write.as

For You to Walk Comfortably

Sepak terjang Jihoon di bidang film sudah ia lalui selama dua tahun, dan dalam dua tahun itu pula pencapaiannya bisa dihitung dengan jari di satu tangan.

Menang Artfest dua kali, mendapat penghargaan Best Scoring satu kali, dan beberapa OST film pendek yang ia gubah diunggah di kanal Youtube milik SVT dan mendapat lebih dari 100 likes. Tidak seberapa, tapi cukup untuk membuat Jihoon senang. Ia melakukan ini semua karena ia suka, bukan karena ia berharap mendapat balasan sesuatu.

“Sebelum mengakhiri acara malam ini, boleh minta Bang Seungcheol, Bang Unyong, sama Kak Jihoon buat maju ke depan?”

Tapi semua pencapaian yang menurut Jihoon tidak seberapa itu semakin tidak berarti apabila dibandingkan dengan apa yang dipersembahkan oleh staff-staffnya.

“Jadi, kita mau ngasih sesuatu sama kalian,” Seokmin berdehem, memberi ruang untuk Minghao menyerahkan sesuatu kepada Jihoon, Soonyoung, dan Seungcheol yang berdiri kebingungan.

Segera setelah Minghao menyerahkan sebuah pigura kepadanya, Jihoon tidak bisa menahan air mata yang membayang.

“Ini kenang-kenangan terakhir dari kru Artfest buat kalian. Semoga kalian suka.”

Di dalam pigura itu adalah sebuah foto candid, yang Jihoon kenali dari hari terakhir syuting mereka di Taman Suropati, dari Seungcheol, Soonyoung, dan Jihoon yang sedang tertawa lepas. Jihoon ingat betul mereka sedang menonton Chan dan Hansol membuat sebuah video Tiktok, dan entah bagaimana ada yang berhasil menangkap momen mereka bertiga itu.

Meski fotonya memang nampak bagus, yang membuat Jihoon tersentuh adalah ucapan-ucapan yang ditulis dengan spidol permanen di atas kaca piguranya, lengkap dengan tanda tangan masing-masing anggota. Bahkan mereka yang bukan staff bidang film pun ikut menandatangani.

'Love you kucing garongku', ucapan dari Junhui. 'Kak Ji makasih udah jadi BPH super keren maksimal tapi jangan galak-galak sama gue :(', Mingyu berpesan. 'Cie si BPH. Sayang abang selalu', begitu kata Chan.

Jihoon tidak bisa tidak tertawa membaca beberapa pesan dari teman-temannya. Pesan-pesan tersebut sangat personal, khusus untuknya, dan biarpun tidak semuanya mengharukan tapi ini membuatnya sadar bahwa ia memiliki kenangan manis dengan masing-masing dari mereka.

Jihoon baru sadar bahwa ia adalah sosok yang mereka sayangi, sama seperti ia menyayangi mereka lewat lagunya dan perbuatannya.

Pencerahan tersebut membuat air mata merebak di pelupuknya. Ia menghapus setetes air mata yang bergulir menuruni pipi.

Ia menoleh ke arah Seungcheol dan Soonyoung, hanya untuk mendapati kedua laki-laki itu sudah tersedu-sedu dan berpegangan kepada satu sama lain. Sebuah senyum maklum terbentuk di bibir Jihoon. Partner-partner kerjanya adalah orang paling cengeng sedunia.

“Kita... Makasih banget sama kalian,” kata Seokmin dengan suara bergetar. Matanya pun sudah dibasahi air mata.

Jihoon mengalihkan pandangan ke teman-temannya. Mereka yang ia sayangi sepenuh hati, yang menyayanginya balik, yang selalu mengapresiasi apa yang ia lakukan untuk mereka.

Jihoon membuat gestur agar Seokmin menyerahkan mic kepadanya, membiarkan staffnya itu menyeka ingus dengan tisu.

“Gue tau gue emang nggak seasik Seungcheol, atau se-affectionate Unyong. Gue juga jarang ngasih afeksi ke kalian. Tapi gue pengen kalian tau, kalo gue juga sayang banget sama kalian semua.”

Tangis Soonyoung dan Seungcheol semakin menjadi, sementara Seokmin berbagi sekotak tisu dengan Mingyu. Kacamata Wonwoo berkabut karena air mata, tapi ia tidak melakukan apapun untuk membersihkannya. Hansol mengusap-usap lengan Chan dan Seungkwan yang terisak, keduanya bersandar di pundaknya. Junhui berderai air mata dan Jeonghan menyembunyikan wajahnya di pundak Jisoo yang menunduk. Satu-satunya yang tidak terang-terangan menangis hanyalah Minghao, meskipun matanya juga basah. Tapi ia tetap tersenyum lebar, menatap Jihoon bangga.

Jihoon bisa menghitung pencapaiannya selama dua tahun berkiprah di bidang film. Meskipun menurutnya pencapaian-pencapaian itu lebih bisa disebut sebagai pengalaman, setidaknya Jihoon bisa berkata dengan percaya diri bahwa pencapaian yang paling membanggakan untuknya adalah dapat menyayangi dan disayangi oleh 12 orang di ruangan ini dengan sepenuh hati.