Elizabeth

***

Yang namanya sahabat. Ia adalah orang pertama yang akan peka dan bertindak. Meski tak bertalian darah. Meski bukan saudara. Rasa peduli itu tumbuh dan ada. Yang namanya sahabat. Ia adalah orang pertama yang sadar dan akan bertindak. Seperti saat ini, Gawin menuju Elizabeth mencari Dokter Davika berada.

***

Minggu, 22 Desember 2019 10:30 Am

Gawin sudah ada di ruang ini, ruang tunggu untuk setiap pasien yang memiliki janji dengan seorang dokter.

Rumah sakit Elizabeth ini benar-benar istimewa jika dibandingakan dengan rumah sakit lainnya di Semarang, selain pengobatan secara medis, disini juga ada psikolog dan psikiater yang membantu dokter menentukan diagnosa dari berbagai kacamata dan sudut pandang.

Ia sudah membuat janji dengan seorang dokter bernama Davika yang memberi diagnosa pada sahabatnya, ia disini bukan untuk berobat namun untuk memastikan dan mencari informasi lebih banyak.

“pak gawin? Silahkan pak, bu davika sudah ada didalam”

Ucap seorang perawat.

“baik, terimakasih mbak”

Dan gawin memasuki ruangan ini, hanya putih bersih khas rumah sakit, disana ada seorang dokter dengan tag nama davika.

“selamat siang pak Gawin, silahkan duduk pak”

Ujar dokter davika ramah. Gawin duduk dan berhadap-hadapan dengan Davika.

“ada yang bisa saya bantu? Atau ada keluhan?”

“ah enggak dok, saya disini mau bertanya tentang diagnosa teman saya”

Alis davika mengernyit, tak biasanya ada yang datang hanya untuk bertanya seperti ini, apalagi sampai membuat janji tempo hari.

“ba... Baik.... Boleh tau siapa namanya?”

“Bright dok, Bright Vachirawit. Dia dokter di Univ GMM”

“baik tunggu sebentar. Saya cari datanya dulu ya”

Dan setelahnya Davika sibuk mencari data Bright di komputer, memastikan datanya benar dan akurat.

“baik, ini sudah ketemu, nama pasien Bright Vachirawit, dengan diagnosa Short therm memory lost, benar?”

“iya dok”

“jadi, apa yang mau ditanyakan?”

“to the point aja ya dok, apakah bisa sembuh?”

Sang dokter tersenyum mendengar pertanyaan yang sudah sering ia dengar dari keluarga ataupun pasien sekalipun, tentang kemungkinan sembuh dari gangguan atau penyakit yang ia derita.

“pak Gawin, saya tidak bisa memastikan apakah pasien bisa sembuh atau tidak pak, namun ada beberapa hal yang perlu saya sampaikan pada bapak mengenai pak Bright....”

“dari hasil beberapa test, pak Bright mengalami stress dan depresi ringan, saya rasa dia tertekan akhir-akhir ini, saya harap pak Bright bisa menemukan coping stress yang sesui untuk mereduksi itu, karena dari Stress inilah yang memperburuk keadaan.....”

“dan untuk sembuh? Semua penyakit bisa sembuh asal ada kemauan dan daya juang dari pasien itu sendiri pak, saya lihat juga pak Bright terakhir kemari kadar gulanya rendah sekali, mukanya pucat dan dari riwayat medis memiliki asam lambung, Saya harap pak Gawin bisa memperhatikan asupan makanan yang di konsumsi pak Bright..... “

Gawin termenung sejenak, sejak berpisah dengan Winata, Bright benar-benar tak terurus, ia tak peduli dengan dirinya lagi, bahkan gawin tak pernah melihat bright makan siang di kantin lagi, entah apa yang sebenarnya terjadi. Gawin menyadari bahwa peran Winata sangat luar Biasa besar pada hidup Bright, bahkan bisa sekacau ini ketika mereka tak bersama.

Kalau sudah begini, bagaimana ia harus bertindak? Ia tak bisa memaksakan win untuk bersama bright, ia tak mau win mencintai bright hanya karena iba, pikiran Gawin berkecamuk memikirkan apa dan bagaimana ia harus bertindak kedepannya.

Jika Bright terus-terusan seperti ini, hanya tinggal menunggu waktu saja hingga semuanya semakin memburuk. Bright membutuhkan winata saat ini, namun apakah winata membutuhkan bright seperti bright membutuhkan winata? Disitulah Gawin berfikir keras.

Kanyataan bahwa kemarin Gawin sengaja mengetes Bright dengan menanyakan semua hal tentang winata ia tak lupa sedikitpun, namun ketika gawin menyuruh Bright mengambil bola, justru Bright melakukannya berkali – kali, ini aneh namun memang nyata, bahwa winata sudah menjadi pusat dunia bright bahkan ketika kisah mereka telah usai.

“untuk saat ini kira-kira apa yang bisa saya lakukan dok?”

“jika anda rekan kerjanya sebaiknya anda memegang schedule kegiatan pak Bright dan ingatkan apa – apa saja yang harus ia lakukan”

Sudah, gawin sudah melakukan itu beberapa bulan belakang sejak ia mencurigai kalau Bright lebih sering lupa dari biasanya.

“kalau untuk pasien sendiri dok?”

“untuk pak Bright sudah pasti asupan makanan bergizi sangat dibutuhkan, dan untuk melakukan pencegahan bisa menulis 'to do list' di notes untuk selalu mengingatkan apa saja yang akan dilakukan hari ini, simple memang pak, namun itu adalah langkah penting sekali “

Ia teringat, kemarin ketika ia sengaja meminjam ponsel Bright dan membuka catatan, semuanya hanya ada nama win disana, bahwa selama ini hanya win lah yang selalu bright coba ingat untuk tak ia lupakan.

Sekarang Gawin bingung, ia harus apa?

Minggu, 22 Desember 2019. Gawin dan Elizabeth.