One Rain Day – BENROMI

Yoonbin and Karina as Bentala & Ekavira

Hope you enjoy.


“duh wira lo dimana sih.”

ekavira berdiri di luar perpustakaan sambil berkali-kali mencoba menelfon kembarannya itu. hari ini memang vira ada rencana untuk mengerjakan tugas sekaligus meminjam buku di perpustakaan kota. tak disangka ketika akan pulang, hujan datang menyapa.

ekawira-kembaran sang gadis-sudah ia wanti-wanti untuk tak lupa menjemputnya. tapi, ini sudah 15 menit dari pertama kali sang gadis menghubungi kembarannya itu. naasnya tak ada satu panggilan dan chat yang wira balas.

“ck, kalo mau gojek atau grab juga ga bakal ada yang pick up pesenan gue. duh sial banget hari ini,” rutuk vira sambil memandang luas ke arah langit. hujan masih cukup deras. gadis itu berpikir akan kembali ke dalam saja sebelum ia dikagetkan oleh seseorang.

“vira?” seseorang itu menepuk bahu vira pelan.

“loh ben?” ternyata seseorang itu bentala adiyaksa. ketua osis di sekolah vira sekaligus temannya. “kok lo di sini?”

“gue habis baca buku di perpus. lo juga?” jawab ben lalu bertanya.

vira mengangguk, “iya gue juga. tapi kok kita ga ketemu ya. lo di lantai mana tadi?”

“di lantai 4 gue. lo?”

“ah pantesan. gue di lantai 3 agak pojok belakang. makanya lo ga notis,” balas vira kemudian sibuk lagi ke ponselnya.

“lo belum mau pulang?” ben bertanya sambil mengambil payung yang sudah ia bawa untuk berjaga-jaga kalau hujan menyapa.

“ini mau pulang, tapi si wira gue telfon sama chat dari tadi ga nyaut-nyaut. jangan-jangan anaknya tidur apa ya,” balas vira yang masih mencoba menghubungi wira.

ben akhirnya berinisiatif, “bareng gue aja apa gimana? kebetulan juga gue bawa mobil ke sini tadi.”

vira menatap ben sejenak, “emang gapapa gue bareng lo?”

“gapapa vir, emang kenapa?”

ekavira tersenyum canggung, “takut ngerepotin aja sih.”

“haha, engga kok vir. mana ada ngerepotin,” bentala tertawa sejenak sebelum ia mengajak gadis di sampingnya ini. “ayo vir, udah makin sore.”

“iya ayo.”

bentala kemudian membuka payung yang ada di genggamannya itu. mengajak sang gadis bersama-sama menuju ke arah parkiran, berlindung di bawah payung biru tua itu agar tidak basah.

“makasih ya ben. kalo ga ada lo, gue pasti masih kejebak di depan perpus sampai sekarang.”

“iya sama-sama,” lelak itu tersenyum. membuat vira terpana sejenak karena yang ia tahu seorang bentala bukan tipe orang yang mudah menunjukkan senyumnya pada orang lain.

“kita berangkat.”

mobil milik ben akhirnya melaju, membelah jalanan yang basah di sore itu.