write.as

[‘cause you know what they say If you love somebody Gotta set them free]

Kali ini, entah bright yang tidak memahami matematikanya takdir atau, yang memang terjadi harusnya begini. Mana pernah ia menyangka kalau kata putus akan keluar dari bibir manis pria yang 24 jam yang lalu masih jadi miliknya.

Harusnya, ia sadar. Win, dan gerak gerik anehnya yang akhir-akhir ini mencurigakan cukup menjadi pertanda. Ada rasa yang tak lagi sama. Ada satu sisi yang ingin berhenti.

Kalau ditanya tentang perasaannya saat ini, yang ada justru rasa sayang yang makin menggebu. Namun rasa sayang itu, tumbuh lebih besar daripada keinginannya untuk memiliki. Maka, ini yang dapat ia lakukan.

Entah sudah berapa kali ia menelan kata cinta itu tak harus memiliki dan bukannya hakikat cinta yang sesungguhnya adalah melepaskan. Karena, sungguh, melakukannya tidak semudah mengatakan.

Ada suara di sudut ruangan yang membuat bright menoleh. Ada win yang terduduk disitu dengan gitar di pangkuannya untuk kemudian ia petik asal demi meminta atensi dari pria yang lebih tua karena ia tau telinganya sangat sensitif dengan nada yang sumbang.

Ada segar aroma lemon yang bercampur dengan kayu cendana yang bight kenal sebagai parfum milik prianya. Dimana kemudian ia menoleh kesamping untuk mendapati win sedang meringkuk di bawah selimut dengan bibir bagian bawah yang tertekuk dan tatapan yang seolah memintanya untuk segera bergabung masuk kedalam selimut demi berbagi kehangatan.

Ada tawa yang tiba-tiba terdengar diperjuru ruangan yang bright kenali sebagai suara prianya yang sedang menertawakan hal-hal konyol yang ia temukan di internet. Dimana setelah itu ia ikut tersenyum, bukan karena video yang ditunjukkan win dari ponselnya, melainkan karena gemas akan tingkah kekasihnya.

Bayangan-bayangan itu, masih ada, yang kemudian bright realisasikan sebagai halusinasi. Dimana setelah itu ada kesadaran yang merengut, lalu yang ia lakukan adalah beranjak berdiri untuk berjalan menuju balkon demi menemui angin malam.

Diambilnya ponsel dari dalam saku kemudian ia buka menu galeri untuk mendapati ratusan momen kenangan yang dulu sengaja diabadikan. Pada masanya, folder ini ada untuk membuatnya tersenyum, untuk menjadi obat rindu.

Namun yang dilakukannya sekarang adalah memencet opsi delete yang tersedia di layar sebagaimana ia berharap otaknya akan menghapus memori itu semudah apa yang ponselnya lakukan.

[Sunday night after a rainy day I delete all your pictures I walk away from you]

i love you, but i'm letting go fin -ppulmeover