10 tahun atau 20 tahun kedepan.

Condo Mix-05:30 Pm

Senja sedang memperlihatkan warnanya sebelum malam menggesernya menjadi gelap dan sunyi.

Di dalam kamar ini ada Winata yang selalu terjaga, dengan sabar mengganti kompres pada dahi Mix sahabatnya itu, meski terkadang ia mendengar suara Mix yang merengek dan mengigau, Winata tetap sabar menunggunya di tepi ranjang bahkan tak jarang ia ketiduran di sebelah Mix.

Namun sore ini berbeda, setelah Winata mandi dan membuat secangkir teh hangat, ia kembali ke kamar Mix untuk melihatnya.

Ia melihat Mix yang sudah terbangun dan hanya bisa mengedip-ngedipkan matanya diatas ranjang.

“udah enakan?”

Mix yang mendengar suara karibnya itu langsung menolehkan wajahnya ke arah pintu, ia tersenyum cerah melihat Winata yang berdiri di ambang pintu dengan segelas teh hangat di tangan, hal ini persis dengan apa yang ia lalukan ketika ia berada di kamar Winata dan mendapati Winata tengah bersedih, saat itu ia membawakan Winata segelas teh hangat juga.

“udah lumayan, tapi masih sakit..... Ughhh”

“jangan... Jangan dibuat duduk dulu kalau gak bisa, its okay”

Win mendekat dan duduk di tepi ranjang.

“ayo aku seka dulu, belum mandi kan dari tadi pagi?”

Mix mengangguk lemah tak berdaya, badannya terasa remuk, mengingat apa yang terjadi semalam benar-benar membuatnya gila, dengan badan besar dan kekar Earth menindih Mix dan menguncinya di bawah, bagaimana tidak serasa remuk?

Win menuju kamar mandi dan kembali membawa sebaskom air hangat dan handuk kecil.

Ia mulai memeras handuk itu setelah di rendam dalam air hangat.

“harusnya kamu gak perlu lakuin ini....”

Win menyeka tangan Mix, kanan dan kiri secara bergantian.

“kalau kamu terpaksa, lalu buat apa? Itu kan point nya?”

“enggak.... Gak kok Win, aku gak terpaksa..... Hehehe”

Win menatap mata Mix, agak lama untuk menemukan jawaban.

“its okay, aku gak mau mencampuri urusanmu terlalu banyak, kamu punya privasi disini, aku menghargainya, yang aku mau kamu tahu.......sama seperti kamu nguatin aku saat down dulu, aku akan ada disini buat kamu”

“pak Bright beruntung ya....”

Ujar Siwi tiba-tiba.

“hah?”

“iya, pak Bright beruntung dapetin kamu Win, kamu care, kamu baik, kamu pandai juga, makasih banyak ya win... Maaf kalau lagi-lagi aku ngerepotin kamu”

“hussshhh, no... Gak ada dalam kamusku kata ngerepotin, oke? Mungkin besok kak Earth akan berkunjung kesini setelah dinas, aku menyuruhnya pulang tadi... Is it okay? Karena jujur saja aku gak bisa bebas jagain kamu kalau dia ada disini”

Win menyeka kaki hingga ke paha Mix dengan telaten.

“its okay gapapa, dia pasti berterimakasih banyak ke kamu ya win?”

“yaaa..... Begitulah.. Abis ini makan ya? Lalu minum obat lagi, kalau mau ke kamar mandi bilang aja, aku bantuin oke?”

Mix tersenyum mendengarnya, fakta bahwa Winata bukan siapa siapa dan tak memiliki pertalian darah membuatnya melankolis, bagaimana orang lain bisa se peduli ini dengan dirinya.

“sekali lagi makasih Win, tetap gini ya....”

“sampai nanti.... Sampai sepuluh atau dua puluh tahun ke depan” tuntas Mix yang mengubah suasana menjadi emosional.

“bahkan mungkin sampai gigimu udah ompong dan anak cucu kita jadi karib dekat, iyakan? Aahhahahaha”

Mereka berdua terkekeh kecil dengan cahaya senja yang semakin meredup membawa malam yang gelap dan sunyi untuk mereka berdua lewati bersama.