udah sampai, makasih hyunjin sayang banget deh sama lo utututu gemesh” ucap jiji sembari menyubit pipi hyunjin setelah ketiganya keluar dari dalam mobil

“sakit anjir” keluh hyunjin

“jiji kebiasaan deh hehe maaf ya hyunjin maafin kelakuan saudara gue” ucap felix

“gak papa ko fel” ucap hyunjin kemudian segera masuk ke dalam mobil “eh guys , gue cabut dulu ya? gapapa kan gue tinggal?” sambung hyunjin

“iya hyunjin hati-hati dijalan ya, kabarin kalo udah sampe” ucap felix

“okesip bye guys” ucap hyunjin sembari menyalakan mesin mobil kemudian meninggalkan jisung dan felix di depan apartemen

urgent!

Pintu apartemen felix terbuka disana menampilkan seseorang yang ia tunggu kedatangannya sejak tadi,

entah kenapa dia horny begitu melihat video fancam kekasihnya yang menampilkan punggung kekar dipenuhi keringat yg menetes jangan lupakan lengan penuh otot akibat olahraga yang hyunjin lakukan belum lagi karena dia adalah dancer jadi otomatis badannya terbentuk bukan?

“sayang? you okay?” suara hyunjin menginterupsi ruang apartemen milik felix kemudian ia berjalan menuju tempat tidur kekasihnya yang ternyata kosong

“baby? kamu dimana?” ucap hyunjin lagi

“akh.. i'm here sayang..” sahut felix yg ternyata sedang berada di kamar mandi

“kamu lagi mandi?” tanya hyunjin sembari mendaratkan tubuhnya di atas soffa

“nghh.. naauurr k-kesiniihhh”

tak menjawab pertanyaan felix, hyunjin segera beranjak dari duduknya kemudian ia menuju kamar mandi

“baby?! astaga sayang? kamu ngapain sih?” tanya hyunjin kaget, kaget dengan apa yg ia lihat saat ini

ia lihat felix dengan keadaan telanjang yg sedang bermain dengan dildonya di bath tub kamar mandi, bukan apa-apa sebenarnya itu sah-sah saja untuk semua orang.

namun bagi pasangan hyunjin dan felix hal ini merupakan sebuah hal baru pasalnya, keduanya tidak pernah memakai alat bantu untuk kebutuhan biologis mereka hyunjin bilang 'ngapain pake kayak gitu? kalau punyaku udah bikin kamu puas' dan felix mengiyakan jadi keduanya sepakat untuk tidak menggunakan alat bantu dalam urusan 'bercinta'.

tetapi lain lagi dengan keadaan yang sekarang nyatanya felix tergiur dengan itu, hyunjin menyaksikannya sendiri

“nghh... a-ku udah gak... gak tahan sayang” ucap felix sedikit tersengal akibat permainannya menggunakan dildo itu

hyunjin hanya menggelengkan kepalanya lalu segera menutup pintu kamar mandi kemudian menguncinya rapat, ia membuang kemejanya asal lalu melepaskan celananya serta underware yg ia kenakan.

total sudah keduanya sama sama tanpa sehelai benangpun, kemudian ia menghampiri felix yg masih sibuk dengan dildonya itu namun hyunjin tiba-tiba saja mengangkat tubuh mungil kekasihnya lalu menggendongnya ala bridal style dan melepaskan dildo itu asal dibuang entah kemana

“udah berani yah kamu pakai dildo kurangajar itu?!” ucap hyunjin tegas

“eungg.... engga gituhh sayang” jawab felix menundukkan wajahnya

“dasar nakal” ucap hyunjin , ia cubit hidung felix gemas

“ikh sakit tau , tuh kan jadi merah gini” gerutu felix

“ya siapa suruh nakal, kamu turun dulu”

“loh kenapa sayang? aku kira mau di bed”

“gak” ucap hyunjin kemudian menurunkan tubuh mungil itu “sekarang posisikan badan kamu agar setengah duduk di depanku” sambungnya

“o-okay, udah sayang”

“gimme deep throat, now?! ayo kulum sayang” ucap hyunjin sembari memegang rambut felix agar ia mendongak ke atas

“akh.. okay”

kemudian felix menggenggam batang penis yg sedari tadi sudah dalam keadaan setengah berdiri, ia berikan gerakan memijat naik turun kemudian ia usap pelan ujung penis hyunjin yg sudah mengeluarkan sedikit precum itu, lalu ia kulum

'sluprt'

'sluprt'

'sluprt'

seperti itu berulang kali hingga menimbulkan erangan pada empunya “aarrghhh... ini yg aku suka, ugh”

dibawah sana felix menyeringai masih dalam kulumannya, ia juga tak melupakan dua buah zakar yg menggantung disana ia remas-remas pelan terkadang ia sentuh bagian tengahnya dengan ujung jarinya lalu ia gerakan keatas sampai menyentuh ujung penisnya lagi

“baby... nghhh”

“kamu suka kan sayang?” tanya felix ditengah kegiatan panasnya

“as always”

masih ia kulum penis milik hyunjin sehingga suara desahan itu mengiringi gerakan demi gerakan yg felix lakukan tangan hyunjin juga tak tinggal diam, ia cengkram rambut felix kasar lalu ia melesakkan penisnya masuk ke dalam mulut hangat submissive hingga felix hampir tersedak namun ia menyukainya, setitik air mata menetes ketika felix melakukan deep throat untuk hyunjin

“akh...”

setelah beberapa saat kemudian hyunjin mencapai pelepasannya yg pertama “wanna cum nghh...”

'cum'

“do you like it huh?!” tanya felix kemudian ia jilat keseluruhan sperma hyunjin yg menetes dari dagunya , hyunjin mengeluarkannya di dalam mulut felix namun semuanya tidak tertampung bahkan meluber kemana mana jadi ia jilat sisanya

“sangat suka baby, sekarang berdiri” ucap hyunjin tegas

kemudian felix berdiri secara otomatis lalu ia segera meraih leher jenjang milik hyunjin dengan melingkarkan kedua tangannya disana lalu ia jilat

“siapa suruh kamu begitu?” tanya hyunjin yang membuat felix terheran dan segera melepaskan jilatannya

“whats wrong with me?”

“not to much , tapi aku mau gendong kamu dulu” ucap hyunjin lalu ia mengangkat felix ke gendongannya , hyunjin menggendongnya seperti induk koala yg menggendong anaknya

“gimme your nipple first, aku ingin menyusu” ucap hyunjin lalu ia segera menghisap pelan nipple merah muda itu

“nghh... sayanghh” lenguhan felix ketika benda tak bertulang itu menyentuh nipple nya

ia sesap lalu ia hisap secara begantian kanan dan kiri, sesekali ia gigit kecil nipple itu hingga semakin mencuat tegang

“akhh... sakith, hngg”

“diam dulu sayang” ucap hyunjin lalu ia kecup pelan bahu felix

“aarrggghhhh.... just fuck me harder daddy, kau tidak lihat lubangku merindukan penismu”

“oh ini maksudmu?” sahut hyunjin lalu tangan kirinya turun perlahan ke hole milik submissive nya untuk mengelus pelan dibagian bawah sana

“akhh... iyaaa disitu, nghh”

“gak semudah itu baby” ucap hyunjin lalu ia menyeringai lalu kembali ia hisap nipple milik submissive

“hng.. kenapa lagi akh...”

“udah penetrasi pakai dildo kan?”

“iya sayanghh...”

siapa sangka, hyunjin menurunkan tubuh felix secara tiba-tiba kemudian ia himpit tubuh mungil itu ke tembok kamar mandi dan membaliknya secara kasar dalam keadaan berdiri kemudian ia berbisik seduktif di dekat daun telinga felix “kamu pasti suka baby, renggangkan kakimu” ucap hyunjin sembari menggigit kecil leher felix

“nghh... fine” ucap felix sesaat sebelum ia merenggangkan kedua kakinya

hyunjin langsung menjamah punggung felix perlahan kemudian ia tampar keras pipi pantat submissive secara bergantian kanan dan kiri

'plak' “i miss you...”

“akhhh....”

'plak' “i love you... love you more”

“fuck... nghhhh”

'plak' “without dildo sialan itu...”

“nghhh.... shit”

setelah ia rasa cukup, dengan pipi pantat yg sudah memerah akibat bekas tamparan tadi ia remas pelan kemudian hyunjin berjongkok lalu ia jilat hole berwarna pink yg agaknya sudah basah akibat terkena penetrasi dari dildo yg felix gunakan tadi, yap hyunjin give felix rimming on his butt

“ngghhh.... daddy... it's goodh oh shit... aarrghhhh” ucap felix sembari menggelengkan kepalanya ribut

setelah ia jilat kemudian ia gigit kecil pipi pantat itu lalu ia menggendong felix kembali seperti posisi awal, gendong ala koala

“prepare baby, gak ada ampun”

“ah okay daddy” kemudian dengan mandiri felix arahkan penis hyunjin yg sudah tegang tadi ke hole pink itu menggunakan tangan kirinya sedangkan tangan kanan ia gunakan untuk berpegangan pada bahu hyunjin

“aakkkhhhh... so big, padahal baru kepalanya hnng...”

“cepatlah sayang masukkan semuanya...akh”

“shit..hhnnnggg su-sudah daddy”

'slap'

'slap'

'slap'

lagi dan lagi bunyi becek itu menginterupsi kamar mandi, suara pertemuan antara kulit dengan kulit disertai gemercik air yang menetes akibat shower yang menyala mengiringi kegiatan panas pasangan ini sambil sesekali bibir mereka bertautan kembali untuk menyalurkan kasih sayang diantara keduanya, saling bertukar saliva.

hyunjin sesap bibir felix secara bergantian atas bawah lalu ia hisap lidah milik submissive intens terkadang ia gigit kecil bibir ranum itu hingga menimbulkan erangan submissive “aakkkhhhh...” hingga saat keduanya kehilangan kontrol merasakan seisi perut panas menandakan mereka berdua akan mencapai pelepasannya untuk yg ke sekian kali. hyunjin adalah hyunjin dan felix suka itu

“aarghhh daddy... i'm tired” ucap felix dalam dekapan hyunjin setelah kegiatan 'bercinta' mereka usai hyunjin kembali membawa felix ke bath tub bersamanya, posisinya sekarang felix bersandar di dada bidang milik sang dominan

“really? padahal tadi masih kurang” ucap hyunjin sembari menaikturunkan alisnya dan ia kecup bahu felix pelan

“daddy?!” ucap felix kemudian ia bermain dengan tangan hyunjin yg sudah bertengger di perutnya

“hm? kenapa sayang?” ucap hyunjin

“little fellie want to cum again.. hihi” ucap felix gemas kemudian ia arahkan tangan hyunjin ke penis mungilnya yg sudah memerah

“see? you always being a naughty fellie” ucap hyunjin lalu ia gigit leher felix gemas padahal bercak keunguan sudah menjalar ke seluruh tubuh submissive akibat perbuatannya tadi, tapi lagi-lagi felix suka

“nghh... daddy... help me pweaassee? biar cum aja” ucap felix memohon

“lets do it” ucap hyunjin kemudian ia segera membuat gerakan memijat naik turun sebelumnya ia usap kepala penis mungil itu kemudian kembali memijatnya dari yang awalnya pelan hingga ia mempercepat ritmenya sesekali ia remas dua buah zakar di bawah sana

“akkhhh... like it uuhhhh” ucap felix kemudian ia raih bibir hyunjin dari samping ia cium bibir milik dominannya itu ia sesap sesekali terus mendesah kenikmatan “nngghhhh..... aakkkhhh”

hyunjin semakin mempercepat gerakan memijatnya pada penis milik submissive bunyi nyaring akibat gerakannya di dalam air mengiringi, hingga tak lama kemudian felix mencapai pelepasannya untuk yg ke sekian kalinya “aakkkhhhhhhh...... thanks daddy, i love you” setelah itu ia cium lagi bibir hyunjin.

“i love you more sayang” ucap hyunjin sembari mengecup puncak kepala submissive pelan

sesaat setelah itu hyunjin menggendong tubuh mungil felix lalu ia usap menggunakan handuk yg sudah tersedia dikamar mandi kemudian mereka berjalan keluar untuk menuju ke kamar.

Hwang Felix, nama sebenarnya adalah Lee Felix yg sudah berganti marga karena dirinya telah resmi menikah dengan pemuda tampan bernama Hwang Hyunjin , suaminya ini merupakan CEO muda yang terbilang sukses karena ia di percaya oleh ayahnya yaitu Tuan Hwang untuk memegang salah satu perusahaan Hwang Corp.

Malam itu Hyunjin baru saja menyelesaikan pekerjaannya di kantor lalu kemudian ia segera bergegas pulang ke rumahnya, takut kalau Felix benar-benar masih menunggunya karena ini sudah malam.

Sedangkan Felix, saat ini sedang duduk di soffa ruang tamu memakai kemeja kebesaran dengan panjang menutupi paha bagian atas, jangan lupakan ia hanya menggunakan underware sebagai bawahannya sesaat setelah mengirimkan pesan kepada suaminya untuk memilih cookies atau brownies

Namun sebenarnya Felix tidak berfikir seperti itu karena kemarin malam juga dirinya dan suami sudah menikmati cuddle hingga keduanya mengarungi alam mimpi bersama,

namun entah ide dari mana tiba-tiba saja terlintas di otaknya ia ingin memancing suaminya, jadi ya seperti saat ini dirinya telah duduk di soffa dengan sesekali melihat ke arah jendela siapa tau suaminya sudah sampai ia ingin memberikan kecupan serta pelukan hangat fikirnya,

Pucuk dicinta ulampun tiba, karena tak lama kemudian suara mobil terdengar berhenti di halaman depan rumah mereka, “Eh itu hyunjin, okay prepare yourself lee felix” monolog Felix

Suara bel pintu masuk berbunyi menandakan Hyunjin sudah di depan pintu, dengan senang hati Felix membukakannya

“Sayang...” ucap Felix kemudian memeluk Hyunjin yang masih rapih memakai pakaian kantornya dengan berbalut jas dan jangan lupakan dasinya yang masih bertengger disana

“Eh iya sayang? Hm... kenapa pakai kemeja kebesaran kaya gini?”

“Hehe.. sayang aku kangen eumm”

“Yaudah ayo masuk dulu aku gak mau ya aset berhargaku nanti dilihat orang lain ini masih di depan pintu loh baby, apalagi sudah malam gini” ucap Hyunjin sembari membawa Felix untuk masuk ke dalam rumah dengan menggendongnya ala bridal style

“E-eh kok di gendong hubby?”

“Kelamaan keburu ada yang liat” ucap Hyunjin sembari menutup pintu

“Eung...”

“Baby, apa maksud kamu tadi kasih aku pilihan cookies or brownies?”

“Sayang.. kan aku udah bilang aku kangen, kamu masih gak ngerti juga?” Ucap Felix

“Engga gitu baby, aku kira kamu mau bikinin aku cookies atau brownies gitu”

“Hehe engga sayang, itu clue dari baju yg aku pakai” ucap Felix

“Terus karena aku pilih cookies jadi kamu pakai kemeja kebesaran ini?” Tanya Hyunjin

“Heem sayang bener!” Ucap Felix mengerjapkan matanya, lucu

“Gak usah gemes-gemes gitu, hm... Mau main dimana? Aku bosen dikamar baby”

“Di dapur aja yuk, gimana?” Ucap Felix sembari memainkan dasi Hyunjin dengan jemari lentiknya

Hyunjin tak menjawab pernyataan Felix, ia langsung mencium leher Felix yg sudah terekspos sejak tadi

“Akh... sayang”

“I love this smell, baby. kamu pakai parfum bayi?”

“Heem khusus buat hari ini hihi”

“Pakai setiap hari juga gak papa baby, biar aku nerkam kamunya juga tiap hari?!” Ucap Hyunjin dengan menaikturunkan alisnya

“Dih dasar mesum ya kamu?!” ucap Felix sembari memukul dada bidang milik suaminya

“Aku sama kamu aja loh nakalnya” ucap Hyunjin sembari menarik pelan hidung Felix

“Iya sayang iya emm...” ucapnya dan merangkul leher Hyunjin

Tak lama mereka berdua sampai di dapur, kemudian Hyunjin menurunkan Felix sehingga posisinya mereka berhadapan dengan Hyunjin yg mengikis jarak diantara mereka sehingga Felix seperti dihimpit

“Sayang, kamu yakin mau disini?” Tanya Hyunjin seduktif

Tanpa menjawab pertanyaan Hyunjin, Felix langsung memeluknya erat semakin mengikis jarak diantara mereka, ia menjamah punggung suaminya yg masih berbalut jas kerjanya kemudian ia membuka dan membuangnya asal

“Calm down baby” sahut Hyunjin

“Hubby, let's kiss me , bite my lips, inside me with your dick, i miss you... i miss you so much”

“As your wish baby, but please be a good boy can you?”

“Yes daddy!”

Hyunjin mulai mengecup basah bibir ranum milik Felix, mencumbunya dari lumatan kecil hingga ciuman penuh hasrat ia salurkan kepada submissive jangan lupakan tangan nakal keduanya yg mulai menjamah satu sama lain hingga menimbulkan erangan-erangan kecil di dapur

“Nghh...”

Desahan itu menggema di sela-sela mereka bercumbu, jemari lentik Felix perlahan melepaskan dasi Hyunjin secara paksa hingga ia berhasil lalu melanjutkan aksinya membuka satu demi satu kancing kemeja putih milik suaminya.

Hyunjin juga tak mau kalah, tangannya bergerak masuk menelusup dari paha atas menuju pipi pantat milik Felix sesekali ia remas kemudian ia tampar pelan karena ini baru permulaan dan lagi, itu menimbulkan desahan Felix

“Akh.. daddy..”

Keduanya melepaskan tautan bibir mereka bersamaan untuk menghirup oksigen sebanyak yang mereka inginkan, “it's enough” ucap Hyunjin kemudian, ketika ia hendak mengangkat tubuh Felix untuk duduk di sebelah wastafel namun apa yg Hyunjin lihat?

“Sayang, underware kamu?!”

“Hehe it's a surprise daddy”

“Balik badan”

“No”

Satu gigitan kecil Hyunjin berikan di paha bagian dalam Felix, karena ia sudah menolak permintaannya

“Akh.. d-daddy..”

“Balik badan”

“O-okay” Felix segera membalikkan badannya

“OMG why are you so cute baby?...”

'Plak' satu tamparan keras

“Akh...”

'Plak' “untuk kamu yg sudah memancingku”

“Ngh.. Sa-sakit”

'Plak' “untuk kamu yg berani memamerkan asetku di depan pintu”

“Akh... for-give mehh dad-dy..”

'Plak' “untuk kamu yg tidak menurut saat aku menyuruhmu untuk balik badan”

“Akh...” satu pekikan terakhir Felix sebelum tubuhnya dibalik dan di cumbu kasar oleh Hyunjin tidak ada lagi lumatan halus kini Hyunjin sungguh terlihat seperti membabi buta namun siapa sangka ditengah cumbuan itu, disana Felix justru menyimpulkan senyum smirk miliknya 'i love that' batin Felix saat itu

“Be a good boy sayang...”

“Ngh.... yes daddy”

Kemudian kali ini tubuhnya benar benar diangkat dan di dudukan di dapur

“Lepas underware kamu sayang...”

“Okay daddy” Felix segera melepaskan underware yg ia kenakan

“Oh no, pakai satu tangan baby”

“What?!”

“Pakai satu tangan lepasnya, pakai tangan kanan lalu tangan kirimu gunakan untuk memainkan nipple dari luar kemeja yg kau pakai”

“A-ah okay daddy!”

“Good boy”

Felix segera melakukan apa yg Hyunjin perintahkan, lalu Hyunjin sendiri memilih duduk di kursi menyaksikan Felix disana sendirian dengan keadaan yg kacau namun erotis dengan bibir membengkak belum sisa saliva mereka yang tertukar serta tidak sengaja menetes di dagu Felix belum lagi peluh yg keluar serta rambut basah oh iya satu lagi pipi yg memerah menambah kesan seksi bukan? Iya, Hyunjin suka itu

“Akh.. daddy.. hngg” lenguhannya sembari memainkan nipple miliknya sendiri kemudian ia pelan-pelan melepaskan underware yg ia kenakan

“Fuck beautiful as always” ucap Hyunjin “sudah?” Tanyanya

“Akh.. su-sudah d-daddyhh...” sahut Felix samar-samar

“Prepare yourself Hwang Felix” ucap Hyunjin sembari melipat lengan kemejanya

“My hushbandhhh so h-handsome akh..”

“Fuck sangat cantik”

Hyunjin berdiri kemudian segera menghampiri Felix disana,

“Lihatlah your hole missing my dick so much right?” Sembari mengelus pelan lubang surga duniawi milik Felix

“Arghh... nghh... o-of courseehhh”

“Kulum jariku sayang” sembari menaruh jarinya di mulut submissive untuk memberikan pelumas alami sebelum melakukan penetrasi untuk memasuki hole pink yg sudah berkedut itu

“Nghhh....”

“Akh.. shit i love this hole so much” masih mengelus hole pink itu dengan jari tangan yg lain

“It's enough”

Kemudian ia kembali mencumbu bibir ranum Felix dengan meraih pinggang ramping itu , secara otomatis tangan Felix merangkul leher Hyunjin

Ia memasukkan jari telunjuk dan jari tengah ke hole milik Felix, dengan pelan lalu kemudian bergerak secara intens guna menemukan sweet spot milik submissive

“Nghh... akhh...”

“Like it huh?!” Ucap Hyunjin di sela-sela ciuman mereka

“Yesh... akhh”

Gerakan tangan Hyunjin semakin cepat, semakin lama hingga membentuk pola gunting , beberapa menit berlalu dan gerakan itu justru membuat Felix mencapai pelepasan pertamanya

“I want to cumhh.. d-daddyhh”

'Cum'

“Oh shit, baru dengan jari saja kamu sudah keluar baby?”

“Akh... i dunno , but yourh finger is so goodh damn..”

Hyunjin mengelap sperma Felix yg mengotori kemejanya dan kemeja Felix menggunakan jarinya

“Jilat sayang”

“O-okayhhh” Kemudian Felix menjilat spermanya sendiri sesuai dengan perintah Hyunjin

“Shit sexy sekali...” kemudian hyunjin mengangkat satu kaki jenjang milik Felix ke bahunya

“I'm coming”

'srrttt'

“Akhhh.... it's so bighhh hngg”

“Akh... your hole ugh hangat baby, aku suka”

“M-moveehhh daddyyhhh... nghhh”

Kemudian ia segera bergerak maju mundur terus begitu tak tau seberala lama, sesuai dengan ritme

'Plok'

'Plok'

'Plok'

Suara becek akibat pertemuan antara kulit dengan kulit mengiringi pergerakan mereka belum lagi desahan yg seirama dengan itu

“Nghhh.... enak” itu suara Felix

Untuk menyalurkan kasih sayangnya, Hyunjin merunduk guna mengecup bibir ranum milik submissive dengan lembut , sembari menyibak rambut Felix agar ia dapat melihat dengan jelas wajah cantik itu

“Cantik”

“Nghhh.... you are so handsome to, nghh... dad-dyhh”

Gerakan itu semakin lama semakin cepat hingga akhirnya mereka mencapai putihnya bersamaan , pelepasan pertama untuk Hyunjin tapi untuk Felix ini kali kedua

“D-daddyhhh want to.. akh.. cummhhh”

“Shit.. akh... together baby”

Setelah pelepasan itu kemudian Hyunjin melepaskan miliknya dari hole Felix dan menggendongnya lalu menuju ke kamar mereka

“Sayang, ke kamar ya?” Sembari mengangkat tubuh Felix ke gendongannya

“Daddy.. hng... want morehh” ucap Felix sembari merangkul leher Hyunjin lagi lalu mereka berjalan menuju kamar

“OMG baby, masih kurang?”

“Emmhh... hehe masih”

“Nakal ya kamu”

“Seperti apa kata kamu tadi, aku nakal sama kamu aja”

“Let me kiss you first” kemudian ia mengecup dahi Felix pelan sesaat sebelum mereka membuka pintu kamar lalu melanjutkan untuk ronde berikutnya.