10:25 WIB
“Ok, Thank you, Raka. See you.”
“With my pleasure, Navin. See you— nah, udah bagus tuh. Mau maju sekarang apa mau latihan lagi?” tanya Raka pada Navin.
Navin terdiam, ia berpikir keras. Disatu sisi ia merasa perlu latihan lagi sebelum maju untuk praktek dialogue bahasa inggrisnya, tapi disatu sisi ia merasa tidak enak pada Raka jika hanya terus berlatih saja sedari tadi.
“Yaudah, kita latihan lagi aja sampe lu ngerasa cukup.” kata Raka yang memahami ekspresi Navin yang terlihat tidak nyaman itu.
“Sorry ya, Rak.”
“Ga, gapapa. Ayo dari awal lagi.”
Berbeda dengan suasana hangat Raka dan Navin, latihan hafalan Jezz dan Ehan justru sangat berisik.
“I'm going to— udah ah udah hafal pokoknya gue, ayo maju.”
“Hafal apaan anjing? belum-belum, dari ulang.” balas Jezz. Ehan mendecak sebal, karena ia tidak sabar untuk maju ke depan agar tidak perlu menghafal seperti ini.
“Ehannnn, berisik ih. Pelan-pelan napa, gue sama Ajun juga lagi latihan.” kata Kayla protes karena suara Ehan mengganggu konsentrasinya.
“Bawel lu. Udah ayo maju aja ah, Jezz. Gue hafal sumpah.” balas Ehan.
“Yang bener lu, Han?” tanya Jezz untuk meyakinkan Ehan.
“Iyeee.”
“Yaudah, ayo. Lu ngomong ke miss Eva sana.” kata Jezz yang langsung dituruti oleh Ehan.
“Miss miss!! saya sama Jezz mau maju.” teriak Ehan pada guru bahasa inggrisnya.
“Ok, sini maju.” kata miss Eva menyuruh kedua muridnya itu untuk maju ke depan kelas. Ehan dengan percaya diri pun maju ke depan kelas dan diikuti oleh Jezz.
“Gue yakin gaakan hafal tuh Ehan.” kata Raka berbisik pada Navin. Navin hanya tertawa canggung, karena ia juga sedang di posisi yang sama dengan Ehan.
“Ehan tuh kebiasaan mau cepet-cepet beres doang, walaupun kerjaannya belum selesai. Tuh liat aja.” lanjut Raka sambil menunjuk Ehan dengan dagunya.
Navin menatap Raka heran, ia sedang menjelek-jelekkan Ehan, namun mata dan bibirnya malah tersenyum menatap Ehan, bahkan ia tertawa renyah begitu Ehan membuat kesalahan. Navin tersenyum, ia paham dengan situasi ini.
“Lama lu berdua, kaya gue dong udahan.” kata Ehan begitu berjalan melewati kursi Raka dan Navin sebelum duduk di kursinya.
“Udahan tapi di depan a... eu.... a... eu... buat apa?” balas Raka sambil menolehkan kepalanya ke belakang untuk menggoda Ehan.
“Yaudah iya, si perfeksionis.” kata Ehan pada Raka.
Navin hanya tertawa melihat pertikaian Raka dan Ehan, lalu ia dengan iseng dan sengaja menoleh kepada Jezz, ia tidak menyangka akan mendapati Jezz yang tengah memperhatikannya lalu langsung membuang muka begitu melihat Navin menoleh padanya.