fluffypow

switch figures part alert

Angin malam perlahan menyapa kulit, masuk dengan sopan dari celah tirai yang tak sepenuhnya tertutup. Malam ini sejuk, tapi tidak dengan hati david.

Sebelumnya, mamanya menelfon. Menanyakan kabarnya, kabar pasangan anaknya yang tentu dijawab dusta. Hei kalau mama kim tau, diseret ke rumah besar david itu dan cut! mati.

Bertanya akan kesiapan malam nanti, butuh sesuatu tidak sampai pertanyaan kecil yang pernah selalu david suka ketika lelaki lain yang menjawabnya girang.

“Mashmelow nya masih ada atau mau lagi?”

Dasarnya, david tak terlalu suka hal manis. Lalu untuk siapa semua kotak kotak marshmellow itu? Ya, Tentu saja yoshinori.

Dan itulah hal yang kembali memenuhi pikirannya.


VRRRM VRRRM

Gas motor diputar kencang siap untuk membelah jalan kota di pukul hampir 12malam.

Setelah membujuk asahi untuk pulang-dengan janji akan makan teratur tentunya- haruto masuk ke ruangan dalam lemarinya. Mencari barang barang yang pernah ia tutup dan segel, tak akan menggunakannya lagi.

Tidak sampai malam ini.

Gloves hitam tipis mengkilat terpasang sempurna. Menyisakan jari jari yang berada diluar tanpa perlindungan.

Sadar akan keadaan matanya, haruto tentu memakai kontak lensa beningnya. Lengkap dengan headband hitam berlogo ceklis untuk menahan poni depannya yang entah sejak kapan sepanjang ini.

Jalanan tak terlalu sepi untuk ukuran memasuki tengah malam. Jaket kulit yang haru pakai berkibas efek angin. Membawa perasaan bebas kembali pada diri haru.

Jalanan yang ia ambil mulai memasuki hutan, yang akan mengarah ke mansion eh? Sepertinya mansion pun kurang. Itu Kawasan bersama para anak konglomerat. Dengan segala arena bermain tersedia. Sebagai tempat melupakan tuntutan hidup, tapi kembali yang bisa masuk adalah mereka yang pernah menyuntik dana.

Apakah haru termasuk salah satunya? Tidak.

Malam ini dia yang akan jadi pemain.


Ingatan bak putaran kaset berputar dengan lancarnya. Tak melewati hal hal kecil satupun. Benar benar seperti menonton film dengan privasi khusus karna yang bisa melihat hanyalah si pemilik tubuh, Junkyu.

Saat itu Kelas 10 semester 2, sekolah elit di kawasan gangnam kedatangan murid baru. Yang sialnya sekelas dengan junkyu yang rela membeli bangku disampingnya dengan alasan ingin tempat yang lebih luas.

Jual beli kursi atau seat di sekolah jaman sekarang sudah tidak jarang kan? Itu yang dilakukan junkyu saat itu. Eits junkyu hanya membeli bangku kosong disampingnya, dia masuk mandiri, murni dengan hasil otaknya.

Yang tak diinginkan junkyu terjadi, murid baru itu masuk ke kelas berjumlah ganjil untuk menggenapkan.

Paham kan? Muridnya ganjil tapi dengan kursi genap. Itu karna junkyu yang memiliki dua kursi bersamanya. Yang akhirnya dicabut paksa dari pihak sekolah dan langsung memberikannya pada murid yang ternyata adalah pertukaran pelajar itu.

Junkyu semakin menjadi jadi. Ia yang mendapat peringkat satu paralel semester kemarin merasa terancam. Murid baru disampingnya adalah bukti akan pihak sekolahnya dan yayasan sekolah unggulan di osaka menjalin kerja sama.

Dan rumornya, yang menjadi pelajar pertukaran adalah top 3 dari masing masing sekolah

Junkyu aman tetap di seoul karna pihak sekolahnya baru akan mengirim nanti untuk adek tingkatnya. Yang artinya kelas 10 mendatanglah yang akan jadi pertukaran.

Junkyu juga sempat bingung, jika sekolahnya baru mengirim pertukaran tahun depan lalu mengapa anak ini berada disampingnya? Kenapa sudah pindah? Kenapa ga tahun depan? Cih

Jadi, kesan pertama yang ia berikan pada murid baru tadi tidaklah baik. Ia seolah mengajak bertarung dari tatapan julid dan bibirnya yang mengerucut nyinyir

Beruntung siswa disampingnya masih belum fasih dalam hangul. Jadi ia tak terlalu mempermasalahkan teman sebangkunya yang seperti bebek mengoceh menatap segala arah kecuali dirinya.

Seperti itu terus berlanjut. Jujur, junkyu sudah bilang ke wali kelasnya akan niat pindah bangku ke belakang bersama jihoon, tapi ditolak dengan alasan peringkat paralel haruslah di bangku depan

Hey??!? Junkyu tidak akan turun pangkat jika cuma jarak seperti itu. Seolah kelas itu luasnya kayak apa banget deh -batinnya

Sudah hampir sebulan anak baru itu disini tapi ia dan junkyu belum berkenalan dengan resmi. Bahkan berbicara panjang pun junkyu enggan. Hanya sepatah dua kata atau tulisan tangan yang murid baru itu dapatkan. Pernah saat itu, guru mereka memakai kata yang sulit, alhasil pemuda di samping junkyu dengan cepat membolak balikkan halaman kamus untuk mencari arti. Dan junkyu yang memang sudah kesal dari awal semakin terganggu dengan suara berisik kertas yang beradu.

Junkyu membuka halaman terakhir bukunya dan menulis kecil

CARI APA???

Dan disodorkan ke sampingnya.

Anak disebelahnya tersenyum senang lalu menatapnya dengan iris coklat terangnya. Sempat membuat junkyu terpana sesaat. Ini pertama kalinya junkyu melihat full wajah itu.

Anak itu dengan semangat menulis kata yang tadi ia dengar. Lalu menyodorkan kembali buku junkyu. Dan menunggu tangan junkyu bergerak dengan tatapan harap.

Junkyu dibuat menghela pelan. Tulisan hangulnya berantakan dan pengejaannya salah. Tapi dibawahnya ada tulisan dengan hiragana rapi dengan arti “apa itu dalam jepang?”

Junkyu menolehkan kepalanya sebentar, yang dihadiahi bulatan mata yang mengangguk senang. Ekhem fokus. Junkyu menulis cepat balasan di kertas tadi. Dan sebelum mengopernya, ia balas menulis kecil dengan hiragana

“jangan terlalu berisik”

Dan tulisannya kali ini tidak dengan capslock pada huruf, Sedikit melembut.


Haruto sampai pada gerbang dengan keamanan tinggi yang berdiri kokoh didepannya. Ia turun dari atas motornya dan berjalan ke arah intercom yang terpasang. Memencetnya dan suara wanita terdengar kemudian.

“Your pass sir”

“Mr. Red players” pelannya.

“Ouh, it is you watanabe?” Seru perempuan di seberang, terlihat akrab.

“Let me in first, may” balas haruto malas seraya menyebut nama yang pemiliknya terkekeh pelan.

“Alright alright, long time no see....iaros” suara perempuan yang dipanggil 'may' itu kembali dingin. Lalu gerbang terbuka perlahan, membuat haru menampakkan sengiran kecil karna masih ada yang mengingat nama panggunya, iaros.

©® fluffyp0w , february '21.

switch figures part alert

Angin malam perlahan menyapa kulit, masuk dengan sopan dari celah tirai yang tak sepenuhnya tertutup. Malam ini sejuk, tapi tidak dengan hati david.

Sebelumnya, mamanya menelfon. Menanyakan kabarnya, kabar pasangan anaknya yang tentu dijawab dusta. Hei kalau mama kim tau, diseret ke rumah besar david itu dan cut! mati.

Bertanya akan kesiapan malam nanti, butuh sesuatu tidak sampai pertanyaan kecil yang pernah selalu david suka ketika lelaki lain yang menjawabnya girang.

“Mashmelow nya masih ada atau mau lagi?”

Dasarnya, david tak terlalu suka hal manis. Lalu untuk siapa semua kotak kotak marshmellow itu? Ya, Tentu saja yoshinori.

Dan itulah hal yang kembali memenuhi pikirannya.


VRRRM VRRRM

Gas motor diputar kencang siap untuk membelah jalan kota di pukul hampir 12malam.

Setelah membujuk asahi untuk pulang-dengan janji akan makan teratur tentunya- haruto masuk ke ruangan dalam lemarinya. Mencari barang barang yang pernah ia tutup dan segel, tak akan menggunakannya lagi.

Tidak sampai malam ini.

Gloves hitam tipis mengkilat terpasang sempurna. Menyisakan jari jari yang berada diluar tanpa perlindungan.

Sadar akan keadaan matanya, haruto tentu memakai kontak lensa beningnya. Lengkap dengan headband hitam berlogo ceklis untuk menahan poni depannya yang entah sejak kapan sepanjang ini.

Jalanan tak terlalu sepi untuk ukuran memasuki tengah malam. Jaket kulit yang haru pakai berkibas efek angin. Membawa perasaan bebas kembali pada diri haru.

Jalanan yang ia ambil mulai memasuki hutan, yang akan mengarah ke mansion eh? Sepertinya mansion pun kurang. Itu Kawasan bersama para anak konglomerat. Dengan segala arena bermain tersedia. Sebagai tempat melupakan tuntutan hidup, tapi kembali yang bisa masuk adalah mereka yang pernah menyuntik dana.

Apakah haru termasuk salah satunya? Tidak.

Malam ini dia yang akan jadi pemain.


Ingatan bak putaran kaset berputar dengan lancarnya. Tak melewati hal hal kecil satupun. Benar benar seperti menonton film dengan privasi khusus karna yang bisa melihat hanyalah si pemilik tubuh, Junkyu.

Saat itu Kelas 10 semester 2, sekolah elit di kawasan gangnam kedatangan murid baru. Yang sialnya sekelas dengan junkyu yang rela membeli bangku disampingnya dengan alasan ingin tempat yang lebih luas.

Jual beli kursi atau seat di sekolah jaman sekarang sudah tidak jarang kan? Itu yang dilakukan junkyu saat itu. Eits junkyu hanya membeli bangku kosong disampingnya, dia masuk mandiri, murni dengan hasil otaknya.

Yang tak diinginkan junkyu terjadi, murid baru itu masuk ke kelas berjumlah ganjil untuk menggenapkan.

Paham kan? Muridnya ganjil tapi dengan kursi genap. Itu karna junkyu yang memiliki dua kursi bersamanya. Yang akhirnya dicabut paksa dari pihak sekolah dan langsung memberikannya pada murid yang ternyata adalah pertukaran pelajar itu.

Junkyu semakin menjadi jadi. Ia yang mendapat peringkat satu paralel semester kemarin merasa terancam. Murid baru disampingnya adalah bukti akan pihak sekolahnya dan yayasan sekolah unggulan di osaka menjalin kerja sama.

Dan rumornya, yang menjadi pelajar pertukaran adalah top 3 dari masing masing sekolah

Junkyu aman tetap di seoul karna pihak sekolahnya baru akan mengirim nanti untuk adek tingkatnya. Yang artinya kelas 10 mendatanglah yang akan jadi pertukaran.

Junkyu juga sempat bingung, jika sekolahnya baru mengirim pertukaran tahun depan lalu mengapa anak ini berada disampingnya? Kenapa sudah pindah? Kenapa ga tahun depan? Cih

Jadi, kesan pertama yang ia berikan pada murid baru tadi tidaklah baik. Ia seolah mengajak bertarung dari tatapan julid dan bibirnya yang mengerucut nyinyir

Beruntung siswa disampingnya masih belum fasih dalam hangul. Jadi ia tak terlalu mempermasalahkan teman sebangkunya yang seperti bebek mengoceh menatap segala arah kecuali dirinya.

Seperti itu terus berlanjut. Jujur, junkyu sudah bilang ke wali kelasnya akan niat pindah bangku ke belakang bersama jihoon, tapi ditolak dengan alasan peringkat paralel haruslah di bangku depan

Hey??!? Junkyu tidak akan turun pangkat jika cuma jarak seperti itu. Seolah kelas itu luasnya kayak apa banget deh -batinnya

Sudah hampir sebulan anak baru itu disini tapi ia dan junkyu belum berkenalan dengan resmi. Bahkan berbicara panjang pun junkyu enggan. Hanya sepatah dua kata atau tulisan tangan yang murid baru itu dapatkan. Pernah saat itu, guru mereka memakai kata yang sulit, alhasil pemuda di samping junkyu dengan cepat membolak balikkan halaman kamus untuk mencari arti. Dan junkyu yang memang sudah kesal dari awal semakin terganggu dengan suara berisik kertas yang beradu.

Junkyu membuka halaman terakhir bukunya dan menulis kecil

CARI APA???

Dan disodorkan ke sampingnya.

Anak disebelahnya tersenyum senang lalu menatapnya dengan iris coklat terangnya. Sempat membuat junkyu terpana sesaat. Ini pertama kalinya junkyu melihat full wajah itu.

Anak itu dengan semangat menulis kata yang tadi ia dengar. Lalu menyodorkan kembali buku junkyu. Dan menunggu tangan junkyu bergerak dengan tatapan harap.

Junkyu dibuat menghela pelan. Tulisan hangulnya berantakan dan pengejaannya salah. Tapi dibawahnya ada tulisan dengan hiragana rapi dengan arti “apa itu dalam jepang?”

Junkyu menolehkan kepalanya sebentar, yang dihadiahi bulatan mata yang mengangguk senang. Ekhem fokus. Junkyu menulis cepat balasan di kertas tadi. Dan sebelum mengopernya, ia balas menulis kecil dengan hiragana

“jangan terlalu berisik”

Dan tulisannya kali ini tidak dengan capslock pada huruf, Sedikit melembut.


Haruto sampai pada gerbang dengan keamanan tinggi yang berdiri kokoh didepannya. Ia turun dari atas motornya dan berjalan ke arah intercom yang terpasang. Memencetnya dan suara wanita terdengar kemudian.

“Your pass sir”

“Mr. Red players” pelannya.

“Ouh, it is you watanabe?” Seru perempuan di seberang, terlihat akrab.

“Let me in first, may” balas haruto malas seraya menyebut nama yang pemiliknya terkekeh pelan.

“Alright alright, long time no see....iaros” suara perempuan yang dipanggil 'may' itu kembali dingin. Lalu gerbang terbuka perlahan, membuat haru menampakkan sengiran kecil karna masih ada yang mengingat nama panggunya, iaros.

©® fluffyp0w , february '21.

switch figures part alert

Angin malam perlahan menyapa kulit, masuk dengan sopan dari celah tirai yang tak sepenuhnya tertutup. Malam ini sejuk, tapi tidak dengan hati david.

Sebelumnya, mamanya menelfon. Menanyakan kabarnya, kabar pasangan anaknya yang tentu dijawab dusta. Hei kalau mama kim tau, diseret ke rumah besar david itu dan cut! mati.

Bertanya akan kesiapan malam nanti, butuh sesuatu tidak sampai pertanyaan kecil yang pernah selalu david suka ketika lelaki lain yang menjawabnya girang.

“Mashmelow nya masih ada atau mau lagi?”

Dasarnya, david tak terlalu suka hal manis. Lalu untuk siapa semua kotak kotak marshmellow itu? Ya, Tentu saja yoshinori.

Dan itulah hal yang kembali memenuhi pikirannya.


VRRRM VRRRM

Gas motor diputar kencang siap untuk membelah jalan kota di pukul hampir 12malam.

Setelah membujuk asahi untuk pulang-dengan janji akan makan teratur tentunya- haruto masuk ke ruangan dalam lemarinya. Mencari barang barang yang pernah ia tutup dan segel, tak akan menggunakannya lagi.

Tidak sampai malam ini.

Gloves hitam tipis mengkilat terpasang sempurna. Menyisakan jari jari yang berada diluar tanpa perlindungan.

Sadar akan keadaan matanya, haruto tentu memakai kontak lens beningnya. Lengkap dengan headband hitam berlogo ceklis untuk menahan poni depannya yang entah sejak kapan sepanjang ini.

Jalanan tak terlalu sepi untuk ukuran memasuki tengah malam. Jaket kulit yang haru pakai berkibas efek angin. Membawa perasaan bebas kembali pada diri haru.

Jalanan yang ia ambil mulai memasuki hutan, yang akan mengarah ke mansion eh? Sepertinya mansion pun kurang. Itu Kawasan bersama para anak konglomerat. Dengan segala arena bermain tersedia. Sebagai tempat melupakan tuntutan hidup, tapi kembali yang bisa masuk adalah mereka yang pernah menyuntik dana.

Apakah haru termasuk salah satunya? Tidak.

Malam ini dia yang akan jadi pemain.


Ingatan bak putaran kaset berputar dengan lancarnya. Tak melewati hal hal kecil satupun. Benar benar seperti menonton film dengan privasi khusus karna yang bisa melihat hanyalah si pemilik tubuh, Junkyu.

Saat itu Kelas 10 semester 2, sekolah elit di kawasan gangnam kedatangan murid baru. Yang sialnya sekelas dengan junkyu yang rela membeli bangku disampingnya dengan alasan ingin tempat yang lebih luas.

Jual beli kursi atau seat di sekolah jaman sekarang sudah tidak jarang kan? Itu yang dilakukan junkyu saat itu. Eits junkyu hanya membeli bangku kosong disampingnya, dia masuk mandiri, murni dengan hasil otaknya.

Yang tak diinginkan junkyu terjadi, murid baru itu masuk ke kelas berjumlah ganjil untuk menggenapkan.

Paham kan? Muridnya ganjil tapi dengan kursi genap. Itu karna junkyu yang memiliki dua kursi bersamanya. Yang akhirnya dicabut paksa dari pihak sekolah dan langsung memberikannya pada murid yang ternyata adalah pertukaran pelajar itu.

Junkyu semakin menjadi jadi. Ia yang mendapat peringkat satu paralel semester kemarin merasa terancam. Murid baru disampingnya adalah bukti akan pihak sekolahnya dan yayasan sekolah unggulan di osaka menjalin kerja sama.

Dan rumornya, yang menjadi pelajar pertukaran adalah top 3 dari masing masing sekolah

Junkyu aman tetap di seoul karna pihak sekolahnya baru akan mengirim nanti untuk adek tingkatnya. Yang artinya kelas 10 mendatanglah yang akan jadi pertukaran.

Junkyu juga sempat bingung, jika sekolahnya baru mengirim pertukaran tahun depan lalu mengapa anak ini berada disampingnya? Kenapa sudah pindah? Kenapa ga tahun depan? Cih

Jadi, kesan pertama yang ia berikan pada murid baru tadi tidaklah baik. Ia seolah mengajak bertarung dari tatapan julid dan bibirnya yang mengerucut nyinyir

Beruntung siswa disampingnya masih belum fasih dalam hangul. Jadi ia tak terlalu mempermasalahkan teman sebangkunya yang seperti bebek mengoceh menatap segala arah kecuali dirinya.

Seperti itu terus berlanjut. Jujur, junkyu sudah bilang ke wali kelasnya akan niat pindah bangku ke belakang bersama jihoon, tapi ditolak dengan alasan peringkat paralel haruslah di bangku depan

Hey??!? Junkyu tidak akan turun pangkat jika cuma jarak seperti itu. Seolah kelas itu luasnya kayak apa banget deh -batinnya

Sudah hampir sebulan anak baru itu disini tapi ia dan junkyu belum berkenalan dengan resmi. Bahkan berbicara panjang pun junkyu enggan. Hanya sepatah dua kata atau tulisan tangan yang murid baru itu dapatkan. Pernah saat itu, guru mereka memakai kata yang sulit, alhasil pemuda di samping junkyu dengan cepat membolak balikkan halaman kamus untuk mencari arti. Dan junkyu yang memang sudah kesal dari awal semakin terganggu dengan suara berisik kertas yang beradu.

Junkyu membuka halaman terakhir bukunya dan menulis kecil

CARI APA???

Dan disodorkan ke sampingnya.

Anak disebelahnya tersenyum senang lalu menatapnya dengan iris coklat terangnya. Sempat membuat junkyu terpana sesaat. Ini pertama kalinya junkyu melihat full wajah itu.

Anak itu dengan semangat menulis kata yang tadi ia dengar. Lalu menyodorkan kembali buku junkyu. Dan menunggu tangan junkyu bergerak dengan tatapan harap.

Junkyu dibuat menghela pelan. Tulisan hangulnya berantakan dan pengejaannya salah. Tapi dibawahnya ada tulisan dengan hiragana rapi dengan arti “apa itu dalam jepang?”

Junkyu menolehkan kepalanya sebentar, yang dihadiahi bulatan mata yang mengangguk senang. Ekhem fokus. Junkyu menulis cepat balasan di kertas tadi. Dan sebelum mengopernya, ia balas menulis kecil dengan hiragana

“jangan terlalu berisik”

Dan tulisannya kali ini tidak dengan capslock pada huruf, Sedikit melembut.


Haruto sampai pada gerbang dengan keamanan tinggi yang berdiri kokoh didepannya. Ia turun dari atas motornya dan berjalan ke arah intercom yang terpasang. Memencetnya dan suara wanita terdengar kemudian.

“Your pass sir”

“Mr. Red players” pelannya.

“Ouh, it is you watanabe?” Seru perempuan di seberang, terlihat akrab.

“Let me in first, may” balas haruto malas seraya menyebut nama yang pemiliknya terkekeh pelan.

“Alright alright, long time no see....iaros” suara perempuan yang dipanggil 'may' itu kembali dingin. Lalu gerbang terbuka perlahan, membuat haru menampakkan sengiran kecil karna masih ada yang mengingat nama panggunya, iaros.

©® B'19

switch figures part alert

Angin malam perlahan menyapa kulit, masuk dengan sopan dari celah tirai yang tak sepenuhnya tertutup. Malam ini sejuk, tapi tidak dengan hati david.

Sebelumnya, mamanya menelfon. Menanyakan kabarnya, kabar pasangan anaknya yang tentu dijawab dusta. Hei kalau mama kim tau, diseret ke rumah besar david itu dan cut! mati.

Bertanya akan kesiapan malam nanti, butuh sesuatu tidak sampai pertanyaan kecil yang pernah selalu david suka ketika lelaki lain yang menjawabnya girang.

“Mashmelow nya masih ada atau mau lagi?”

Dasarnya, david tak terlalu suka hal manis. Lalu untuk siapa semua kotak kotak marshmellow itu? Ya, Tentu saja yoshinori.

Dan itulah hal yang kembali memenuhi pikirannya.


VRRRM VRRRM

Gas motor diputar kencang siap untuk membelah jalan kota di pukul hampir 12malam.

Setelah membujuk asahi untuk pulang-dengan janji akan makan teratur tentunya- haruto masuk ke ruangan dalam lemarinya. Mencari barang barang yang pernah ia tutup dan segel, tak akan menggunakannya lagi.

Tidak sampai malam ini.

Gloves hitam tipis mengkilat terpasang sempurna. Menyisakan jari jari yang berada diluar tanpa perlindungan.

Sadar akan keadaan matanya, haruto tentu memakai kontak lens beningnya. Lengkap dengan headband hitam berlogo ceklis untuk menahan poni depannya yang entah sejak kapan sepanjang ini.

Jalanan tak terlalu sepi untuk ukuran memasuki tengah malam. Jaket kulit yang haru pakai berkibas efek angin. Membawa perasaan bebas kembali pada diri haru.

Jalanan yang ia ambil mulai memasuki hutan, yang akan mengarah ke mansion eh? Sepertinya mansion pun kurang. Itu Kawasan bersama para anak konglomerat. Dengan segala arena bermain tersedia. Sebagai tempat melupakan tuntutan hidup, tapi kembali yang bisa masuk adalah mereka yang pernah menyuntik dana.

Apakah haru termasuk salah satunya? Tidak.

Malam ini dia yang akan jadi pemain.


Ingatan bak putaran kaset berputar dengan lancarnya. Tak melewati hal hal kecil satupun. Benar benar seperti menonton film dengan privasi khusus karna yang bisa melihat hanyalah si pemilik tubuh, Junkyu.

Saat itu Kelas 10 semester 2, sekolah elit di kawasan gangnam kedatangan murid baru. Yang sialnya sekelas dengan junkyu yang rela membeli bangku disampingnya dengan alasan ingin tempat yang lebih luas.

Jual beli kursi atau seat di sekolah jaman sekarang sudah tidak jarang kan? Itu yang dilakukan junkyu saat itu. Eits junkyu hanya membeli bangku kosong disampingnya, dia masuk mandiri, murni dengan hasil otaknya.

Yang tak diinginkan junkyu terjadi, murid baru itu masuk ke kelas berjumlah ganjil untuk menggenapkan.

Paham kan? Muridnya ganjil tapi dengan kursi genap. Itu karna junkyu yang memiliki dua kursi bersamanya. Yang akhirnya dicabut paksa dari pihak sekolah dan langsung memberikannya pada murid yang ternyata adalah pertukaran pelajar itu.

Junkyu semakin menjadi jadi. Ia yang mendapat peringkat satu paralel semester kemarin merasa terancam. Murid baru disampingnya adalah bukti akan pihak sekolahnya dan yayasan sekolah unggulan di osaka menjalin kerja sama.

Dan rumornya, yang menjadi pelajar pertukaran adalah top 3 dari masing masing sekolah

Junkyu aman tetap di seoul karna pihak sekolahnya baru akan mengirim nanti untuk adek tingkatnya. Yang artinya kelas 10 mendatanglah yang akan jadi pertukaran.

Junkyu juga sempat bingung, jika sekolahnya baru mengirim pertukaran tahun depan lalu mengapa anak ini berada disampingnya? Kenapa sudah pindah? Kenapa ga tahun depan? Cih

Jadi, kesan pertama yang ia berikan pada murid baru tadi tidaklah baik. Ia seolah mengajak bertarung dari tatapan julid dan bibirnya yang mengerucut nyinyir

Beruntung siswa disampingnya masih belum fasih dalam hangul. Jadi ia tak terlalu mempermasalahkan teman sebangkunya yang seperti bebek mengoceh menatap segala arah kecuali dirinya.

Seperti itu terus berlanjut. Jujur, junkyu sudah bilang ke wali kelasnya akan niat pindah bangku ke belakang bersama jihoon, tapi ditolak dengan alasan peringkat paralel haruslah di bangku depan

Hey??!? Junkyu tidak akan turun pangkat jika cuma jarak seperti itu. Seolah kelas itu luasnya kayak apa banget deh -batinnya

Sudah hampir sebulan anak baru itu disini tapi ia dan junkyu belum berkenalan dengan resmi. Bahkan berbicara panjang pun junkyu enggan. Hanya sepatah dua kata atau tulisan tangan yang murid baru itu dapatkan. Pernah saat itu, guru mereka memakai kata yang sulit, alhasil pemuda di samping junkyu dengan cepat membolak balikkan halaman kamus untuk mencari arti. Dan junkyu yang memang sudah kesal dari awal semakin terganggu dengan suara berisik kertas yang beradu.

Junkyu membuka halaman terakhir bukunya dan menulis kecil

CARI APA???

Dan disodorkan ke sampingnya.

Anak disebelahnya tersenyum senang lalu menatapnya dengan iris coklat terangnya. Sempat membuat junkyu terpana sesaat. Ini pertama kalinya junkyu melihat full wajah itu.

Anak itu dengan semangat menulis kata yang tadi ia dengar. Lalu menyodorkan kembali buku junkyu. Dan menunggu tangan junkyu bergerak dengan tatapan harap.

Junkyu dibuat menghela pelan. Tulisan hangulnya berantakan dan pengejaannya salah. Tapi dibawahnya ada tulisan dengan hiragana rapi dengan arti “apa itu dalam jepang?”

Junkyu menolehkan kepalanya sebentar, yang dihadiahi bulatan mata yang mengangguk senang. Ekhem fokus. Junkyu menulis cepat balasan di kertas tadi. Dan sebelum mengopernya, ia balas menulis kecil dengan hiragana

“jangan terlalu berisik”

Dan tulisannya kali ini tidak dengan capslock pada huruf, Sedikit melembut.


Haruto sampai pada gerbang dengan keamanan tinggi yang berdiri kokoh didepannya. Ia turun dari atas motornya dan berjalan ke arah intercom yang terpasang. Memencetnya dan suara wanita terdengar kemudian.

“Your pass sir”

“Mr. Red players” pelannya.

“Ouh, it is you watanabe?” Seru perempuan di seberang, terlihat akrab.

“Let me in first, may” balas haruto malas seraya menyebut nama yang pemiliknya terkekeh pelan.

“Alright alright, long time no see....iaros” suara perempuan yang dipanggil 'may' itu kembali dingin. Lalu gerbang terbuka perlahan, membuat haru menampakkan sengiran kecil karna masih ada yang mengingat nama panggunya, iaros.

©® B

switch figures part alert

Angin malam perlahan menyapa kulit, masuk dengan sopan dari celah tirai yang tak sepenuhnya tertutup. Malam ini sejuk, tapi tidak dengan hati david.

Sebelumnya, mamanya menelfon. Menanyakan kabarnya, kabar pasangan anaknya yang tentu dijawab dusta. Hei kalau mama kim tau, diseret ke rumah besar david itu dan cut! mati.

Bertanya akan kesiapan malam nanti, butuh sesuatu tidak sampai pertanyaan kecil yang pernah selalu david suka ketika lelaki lain yang menjawabnya girang.

“Mashmelow nya masih ada atau mau lagi?”

Dasarnya, david tak terlalu suka hal manis. Lalu untuk siapa semua kotak kotak marshmellow itu? Ya, Tentu saja yoshinori.

Dan itulah hal yang kembali memenuhi pikirannya.


VRRRM VRRRM

Gas motor diputar kencang siap untuk membelah jalan kota di pukul hampir 12malam.

Setelah membujuk asahi untuk pulang-dengan janji akan makan teratur tentunya- haruto masuk ke ruangan dalam lemarinya. Mencari barang barang yang pernah ia tutup dan segel, tak akan menggunakannya lagi.

Tidak sampai malam ini.

Gloves hitam tipis mengkilat terpasang sempurna. Menyisakan jari jari yang berada diluar tanpa perlindungan.

Sadar akan keadaan matanya, haruto tentu memakai kontak lens beningnya. Lengkap dengan headband hitam berlogo ceklis untuk menahan poni depannya yang entah sejak kapan sepanjang ini.

Jalanan tak terlalu sepi untuk ukuran memasuki tengah malam. Jaket kulit yang haru pakai berkibas efek angin. Membawa perasaan bebas kembali pada diri haru.

Jalanan yang ia ambil mulai memasuki hutan, yang akan mengarah ke mansion eh? Sepertinya mansion pun kurang. Itu Kawasan bersama para anak konglomerat. Dengan segala arena bermain tersedia. Sebagai tempat melupakan tuntutan hidup, tapi kembali yang bisa masuk adalah mereka yang pernah menyuntik dana.

Apakah haru termasuk salah satunya? Tidak.

Malam ini dia yang akan jadi pemain.


Ingatan bak putaran kaset berputar dengan lancarnya. Tak melewati hal hal kecil satupun. Benar benar seperti menonton film dengan privasi khusus karna yang bisa melihat hanyalah si pemilik tubuh, Junkyu.

Saat itu Kelas 10 semester 2, sekolah elit di kawasan gangnam kedatangan murid baru. Yang sialnya sekelas dengan junkyu yang rela membeli bangku disampingnya dengan alasan ingin tempat yang lebih luas.

Jual beli kursi atau seat di sekolah jaman sekarang sudah tidak jarang kan? Itu yang dilakukan junkyu saat itu. Eits junkyu hanya membeli bangku kosong disampingnya, dia masuk mandiri, murni dengan hasil otaknya.

Yang tak diinginkan junkyu terjadi, murid baru itu masuk ke kelas berjumlah ganjil untuk menggenapkan.

Paham kan? Muridnya ganjil tapi dengan kursi genap. Itu karna junkyu yang memiliki dua kursi bersamanya. Yang akhirnya dicabut paksa dari pihak sekolah dan langsung memberikannya pada murid yang ternyata adalah pertukaran pelajar itu.

Junkyu semakin menjadi jadi. Ia yang mendapat peringkat satu paralel semester kemarin merasa terancam. Murid baru disampingnya adalah bukti akan pihak sekolahnya dan yayasan sekolah unggulan di osaka menjalin kerja sama.

Dan rumornya, yang menjadi pelajar pertukaran adalah top 3 dari masing masing sekolah

Junkyu aman tetap di seoul karna pihak sekolahnya baru akan mengirim nanti untuk adek tingkatnya. Yang artinya kelas 10 mendatanglah yang akan jadi pertukaran.

Junkyu juga sempat bingung, jika sekolahnya baru mengirim pertukaran tahun depan lalu mengapa anak ini berada disampingnya? Kenapa sudah pindah? Kenapa ga tahun depan? Cih

Jadi, kesan pertama yang ia berikan pada murid baru tadi tidaklah baik. Ia seolah mengajak bertarung dari tatapan julid dan bibirnya yang mengerucut nyinyir

Beruntung siswa disampingnya masih belum fasih dalam hangul. Jadi ia tak terlalu mempermasalahkan teman sebangkunya yang seperti bebek mengoceh menatap segala arah kecuali dirinya.

Seperti itu terus berlanjut. Jujur, junkyu sudah bilang ke wali kelasnya akan niat pindah bangku ke belakang bersama jihoon, tapi ditolak dengan alasan peringkat paralel haruslah di bangku depan

Hey??!? Junkyu tidak akan turun pangkat jika cuma jarak seperti itu. Seolah kelas itu luasnya kayak apa banget deh -batinnya

Sudah hampir sebulan anak baru itu disini tapi ia dan junkyu belum berkenalan dengan resmi. Bahkan berbicara panjang pun junkyu enggan. Hanya sepatah dua kata atau tulisan tangan yang murid baru itu dapatkan. Pernah saat itu, guru mereka memakai kata yang sulit, alhasil pemuda di samping junkyu dengan cepat membolak balikkan halaman kamus untuk mencari arti. Dan junkyu yang memang sudah kesal dari awal semakin terganggu dengan suara berisik kertas yang beradu.

Junkyu membuka halaman terakhir bukunya dan menulis kecil

CARI APA???

Dan disodorkan ke sampingnya.

Anak disebelahnya tersenyum senang lalu menatapnya dengan iris coklat terangnya. Sempat membuat junkyu terpana sesaat. Ini pertama kalinya junkyu melihat full wajah itu.

Anak itu dengan semangat menulis kata yang tadi ia dengar. Lalu menyodorkan kembali buku junkyu. Dan menunggu tangan junkyu bergerak dengan tatapan harap.

Junkyu dibuat menghela pelan. Tulisan hangulnya berantakan dan pengejaannya salah. Tapi dibawahnya ada tulisan dengan hiragana rapi dengan arti “apa itu dalam jepang?”

Junkyu menolehkan kepalanya sebentar, yang dihadiahi bulatan mata yang mengangguk senang. Ekhem fokus. Junkyu menulis cepat balasan di kertas tadi. Dan sebelum mengopernya, ia balas menulis kecil dengan hiragana

“jangan terlalu berisik”

Dan tulisannya kali ini tidak dengan capslock pada huruf, Sedikit melembut.


Haruto sampai pada gerbang dengan keamanan tinggi yang berdiri kokoh didepannya. Ia turun dari atas motornya dan berjalan ke arah intercom yang terpasang. Memencetnya dan suara wanita terdengar kemudian.

“Your pass sir”

“Mr. Red players” pelannya.

“Ouh, it is you watanabe?” Seru perempuan di seberang, terlihat akrab.

“Let me in first, may” balas haruto malas seraya menyebut nama yang pemiliknya terkekeh pelan.

“Alright alright, long time no see....iaros” suara perempuan yang dipanggil 'may' itu kembali dingin. Lalu gerbang terbuka perlahan, membuat haru menampakkan sengiran kecil karna masih ada yang mengingat nama panggunya, iaros.

©® fluffyp0w , february '21.

switch figures part alert

Angin malam perlahan menyapa kulit, masuk dengan sopan dari celah tirai yang tak sepenuhnya tertutup. Malam ini sejuk, tapi tidak dengan hati david.

Sebelumnya, mamanya menelfon. Menanyakan kabarnya, kabar pasangan anaknya yang tentu dijawab dusta. Hei kalau mama kim tau, diseret ke rumah besar david itu dan cut! mati.

Bertanya akan kesiapan malam nanti, butuh sesuatu tidak sampai pertanyaan kecil yang pernah selalu david suka ketika lelaki lain yang menjawabnya girang.

“Mashmelow nya masih ada atau mau lagi?”

Dasarnya, david tak terlalu suka hal manis. Lalu untuk siapa semua kotak kotak marshmellow itu? Ya, Tentu saja yoshinori.

Dan itulah hal yang kembali memenuhi pikirannya.


VRRRM VRRRM

Gas motor diputar kencang siap untuk membelah jalan kota di pukul hampir 12malam.

Setelah membujuk asahi untuk pulang-dengan janji akan makan teratur tentunya- haruto masuk ke ruangan dalam lemarinya. Mencari barang barang yang pernah ia tutup dan segel, tak akan menggunakannya lagi.

Tidak sampai malam ini.

Gloves hitam tipis mengkilat terpasang sempurna. Menyisakan jari jari yang berada diluar tanpa perlindungan.

Sadar akan keadaan matanya, haruto tentu memakai kontak lens beningnya. Lengkap dengan headband hitam berlogo ceklis untuk menahan poni depannya yang entah sejak kapan sepanjang ini.

Jalanan tak terlalu sepi untuk ukuran memasuki tengah malam. Jaket kulit yang haru pakai berkibas efek angin. Membawa perasaan bebas kembali pada diri haru.

Jalanan yang ia ambil mulai memasuki hutan, yang akan mengarah ke mansion eh? Sepertinya mansion pun kurang. Itu Kawasan bersama para anak konglomerat. Dengan segala arena bermain tersedia. Sebagai tempat melupakan tuntutan hidup, tapi kembali yang bisa masuk adalah mereka yang pernah menyuntik dana.

Apakah haru termasuk salah satunya? Tidak.

Malam ini dia yang akan jadi pemain.


Ingatan bak putaran kaset berputar dengan lancarnya. Tak melewati hal hal kecil satupun. Benar benar seperti menonton film dengan privasi khusus karna yang bisa melihat hanyalah si pemilik tubuh, Junkyu.

Saat itu Kelas 10 semester 2, sekolah elit di kawasan gangnam kedatangan murid baru. Yang sialnya sekelas dengan junkyu yang rela membeli bangku disampingnya dengan alasan ingin tempat yang lebih luas.

Jual beli kursi atau seat di sekolah jaman sekarang sudah tidak jarang kan? Itu yang dilakukan junkyu saat itu. Eits junkyu hanya membeli bangku kosong disampingnya, dia masuk mandiri, murni dengan hasil otaknya.

Yang tak diinginkan junkyu terjadi, murid baru itu masuk ke kelas berjumlah ganjil untuk menggenapkan.

Paham kan? Muridnya ganjil tapi dengan kursi genap. Itu karna junkyu yang memiliki dua kursi bersamanya. Yang akhirnya dicabut paksa dari pihak sekolah dan langsung memberikannya pada murid yang ternyata adalah pertukaran pelajar itu.

Junkyu semakin menjadi jadi. Ia yang mendapat peringkat satu paralel semester kemarin merasa terancam. Murid baru disampingnya adalah bukti akan pihak sekolahnya dan yayasan sekolah unggulan di osaka menjalin kerja sama.

Dan rumornya, yang menjadi pelajar pertukaran adalah top 3 dari masing masing sekolah

Junkyu aman tetap di seoul karna pihak sekolahnya baru akan mengirim nanti untuk adek tingkatnya. Yang artinya kelas 10 mendatanglah yang akan jadi pertukaran.

Junkyu juga sempat bingung, jika sekolahnya baru mengirim pertukaran tahun depan lalu mengapa anak ini berada disampingnya? Kenapa sudah pindah? Kenapa ga tahun depan? Cih

Jadi, kesan pertama yang ia berikan pada murid baru tadi tidaklah baik. Ia seolah mengajak bertarung dari tatapan julid dan bibirnya yang mengerucut nyinyir

Beruntung siswa disampingnya masih belum fasih dalam hangul. Jadi ia tak terlalu mempermasalahkan teman sebangkunya yang seperti bebek mengoceh menatap segala arah kecuali dirinya.

Seperti itu terus berlanjut. Jujur, junkyu sudah bilang ke wali kelasnya akan niat pindah bangku ke belakang bersama jihoon, tapi ditolak dengan alasan peringkat paralel haruslah di bangku depan

Hey??!? Junkyu tidak akan turun pangkat jika cuma jarak seperti itu. Seolah kelas itu luasnya kayak apa banget deh -batinnya

Sudah hampir sebulan anak baru itu disini tapi ia dan junkyu belum berkenalan dengan resmi. Bahkan berbicara panjang pun junkyu enggan. Hanya sepatah dua kata atau tulisan tangan yang murid baru itu dapatkan. Pernah saat itu, guru mereka memakai kata yang sulit, alhasil pemuda di samping junkyu dengan cepat membolak balikkan halaman kamus untuk mencari arti. Dan junkyu yang memang sudah kesal dari awal semakin terganggu dengan suara berisik kertas yang beradu.

Junkyu membuka halaman terakhir bukunya dan menulis kecil

CARI APA???

Dan disodorkan ke sampingnya.

Anak disebelahnya tersenyum senang lalu menatapnya dengan iris coklat terangnya. Sempat membuat junkyu terpana sesaat. Ini pertama kalinya junkyu melihat full wajah itu.

Anak itu dengan semangat menulis kata yang tadi ia dengar. Lalu menyodorkan kembali buku junkyu. Dan menunggu tangan junkyu bergerak dengan tatapan harap.

Junkyu dibuat menghela pelan. Tulisan hangulnya berantakan dan pengejaannya salah. Tapi dibawahnya ada tulisan dengan hiragana rapi dengan arti “apa itu dalam jepang?”

Junkyu menolehkan kepalanya sebentar, yang dihadiahi bulatan mata yang mengangguk senang. Ekhem fokus. Junkyu menulis cepat balasan di kertas tadi. Dan sebelum mengopernya, ia balas menulis kecil dengan hiragana

“jangan terlalu berisik”

Dan tulisannya kali ini tidak dengan capslock pada huruf, Sedikit melembut.


Haruto sampai pada gerbang dengan keamanan tinggi yang berdiri kokoh didepannya. Ia turun dari atas motornya dan berjalan ke arah intercom yang terpasang. Memencetnya dan suara wanita terdengar kemudian.

“Your pass sir”

“Mr. Red players” pelannya.

“Ouh, it is you watanabe?” Seru perempuan di seberang, terlihat akrab.

“Let me in first, may” balas haruto malas seraya menyebut nama yang pemiliknya terkekeh pelan.

“Alright alright, long time no see....iaros” suara perempuan yang dipanggil 'may' itu kembali dingin. Lalu gerbang terbuka perlahan, membuat haru menampakkan sengiran kecil karna masih ada yang mengingat nama panggunya, iaros.

©® fluffyp0w , february '21.

switch figures part alert

Angin malam perlahan menyapa kulit, masuk dengan sopan dari celah tirai yang tak sepenuhnya tertutup. Malam ini sejuk, tapi tidak dengan hati david.

Sebelumnya, mamanya menelfon. Menanyakan kabarnya, kabar pasangan anaknya yang tentu dijawab dusta. Hei kalau mama kim tau, diseret ke rumah besar david itu dan cut! mati.

Bertanya akan kesiapan malam nanti, butuh sesuatu tidak sampai pertanyaan kecil yang pernah selalu david suka ketika lelaki lain yang menjawabnya girang.

“Mashmelow nya masih ada atau mau lagi?”

Dasarnya, david tak terlalu suka hal manis. Lalu untuk siapa semua kotak kotak marshmellow itu? Ya, Tentu saja yoshinori.

Dan itulah hal yang kembali memenuhi pikirannya.


VRRRM VRRRM

Gas motor diputar kencang siap untuk membelah jalan kota di pukul hampir 12malam.

Setelah membujuk asahi untuk pulang-dengan janji akan makan teratur tentunya- haruto masuk ke ruangan dalam lemarinya. Mencari barang barang yang pernah ia tutup dan segel, tak akan menggunakannya lagi.

Tidak sampai malam ini.

Gloves hitam tipis mengkilat terpasang sempurna. Menyisakan jari jari yang berada diluar tanpa perlindungan.

Sadar akan keadaan matanya, haruto tentu memakai kontak lens beningnya. Lengkap dengan headband hitam berlogo ceklis untuk menahan poni depannya yang entah sejak kapan sepanjang ini.

Jalanan tak terlalu sepi untuk ukuran memasuki tengah malam. Jaket kulit yang haru pakai berkibas efek angin. Membawa perasaan bebas kembali pada diri haru.

Jalanan yang ia ambil mulai memasuki hutan, yang akan mengarah ke mansion eh? Sepertinya mansion pun kurang. Itu Kawasan bersama para anak konglomerat. Dengan segala arena bermain tersedia. Sebagai tempat melupakan tuntutan hidup, tapi kembali yang bisa masuk adalah mereka yang pernah menyuntik dana.

Apakah haru termasuk salah satunya? Tidak.

Malam ini dia yang akan jadi pemain.


Ingatan bak putaran kaset berputar dengan lancarnya. Tak melewati hal hal kecil satupun. Benar benar seperti menonton film dengan privasi khusus karna yang bisa melihat hanyalah si pemilik tubuh, Junkyu.

Saat itu Kelas 10 semester 2, sekolah elit di kawasan gangnam kedatangan murid baru. Yang sialnya sekelas dengan junkyu yang rela membeli bangku disampingnya dengan alasan ingin tempat yang lebih luas.

Jual beli kursi atau seat di sekolah jaman sekarang sudah tidak jarang kan? Itu yang dilakukan junkyu saat itu. Eits junkyu hanya membeli bangku kosong disampingnya, dia masuk mandiri, murni dengan hasil otaknya.

Yang tak diinginkan junkyu terjadi, murid baru itu masuk ke kelas berjumlah ganjil untuk menggenapkan.

Paham kan? Muridnya ganjil tapi dengan kursi genap. Itu karna junkyu yang memiliki dua kursi bersamanya. Yang akhirnya dicabut paksa dari pihak sekolah dan langsung memberikannya pada murid yang ternyata adalah pertukaran pelajar itu.

Junkyu semakin menjadi jadi. Ia yang mendapat peringkat satu paralel semester kemarin merasa terancam. Murid baru disampingnya adalah bukti akan pihak sekolahnya dan yayasan sekolah unggulan di osaka menjalin kerja sama.

Dan rumornya, yang menjadi pelajar pertukaran adalah top 3 dari masing masing sekolah

Junkyu aman tetap di seoul karna pihak sekolahnya baru akan mengirim nanti untuk adek tingkatnya. Yang artinya kelas 10 mendatanglah yang akan jadi pertukaran.

Junkyu juga sempat bingung, jika sekolahnya baru mengirim pertukaran tahun depan lalu mengapa anak ini berada disampingnya? Kenapa sudah pindah? Kenapa ga tahun depan? Cih

Jadi, kesan pertama yang ia berikan pada murid baru tadi tidaklah baik. Ia seolah mengajak bertarung dari tatapan julid dan bibirnya yang mengerucut nyinyir

Beruntung siswa disampingnya masih belum fasih dalam hangul. Jadi ia tak terlalu mempermasalahkan teman sebangkunya yang seperti bebek mengoceh menatap segala arah kecuali dirinya.

Seperti itu terus berlanjut. Jujur, junkyu sudah bilang ke wali kelasnya akan niat pindah bangku ke belakang bersama jihoon, tapi ditolak dengan alasan peringkat paralel haruslah di bangku depan

Hey??!? Junkyu tidak akan turun pangkat jika cuma jarak seperti itu. Seolah kelas itu luasnya kayak apa banget deh -batinnya

Sudah hampir sebulan anak baru itu disini tapi ia dan junkyu belum berkenalan dengan resmi. Bahkan berbicara panjang pun junkyu enggan. Hanya sepatah dua kata atau tulisan tangan yang murid baru itu dapatkan. Pernah saat itu, guru mereka memakai kata yang sulit, alhasil pemuda di samping junkyu dengan cepat membolak balikkan halaman kamus untuk mencari arti. Dan junkyu yang memang sudah kesal dari awal semakin terganggu dengan suara berisik kertas yang beradu.

Junkyu membuka halaman terakhir bukunya dan menulis kecil

CARI APA???

Dan disodorkan ke sampingnya.

Anak disebelahnya tersenyum senang lalu menatapnya dengan iris coklat terangnya. Sempat membuat junkyu terpana sesaat. Ini pertama kalinya junkyu melihat full wajah itu.

Anak itu dengan semangat menulis kata yang tadi ia dengar. Lalu menyodorkan kembali buku junkyu. Dan menunggu tangan junkyu bergerak dengan tatapan harap.

Junkyu dibuat menghela pelan. Tulisan hangulnya berantakan dan pengejaannya salah. Tapi dibawahnya ada tulisan dengan hiragana rapi dengan arti “apa itu dalam jepang?”

Junkyu menolehkan kepalanya sebentar, yang dihadiahi bulatan mata yang mengangguk senang. Ekhem fokus. Junkyu menulis cepat balasan di kertas tadi. Dan sebelum mengopernya, ia balas menulis kecil dengan hiragana

“jangan terlalu berisik”

Dan tulisannya kali ini tidak dengan capslock pada huruf, Sedikit melembut.


Haruto sampai pada gerbang dengan keamanan tinggi yang berdiri kokoh didepannya. Ia turun dari atas motornya dan berjalan ke arah intercom yang terpasang. Memencetnya dan suara wanita terdengar kemudian.

“Your pass sir”

“Mr. Red players” pelannya.

“Ouh, it is you watanabe?” Seru perempuan di seberang, terlihat akrab.

“Let me in first, may” balas haruto malas seraya menyebut nama yang pemiliknya terkekeh pelan.

“Alright alright, long time no see....iaros” suara perempuan yang dipanggil 'may' itu kembali dingin. Lalu gerbang terbuka perlahan, membuat haru menampakkan sengiran kecil karna masih ada yang mengingat nama panggunya, iaros.

Switch part allert

Angin malam perlahan menyapa kulit, masuk dengan sopan dari celah tirai yang tak sepenuhnya tertutup. Malam ini sejuk, tapi tidak dengan hati david.

Sebelumnya, mamanya menelfon. Menanyakan kabarnya, kabar pasangan anaknya yang tentu dijawab dusta. Hei kalau mama kim tau, diseret ke rumah besar david itu dan cut! mati.

Bertanya akan kesiapan malam nanti, butuh sesuatu tidak sampai pertanyaan kecil yang pernah selalu david suka ketika lelaki lain yang menjawabnya girang.

“Mashmelow nya masih ada atau mau lagi?”

Dasarnya, david tak terlalu suka hal manis. Lalu untuk siapa semua kotak kotak marshmellow itu? Ya, Tentu saja yoshinori.

Dan itulah hal yang kembali memenuhi pikirannya.


VRRRM VRRRM

Gas motor diputar kencang siap untuk membelah jalan kota di pukul hampir 12malam.

Setelah membujuk asahi untuk pulang-dengan janji akan makan teratur tentunya- haruto masuk ke ruangan dalam lemarinya. Mencari barang barang yang pernah ia tutup dan segel, tak akan menggunakannya lagi.

Tidak sampai malam ini.

Gloves hitam tipis mengkilat terpasang sempurna. Menyisakan jari jari yang berada diluar tanpa perlindungan.

Sadar akan keadaan matanya, haruto tentu memakai kontak lens beningnya. Lengkap dengan headband hitam berlogo ceklis untuk menahan poni depannya yang entah sejak kapan sepanjang ini.

Jalanan tak terlalu sepi untuk ukuran memasuki tengah malam. Jaket kulit yang haru pakai berkibas efek angin. Membawa perasaan bebas kembali pada diri haru.

Jalanan yang ia ambil mulai memasuki hutan, yang akan mengarah ke mansion eh? Sepertinya mansion pun kurang. Itu Kawasan bersama para anak konglomerat. Dengan segala arena bermain tersedia. Sebagai tempat melupakan tuntutan hidup, tapi kembali yang bisa masuk adalah mereka yang pernah menyuntik dana.

Apakah haru termasuk salah satunya? Tidak.

Malam ini dia yang akan jadi pemain.


Ingatan bak putaran kaset berputar dengan lancarnya. Tak melewati hal hal kecil satupun. Benar benar seperti menonton film dengan privasi khusus karna yang bisa melihat hanyalah si pemilik tubuh, Junkyu.

Saat itu Kelas 10 semester 2, sekolah elit di kawasan gangnam kedatangan murid baru. Yang sialnya sekelas dengan junkyu yang rela membeli bangku disampingnya dengan alasan ingin tempat yang lebih luas.

Jual beli kursi atau seat di sekolah jaman sekarang sudah tidak jarang kan? Itu yang dilakukan junkyu saat itu. Eits junkyu hanya membeli bangku kosong disampingnya, dia masuk mandiri, murni dengan hasil otaknya.

Yang tak diinginkan junkyu terjadi, murid baru itu masuk ke kelas berjumlah ganjil untuk menggenapkan.

Paham kan? Muridnya ganjil tapi dengan kursi genap. Itu karna junkyu yang memiliki dua kursi bersamanya. Yang akhirnya dicabut paksa dari pihak sekolah dan langsung memberikannya pada murid yang ternyata adalah pertukaran pelajar itu.

Junkyu semakin menjadi jadi. Ia yang mendapat peringkat satu paralel semester kemarin merasa terancam. Murid baru disampingnya adalah bukti akan pihak sekolahnya dan yayasan sekolah unggulan di osaka menjalin kerja sama.

Dan rumornya, yang menjadi pelajar pertukaran adalah top 3 dari masing masing sekolah

Junkyu aman tetap di seoul karna pihak sekolahnya baru akan mengirim nanti untuk adek tingkatnya. Yang artinya kelas 10 mendatanglah yang akan jadi pertukaran.

Junkyu juga sempat bingung, jika sekolahnya baru mengirim pertukaran tahun depan lalu mengapa anak ini berada disampingnya? Kenapa sudah pindah? Kenapa ga tahun depan? Cih

Jadi, kesan pertama yang ia berikan pada murid baru tadi tidaklah baik. Ia seolah mengajak bertarung dari tatapan julid dan bibirnya yang mengerucut nyinyir

Beruntung siswa disampingnya masih belum fasih dalam hangul. Jadi ia tak terlalu mempermasalahkan teman sebangkunya yang seperti bebek mengoceh menatap segala arah kecuali dirinya.

Seperti itu terus berlanjut. Jujur, junkyu sudah bilang ke wali kelasnya akan niat pindah bangku ke belakang bersama jihoon, tapi ditolak dengan alasan peringkat paralel haruslah di bangku depan

Hey??!? Junkyu tidak akan turun pangkat jika cuma jarak seperti itu. Seolah kelas itu luasnya kayak apa banget deh -batinnya

Sudah hampir sebulan anak baru itu disini tapi ia dan junkyu belum berkenalan dengan resmi. Bahkan berbicara panjang pun junkyu enggan. Hanya sepatah dua kata atau tulisan tangan yang murid baru itu dapatkan. Pernah saat itu, guru mereka memakai kata yang sulit, alhasil pemuda di samping junkyu dengan cepat membolak balikkan halaman kamus untuk mencari arti. Dan junkyu yang memang sudah kesal dari awal semakin terganggu dengan suara berisik kertas yang beradu.

Junkyu membuka halaman terakhir bukunya dan menulis kecil

CARI APA???

Dan disodorkan ke sampingnya.

Anak disebelahnya tersenyum senang lalu menatapnya dengan iris coklat terangnya. Sempat membuat junkyu terpana sesaat. Ini pertama kalinya junkyu melihat full wajah itu.

Anak itu dengan semangat menulis kata yang tadi ia dengar. Lalu menyodorkan kembali buku junkyu. Dan menunggu tangan junkyu bergerak dengan tatapan harap.

Junkyu dibuat menghela pelan. Tulisan hangulnya berantakan dan pengejaannya salah. Tapi dibawahnya ada tulisan dengan hiragana rapi dengan arti “apa itu dalam jepang?”

Junkyu menolehkan kepalanya sebentar, yang dihadiahi bulatan mata yang mengangguk senang. Ekhem. Junkyu menulis cepat balasan di kertas tadi. Dan sebelum mengopernya, ia balas menulis kecil denan hiragana

“jangan terlalu berisik”

Dan tulisannya kali ini tidak dengan capslock pada huruf, Sedikit melembut


Angin malam perlahan menyapa kulit, masuk dengan sopan dari celah tirai yang tak sepenuhnya tertutup. Malam ini sejuk, tapi tidak dengan hati david.

Sebelumnya, mamanya menelfon. Menanyakan kabarnya, kabar pasangan anaknya yang tentu dijawab dusta. Hei kalau mama kim tau, diseret ke rumah besar david itu dan cut! mati.

Bertanya akan kesiapan malam nanti, butuh sesuatu tidak sampai pertanyaan kecil yang pernah selalu david suka ketika lelaki lain yang menjawabnya girang.

“Mashmelow nya masih ada atau mau lagi?”

Dasarnya, david tak terlalu suka hal manis. Lalu untuk siapa semua kotak kotak marshmellow itu? Ya, Tentu saja yoshinori.

Dan itulah hal yang kembali memenuhi pikirannya.


VRRRM VRRRM

Gas motor diputar kencang siap untuk membelah jalan kota di pukul hampir 12malam.

Setelah membujuk asahi untuk pulang-dengan janji akan makan teratur tentunya- haruto masuk ke ruangan dalam lemarinya. Mencari barang barang yang pernah ia tutup dan segel, tak akan menggunakannya lagi.

Tidak sampai malam ini.

Gloves hitam tipis mengkilat terpasang sempurna. Menyisakan jari jari yang berada diluar tanpa perlindungan.

Sadar akan keadaan matanya, haruto tentu memakai kontak lens beningnya. Lengkap dengan headband hitam berlogo ceklis untuk menahan poni depannya yang entah sejak kapan sepanjang ini.

Jalanan tak terlalu sepi untuk ukuran memasuki tengah malam. Jaket kulit yang haru pakai berkibas efek angin. Membawa perasaan bebas kembali pada diri haru.

Jalanan yang ia ambil mulai memasuki hutan, yang akan mengarah ke mansion eh? Sepertinya mansion pun kurang. Itu Kawasan bersama para anak konglomerat. Dengan segala arena bermain tersedia. Sebagai tempat melupakan tuntutan hidup, tapi kembali yang bisa masuk adalah mereka yang pernah menyuntik dana.

Apakah haru termasuk salah satunya? Tidak.

Malam ini dia yang akan jadi pemain.


Ingatan bak putaran kaset berputar dengan lancarnya. Tak melewati hal hal kecil satupun. Benar benar seperti menonton film dengan privasi khusus karna yang bisa melihat hanyalah si pemilik tubuh, Junkyu.

Saat itu Kelas 10 semester 2, sekolah elit di kawasan gangnam kedatangan murid baru. Yang sialnya sekelas dengan junkyu yang rela membeli bangku disampingnya dengan alasan ingin tempat yang lebih luas.

Jual beli kursi atau seat di sekolah jaman sekarang sudah tidak jarang kan? Itu yang dilakukan junkyu saat itu. Eits junkyu hanya membeli bangku kosong disampingnya, dia masuk mandiri, murni dengan hasil otaknya.

Yang tak diinginkan junkyu terjadi, murid baru itu masuk ke kelas berjumlah ganjil untuk menggenapkan.

Paham kan? Muridnya ganjil tapi dengan kursi genap. Itu karna junkyu yang memiliki dua kursi bersamanya. Yang akhirnya dicabut paksa dari pihak sekolah dan langsung memberikannya pada murid yang ternyata adalah pertukaran pelajar itu.

Junkyu semakin menjadi jadi. Ia yang mendapat peringkat satu paralel semester kemarin merasa terancam. Murid baru disampingnya adalah bukti akan pihak sekolahnya dan yayasan sekolah unggulan di osaka menjalin kerja sama.

Dan rumornya, yang menjadi pelajar pertukaran adalah top 3 dari masing masing sekolah

Junkyu aman tetap di seoul karna pihak sekolahnya baru akan mengirim nanti untuk adek tingkatnya. Yang artinya kelas 10 mendatanglah yang akan jadi pertukaran.

Junkyu juga sempat bingung, jika sekolahnya baru mengirim pertukaran tahun depan lalu mengapa anak ini berada disampingnya? Kenapa sudah pindah? Kenapa ga tahun depan? Cih

Jadi, kesan pertama yang ia berikan pada murid baru tadi tidaklah baik. Ia seolah mengajak bertarung dari tatapan julid dan bibirnya yang mengerucut nyinyir

Beruntung siswa disampingnya masih belum fasih dalam hangul. Jadi ia tak terlalu mempermasalahkan teman sebangkunya yang seperti bebek mengoceh menatap segala arah kecuali dirinya.

Seperti itu terus berlanjut. Jujur, junkyu sudah bilang ke wali kelasnya akan niat pindah bangku ke belakang bersama jihoon, tapi ditolak dengan alasan peringkat paralel haruslah di bangku depan

Hey??!? Junkyu tidak akan turun pangkat jika cuma jarak seperti itu. Seolah kelas itu luasnya kayak apa banget deh -batinnya

Sudah hampir sebulan anak baru itu disini tapi ia dan junkyu belum berkenalan dengan resmi. Bahkan berbicara panjang pun junkyu enggan. Hanya sepatah dua kata atau tulisan tangan yang murid baru itu dapatkan. Pernah saat itu, guru mereka memakai kata yang sulit, alhasil pemuda di samping junkyu dengan cepat membolak balikkan halaman kamus untuk mencari arti. Dan junkyu yang memang sudah kesal dari awal semakin terganggu dengan suara berisik kertas yang beradu.

Junkyu membuka halaman terakhir bukunya dan menulis kecil

CARI APA???

Dan disodorkan ke sampingnya.

Anak disebelahnya tersenyum senang lalu menatapnya dengan iris coklat terangnya. Sempat membuat junkyu terpana sesaat. Ini pertama kalinya junkyu melihat full wajah itu.

Anak itu dengan semangat menulis kata yang tadi ia dengar. Lalu menyodorkan kembali buku junkyu. Dan menunggu tangan junkyu bergerak dengan tatapan harap.

Junkyu dibuat menghela pelan. Tulisan hangulnya berantakan dan pengejaannya salah. Tapi dibawahnya ada tulisan dengan hiragana rapi dengan arti “apa itu dalam jepang?”

*Junkyu menolehkan kepalanya sebentar, yang dihadiahi bulatan mata yang mengangguk senang. Ekhem. Junkyu menulis cepat balasan di kertas tadi. Dan sebelum mengopernya, ia balas menulis kecil denan hiragana

“jangan terlalu berisik”

Dan tulisannya kali ini tidak dengan capslock pada huruf, Sedikit melembut


Angin malam perlahan menyapa kulit, masuk dengan sopan dari celah tirai yang tak sepenuhnya tertutup. Malam ini sejuk, tapi tidak dengan hati david.

Sebelumnya, mamanya menelfon. Menanyakan kabarnya, kabar pasangan anaknya yang tentu dijawab dusta. Hei kalau mama kim tau, diseret ke rumah besar david itu dan cut! mati.

Bertanya akan kesiapan malam nanti, butuh sesuatu tidak sampai pertanyaan kecil yang pernah selalu david suka ketika lelaki lain yang menjawabnya girang.

“Mashmelow nya masih ada atau mau lagi?”

Dasarnya, david tak terlalu suka hal manis. Lalu untuk siapa semua kotak kotak marshmellow itu? Ya, Tentu saja yoshinori.

Dan itulah hal yang kembali memenuhi pikirannya.


VRRRM VRRRM

Gas motor diputar kencang siap untuk membelah jalan kota di pukul hampir 12malam.

Setelah membujuk asahi untuk pulang-dengan janji akan makan teratur tentunya- haruto masuk ke ruangan dalam lemarinya. Mencari barang barang yang pernah ia tutup dan segel, tak akan menggunakannya lagi.

Tidak sampai malam ini.

Gloves hitam tipis mengkilat terpasang sempurna. Menyisakan jari jari yang berada diluar tanpa perlindungan.

Sadar akan keadaan matanya, haruto tentu memakai kontak lens beningnya. Lengkap dengan headband hitam berlogo ceklis untuk menahan poni depannya yang entah sejak kapan sepanjang ini.

Jalanan tak terlalu sepi untuk ukuran memasuki tengah malam. Jaket kulit yang haru pakai berkibas efek angin. Membawa perasaan bebas kembali pada diri haru.

Jalanan yang ia ambil mulai memasuki hutan, yang akan mengarah ke mansion eh? Sepertinya mansion pun kurang. Itu Kawasan bersama para anak konglomerat. Dengan segala arena bermain tersedia. Sebagai tempat melupakan tuntutan hidup, tapi kembali yang bisa masuk adalah mereka yang pernah menyuntik dana.

Apakah haru termasuk salah satunya? Tidak.

Malam ini dia yang akan jadi pemain.


Ingatan bak putaran kaset berputar dengan lancarnya. Tak melewati hal hal kecil satupun. Benar benar seperti menonton film dengan privasi khusus karna yang bisa melihat hanyalah si pemilik tubuh.

Saat itu Kelas 10 semester 2, sekolah elit di kawasan gangnam kedatangan murid baru. Yang sialnya sekelas dengan junkyu yang rela membeli bangku disampingnya dengan alasan ingin tempat yang lebih luas.

Jual beli kursi atau seat di sekolah jaman sekarang sudah tidak jarang kan? Itu yang dilakukan junkyu saat itu. Eits junkyu hanya membeli bangku kosong disampingnya, dia masuk mandiri, murni dengan hasil otaknya.

Yang tak diinginkan junkyu terjadi, murid baru itu masuk ke kelas berjumlah ganjil untuk menggenapkan.

Paham kan? Muridnya ganjil tapi dengan kursi genap. Itu karna junkyu yang memiliki dua kursi bersamanya. Yang akhirnya dicabut paksa dari pihak sekolah dan langsung memberikannya pada murid yang ternyata adalah pertukaran pelajar itu.

Junkyu semakin menjadi jadi. Ia yang mendapat peringkat satu paralel semester kemarin merasa terancam. Murid baru disampingnya adalah bukti akan pihak sekolahnya dan yayasan sekolah unggulan di osaka menjalin kerja sama.

Dan rumornya, yang menjadi pelajar pertukaran adalah top 3 dari masing masing sekolah

Junkyu aman tetap di seoul karna pihak sekolahnya baru akan mengirim nanti untuk adek tingkatnya. Yang artinya kelas 10 mendatanglah yang akan jadi pertukaran.

Junkyu juga sempat bingung, jika sekolahnya baru mengirim pertukaran tahun depan lalu mengapa anak ini berada disampingnya? Kenapa sudah pindah? Kenapa ga tahun depan? Cih

Jadi, kesan pertama yang ia berikan pada murid baru tadi tidaklah baik. Ia seolah mengajak bertarung dari tatapan julid dan bibirnya yang mengerucut nyinyir

Beruntung siswa disampingnya masih belum fasih dalam hangul. Jadi ia tak terlalu mempermasalahkan teman sebangkunya yang seperti bebek mengoceh menatap segala arah kecuali dirinya.

Seperti itu terus berlanjut. Jujur, junkyu sudah bilang ke wali kelasnya akan niat pindah bangku ke belakang bersama jihoon, tapi ditolak dengan alasan peringkat paralel haruslah di bangku depan

Hey??!? Junkyu tidak akan turun pangkat jika cuma jarak seperti itu. Seolah kelas itu luasnya kayak apa banget deh -batinnya

Sudah hampir sebulan anak baru itu disini tapi ia dan junkyu belum berkenalan dengan resmi. Bahkan berbicara panjang pun junkyu enggan. Hanya sepatah dua kata atau tulisan tangan yang murid baru itu dapatkan. Pernah saat itu, guru mereka memakai kata yang sulit, alhasil pemuda di samping junkyu dengan cepat membolak balikkan halaman kamus untuk mencari arti. Dan junkyu yang memang sudah kesal dari awal semakin terganggu dengan suara berisik kertas yang beradu.

Junkyu membuka halaman terakhir bukunya dan menulis kecil

CARI APA???

Dan disodorkan ke sampingnya.

Anak disebelahnya tersenyum senang lalu menatapnya dengan iris coklat terangnya. Sempat membuat junkyu terpana sesaat. Ini pertama kalinya junkyu melihat full wajah itu.

Anak itu dengan semangat menulis kata yang tadi ia dengar. Lalu menyodorkan kembali buku junkyu. Dan menunggu tangan junkyu bergerak dengan tatapan harap.

Junkyu dibuat menghela pelan. Tulisan hangulnya berantakan dan pengejaannya salah. Tapi dibawahnya ada tulisan dengan hiragana rapi dengan arti “apa itu dalam jepang?”

*Junkyu menolehkan kepalanya sebentar, yang dihadiahi bulatan mata yang mengangguk senang. Ekhem. Junkyu menulis cepat balasan di kertas tadi. Dan sebelum mengopernya, ia balas menulis kecil denan hiragana

“jangan terlalu berisik”

Dan tulisannya kali ini tidak dengan capslock pada huruf, Sedikit melembut