inlovewithkoo

Taekook kind of 18+

Kini, Jungkook gemetaran melihat Namjoon dan Hobi yang mengelilinginya dengan tatapan tajam. Sesekali iya memegangi jari-jarinya dan menundukkan kepalanya. Dan terus berteriak nama Taehyung dalam hati. Tak lama, pintu apartemen Taehyung terbuka dan memunculkan Taehyung dengan wajah datar tak menunjukkan ekspresi apapun. Membuat Namjoon dan Hobi menoleh kearah sumber suara, begitupun dengan Jungkook. Taehyung langsung menatap Jungkook yang sudah hampir mengeluarkan air mata dan wajah lucunya seperti puppy. Taehyung melangkahkan kakinya dan menarik tangan Jungkook. Membuat Jungkook berada dibelakangnya.

“EKHEM” Namjoon bersuara terlebih dahulu. “jadi? Kenapa kalian bohong?” Tanpa basa basi Hobi langsung menanyakan itu tepat kearah Taehyung. Dengan raut wajah yang susah diartikan, apakah Hobi marah atau tidak.

“Ya kenapa sih emang? Kan ka-AHHHHH—-” jawab Taehyung tidak suka. Taehyung merasakan Jungkook mencubit pinggangnya perlahan sambil menatap Taehyung, seolah mengatakan jangan galak galak. Taehyung menghela nafasnya.

“Kan kita cuma nongkrong doang Tae.. lo kan bisa ajak Jungkook” Namjoon berkata sambil melipat kedua tangannya.

“iya... Cuma bentar doang tae” Hobi melanjutkan sambil sesekali mengintip Jungkook yang bersembunyi dibelakang Taehyung. Jungkook mempoutkan bibirnya.

Taehyung menggarukkan kepalanya dan menghela nafas kembali.

“bukan gitu, hobs, joon....” Taehyung menghentikan kalimatnya. Dan melihat kearah Jungkook sesekali seperti memberikan sinyal sesuatu. Jungkook menggelengkan kepalanya.

“napa sih lo berdua?” Hobi sangat bingung melihat gelagat kedua orang didepannya. dan juga melirik kearah Namjoon. Namjoon juga bingung.

Jungkook memberanikan diri untuk melangkahkan kakinya dan kini berada di depan Taehyung.

“kak hobs...kak joon....aku bisikin aja yah...” Jungkook mendekatkan dirinya pada Namjoon dan Hobi, diikuti mereka berdua yang mendekatkan telinganya.

Taehyung hanya melihat Jungkook dan menyunggingkan senyumnya. Jungkook seperti bocah sedang memberitahu suatu rahasia pada orang tuanya. Katanya berbisik, tapi suaranya masih dapat didengar oleh Taehyung.

Setelah selesai membisikkan, Jungkook menggarukan kepalanya dan wajahnya bersemu merah. Terlihat Namjoon dan Hobi speechless dan melihat kearah Taehyung yang menggerakan salah satu alisnya dan tersenyum kecil.

“bangsat tae....” tetiba Hobi mengumpat pada Taehyung dengan melototkan matanya diiringin tawa dari Taehyung dan Jungkook yang menutup wajahnya.

“gw speechless.... astaga” Namjoon menggelengkan kepalanya.

“sini tae....gw tonjok lo anjir kesel bgt” Hobi yang sudah mengepalkan tangannya bersiap-siap berjalan menuju Taehyung tapi ditahan Namjoon. “dah dah....hobs. mending kita balik nongkrong dah... gausah urusin ini 2 orang bucin bangsat” Namjoon menunjukkan rasa kesalnya juga dan menahan nafasnya.

“abisnya koo ga mau bilang ke kalian katanya malu....ya gw kan mau juga anuan sama pacar gw yang i—-AWWW” balas Taehyung santai dan dihadiahi Jungkook dengan cubitan di pinggang lagi.

“dah lah... anjing kesel gw... yok joon balik” Hobi membalikkan badannya yang diikuti dengan Namjoon dibelakangnya. Tetapi berhenti dan melihat kearah Taehyung dan Jungkook.

“lain kali jangan boong. langsung bilang aja kalo mau ngewe bangsat” kata Hobi dengan mengacungkan jari tengahnya. Namjoon juga ikut mengacungkan jari tengahnya dan mereka pun berlalu. . “AHHHHHHHHHHHH KAKAK...MALU” Jungkook berjongkok dan menutup wajahnya yang memerah seperti udang rebus. “gapapa sayang...” Taehyung mengusap kepala Jungkook dan menarik tangan Jungkook membuat terkejut. “kan udah jujur... sekarang ga?” tanya Taehyung dengan mengedipkan matanya. “.....yaudah ayo”

TK's aw

Taehyung tergesa berlari menuju apartement Jungkook dengan membawa setangkai bunga mawar di tangan kiri dan tangan kanannya membawa sekantong susu pisang favorit kesayangannya. Dengan nafas berderu-deru, ia skrg berada di depan apartement Jungkook. Berusaha mengumpulkan nyawanya dan menstabilkan nafasnya, Taehyung memencet bel apartement nya sekali Terdengar dari dalam langkah kaki dan hening. Taehyung menggigit bibirnya, Taehyung tau pasti Jungkook melihatnya lewat monitor di dalam.

Taehyung mengetok pintu apartement nya dengan lembut, dan mulai bersuara, “Sayang.....” “....” “Yang.... gue cuma maen maen tadi” “.....” “Please dong...gue tadi kena dare doang sama anak dajjal” “.....” “Yang.....” Suara Taehyung memelas sambil terus mengetok pintunya. Tak lama suara langkah kaki mendekat, dan suara pintu terbuka. Terlihat raut wajah Jungkook yang mengkerut dan melipatkan kedua tangannya. Menatap Taehyung marah, ah tidak, sangat marah. “Yang...” Taehyung menatap kedua netra Jungkook dengan lekat seakan ia minta maaf hanya lewat tatapannya.

“Gue ga suka kak...” Jungkook bersuara. “Iya sayang... gue minta maaf. Ga lagi deh sumpah” Taehyung menganggukan kepalanya sambil berusaha menggenggam tangan Jungkook. “.....” Jungkook terus menatap Taehyung yang sedari tadi keliatan cemas dan memelas. Jungkook tau sebenarnya Taehyung hanya asal mengatakan mau putus dari nya. Tapi tetap saja, dia sangat marah karena seenaknya bilang kata putus itu sangat mudah. Jungkook menghela nafasnya perlahan dan memejamkan matanya.

“Nih gue bawain susu pisang sama bunga favorit lo yang..” Taehyung menunjukkan kantong belanja nya tadi dan bunga mawar persis di depan wajah Jungkook sambil memberikan senyum manis kotaknya.

“Jadi...balikan ya yang?” Tanya taehyung hati-hati. Jungkook mengendikkan bahunya, “gue tanya, emang kita beneran putus kak? Gue nganggepnya kita cuma marahan doang” “...... maaf lagi yang... kan gue takut...” Taehyung menggarukan kepalanya dan berjalan menuju Jungkook. Memeluk Jungkook dengan erat dan sesekali mengecup leher putih Jungkook. “Gue boleh masuk gak yang?” Tanya Taehyung dengan ragu sambil menatap Jungkook yang masih saja cemberut. “Passwordnya kak....” “Password?” Taehyung mengkerjapkan matanya bingung.

Jungkook kembali menghela nafasnya kasar dan memanyunkan bibirnya. Tiba-tiba Taehyung mengerti apa yang dimaksud Jungkook dengan “Password”

“Ah....” Taehyung memiringkan kepalanya dan mengecup sekilas bibir kecil Jungkook. “Udah kan?” Taehyung memastikan kembali melihat Jungkook yang masih dengan muka cemberut.

“Yaudah... masuk sini” Jungkook menarik tangan Taehyung masuk dan setelah Taehyung masuk pun, di depan pintu Jungkook kembali mengalungkan tangannya di leher Taehyung. Jungkook mencium Taehyung terus menerus dan Taehyung pun dengan senang hati membalasnya.

JK's

Sementara itu,

{JK’s apartement}

Jungkook duduk manis di sofa ruang tv nya sambil memainkan ponselnya dan tiba-tiba mengkerutkan dahinya. “apaan ini orang... sksd dah.. Ha? Kim Taehyung?” gumam Jungkook sambil menyesap kopi susunya dan meletakan ponselnya di meja nakas sebelahnya. Beralih mengambil sebuah majalah yang ada di rak buku di sekitar ruang tv nya. Membolak balik kan halaman majalah itu dan tiba-tiba berhenti pada sebuah artikel tentang Taehyung. “Kim Taehyung, model muda tampan dan memiliki aura yang bersinar seperti matahari.” Jungkook melanjutkan membaca bersuara, “Taehyung, mengatakan jika dia adalah seorang keturunan DewI Matahari. ” Jungkook memiringkan kepalanya dan kembali berpikir. “Dewi Matahari?” gumamnya kembali. Tiba-tiba kembali ke Flashback cerita nenek nya tentang Dewa Bulan dan Dewi Matahari beberapa tahun yg lalu. Disaat ia berumur 10 tahun.

[flashback on]

“koo” “iya nek” Sang nenek tersenyum manis dan mengusapkan tangannya ke kepala Jungkook dengan sayang. “nenek mau cerita, boleh?” Jungkook mengangguk dan memerhatikan raut muka neneknya dengan seksama. “koo tau kan, ayah koo itu bisa mengendalikan bulan?” “tau nek....” Neneknya kembali tersenyum dan memegang tangan Jungkook erat. “kekuatan pengendalian bulan itu bisa saja hilang koo... kalau sang pengendali itu wafat atau melakukan sebuah prosesi pemindahan kekuatan.. dan....” “huh?” Jungkook memiringkan kepalanya dan terus menatap Neneknya serius. Sang nenek kembali tersenyum, “Dan... kalau sesama pengendali Bulan dan Matahari bertemu, berakhir Jatuh cinta secara natural atau bisa dibilang tidak sengaja” “maksud nenek?” “Koo akan mengerti pada waktunya....tapi...” Jungkook kembali dibuat bingung dengan Neneknya, selalu terhenti di kata Tapi. “Jungkook...” “Ya nek?” “Jungkook siap kan utk menggantikan Ayah?” “maksud nenek? Jadi pengendali bulan? Tapi kan ada Kak hoseok?” Sang nenek hanya kembali tersenyum dan menepuk pundak Jungkook. “Nenek akan memberi tahu Koo kalau sudah waktunya...”

[flashback off]

Tersadar dari lamunannya, ponsel Jungkook berdering keras dan membuat sang empunya dengan tergesa mengambil ponselnya. Menaikkan salah satu alisnya saat mengetahui siapa yang menelfonnya, “Hyungsik” dan langsung menekan tombol answer di ponselnya. “hm” “Yo, Mr. Jeon” “Berisik lo. Ganggu gue” “galak amat bro...” “Ck” “Okay okay. Gue dah dapet pasangan collab lo” “That’s Good. Who’s he? Minho? Or Won Bin? Kang Daniel?” “nope, Kim Taehyung. Do u know him?” “Kim Taehyung?” Jungkook sedikit terkejut dan kembali mengingat kejadian di twitt tadi. “Ah.....thats why dia sksd sama gue” Jungkook bergumam. “what? Lo ngomong paan?” “Gak gak...jadi?” “temuin gue di Cafe Epiphany Jam 2 ntar ya. Gue udah bilang sama Taehyung juga. Jangan telat bro” “Alright.... kapan gue telat? see u then”

Jungkook mematikan ponselnya dan terdiam sejenak dengan ponsel di tangannya. Jungkook berjalan menuju ruang tamunya, terpampang foto keluarga besarnya dan juga neneknya. Dia kembali mengenang perkataan nenek nya,

|| “Dan... kalau sesama pengendali Bulan dan Matahari bertemu, berakhir Jatuh cinta secara natural atau bisa dibilang tidak sengaja” ||

Jungkook tergelak dengan pikirannya itu dan langsung mengacak-acak rambutnya kasar. “Ga mungkin kan gue cinta sama laki-laki. Ya ga mungkin lah kan.... hahaha” Jungkook kembali menenangkan pikirannya dan tertawa terbahak-bahak. Walopun didalam hati kecilnya dia masih sedikit khawatir dengan perkataan neneknya itu. Jungkook mendesah berat dan berjalan menuju wardrobe room nya, ia menggertakan giginya melihat beberapa baju terpampang didepannya dan mengambil asal baju yang akan digunakannya.

“gara-gara perkataan nenek gue jadi kepikiran.....” Jungkook menatap pantulan dirinya di cermin, menatap sayu, “gue kan normal.... ngapain gue kepikiran sih.... AH SUDAHLAH...”

Taehyung tersenyum dan meletakkan ponsel nya di meja nakas dekat kasur. Dengan kerennya dia berjalan menuju kamar mandi dan terhenti di cermin di kamarnya. “Kau tampan, Kim Taehyung. Mari kita taklukkan hari ini” Taehyung bergumam sambil menyisirkan rambutnya ke belakang dan menyunggingkan senyumnya.

15 menit kemudian.

Ponsel nya berdering, dengan tergesa-gesa, Taehyung yang baru saja selesai mandi dan hanya memakai handuk untuk menutupi bawahnya, mengangkat ponselnya.

“Halo?” “halo? apakah benar ini dengan Kim Taehyung?” “Ya, aku Taehyung” “saya Park Hyungsik, director dari Majalah GESS” “okay?” “hm, begini, saya membutuhkan seseorang yang bisa bersanding dengan Jeon Jungkook untuk majalah GESS bulan depan” “Jeon Jungkook?” Taehyung seperti mengenal nama itu dan kebingungan. “iya. Hm, apakah kamu mau collab dengan Jungkook?” “ha? Wait..... Jeon Jungkook? Yang kemarin sempat collab dengan Gege Hadid? Asher? Dan Kim Kard” “iya betul” Taehyung membulatkan matanya mendengar hal itu, dirinya Collab dengan Jeon Jungkook? International model? Taehyung menganga dan memikirkan bagaimana jika dia bisa Go International seperti Jeon Jungkook. Memikirkan dia collab bersama artis artis International. Raut mukanya seperti orang gila sekarang. “Taehyung-ssi? Kim Taehyung-ssi?” Taehyung tertegun seketika memikirkan bagaimana kedepannya dan mendeham pelan. “eheum... ba-baiklah... boleh... jadi kapan?” “apa bisa kita bertemu hari ini? Nanti saya hubungin Jungkook” “baik....” “terima kasih Taehyung-ssi. Sampai bertemu hari ini” “Ya..” Taehyung mematikan ponselnya dan mengembangkan senyum kotaknya. Dengan sigap kembali matanya dia mengetikkan sesuatu di ponselnya. “Jeon Jungkook”.

YOU’RE THE ONLY ONE, MY CHOCO-MAN

Genre: Romance. AU.

2 tahun yang lalu. Disaat penerimaan siswa baru,

Sera tersandung bebatuan dan terjatuh disaat penerimaan siswa baru di gedung sekolah A. Wajahnya memerah karena malu. Sebuah tangan terulur didepannya. Sera mendongakkan kepalanya. Seorang laki-laki, rambut blonde, dan Tampan? Dan sepertinya, dia siswa baru disini, gumam Sera. Sera menerimanya dan perlahan bangkit.

“Te..terima kasih” Sera menunduk sambil membersihkan disekitar roknya. Tiba-tiba, lelaki itu menjulurkan tangannya, memberikan Plester luka. “huh?” “lututmu...luka” balasnya dan memaksa Sera untuk mengambilnya. “Te—rima kasih...” “Yup” lelaki itu melanjutkan jalannya menuju gedung penerimaan. Secara bergantian Sera menatap plester luka itu dan kepergian lelaki itu. Wajahnya memerah. Untuk kedua kalinya. Menerima bantuan dari lelaki tampan seperti dia. Dia? Gumam Sera

Tersadar tidak mengetahui namanya, Sera mengajarnya dan menepuk pundaknya.

“Nama.... namamu?” Sera dengan malu-malu menanyakan pada lelaki itu. Disambut dengan eyesmile. “Jimin... Park Jimin” lelaki itu tersenyum dan pergi.

BLUSH

Sera menatapnya dengan wajah memerah dan menepuk kedua pipinya. “aku.... aku... suka”

Sera POV

Dengan sebungkus coklat yang dibungkus dengan kertas kado pink dan pita, aku pun menyatakan perasaanku padanya. “Aku...suka padamu...” dengan ditemani hembusan angin yang kencang dan juga dedaunan jatuh di sekelilingku dan juga dia.

“maaf sebelumnya...sepertinya aku—” tanpa pikir panjang dia langsung menjawab, aku terdiam dan memikirkan sesuatu. Sudah kuduga dia akan secara halus menolakku, pikirnya.

“oh..begitu...ma-maaf” dengan muka yang tak tau mau dikemanakan, aku pun berlari. “hey...aku—“ katanya terputus karena aku tak mau mendengarnya aku langsung menutup kedua telingaku.

Dia menatapku dengan tatapan bersalah. Aku terus berlari tanpa melihat kebelakang.

Dimulai dari pengakuanku itu, tingkahku dihadapannya kaku dan selalu tidak jelas. Dia berada didepan, aku bingung, dia berada disampingku, aku berlari, selalu dan selalu menghindarinya. Aku pun merasakan, dia memberikan tatapan aneh padaku. Yah, mungkin dia berpikir aku begini karena dia bilang tidak menyukaiku. Mengingatnya, aku terus menyeka air mataku, kenapa harus sedih? Aku tak tau kenapa? Apakah karena ini cinta pertamaku. Aku harus bisa. Bisa melupakan perlahan.

2 tahun kemudian

Choi Sera. 17 tahun. Kelas 11, di salah satu sekolah swasta di Seoul, S-Academy. Kehidupanku setelah “pengakuan” memalukan menurutku, sangatlah menyenangkan. Sejak saat itu, aku banyak memiliki teman lelaki, bisa dikatakan aku tomboy, dengan style rambut sebahu. Perlahan, aku melupakannya. Walaupun disaat termenung, aku terkadang terbayang wajahnya saat berkata “maaf padaku”. Pada saat itu terjadi, aku membuang nafas dengan kasar dan mencoba kembali ke masa sekarang.

Sera POV end

“Sera. Hey!!! Apa sudah selesai mengerjakan soalnya?” panggil salah satu temannya, Misa. “hm?” jawab Sera dengan menggigiti pensilnya “Astaga. Kamu merenung lagi?” Misa menutup bukunya dan fokus ke Sera. “Iyakah? Ma-maaf” Sera kembali mencoba fokus apa yang dia kerjakan “masih kepikiran pria yang menolakmu itu?” “ti—tidak” Sera menjawabnya dengan gugup.

Misa melirik kearah belakang Sera, seseorang menatap Sera dengan intens dan menghembuskan nafasnya.

“lebih baik kau terima saja pernyataan cinta dia” Misa menunjuk kearah belakang Sera dan Sera menolehkan kebelakang. Raut muka Sera berubah agak sedikit gelap,” maksudmu, Junki? No way.” Sera kembali fokus pada bukunya itu.

Bel masuk pun berbunyi, Jeon ssaem pun masuk dan diikuti dengan siswa baru dibelakangnya. Seluruh siswa-siswi dikelas menjadi ribut dan membicaran siswa yang baru masuk itu. Dan hanya Sera yang tidak memmperhatikannya. Ia hanya fokus mengerjakan soal dari Misa.

“Baiklah anak-anak. Ini siswa baru. Namanya—-“ Siswa tersebut membungkukkan dan tersenyum manis. Membuat semua siswi terpanah dengan senyumnya.

“halo semua, Kenalkan..”

Sera terhenti dan mengenali suara ini, ia pun perlahan mendongakkan kepalanya. Mata keduanya bertemu. Sera terdiam dan menjatuhkan pensilnya. Ia bangkit. Kepalanya pusing dan tiba-tiba ia berkeringat dingin. Semua mata tertuju pada Sera, begitupun siswa baru itu. Sesekali, Sera menelan air ludahnya dengan terburu-buru. Tak percaya dan ia terus mengusapkan matanya. Siswa baru itu yang awalnya terdiam perlahan mengembangkan senyumnya.

“Perkenalkan, namaku—“ “PARK JIMIN?????????” Sera berteriak histeris sambil menggigiti jarinya tak percaya apa yang dilihatnya. . . . . tbc

Uh? i just want to test

test test