Rintik basah mengiringi langkah kaki pemuda yang bernama Hwang Hyunjin sembari membawa dua cangkir teh hangat lalu meletakannya di meja ruang makan rumah mereka ,
Hyunjin yang sudah berstatus menikah dengan pemuda yang merupakan anak tunggal dan seorang pengusaha bernama Lee Minho.
Meski hubungan keduanya pasti akan terlibat dengan hubungan jarak jauh dikarenakan Minho bekerja di beda negara dengan Hyunjin,
namun Hyunjin akan dengan sabar dan setia menanti setiap kepulangan Minho kapanpun meski itu tidak mudah tak jarang mereka berdua terlibat sebuah pertentangan namun keduanya selalu bersyukur itu tak menimbulkan hal yang membuat hubungan keduanya berakhir.
Seperti saat ini Hyunjin sedang menanti kepulangan Minho di rumah , awalnya ia berniat untuk menjemput suaminya di bandara namun diluar sana saat ini sedang hujan walau hanya rintik rintik sendu, tapi tetap saja Minho tak mengizinkan pemuda yang memiliki paras cantik itu keluar, barang hanya untuk menjemputnya.
Alasannya selalu sama “tetap di rumah dan sambut aku dengan pelukan hangat itu lebih dari cukup untukku” entah hari itu sedang hujan atau tidak alasannya akan tetap seperti itu
Sebuah senyuman terukir di bibir ranum nan indah kala Hyunjin sedang membayangkan betapa ia merindukan Minho, lalu hari ini akan kembali bertemu dengan suami tercintanya.
Pun sebaliknya ketika Minho mengirimkan pesan singkat pada Hyunjin saat ia akan pulang ke rumah milik mereka berdua, sungguh suasana yang sangat di nanti oleh keduanya.
Hangat, saat keduanya menyalurkan kasih sayang mereka melalui sebuah pelukan berarti, saat keduanya saling bertatapan menelisik netra milik masing-masing, mempersempit jarak yang sudah sangat lama memisahkan keduanya demi untuk bertahan hidup
Saat ini hujan rintik tersebut seakan menghilang kemudian dengan indahnya sinar mentari masuk menyelimuti bumi, jangan lupakan kicauan burung yang ikut meramaikan suasana saat ini.
Tak lama kemudian akhirnya Minho tiba di halaman depan rumah itu dengan langkah kaki yang meyakinkan ia berjalan gontai menuju pintu masuknya.
Benar saja, ia kemudian di sambut hangat oleh Hyunjin bahkan sebelum mengetuk pintu, Hyunjin segera berlari kecil untuk menghampiri Minho yang baru saja sampai di depan ambang pintu masuk
Kemudian ia kecup bibir milik suaminya dengan hangat, hanya sebuah kecupan basah namun Minho suka. Tak lupa pelukan hangat yang segera Hyunjin berikan maka dengan senang hati Minho pun membalasnya, mengikis jarak diantara mereka sembari mengecup pelan dahi lelaki manis di depannya ini. Jangan lupakan senyuman manis Hyunjin yang sedari tadi tak henti membuat Minho terpesona
“Selamat datang kakak” ucap Hyunjin kemudian ia bersandar mesra di dada bidang suaminya seraya tersenyum cantik
“I miss you baby” ucap Minho mengusak rambut Hyunjin pelan
“Hmm i miss you too, oh iya ayo masuk kak, aku udah siapin teh hangat” ucap Hyunjin, kemudian ia menggenggam jemari Minho lalu menuntunnya agar masuk ke dalam
“Ayo sayang..” ucap Minho
Hyunjin masih dengan manjanya mengayun-ayunkan lengan Minho pelan, lalu kembali Minho usak lagi surai hitam milik lelaki manis disampingnya ini
“udah ih rambut adek berantakan” ucap Hyunjin sedikit menggerutu akibat perlakuan suaminya tadi, lucu ia mempoutkan bibirnya nampak seperti anak kecil yang tidak dikasih permen
“Kamu gemes dek” ucap Minho kemudian ia usap ujung hidung milik Hyunjin pelan.
Hyunjin tidak menjawab, ia semakin membenamkan mukanya di dada suaminya. Malu, Hyunjin malu ia ingin menyembunyikan rona kemerahan yang saat ini sudah menyeruak di pipinya namun tetap saja jemari lentiknya ia gunakan untuk bermain di dasi yang masih bertengger rapi pada kemeja Minho
“Eits.. stop dulu kakak hehe” ucap Hyunjin seketika saat Minho hendak duduk di ruang makan
“Kenapa sayang?” Tanyanya lembut,
“Emm... adek punya kejutan kecil, oh sebentar ada baiknya kakak duduk dulu deh” kemudian ia mengarahkan Minho untuk duduk disana
“Oh okey sayang, kejutan apa?” tanya Minho penasaran sembari ia mendaratkan tubuhnya di ruang makan
“Emmm... sebentar hehe, kakak tutup mata dulu yah? Nanti kalau adek hitung satu, dua, tiga nah pada hitungan ke tiga kakak buka mata? Deal?” Ucap Hyunjin dengan nada menjelaskan
“Oh mudah saja, baiklah. Haruskah kita mulai sekarang?” Ucap Minho bersemangat, ia sungguh penasaran dibuatnya
“Okie... kakak tutup mata yah?”
“Udah ini kakak tutup mata...”
“Emm... adek hitung nih...
Satu ...
Dua ...
Tiga ...
Tadaaaaaaa” ucap Hyunjin kemudian meletakkan sebuah kotak kecil yang diatasnya bertuliskan - - - - - - - - - - - - - - - - - “hello daddy, can't wait to meet you.. yeaay”
Dengan sekejap Minho membuka matanya perlahan, sungguh ia tidak menyangka
“Sayang... adek... s-serius? Apakah i-ini nyata?”
Dibukanya kotak kecil itu yang ternyata isinya adalah sebuah 'testpack' yang menghasilkan dua garis biru yang tertera
“Heem nyata kak, hehe mungkin ini terkesan mendadak tapi ini kenyataannya”
Tanpa basa basi lagi, Minho berdiri kemudian memeluk tubuh ramping lelaki manis itu ia peluk erat perlahan ia angkat tubuh Hyunjin bermaksud untuk mencium bagian perutnya yang kini telah berisi buah cinta keduanya, sebuah kejutan kecil namun bermakna besar bagi Minho dan Hyunjin
“I love you Hyunjin, i love you so much Hwang Hyunjin”
“I love you too kakak, oh salah i love you too daddy hihi-” ucap Hyunjin gemas kemudian ia menyimpulkan senyumnya kembali “-eh kakak turunin dulu dong” gerutunya seketika mengingat Minho masih mengangkat tubuhnya
“Iya sayang”
Seperti tujuan utamanya yaitu minum teh hangat berdua. Setelah euphoria kejutan itu, Hyunjin sudah menyediakan 2 cangkir teh di meja ruang makan kediaman mereka.
Keduanya duduk berhadapan dengan tangan saling menggenggam erat seakan tidak rela akan adanya jeda, masih saling memandangi keindahan satu sama lain tersenyum bahagia dan alam rupanya tak mau kalah untuk menyambut kehadiran buah hati di perut milik Hyunjin oh bukan, buah cinta lebih tepatnya, semburat warna merah kuning hijau membentuk setengah lingkaran di langit cerah saat itu masih bisa dilihat lewat jendela yang kebetulan letaknya dekat dengan ruang makan, di saat bersamaan keduanya meminum teh hangat yang hampir saja mereka lupakan tadi
“Sayang, lihatlah pelangi itu...” ucap Minho setelah menyeruput teh dalam cangkir itu
“indah banget kak” ucapnya tersenyum, kemudian seketika Hyunjin melepaskan genggaman tangan mereka lalu berjalan menuju jendela untuk melihat keindahan Tuhan itu lebih dekat
“Heem tapi kamu lebih indah dari apa yang pernah aku lihat” ucap Minho lalu menghampiri Hyunjin dan memeluknya mesra dari belakang ia tumpu dagunya dibahu Hyunjin
“Engga sayang, pelangi itu indah melebihi aku”
“Sstttt.... pelangi itu memang indah, namun ia akan pergi setelahnya. Tapi kalau kamu...”
“Kalau aku kenapa kak?”
“Kalau kamu itu indah dan akan selamanya indah dan kakak harap kamu gak pergi kayak pelangi itu”
“Ih sayang , apa sih..–” ia cubit lengan Minho yang melingkar di perutnya
“Ish.. sakit dek”
“Em, jadi Hyunjin gak akan pernah pergi kecuali...”
“Kecuali apa?”
“Jika maut yang memisahkan kita tapi aku akan tetap berdoa kali ini doaku agak memaksa”
“Kok gitu? Memangnya apa?”
“Jika maut memisahkan kita, aku harap di surga nanti aku akan bertemu dengan kakak serta anak kita ini terus kita bahagia selamanya di surga”
“Sayang... udah udah, pamali loh”
“Hehe iya kakak, emm... kakak coba deh merem lagi tutup mata lagi”
“Mau apa lagi sayang? Jangan jahil ya kamu”
“Udah deh tinggal nurut aja”
“Em, okay. Nih udah”
Sesaat setelah Minho menutup kedua matanya kemudian Hyunjin kecup kecil bibir Minho dan selanjutnya menjadi lumatan. awalnya hanya kecupan basah namun siapa sangka Minho bergerak lebih cepat dari apa yang Hyunjin bayangkan , awalnya Hyunjin hanya akan mengecup saja hanya itu dan tentu saja jahilnya keluar namun Minho dapat membaca situasinya dengan cepat ia mengambil alih lalu seketika ia membuka matanya
“Enghhh....” bunyi desahan keluar dari mulut Hyunjin namun kembali di sumpal menggunakan bibir Minho lagi, jangan lupakan penis yang bergesekan dibawah sana meski masih tertutup kain celana masing-masing
“Akh...” satu kali lagi desahan lolos dari mulut Hyunjin namun Minho segera melepaskan tautan bibir mereka perlahan dan sedikit menjauhkan badannya
“Maaf sayang aku hampir kelepasan” ucapnya dan kembali memeluk Hyunjin
“Kakak... gak papa kok tadi adek niatnya jahil aja sih”
“Kamu tuh nakal ya...”
“Hehe, kakak ayo mandi dulu aku siapin air hangatnya..”
“Oke”
Kemudian Hyunjin berjalan menuju kamar mandi menyiapkan air hangat tentu saja untuk Minho, kali ini benar-benar mandi. Karena mengingat buah cinta mereka masih sekitar umur 4 minggu , dan Minho? Mana tega melakukan 'itu' demi kesehatan buah cintanya di dalam perut Hyunjin dan tentu saja demi kesehatan Hyunjin juga. Karena, Minho berjanji akan menjaga keluarga kecilnya kelak.