The Day – Koalaromi

as always Arjuna & Karenina universe

enjoy….


“jiah ganteng banget lo!”

sapaan Aji langsung menyapa pendengaran Arjuna. sahabatnya itu langsung merangkul dirinya. salam sapa antar lelaki.

“gue emang ganteng kali, udah dari lahir.”

“pede gila emang,” sindir Aji sambil menampilkan gestur seolah-olah akan muntah. untung ga muntah beneran.

“btw Yudha mana?” tanya Arjuna sambil mengedarkan pandangan.

“gatau gue aja belom ketemu,” jawab Aji yang sedari tadi mencari satu sahabatnya lagi. yup, mereka itu trio Aji-Yudha-Arjuna.

mereka berdua berjalan dari tempat awal menuju tempat lain sambil mengobrol.

“anjir kok gue deg-degan ya,” ucap Arjuna sembari mengepalkan kedua tangannya.

“jiah jangan gitu dong ah, santai aja Jun. rileks napa,” Aji menepuk pundak sang kawan perlahan. bermaksud agar ia tak lagi merasa kalut.

“Aji! Arjuna!”

“ini nih yang daritadi kita cariin, baru nongol anaknya,” ujar Aji saat melihat seseorang menghampirinya dan Arjuna.

iya, yang barusaja memanggil Aji dan Arjuna adalah Yudha. akhirnya trio ini lengkap juga.

“lo darimana dah kita nyariin daritadi?” tanya Arjuna pada Yudha. sedangkan yang ditanya cuma menampilkan senyum.

“habis dari belakang,” jawab Yudha sembari menggaruk kepalanya yang aslinya tidak gatal itu.

“tuxedo lo cakep Yud,” puji Arjuna kala melihat penampilan Yudha pagi hari ini.

“buat hari spesial nih,” balas Yudha lalu tertawa.

“gue deg-degan gatau kenapa,” sambung Arjuna lagi. ternyata anaknya masih gelisah.

“gue udah bilang biar rileks masih aje. bantuin deh Yud,” Aji mengomel lagi soal Arjuna dan mau tak mau Yudha ikut membantu.

“rileks Jun, rileks. jangan gugup gitu dong,” ujar Yudha mencoba menenangkan sang sahabat.

pundak Arjuna ditepuk secara perlahan oleh Aji dan Yudha, dan lumayan berhasil. ia tak segugup sebelumnya.

Aji membuka percakapan kembali, “eh gue penasaran deh Karenina nanti secantik apa.”

“pasti cantik banget lah, iya ga Jun?” balas Yudha sambil meminta persetujuan pad Arjuna atas pernyataannya tadi.

“iya, dia kapan sih ga cantik,” Arjuna bersuara sambil tersenyum.

“eh anjir udah mulai rame nih, ke depan dah.”

“ayo.”


“Rina… cantik banget!” Gisella datang-datang langsung berteriak heboh saking terpananya.

“makasih Sella, ih lo juga cantik banget hari ini,” ucap Karenina lalu berganti memuji sang sahabat.

“tetep cantikan lo lah. ratu buat hari ini harus lebih cantik dari siapapun lah.”

“bisa aja lo ah. sendirian aja lo?”

Gisella menganguk, “iya sendiri doang. emang mau sama siapa lagi?”

Karenina membalas, “kirain lo bareng Aji hehehe, siapa tau.”

“ye ngeledek gue lo ya,” balas Gisella agak sensi.

“bercanda-bercanda,” Karenina melakukan gestur piece kepada sahabat terbaiknya itu.

“gue ga nyangka bakal nganterin lo di hari spesial lo ini. semoga bahagia selalu ya Rin,” suasana berubah menjadi lebih serius karena perkataan Gisella.

“makasih banyak doanya ya Sella, gue juga berdoa semoga lo juga selalu bahagia ya. makasih banyak udah jadi sahabat terbaik gue sampai sekarang. gue seneng banget lo udah mau nemenin gue sampai saat ini,” balas Karenina tidak kalah serius.

keduanya akhirnya saling berpelukan di ruang rias itu. saling berbagi rasa antara persahabatan dua perempuan yang salah satunya akan menapaki jejak yang lebih serius dari sebelumnya.

Semoga selalu bahagia ya, Rin – Gisella berkata dalam hati.


akhirnya momen itu datang juga.

ketika pintu terbuka dan menampilkan presensi perempuan cantik bersama seorang lelaki yang berumur. benar, itu ayah sang gadis.

sementara di depan altar, seorang pemuda tampan sedang menunggu sang gadis itu mendekat.

akhirnya jarak mereka mulai menipis hingga ayah sang gadis menyerahkan anak perempuan satu-satunya itu kepada sang lelaki sembari memberikan beberapa wejangan. tentu saja yang diberi pesan mengangguk, sanggup untuk menjalani apa yang ayah sang gadis pesankan padanya.

keduanya akhirnya saling bertatap sebelum maju untuk mengucapkan janji sehidup semati. mengikat hubungan mereka dalam hubungan yang sakral.

pernikahan.

ketika sang lelaki maupun sang perempuan mantap mengucap ikrar dan mereka akhirnya saling memasangkan cincin pada jari manis pasangan masing-masing, saat itulah akhirnya mereka sah sebagai pasangan suami dan istri.

mereka, Rajendra dan Karenina.

sementara Arjuna menatap mereka dari bangku tamu sambil tersenyum bahagia.

iya, dirinya ikut bahagia untuk mereka.

walaupun dalam hati kecil milik Arjuna yang berbisik ‘harusnya aku’.

Aji dan Yudha secara spontan menepuk bahu Arjuna pelan. Arjuna menoleh bergantian pada keduanya sambil mengangguk. seolah berkata ia baik-baik saja.

Arjuna senang karena gadis yang dulunya pernah mengisi harinya itu akhirnya bahagia dengan jalannya. maka dari itu Arjuna harus bahagia juga.

hingga ketika ia mendapatkan giliran untuk mengucap selamat, Arjuna tersenyum lebar secara tulus dan mengucapkan selamat kepada pasangan raja dan ratu hari ini.

“selamat ya Jen, Nin. semoga selalu bahagia,” ujar Arjuna sambil bergantian menjabat tangan kedua mempelai.

“makasih banyak Jun,” balas Rajendra.

“Juna…”

Karenina memanggil lirih sang pemuda yang dulu pernah menjadi Arjuna-nya itu, “makasih banyak udah dateng.”

“harus datenglah kan ini hari spesial lo. semoga selalu bahagia ya Nin.”

Arjuna masih memanggil perempuan itu dengan panggilan kesayangannya dahulu, Nina.

“semoga selalu bahagia juga, Juna. terimakasih buat semuanya,” balas Karenina kembali. Arjuna hanya mengangguk kemudian beranjak dari sana.

hari ini Arjuna membuktikan perkataan orang-orang, bahwa bahagia tidak harus dengan memiliki.

karena melihat orang tercinta bahagia sudah akan memberikan kebahagiaan tersendiri bagi dirinya sendiri.


Visualisasi