write.as

Hari Kelahiran Cowok Kuat

Tara, Daren, Revin, Serta kedua orang tua Tara duduk pada bangku yang sudah disiapkan oleh Daren pada malam sebelumnya untuk merayakan Sahabat Sehidup Sematinya ini. Hari ini adalah hari dimana salah satu permintaan tersulit menurut mereka. Karena, Meghantara baru saja siuman dari tidur yang cukup lama itu. Mereka tetap memaksakan diri untuk merayakan diluar rumah sakit. Seperti yang mereka tahu bahwa Tara akan keras kepala pada satu hal yang benar benar ia ingin jalankan. Selain ingin merayakan ulang tahun bersama orang terdekatnya, dia juga ingin memberitahukan gadis kesayangannya tentang penyakit yang ada ditubuhnya. Iya, hanya tersisa Tiara yang belum mengetahui hal tersebut.

“Ren, bantu lepasin oxygen nya?” Tara memanggil Daren untuk membantunya melepaskan Canula Oxygen yang ia bawa dari rumah sakit. Sistem pernafasan Tara sudah sangat terganggu, makanya dia butuh bantuan Nasal Canula Oxygen.

“Lo serius? Jangan deh Tar. Nanti kalau sesek tiba tiba gimana? Makin repot.” Daren enggan membantu Tara kali ini.

“Engga kok, Cuma sebentar aja” Tara berkeras kepala seperti biasa. Daren hanya memutarkan bola matanya karena dia cukup lelah dengan sikap ceroboh temannya ini.

Setelah hampir 10 menit disibukkan dengan aksi tersebut, kedua orang itu melihat sosok Peri Cantik milik Meghantara ini yang baru saja sampai di depan café bersama Hari. Peri Cantik bernama Tiara itu berjalan lebih dahulu dengan senyum dan semangat membara sembari membawa kue ulang tahun yang ia buatkan khusus untuk Meghantara serta 1 kado. Kali ini dia juga memakai jaket milik Tara yang sudah dia simpan selama 10 bulan lebih.

“KAK TARA!!!!” Tiara datang menghampiri dan memeluk pak guru les nya ini dengan senyum yang Tara rindukan selama beberapa hari kebelakang.

“Halo Peri Cantik, I miss you…” Tara merepons pelukan Tiara dengan sangat erat seperti pelukan pelukan yang sering ia berikan kepada peri cantik nya ini.

“I miss you too ka!! Lama banget keluar kotanya sih! Udah tau besok aku mau UN!”

“maaf ya, Ra. Yuk duduk dulu. Kita mau rayain sebentar dan ada yang mau aku omongin nanti ke kamu.” Tara tersenyum kecil dan memegang jari jemari dari Tiara untuk mengarah ke tempat duduk yang sudah di siapkan.

Hari baru saja memasuki café setelah memarkirkan motor milik Tara. “Buset dah, bener bener cewek. Sepanjang perjalanan ngang ngong ngang ngong bae. Untung gue pria tersabar dan tampan. Coba kalo engga, udah gue turunin di pinggir jalan.” Hari meledek tiara yang sepanjang perjalanan curhat ketika Tara menghilang saat melakukan perawatan Intensif.

Acara ulang tahun pun dimulai. Dimana Ayah Meghantara ini memimpin doa untuk anaknya untuk pertama kali setelah beberapa tahun. “Ka? Kok ada-” Tiara kebingungan karena dirinya Tau, pria yang sedang melantunkan doa itu adalah pria yang Tara benci.

“Iya, tenang. Gue yang undang. Gue mau hari ini bener bener special buat orang orang terdekat gue. Udah doa dulu buat gue.” Tara mengangkat kedua tangannya untuk berdoa kepada tuhan. Ia hanya ingin lepas dari penyakit yang mematikan ini.

Doa yang dibawakan sangatlah khusyu. Semua orang disana benar benar berdoa untuk kesembuhan Meghantara Prakasa. Tanpa disadari, Hari baru saja meneteskan air mata ketika melirikkan matanya kearah Tara.

“Okay, Udah doa. SEKARANG MAKAN!!” Revin berdiri dan mengucapkan kalimat itu dengan sangat lantang. Dirinya dilarang memakan sajian disana karena belum waktunya.

“Ga ga, sekarang Tara tiup lilin doa dulu dan make a wish.” Daren mengarahkan tangannya untuk menghentikan langkah dari Revin yang ancang ancang ingin berlari ke arah meja yang berisi makanan itu.

Tara berdiri lalu berjalan menuju meja yang terdapat 2 kue disana. Satu dari para sahabatnya dan satu dari Peri Cantiknya. Tak henti henti ia melihat kearah Tiara. Tatapan kerinduan yang menerka nerka hatinya. Semuanya menyanyikan lagu ulang tahun untuk pria kelahiran 1996 itu dilanjutkan make a wish dan peniupan lilin.

“Sekarang, kita kasih kesempatan ke Bocil Imnida untuk ngasih sepatah dua patah tulang buat cowok yang dia bucinin bingids. Ya Khan!!??” Ucap Hari

“Ra, sini. Ada yang mau kamu ucapin buat gue?” Tara mengarahkan tangannya untuk mengajak Tiara berdiri disebelahnya. Gadis ini berdiri dan membawakan kado yang sudah ia siapkan dari kemarin. Kado untuk tara ini dibungkus dengan kertas kado berwarna hijau dengan pita di sekelilingnya.

“Duh, apa ya… Ehm gue Cuma mau bilang Happy Birthday buat Ka Tara. Semoga panjang umur..”

“AMINNNNNNNNN” Ketiga sahabatnya hanya berteriak karena itu keinginan mereka semua

“Ish diem dulu, belom selesai. Terus semoga kuliahnya cepet cepet selesai biar ga ninggalin gue terus. Diberikan kesehatan sama Tuhan, dan makin sayang sama gue. Walaupun gue tau dia udah sayang sama gue, Tapi gue mau ngomong aja. Dan ini, kado khusus buat Ka Tara yang gue pesan custom selama 4 harian. Jadi semoga suka ya kak!!” Tiara memberikan kotak berisikan sesuatu itu kepada Tara

“Ayo dong bukaa!!” Teriak Hari

Tara membuka dengan perlahan kado tersebut dan ternyata didalam nya sangatlah cantik. Terdapat sebuah Kalung Pasangan yang dimana ada peterpan dan tinkerbell yang terpisah. Namun ketika kedua kalung tersebut disatukan, Maka akan membentuk sebuah pemandangan Tinkerbell dan Pan yang sedang menari satu sama lain.

“Cantik banget kaya yang ngasih. Ini kita make bareng ya?” Tanya Tara sambil memegang satu kalung Peterpan ditangannya dan mengarahkan ke leher Peri Cantiknya.

“Tuhkan lucu? Kita jadi terikat karena kalung ini kak. Maaf ya grup frik. Kalian gadapet. Jangan iri.” Tiara memeletkan lidahnya guna meledek kepada Genk Kesatria Malam yang sedang bosan melihat adegan bucin kedua insan itu.

“Udah udah duduk. Kita langsung makan! Jangan lama lama bucin nya!” Teriak Hari yang sebenarnya takut kalau Tara sudah tidak kuat berdiri. Terlihat mukanya yang mulai pucat, bibirnya membiru, dan nafasnya terpantau sangat cepat gerakan di dadanya.

“Tar, cepetan, kasih tau…” Daren memberikan omongan kecil guna memberikan tanda kepada Tara untuk memberitahukan kepada Tiara kondisi yang sedang ia alami.