BW Fake Mona Lisa


Tags: Model!Bright, Painter!Win, Blowjob, Deepthroat, Rough Sex, Rimming, Unprotected, Nipple Play, Rimming, Multiple Orgasm, a Lot Position, Using a Lot of Local Porn Words, London, Winter, Missionary.


Seni, ia tak memiliki batasan untuk setiap orang ekspresikan, ada musik, foto, gambar, bahkan seni diatas kanvas.

Diantara jutaan orang diluar sana, pasti ada yang merasa tak akan pernah cukup dan tak akan pernah puas akan seni, ia haus untuk terus ditingkatkan ke level selanjutnya.

Namun ada hal yang harus kau ketahui, bahwa ketika kau melangkah masuk kedalam dunia seni, ia kejam, ia memiliki sisi gelap dari gemerlapnya warna, dan saat kau sudah melangkah masuk, kau tak akan bisa kembali.

Sekali lagi, seni tak memiliki batasan untuk setiap orang ekspresikan, termasuk seni melukis yang dilakukan oleh Meta.


Cornelia Street, 07:30 Pm

Asap-asap itu mengepul dari mug kopi yang ada diatas meja, musim yang sudah memasuki winter membuat siapapun harus menghangatkan diri dari dingin yang menusuk kulit, tak terkecuali Mix dan Meta yang memilih duduk sejenak di Cornelia Café.

“jadi gimana? Udah ada bahan yang mau lo ikutin ke pameran?”

Tanya Mix seraya menyeruput kopi panasnya, rasanya kopi panas tak akan melepuhkan lidahmu di musim dingin seperti ini.

“belom nih, gila gue buntu ide banget buat ngelukis lagi, lagipula gue bosen itu-itu aja yang gue lukis, gak menantang sama sekali , kayak…jenuh aja sih mix”

Meta menjawabnya dan melihat salju yang mulai turun dari langit kota London, suhu kota ini akan terus turun mendekati 0 tiap malamnya.

“ya…gimana, ide gila lo saat itu belom lo realisasikan kan?”

“yang mana?”

“itu loh, nudist art”

“hah? Gila lo, gue bahkan udah lupa punya ide itu”

“yahhhh, padahal itu unik banget gak sih? Kesempatan lo buat menang di pameran itu terbuka lebar banget kalau lo pake ide itu, lihat deh dari beberapa tahun belakangan, gak ada kan yang pake tema itu? Kesempatan lo nih”

Meta diam sejenak, merenungi apa yang dikatakan Mix barusan, benar juga begitulah di benak Meta, ia bisa memanfaatkan ide ini untuk pameran terbesar di United Kingdom ini.

“tapi Mix, gue ga punya banyak waktu, pameran itu 3 hari lagi, dan gue belom submit karya apapun kan? Gue sendiri gak yakin kalau ini akan berhasil”

“alahhhhh, basi lo, gue tau ya lo siapa, lo Meta, lo pelukis yang dikenal banyak orang, kalau masalah lukis melukis juga paling beberapa jam udah selesai” Mix meyakinkan rekannya itu.

“selain itu juga….gue gak tahu siapa yang mau gue lukis”

“astaga brooo, ini zaman modern, pakai google, cari model yang lagi naik daun, pasti kalau karyanya lo publis bakal BOOM banget kan?”

“i-iya juga” jawab Meta singkat.

“sini, ayo kita cari calon model yang mau lo lukis”

Mix mengeluarkan ponselnya dan mulai memencet layarnya.

“nih nih…ada Luke” Mix memperlihatkan foto model yang bernama Luke itu pada Meta.

“lainnya?” Mix kembali meng-scroll layar ponselnya.

“nih…joss” Kembali Meta memperhatikannya.

“ihhh gue takut Mix, badannya gede gitu otot semua , ini gue kesenggol aja kayanya jatoh ke lantai hahhaha”

“HAHAHHAHA” Mix tertawa lebar mendengar lawakan Meta yang terdengar berlebihan itu.

“wait gue carikan lagi…”

Hening, 10 menit Mix sibuk mencari-cari model mana yang beruntung untuk Meta lukis tubuhnya diatas kanvas.

“nih…Bright namanya, model muda yang lagi naik daun banget”

Ia menyerahkan ponselnya pada Meta, pun Meta yang memperhatikan secara seksama, melihat dari kacamata seninya apakah ia akan memilihnya atau tidak.

“lo mau liatin berapa lama?”

Mix berucap ketika sadar rekannya itu melihat model bernama Bright itu dengan tatapan tak biasa, berbeda dengan kedua model yang sudah ia tunjukkan fotonya sebelum Bright tadi.

“kayanya gue cocok nih, bisa lo bantu cariin kontaknya?” Mix tersenyum.

“tentu bisa, serahin aja sama gue”

“btw abis ini anterin gue ke stationary ya? Ada beberapa hal yang harus gue persiapkan sebelum kembali melukis lagi” Mix hanya mengangguk sebagai jawaban dari perkataan Meta.


Meta apartement, Cornelia Street 09:30 Pm

Setelah membeli beberapa alat dan kanvas baru untuk ia gunakan melukis, kini tahap selanjutnya adalah menghubungi Bright untuk memberinya tawaran kerja sama ini.

Meta melihat keluar jendela kamarnya, hujan salju semakin tebal menyelimuti kota London, pun cahaya purnama yang tak terlihat karena tertutup awan tebal nan dingin itu.

Ia gelisah antara akan menghubungi atau tidak, ia mondar mandir didepan jendela kamarnya, mengumpulkan nyali dan menepis keraguan untuk menghubungi Bright, hingga ia putuskan untuk menulis pesan saja.

Bibirnya melengkung seperti bulan sabit mendapati tawarannya dengan cepat disetujui oleh sang model, pun Bright yang setuju untuk secepatnya menuju apartemen Meta di keesokan harinya, hati Meta sangat senang kali ini, ia akan kembali melukis dengan level dan tema baru.

Ia langsung naik keatas ranjang dengan perasaan senang, mungkin ia akan mimpi indah malam ini, dan berharap besok semuanya akan berjalan dengan lancar.


Meta apartement, Cornelia Street, 08:20 Am

Setelah ia mandi dan membersihkan kamarnya, kini Meta ada didepan kaca lemarinya, melihat dirinya yang sedang tersenyum karena mungkin sekitar jam 9 atau jam 10 Bright akan datang kemari dan sesi melukisnya akan dimulai.

Baru saja ia akan kedapur untuk membuat sarapan namun suara bel dari luar pintunya sangat berisik karena ditekan berkali-kali oleh seseorang diluar sana.

Karena penasaran siapa yang datang keapartemennya sepagi ini, Meta memutuskan untuk mengintipnya dari lubang kecil di pintu yang memang digunakan untuk mengintip keadaan diluar. Matanya melebar ketika menyadari yang ada diluar adalah Bright, kenapa sepagi ini tanya Meta dalam hati, ia kira Bright akan datang sekitar jam 9 atau bahkan jam 10, tak ia sangka akan datang sepagi ini.

CEKLEKK

Meta membukakan pintunya.

Bright langsung tersenyum ketika menyadari ia dibukakan pintu oleh yang empunya apartemen.

“apa benar disini kamar milik Meta? Aku ada job dengannya pagi ini” Meta membalas senyuman itu, manis sekali hingga membuat Bright tak berkedip ketika melihatnya.

“benar kok, dan…perkenalkan aku Meta”

Ia memberikan tangannya untuk segera berkenalan dengan Bright, namun sepertinya Bright masih membeku disana.

“heyy…kau tak apa?” tanya Meta ketika menyadari Bright tak kunjung menyambut tangannya.

“ehh…i-iya, salam kenal aku Bright” Bright menyambut tangan Meta dan mengayunnya layaknya berkenalan.

“ayo masuk” ajak Meta membentangkan pintunya lebar-lebar. Bright pun masuk kedalam kamar Meta. Sesampainya didalam ia dibuat takjub oleh lukisan-lukisan didinding.

“apakah semua ini karya mu taa?”

“taa?”

“eh…um maaf, aku lebih nyaman memanggimu seperti itu karena aku kira kita sebaya”

Meta tersenyum dan senyum itu berubah menjadi tawa.

“ahahahahaha sebenarnya bahkan kau lebih tua dariku, tak apa panggil lah senyamanmu saja”

Bright tersenyum dan mengangguk, ia duduk di kursi dekat jendela melihat kota London yang berselimut salju dari ketinggian lantai apartemen ini.

“dan ya…. Ini semua karyaku” Ujar Meta menjawab pertanyaan Bright tadi.

Bright yang mendengarnya kembali mengedarkan pandangannya pada lukisan-lukisan di dinding apartemen ini, hanya dengan melihatnya saja ia bisa tahu kalau Meta memiliki selera seni yang tinggi, tak heran kali ini dirinya di sewa untuk dilukis.

“semua lukisan ini indah sekali taa, bahkan rasa-rasanya aku lah yang harus membayarmu untuk melukisku” ucap Bright sungguh-sungguh seraya masih mengagumi karya dari tangan Meta itu.

“ahahahah aku berlebihan dan terimakasih karena telah memuji karyaku…..”

Meta masih memperhatikan Bright yang terlihat masih asik mengagumi lukisannya itu.

“dulu sewaktu kecil aku ingin menjadi pelukis” ujar Bright tiba-tiba.

“tapi aku sadar, kalau aku memegang kuas aja masih tremor

ahahahha, bakatmu keren taa, tak semua orang memilikinya” pujinya lagi.

“ahh, terimakasih. Kau sudah memujiku berkali-kali pagi ini, jadi biar aku kembalikan pujianmu, kalau kau terlihat….fresh hari ini”

Meta mau saja menggunakan kata ‘tampan’ namun sepertinya itu terdengar tak sopan diucapkan oleh orang yang baru pertama kali bertemu.

“terimakasih taa, jadi….apa bisa dimulai sekarang?” Tanya Bright seraya membuka jaket tebalnya

“nanti dulu, aku berencana sarapan, apakah kau sudah sarapan dengan datang sepagi ini?” Bright tersenyum malu dan menggeleng

“ahahaha yaudah, tunggu disini sebentar dan aku akan membuatkan sarapan untuk kita berdua”

“terimakasih taa”

“ah bukan hal yang besar kok” setelahnya Meta berlalu menuju dapur untuk membuat sarapan.


Sepeninggal Meta, Bright masih asik mengagumi coretan cat minyak di atas kanvas itu, pun terkadang ia melihat kearah jendela melihat salju yang mulai tebal menghujani London di setiap harinya. Sepertinya cuaca hari ini tak bersahabat, terlihat mendung di langit dan hujan salju yang semakin tebal menandakan cuaca ektrem di sisa hari ini.

“kau lihat apa?”

Tanya Meta yang datang membawa dua piring pancake ditangannya lengkap denagn lelehan sirup dan coklat diatasnya.

“ah tidak taa, hanya lihat salju yang turun lebih tebal saja hari ini daripada hari kemarin” jawab Bright menerima jatah sarapannya dari tangan Meta.

“iyakah? Aku belum keluar kamar pagi ini jadi tak tahu keadaan diluar”

“begitulah taa”

Satu suap pancake masuk kedalam mulutnya, rasanya enak seperti buatan chef professional.

“enak taa, kenapa kau berbakat sekali? Dibidang seni dan dapur pun kau berbakat” puji nya lagi.

“terimakasih Bright, aku belajar dari mama” jawab Meta seraya menyendokkan pancake kedalam mulutnya.

“mamamu membesarkanmu dengan baik, aku bisa melihat itu” Meta hanya tersenyum menanggapi perkataan Bright.

“oh iya…” sesendok pancake masuk lagi kedalam mulut Bright, harus ia akui kalau rasa pancake ini adalah pancake ternikmat yang pernah ia makan.

“jadi….lukisan nudist ya?”

“uhukkk…uhukkkk” Meta terbatuk mendengar perkataan Bright, tak ia sangka Bright akan membahasnya sekarang saat mereka tengah sarapan pagi.

“ehh….maaf taa”

Bright berdiri dan berinisiatif mengambilkan minum ke dispenser.

“nih diminum dulu, maaf kalau aku lancang”

Ia menyerahkan segelas air putih pada Meta yang langsung diterima dan langsun di teguk habis.

glek

glek

glek

glek

“ahhhhhh…hahhhh” Meta ber ahh ria seperti bintang iklan coca cola.

“maafkan aku membuatmu tersedak”

“tak apa, aku hanya tak mengira kau akan menanyakannya ketika kita sedang sarapan” jawab Meta datar yang membuat Bright sangsi sendiri.

“maaf”

“betul”

“hah? Betul apanya” tanya Bright yang terlihat bingung.

“betul kalau nanti adalah nudist art, jadi…mohon kerjasamanya ya”

ucap Meta dengan senyum manis di akhir, membuat seua karaguan dan rasa sangsi di benak Bright hilang seketika.

“baiklah” jawab Bright juga dengan senyum yang tertular.


Sesi sarapan telah usai, sekarang ini Bright tengah asik melihat Meta yang mondar mandir menyiapkan semua peralatannya, semuanya dipersiapkan di kaki ranjang, ia jadi tahu kalau nanti dirirnya akan dilukis diatas ranjang dan Meta melukisnya dari kaki ranjang, perspektif yang perfect dan kreatif.

“hufttt okay udah selesai, silahkan Bright” ujar Meta mempersilahkan Bright untuk melakukan tugasnya.

“bolehkah kalau jendelanya di tutup saja? Dan memakai lampu utama kamar ini aku rasa cukup” tanya Bright dengan sopan.

“tentu boleh” Meta langsung berjalan menuju jendela dan menutup kordennya.

Pun ia langsung menghidupkan lampu utama kamar ini, agar terang benderang.

“okay sudah” Meta kembali duduk dikursinya dan menyiapkan cat minyaknya.

“baiklah”

Bright mulai naik keatas ranjang dan melucuti satu persatu pakaiannya, Meta pun sesekali mencuri pandang melihat bagaimana Bright melucuti pakaiannya sendiri dengan gerakan yang sensual, sedikit banyak itu menggodanya.

Hinga Bright benar-benar polos diatas ranjang dan hal itu membuat hati Meta bergemuruh, ini pertama kalinya dalam hidupnya menyaksikan lelaki telanjang didepannya secara langsung, apalagi untuk kebutuhan melukisnya.

“bisa kau atur bagaimana posisiku?” ujar Bright yang menyandarkan punggugnya di kepala ranjang.

“eummmm….”

Meta berpikir sejenak, meski tak konsen namun ia harus professional kali ini.

“begini…”

Ia ikut naik diatas ranjang, meski matanya tak fokus dengan benda yang menggantung diantara paha Bright yang semakin mengembang itu, namun ia harus menahannya.

“mana tanganmu” Meta meminta kedua tangan Bright

“untuk apa? Aku tak mau diikat apalagi di borgol”

“kau kira aku sesadis itu huh? Tentu tidak”

Ia menyahut kedua tangan Bright dan ia posisikan telapak tangannya untuk tumpuan kepala belakangnya, jadi posisi ini mengekspose otot tricep dan ketiak seksi sang model.

“dan posisi kakimu bisa dibuka agak lebar? Aku mau memberikan ruang untuk penisnmu” ujar Meta blak-blakan, ia akan totalitas mengerjakan karyanya.

Bright menurutinya dengan membuka pahanya lebar-lebar, dalam posisi ini penisnyalah yang menjadi center dan pusat perhatian.

“okay good, tetap di posisi seperti ini ketika aku melukismu”

Meta turun dari ranjang dan kembali duduk di kursinya. Ia mulai melukis dan menyoretkan cat minyak itu keatas kanvasnya, ia ahli dalam hal ini tentu saja.

Matanya melihat bergantian antara tubuh Bright dan kanvas didepannya, sebisa mungkin membuatnya dengan sentuhan tangan seninya.

“apakah kau sudah lama melukis seperti ini?” tanya Bright memecah suasana.

“tak juga, ini pertamakalinya untukku”

“iyakah?” bright terdengar terkejut tak percaya kalau ini adalah pertama kalinya untuk Meta melukis seperti ini.

Meta hanya mengangguk yang selanjutnya kembali fokus pada kegiatan melukisnya.


2 jam sudah Meta berkutat antara kanvas dan kuas, tak biasanya ia melukis selama ini, ada hal yang mengacaukan pikirannya dan mengganggu konsentrasinya saat ini, matanya pun masih melihat bergantian antara Bright dan kanvas yang ia lukis.

“apakah sudah selesai? Lama sekali taa”

Bright merubah posisinya dari yang awalnya diatur oleh Meta, dan itu membuat Meta semakin kesusahan melukisnya.

“bisakah kau diam sebentar? Aku sedang melukis bagian terakhir”

Bright terkekeh melihat ekspresi marah Meta yang terlihat lucu dimatanya. Meta sendiri kesusahan menggambar bagian privasi Bright yang semakin besar menuju ereksi maksimalnya.

Apa namanya? morning glory ? begitulah istilahnnya.

“kau kesusahan melukis bagian yang mana hmm?”

Bright malah bangkit dari ranjang dan menghampiri Meta, ia melihat dirinya di atas kanvas yang memang terlihat artsy sekali dengan sentuhan tangan Meta yang bekerja diatasnya.

“kau kesulitan melukis bagian ‘itu’ ya?”

tanya Bright tenang, ia sudah tahu kalau Meta sedari tadi tengah menahan dirinya agar tak melewati batas, namun kali ini Bright akan mengajak Meta untuk bersama-sama melewati batas itu.

“kalau kau kesulitan melukisnya, kau boleh mencari tahu dengan menggenggamnya”

kata Bright yang langsung memegang pergelangan tangan Meta dan menggenggamkan penisnya di tangan seorang seniman itu.

Terasa hangat, berdenyut dan sangat mantab untuk Meta pegang, harus ia akui kalau ia juga menginginkannya namun ia masih ragu-ragu.

“dan kalau kau masih penasaran taa….”

Kini tangan Bright yang satunya memegang tengkuk Meta dan membuat sang seniman meremang saat itu juga.

“kau boleh mencari tahu rasanya dengan mulut dan lidahmu”

Tak ada jawaban dari Meta, yang ia lakukan adalah semakin memajukan wajahnya untuk segera memasukkan kepala penis itu kedalam mulutnya, ia sudah tak sanggup menahannya, ia mau dan ia ingin melakukannya dengan Bright saat ini.

“ahh taa, hangat banget mulutmu”

Puji Bright pada Meta yang berhasil memasukkan kepala penisnya ke dalam mulut hangat sang seniman. Meta yang sudah lepas kendali kini menjatuhkan kuasnya, tangan kanannya langsung memegang batang penis Bright yang terasa semakin membesar.

“iya pegang taa, kocok sekalian ahhh”

Bright memegang kepala Meta, mencoba untuk lebih memasukkan penisnya ke rongga hangat nan lembab itu semakin dalam.

Diperintah seperti itu tentu Meta menurutinya, ia mengocok bagian batang penis keras Bright dan menghisap kepalanya kuat-kuat, memberikan kenikmatan yang membuat lutut Bright gemetaran ketika merasakannya.

“shitttt….e-enak banget taa….ahhhhh….kamu berbakat ginian juga ternyata…emhhhh shittt”

Bright asik mengumpat ketika dirasa nikmat yang diterima tubuhnya terlalu banyak, nikmat ini tak pernah ia rasakan sebelumnya, hanya bersama Meta lah ia bisa merasakan nikmat yang menenggelamkannya hingga kedasar lautah nafsu dan tak bisa kembali ke permukaan, sudah terlalu jauh untuk berhenti, biarlah pergumulan ini terjadi semakin panas di tengah dinginnya kota London.

“ummmmhhh….ummmhhh”

Meta menggumam ditengah dirinya sibuk menghisap penis Bright, liur itu jatuh menetes bersama dengan cairan precum yang keluar dari penis Bright, terasa asin namun Meta suka, ia mencoba menelan semuanya namun tak mampu, selalu ada yang jatuh meleleh keluar bersama dengan liurnya.

“kamu suka taa? Suka kontol model huh? Anjinggg kok blowjob lo manteb gini sih shittt, lidah lo juara banget taa”

Dipuji demikian membuat Meta semakin liar, ia semakin lihai memainkan lidahnya untuk menggelitik kepala penis Bright dan ia juga bermain di bagian antara kepala penis dan batangnya yang mana itu adalah titik terlemah seorang lelaki, karena rasa nikmatnya akan naik berkali-kali lipat apabila daerah itu di rangsang dengan intens oleh Meta.

“AHHHHH…..FUCKKK….TAA”

Bright sampai meleguh keras ketika Meta melakukan hal itu, pun Bright yang memegang kepala Meta kuat-kuat untuk ia lepaskan dari penisnya namun sepertinya Meta tak mau melepaskan kulumannya pada penis besar Bright.

“lepasin….ahhh taa…ngilu”

SLURPPHHH

SLURPPHHH

SLURPPHHH

Meta menelan semua cairan precum yang keluar dari penis Bright, cairan semen itu pertanda kalau Bright tengah terangsang dan libidonya sedang berada dalam puncaknya, juga sebagai tanda kalau Bright telah siap untuk melakukan percintaan.

PLOPHH

“ahhhhhhh”

Ia mengeluarkan penis Bright dari mulutnya, namun tangan kanannya masih mengocok batang penis Bright yang terasa hangat dan semakin keras karena hisapan mulutnya tadi.

“gila kamu taa…ahh tadi blowjob paling enak yang pernah gue rasain taa”

Meta tersenyum nakal mendengarnya, terdengar sebagai pujian di telinganya.

“iyakah? Pernah mendapat deepthroat sebelumnya?”

Bright terkejut mendengarnya, ia tak percaya kata-kata itu keluar dari seorang seniman berwajah manis ini, sungguh tak terlihat seperti pintar dalam permainan ranjang, kini Bright harus menilai Meta 100 karena keahliannya dalam menggunakan mulut, lidah bahkan tangan si manis yang masih mengocok penisnya yang semakin terasa nikmat di tiap gerakannya.

Bright memggeleng sebagai jawabannya atas pertanyaan Meta, ia jujur tak pernah mendapatkan deepthroat sebelumnya, selain itu adalah teknik blowjob yang sulit, juga karena ukuran penis Bright yang tak bisa dibilang standart, panjangnya yang sampai 18 cm benar-benar menunjang dirinya untuk menjadi model majalah dewasa.

“kalau begitu apakah kau mau mencobanya?”

tanya Meta yang masih sibuk mengurut penis Bright dengan tangan kanannya agar tetap membuat penis besar dan mantab itu terus ereksi.

“kau bisa taa?”

“tentu, kau nilai sendiri betapa hebatnya aku di permainan mulut ini”

Jawab Meta singkat lalu kembali memasukkan penis Bright kedalam mulutnya, awalnya hanya kepala penisnya saja, ia kulum dan kembali ia sedot juga memainkan lidanya untuk menyelimuti kepala penis Bright yang terlihat mengkilat karena campuran air liur dan precum

“shhhh taa, kamu pinter banget….ahhhhh”

Bright mulai mendesah dan meremati rambut Meta untuk melampiaskan nikmatnya.

SLURPHH

SLURPHH

SLURPHH

Kini tak hanya kepala penisnya saja yang Meta masukkan kedalam mulutnya, namun juga batang penis Bright yang keras juga ia masukkan meski tak semuanya berhasil, hanya setengah jadi penis Bright yang bisa masuk kedalam mulut Meta, kepalanya bergerka kedepan dan kebelangan seiring tempo yang ia berikan pada penis Bright untuk terus ia kulum dan ia hisap.

Bright juga tak mau tinggal diam, ia juga aktif menggerakkan pinggulnya maju mundur sehingga saat ini ia seperti menggenjot mulut Meta.

“ahhhh….aku entot mulutmu taa….fuck enak banget mulutmu”

“ummm….ummm”

hanya gumaman yang bisa meta berikan pada Bright, berharap Bright lebih liar menggerakkan pinggulnya untuk menghujamkannya sampai ke pangkal tenggorokannya.

“shit..taa aku masukin semua ya taa…telan kontolku sayang”

Begitu Bright memberikan aba-aba, Meta langsung menarik nafasnya dan bersiap menerima hujaman penis Bright yang akan ia tenggelamkan menuju ujung tenggorokannya.

SLEPP

“ANJINGGGHHHHH….”

Lutut Bright gemetar hebat merasakan sensasinya, seumur hidupnya ia tak pernah merasakan deepthroat baru kali ini dan hanya Meta yang bisa, dan ternyata rasanya senikmat ini.

Penis itu melesak masuk langsung kedalam tenggorokan Meta rasanya lembab dan hangat, sungguh Bright tengah didera rasa nikmat sampai tubuhnya menggigil bukan karena dingin, ini gila sekali sensasinya.

“taa…ahhh belajar dari mana kamu nyepong kontol seenak ini…..ahhh”

PLOPHHHHH

Bright mengeluarkan penisnya dari dalam mulut Meta, penisnya basah oleh liur Meta bahkan benang liurnya belum terputus dari kepala penis ke mulut si seniman.

“ahhhhh…..hahhh aku suka kontolmu Bright…..gede”

Ujar Meta agak terengah karena mengatur nafasnya, juga tersungging senyum nakal disana.

Bright langsung memegang pangkal penisnya, lalu ia memegang kepala Meta, entah apa yang akan ia lakukan.

“mana lidahnya” ujar Bright dengan suara baritonnya, sangat sexy untuk didengar.

“hah?” Meta nampaknya masih belum mengerti.

“mana lidahnya, katanya suka kontol ku kan? Mana lidahnya?”

Begitu Meta mengerti maksud dari Bright ia langsung menjulurkan lidahnya seperti anjing yang kehausan.

“AAAAAA” Meta menunggu Bright menghujamkan lagi penisnya hingga ke pangkal tenggorokannya, namun bukan itu yang mau dilakukan oleh Bright.

Bright mendekatkan kepala penisnya dan menaruhnya tepat di lidah Meta yang sedang menjulur, ia hanya ingin menggoda Meta saja saat ini.

CLAK

CLAK

CLAK

CLAK

“ini yang katanya seniman hebat ternyata haus kontol ya? Uhum? Iya taa?”

“aaa…i-iya, Meta mau kontol gede Bright…masukin cepetan….aaaaa”

Tentu hal itu tak diberikan Bright begitu saja.

CLAK

CLAK

CLAK

Bright masih asik menggoda lidah Meta dengan penisnya, ia tempelkan lalu ia angkat lagi sehingga membuat Meta kehausan akan penisnya saat ini.

“mau kontolku taa? Mau minum pejuku hmm?”

“mau….Meta mau…mmmmhhhh”

Bright langsung memasukkan kepala penisnya ketika Meta masih berbicara, tak ia masukkan semua, ia ingin melakukan sesuatu di dalam mulut seniman manis ini.

Ia menyodokkan penisnya agak miring ke kanan untuk menyodok pipi Meta, dalam keadaan Begini pipi Meta terlihat tembem karena desakan kepala penis Bright yang menusuk mulutnya dari dalam.

PLAKKK

Bright menampar pipi Meta, pelan memang namun memberikan sensasi luar biasa pada kepala penisnya yang ada di dalam pipi Meta.

“AARFGHHH BAJINGANHHHH….ENAK BANGET TAA”

“enghhh…..emmmmm” tak ada kalimat yang keluar dari bibir Meta karena saat ini penis Bright menyumpal mulutnya, lebih tepatnya tengah asik menyodok pipinya dari dalam.

PLAKK

PLAKK

PLAKK

Bright terus menampar pipi Meta agar memberi penisnya kenikmatan, hinga pipi Meta menjadi agak kemerahan karena tamparan-tamparan nafsu Bright.

“baru ngentotin mulutmu aja udah enak banget gini taa… mau kan gue masukin?”

Tanya Bright di tengah asik mendesah dan meleguh nikmat, Meta mengangguk heboh sebagai jawabannya.

Hal itu membuat penis Bright semakin merasakan nikmat dan ngilu disaat yang sama.

“ahh…..taa, keluarin dulu kontolku kalau mau ngangguk sayanghh…..”

“n-ngilu taa”

SLUURPPHHH

glek

glek

“ahhhhhh” Meta menelan precum yang dikeluarkan penis Bright dan mengeluarkan penisnya.

“ahhh….hahhh….enak kan? Suka?” tanya Meta bangga karena bisa memberi Bright nikmat yang belum pernah ia rasa.

Bright tersenyum mesum dan mengangguk selanjutnya ia menggenggam batang penisnya dan mengangkatnya keatas, mensejajarkannya dengan pusarnya.

now lick my balls taa”

Perintah Bright yang menjadi perintah mutlak dan tak bisa di ganggu gugat.

Meta langsung mengulum kedua bola testis itu memasukkannya bergantian antara testis kanan dan kiri, menghisap dan menyedotnya seperti kehausan sperma. Sungguh terlihat jalang sekali dimata Bright.

“shittttt…..ngilu taa….u-udahhh..hahh keluarin taa”

Namun Meta tak peduli, ia tengah asik mengulum dan menghisap, bahkan saat ini tangan kanannnya mengambil alih penis Bright, ia mengocoknya dengan tempo pelan, dari ujung penis menuju ke kepala penis Bright yang terlihat mengkilat karena liur, lalu ia gerakkan agak cepat seraya mulutnya masih asik menyedot kedua bola testis sang model.

“anjingghhhjh…taa……g-gue bisa ngecrot kalau gini caranya….taa stop it…..fuckkkk..taa”

Bright terus meracau karena Meta terus membawanya menuju puncak orgasme, Meta mau sekarang, ia ingin menelan sperma Bright sekarang juga dan karena itulah ia tak berhenti memberi Bright rangsangan dari berbagai macam cara, bahkan saat ini tangan kiri Meta ikut andil menggerayangi otot perut Bright yang memiliki enam ceruk dan terus bergerak keatas mencari dada dan bagian puting Bright untuk ia remas dan ia cubit pelan.

Lengkap sudah, 3 rangsangan sekaligus dirasakan oleh Bright sekarang ini, dari penisnya, testisnya bahkan hingga nipplenya, Meta sungguh-sungguh untuk membawa Bright menuju puncaknya saat ini.

“taa….gue…..gue……”

Meta merasakannya, batang penis Bright terasa lebih keras dan lebih besar seketika, menandakan aliran sperma yang siap menyembur keluar.

Dengan sigap Meta melepaskan kulumannya pada kedua testis Bright dan berpindah langsung pada penisnya, Meta akan melakukan deepthropat kali ini dan membiarkan sperma Bright tertelan seluruhnya.

ghokkkk

Penis Bright langsung ditekan masuk kedalam tenggorokan Meta yang hangat dan lembab.

“FUCKKKK…TAA…AHHHH”

Bright langsung mencabut penisnya dari dalam tenggorokan Meta, ia tak berencana mengeluarkanya langsung kedalam tenggorokan sang seniman, begitu ia mengeluarkan penisnya, langsung ia kocok dengan tempo cepat.

“ahh…taa …open your mouth taa wide open

Ternyata Bright berencana mengeluarkan spermanya di mulut Meta, dan Meta menyetujuinya, ia langsung membuka mulutnya lebar-lebar.

“AAAAAAAA”

“ahh taaaa”

CROTTTTTT

CROTTTTTT

CROTTTTTT

Gila sekali, 8 semburan sperma panas dan kental masuk dan memenuhi rongga mulut Meta, tak ada sperma yang tercecer, semuanya masuk dan ditampung kedalam mulut Meta.

“ahhh….taa….enak banget….”

Bright masih menata nafasnya dan merasakan ngilu pada penisnnya setelah mendapatkan orgasme hebat. “sekarang telan taa, telan semua”

glek

glek

glek

Meta menelan semuanya tak bersisa, lalu ia tersenyum pada Bright seraya masih berlutut di lantai.

good boy , masih mau lanjut taa?”

Tanyanya seraya membelai rambut hitam Meta, ia akan memuaskan customernya kali ini. Meta mengangguk sebagai jawaban.

“ayo”

Bright langsung menggendong Meta dan melemparnya diatas ranjang yang empuk ini, lalu ia mematikan lampu utama kamar dan menggantinya dengan lampu tidur yang remang-remang, selanjutnya ia ikut naik dan langsung mengungkung Meta.

“masih mau kontol taa?”

Meta hanya diam dan mengangguk pelan.

“kenapa kamu manis sekali taa? Hmm?”

Bright langsung mendaratkan kecupan demi kecupan pada bibir indah Meta, ciuman dan kecupan pelan untuk berbagi perasaan yang sama, mereka akan menghangatkan ranjang ini di tengah kota London yang sedang di terjang badai salju.

“ummmhhh...”

Desah-desah kecil mulai terdengar, Bright mulai menggerayangi dada Meta, meremasnya pelan seraya mencari dimana nipple itu berada untuk ia mainkan selanjutnya, ciuman itu pun semakin dalam menjadi sebuah pagutan, Bright mulai berani menyebrangkan lidahnya untuk menyapa deretan gigi rapi milik Meta, dan Meta pun juga dengan senang hati menerimanya, menyambut lidah Bright dengan lidahnya.

Mereka semakin asik dengan permainan lidah mereka salung menyesapi dan bertukar lidah adalah hal yang menyenangkan untuk mereka lakukan bersama-sama, tangan Meta juga tak bisa diam, ia ingin menggenggam penis Bright yang sudah ereksi lagi, mencari-carinya diantara paha Bright untuk segera ia genggam dan ia remas, dan ketika ia menemukannya langsung ia genggam dengan mantab seolah tak mau melepaskannya.

“emmhhhhh…..”

PWAHHHHHH

Bright melerai cumbuan mereka, menyisakan Meta yang kacau dan terengah-engah, dan seulas senyum melengkung di bibir Bright.

“sebelum lebih jauh kita buka ini dulu ya taa”

Bright langsung menarik kaos yang Meta pakai keatas dan mencampakannya di kaki ranjang, jadilah saat ini Meta yang tengah bertelanjang dada ada dibawah kungkugan Bright.

“shit…kamu indah banget taa”

Tanpa membuang waktu, Bright kembali mengecup leher Meta, ia jilat dan kadang ia kecup perlahan, dari leher ia mulai naik menuju daun telinga Meta untuk ia gelitik dengan lidahnya.

“ahh geli Bright…emmpphhhh”

“ssttttt, nikmati saja taa, kau akan suka permainanku kali ini”

“i-iya Bright, puasin aku…hahhhh….ahh….pake aku semaumu ahhhh”

Bright terkekeh melihat Meta yang di rundung nafsu hingga bicara kotor dan ngelantur seperti ini, terdengar nakal dan hot disaat yang sama. Ia kembali menciumi dan mencumbu setiap jengkal kulit dada Meta, ia jilat, ia hisap hingga meninggalkan beberapa tanda kemerahan disana, ia tak peduli, Meta yang memintanya untuk terus bergerak.

“emhh yeshhhh…..buat cupang yang banyak….ahhhh….aku suka, sedot yang kuathhh”

Meta terus meracau di tengah Bright yang terus menjilat dan menghisap setiap jengkal kulit dadanya, tangannya kanannya meremas rambut Bright sedangkan tangan kirinya meremas sprei kuat-kuat, pun jari-jari kaki Win yang terus bergerak-gerak menandakan kalau yang dilakuakan Bright pada dadanya benar-benar nikmat.

Terlihat beberapa tanda kemerahan di dada Meta hasil karya Bright yang mungkin tak akan hilang beberapa hari kedepan, selanjutnya Bright mulai bermain-main dengan nipple sebelah kanan Meta, Bright mencubitnya pelan, gemas sekali.

“eempphhhhh…Brighttt….t-terusshhhh”

Meta yang mendesahkan namanya adalah hal yang terseksi di dunia saat ini, terdengar sangat bernafsu dan meminta disaat yang sama, untuk itu Bright terus mengulagi cubitan pelan pada nipple kanan dan kiri secara bergantian, membuat Meta kebingungan dengan rasa geli dan nikmat yang datang silih berganti.

“eennghhhh…b-brightt…i-ini enak….hisap…..emmpphh…hisap putingku Bri….AHHHH”

Bright mencubit agak keras mengakibatkan Meta meleguh keras, ia gemas sendiri dengan Meta yang sangat vokal sekarang ini.

“kau menginginkannya huh? Seniman jalang!”

“i-iya Bright….ahhh p-pleaseee”

don’t talk too much taa”

Bright langung memasukkan dua jarinya kedalam mulut Meta, membiarkan kedua jarinya dipermainkan, di jilat, dihisap dan dimainkan lidah oleh Meta, persis seperti cara Meta mengulum penisnya sesaat tadi.

“ummm….ummmm” Meta sibuk menghisap kedua jari Bright dimulutnya, setelah sadar kalau Meta tak akan berisik seperti tadi, Bright mulai menjilat nipple kanan Meta.

Meta yang merasakan basah dan hangat di nipplenya langsung mengejang, ia terkejut dengan terjangan nikmat yang datang menyengatnya seperti listrik statis.

“ummhh….” Meta mengerang tertahan.

Sedangkan Bright semakin asik menjilat dan menghisap nipple Meta kanan kiri secara bergantian, apabila ia sudah bosan dengan nipple sebelah kanan maka ia akan berpindah ke nipple sebelah kiri.

“engghhh…..ummmmm” Meta semakin vokal, ia sudah tak tahan, ia ingin segera ke permainan utama.

slurphh

slurphh

Bright asik menghisap dan menyedot nipple pink itu bergantian hinga terlihat kemerahan.

PWAHHHH

“ahhh…do you like it taa?”

Meta tersenyum dan mengangguk.

“cepet masukin Bright, aku udah gak tahan banget”

Bright terkekeh mendengarnya, beginilah ternyata kalau Meta sedang sangat ingin, ia tak segan-segan untuk segera meminta pada dominannya.

“bersabarlah sebentar lagi, promise I’ll bring u to heaven

Setelah berucap demikian, ia langsung bergerak agak turun dan mulai membuka kait celana yang dikenakan Meta.

ctakkk

Kait celana itu pun sudah terbuka, selanjutnya Bright membuka resleting celana itu dan menurunkannya.

“kau sudah keras sekali huh? Seingin itu?” ujar Bright dengan nada meledek.

Meta hanya diam sambil menggigit bibir bawahnya, seperti menahan nikmat, bright melucuti celana itu dan melemparnya entah kemana, tinggallah hanya celana dalam yang tersisa.

“mungkin teknik blowjob ku tak sehebat dirimu taa, tapi aku yakin kau akan menyukainya”

Setelah berucap demikian, Bright langsung melepas kain terakhir yang menempel di tubuh Meta langsung menggenggan penis Meta dengan tangannya, terasa hangat dan keras, meski tak sebesar miliknya namun tetap saja menggoda untuk diberikan blowjob Baru saja Bright akan mendekatkan mulutnya ke penis Meta, namun….

“b-bright” panggil Meta lirih.

“ya, kenapa?” ujar Bright santai.

“aku….aku…ummm” Meta gugup sendiri.

“kenapa hmm? Bicaralah taa” ucap Bright meyakinkan.

“aku tak pernah diberi blowjob sebelumnya” jawab Meta sambil menutup muka dengan kedua tangannya.

Alis Bright mengernyit heran.

“benarkah?”

Meta mengangguk malu-malu.

“lalu apa yang dilakukan kekasihmu hmm? Kau pantas mendapatkan nikmat yang sama taa….”

Meta mendengarnya, entah….apa namanya? Ia tersentuh? Meski Bright bukanlah kekasihnya namun ia memperlakukan Meta dengan baik bahkan mau memberikannya hal yang belum pernah ia rasa seumur hidupnya.

Tak ada jawaban, Bright langsung memasukkan penis Meta kedalam mulutnya, ia hisap dan mainkan dengan lidahnya, mencoba sebaik mungkin meniru teknik yang dipakai Meta dalam memberinya blowjob ternikmatnya tadi.

“AHH…bri……enngghhhhh”

Meta mulai mendesah dan mengerang, ia belum pernah merasakan hal yang seperti ini, ternyata seperti ini nikmatnya diberi blowjob , sampai membuat lututnya lemas sendiri dan tangannya meremas sprei kuat-kuat, rasanya hangat, lembab dan nikmat, hanya itu yang Meta tahu dan Meta rasa.

slurpphhh

Bright semakin kencang mengulum dan menghisap penis Meta, tak ia masukkan semuanya karena dirinya tak seahli Meta, namun ia masukkan kepala penis sang seniman itu lalu ia hisap kua-kuat, juga ia mengocok batang penis Meta yang sudah mengeras.

“eemmhhh….bright….u-udahh….ahh….hahh aku bisa keluar kalau gini caranya…engghhhhh”

Lutut Meta menekuk dan tangannya meremas sprei kuat-kuat, kepalanya mendongak keatas dan matanya hanya terlihat putih saja, nikmat itu benar-benar menenggelamkan Meta.

Dan ketika lutut Meta gemetaran dan mengejang, Bright tahu kalau Meta sudah hampir sampai limitnya, dengan cepat ia melepas kulumannya pada penis meta dan mengocoknya dengan tempo lebih cepat untuk membantu Meta mencapai pelepasannya.

“bright…aku…aku sam…pai..AHHHHHHH”

Meta mengerang keras ketika pelepasannya tiba, sungguh membuat lututnya lemas, sprei diatas spring bed ini pun sudah tak karuan bentuknya karena remasan tangan Meta untuk melampiaskan nikmatnya.

“ahahahaha lihat taa….”

“mucat kemana-mana” Bright terkekeh seraya mengambil selimut untuk membersihkannya.

“ahhhhh…e-enak banget bri….gila…seenak itu ahhh…hahh”

Meta masih terengah-engah diatas ranjang pasca orgasmenya.

“kau tahu taa? Aku belum mulai sama sekali, akan aku berikan hal yang ternikmat sebentar lagi”

“hah? A-apa maksudmu bri?”

Tak menjawab pertanyaan Meta, yang Bright lakukan adalah mengambil sebuah bantal dan memposisikannya di bawah pantat mulus Meta. Ia membuka kaki Meta lebar-lebar untuk memberinya akses melakukan kegilaan selanjutnya.

“a-apa yang mau kamu laku…emppphhhhh…..bri…g-geli…..ahhhh”

Bright memainkan lidahnya di lubang anal Meta, inilah kegilaan yang Bright katakan, ia akan melakukan rimming untuk mempersiapkan Meta sebelum ke permaianan utama, ia mainkan lidahnya untuk menggelitik lubang senggama sang seniman muda ini, pun tangan Meta yang mencoba meraih kepala Bright dan meremas rambutnya, seperti memberi semangat untuk terus melakukannya dan jangan berhenti.

“ahhhhh….enghhh Bright…pake lidah….ahh masukin lidahnya…..enak bangethhh….shitttt”

Meta sampai mengumpat karena saking nikmatnya diberikan service rimming sehebat ini.

Bright menurutinya, ia memasukkan lidahnya lebih dalam hingga kaki Meta gemetaran dan merasa menggigil, bukan karena badai salju yang terjadi diluar namun karena permainan lidah Bright pada lubang analnya sungguh membuatnya mabuk kepayang.

“AHHHHHH…..bright….shhh…..engghh…hahhh …ahhhh”

Nafas Meta sampai tersegal-segal merasakan nikmat yang terus menderanya tanpa jeda, ini melebihi ekspektasinya.

Mendengar Meta yang terus menjerit dan mengerang keenakan membuat Bright berfikir untuk mempersiapkan Meta sekarang juga, jadilah ia membasahi dua jari dengan ludahnya, lalu ia masukkan pelan-pelam di lubang anal Meta, perlahan sekali seolah takut menyakiti Meta.

“engghhhh…..”

Meta menggigit bibir bawahnya, ia merasakan kedua jari itu mencoba memasuki tubuhnya, perlahan sekali sampai rasanya butub seribu tahun untuk masuk semuanya, Meta tak tahan jika harus menunggu lama seperti ini, ia akan meminta pada Bright untuk segera memasukkannya.

“emmhhh..b-bright…ahhhh” panggilnya seraya tangan kirinya mencoba meraih Bright, sementara tangan kanannya meremas sprei lagi, hanya itu pelapiasan yang bisa Meta lakukan.

“ya?” jawab Bright ketika masih berusaha memasukkan kedua jarinya perlahan kedalam lubang anal Meta.

“aku…..aku udah ga tahan Bright, m-masukin sekarangghhh” Benar, Meta meminta pada sang dominan untuk segera menyetubuhinya.

“bersabarlah sebentar lagi”

Bright semakin memasukkan jarinya kedalam, lalu ia tarik lagi keluar begitu terus hingga ia berkali-kali menyentuh prostat Meta, Bright benar-benar menepati janjinya untuk membawa Meta ke surga dunia, saat ini lah Meta merasakannya.

tarik

masukkan

tarik perlahan

masukkan perlahan

tarik dengan keras

masukkan dengan keras

Sang dominan sangat pintar memainkan jarinya kedalam anal sang submisive, dan sekali lagi tubuh Meta mengejang dan mandapatkan pelepasan hanya dengan dua jari sang dominan.

“BRIGHTT AAHHHHHH……”

Sperma Meta memancar kemana-mana, membasahi tubuhnya dan sebagian sprei, pun ia yang terengah-engah mendapatkan orgasme keduanya bahkan disaat belum melakukan penyatuan dengan penis Bright, sungguh hebat.

“ahhhh…hahhh..b-bright…ahhh” ia mencoba meraih sang dominan. Sadar kalau sang Meta sedang membutuhkannya, Bright melepas kedua jarinya yang menyumpal lubang anal Meta dan ikut naik keatas untuk mencium Meta.

CUPP

Ia mengecup dahi Meta, seperti sepasang kekasih yang akan bercinta, ia sangat hati-hati dengan Meta karena ia tak mau menyakitinya. Dalam jarak sedekat ini Meta dapat merasakan nafas dominannya, pun hal yang sama dirasakan Bright, nafas Meta berhembus di kulit wajahnya.

“kau hebat Bright…tadi….nikmat sekali…ahhhh…hahhh bahkan kau belum memasukiku kan? Hahhh…ahhhh” ujar Meta yang masih terengah-engah karena orgasme keduanya.

“apa kau yakin mau aku masuki taa? Kalau kau lelah tak us…”

“aku mau….aku…aku mau Bright…aku menginginkannya, bercintalah denganku” tukas Meta cepat.

Bright tersenyum mendengarnya, lalu ia mengecup bibir Meta singkat sebelum bersiap melakukan penyatuan.

CUPPP

“apa kau punya lubricant taa?”

“umm…aku tak ingat, tapi sepertinya kita tak butuh” ucap Meta dengan senyum nakal.

rough sex huh?”

“mau kan?” ajak Meta sekali lagi.

“tentu taa, aku akan menikmatinya”

“aku pun sama” jawab Meta cepat.

“kalau begitu…..”

Bright naik keatas tubuh Meta, ia duduk di atas dada sang submisive, memposisikan penisnya tepat di wajah Meta, dari pangkal hingga ujung penisnya menyentuh dahi sang seniman.

“berikan aku deepthroat sekali lagi dan basahi kontolku taa, itukan yang kamu mau?”

Meta mengangguk senang, dengan cepat ia memasukkan penis Bright kedalam mulutnya, dalam posisi tiduran seperti ini ia kesusahan memberikan deepthroat dan Bright menyadari itu, ia membantu Meta dangan menyentakkan penisnya keras sekali langsung menuju tenggorokan di manis.

Bright menahan penisnya diposis itu beberapa detik, ia ingin merasakan hangat dan lembab bibir Meta sekali lagi, samar-samar ia merasakan lidah Meta juga mulai nakal dengan bermain di batang penisnya, rasanya sungguh nikmat.

Ketika dirasa sudah cukup basah, Bright mencabut penisnya dari mulut Meta.

PLOPHHH

“sudah cukup basah sepetinya”

“ahhhh..hahh i-iya, cepat masukkan Bright”

“ahahha kau tak sabaran sekali taa, baiklah sebaiknya kau bersiap”

Bright mulai turun dari atas badan Meta, ia melebarkan kaki si manis dan menempatkan penisnya di depan liang senggama, ia tak langsung memasukkkannya.

“kau mau missionary kan?”

Meta mengangguk cepat, ia suka posisi ini karena penis Bright akan sangat terasa menumbuk prostatnya dalam-dalam.

“sebaiknya kau menikmatinya”

Bright mulai memasukkan penisnya perlahan, ukuran penisnya yang besar sampai membuat Meta menahan nafasnya ketika dirasa kepala penis sang dominan menyeruak masuk kedalam dirinya.

“eengghhhh…” Meta mulai mendesah pelan, ia merasakannya, meski perlahan namun semakin lama semakin dalam.

Detik demi detik terlewati, kini setengah dari penis Bright sudah masuk kedalam Meta.

“apakah sakit taa? Bilang kalau sakit, jadi aku bisa berhenti” Meta dengan cepat menggeleng.

“m-masukkan saja…semuanyaa…please…ahhhhh”

Begitu mendengarnya Bright berinisiatif menghujamkan penisnya sekali hentak agar masuk semuanya, seluruhnya kedalam Meta.

“ahhhh…engghhh…b-bright”

tangannya mengepal dan kepalanya mendongak merasakan dirinya diisi penuh sekali oleh penis Bright. Bright hanya diam, tak menarik dan mendorong penisnya, ia mau Meta mulai terbiasa dan beradaptasi dengan ukurannya yang tertanam di dalam sana.

“udah masuk semua taa, bagaimana rasanya hmm?”

“enghhh…p-penih banget Bright..ahh kontolmu gede ba….bangethhh”

Bright gemas melihat kedua nipple berwarna merah muda milik Meta, maka dari itu ia mencubitnya gemas.

“ahh bright….”

“udah boleh gerak?” tanya Bright dengan sabar menunggu sampai Meta siap.

“udah…gerakin aja”

Perlahan Bright menarik penisnya, dan kekosongan yang maha kosong itu dirasakan Meta, seperti ada sesuatu yang direngut paksa dari dalam dirinya dan ketika Bright mendorong lagi penisnya, rasa penuh itu menyamabangi Meta lagi sampai kaki dan lututnya lemas serta gemetar.

TARIK

KELUARKAN

TARIK

KELUARKAN

Begitulah Bright memainkan temponya, membuat Meta menggelinjang dan menggelepar berkali-kali seperti ikan kehabisan air.

“ahh….bright…yeshh…ahhh….harderhhh….please”

CLOKK

CLOKK

CLOKK

Dituruti, Bright mulai meningkatkan temponya menjadi lebih cepat menumbuk Meta.

“ahh……ahhhh…too much….ahhh….b-bright…”

“huh? Faster huh? U want that?”

“n-no…ahh…..too much…I can’t take it….ahhh”

“no means yes baby”

CLOKKKKKKK

“AAARRGHHHHH…B-BRIGHT**

Keras sekali hujaman penis Bright, sampai menumbuk prostat Meta ke bagian terdalam.

“suka kan huh? Suka di entot kasar kamu taa? Huh…bilang ke gue” “ahhh…ahhh…hahhhhh..ahhh”

Tubuh Meta terlonjak-lonjak seiring gerakan Bright, semakin lama semakin cepat, semakin dalam dan semakin kencang.

“enak huh? Enak gakkk? tell me taa”

“y-yeshhh….enak banget Bright…ahh…ahhh….j-jangan berhenti”

CLOKKKK

“aaahhhhhhh”

“gini huh? Gini? Suka kamu taa?”

CLOKKKK

“ARRGHHH….bright…a-aku mau sampai…..ahhh..hahhhh”

“bareng taa….keluar bareng….ahh nambah ketat anjingghhhh”

CLOKK

CLOKK

CLOKK

“ahhh…ahhh..ahhh bright aku…aku…”

“TAHAN ….ahhhh dikit lagi taa”

Bright semakin cepat menghujamkan penisnya dalam-dalam, membuat Meta tak tahan juga untuk menahannya dan mendapat orgasme ternikmatnya bersama Bright.

“AAARGHHHHH BRIGHTTT”

“FUCKKK….AHH TAAAAA”

Mereka berdua meleguh bersamaan dengan orgasme yang datang seperti ombak tinggi yang berbondong-bondong menenggelamkan mereka.

Bright mencabut penisnya dan ia menubruk badan Meta, wajahnya langsung berhadapan dengan wajah sang seniman.

“yang tadi itu hebat sekali taa”

I know kau juga hebat sekali Bright….ahh…hahhh…”

“rasa-rasanya aku sudah bisa melukis bagian itu karena aku sudah merasakannya dengan tanganku, mulutku dan dengan…”

CUPPP

“kau nakal sekali taa, tapi aku suka hahaha”

Mereka berdua tertawa bersama dan berpelukan sebelum jatuh tertidur diatas ranjang ditengah badai salju yang melanda kota London diluar sana.


British Museum 10:10 Am

Mix berlari dengan cepat menghampiri Meta, terlihat banyak sekali lukisan yang dipamerkan disini dari para seniman berbagai belahan dunia.

“woyyy, mana lukisan lo?”

Tanya Mix pada Meta yang tengah asik mengagumi lukisan-lukisan yang tersaji dalam ruangan ini.

“aku? Sejujurnya aku datang kemari sebagai pengunjung bukan peserta”

“HAHHHH? Lah terus karya lo kemana?” Meta terdiam sejenak.

forget it ayo kita lihat kedalam, sepertinya masih banyak lukisan yang bagus, aku bisa tahun depan saja ikutannya”

“begitu? Baiklah”

Mereka berdua berjalan beriringan masuk kedalam museum di London ini, padahal yang sebenarnya terjadi adalah Meta tak rela tubuh Bright di lihat oleh dunia, maka dari itu setelah ia menyelesaikan bagian akhir dari lukisannya, ia memajang lukisan kanvas itu diatas ranjang kamarnya, untuk ia ingat bahwa ia pernah melukis sekaligus bercinta dengan seorang Bright.

Konten Kotor JeJe 2020