Evermore 8

diambil dari ingatan Winara Cahaya Senja.

Aku melihatnya, ia ada di sebrang sana dengan seorang lelaki, ternyata ini alasan sebenarnya? Ia sudah menemukan penggantiku dan membuat Bian menjadi alasannya bisa putus denganku? Tahukah kalian bagaimana sakitnya? Sakit sekali.

Aku berjalan menuju ke arahnya.

“ini alasannya?” aku melihat ke lelaki yang duduk di sebelanya, bahkan aku melihatnya berciuman beberapa kali sebelum aku sampai kemari.

“Ara? Kamu ngapain kesini?”

“ini Wan? Kamu begini?”

Ia hanya diam, lelaki itu juga hanya terlihat bingung melihat ke arahku dank e arah Awan bergantian.

“mengapa kamu gak bilang saja kalau kamu sudah nemu yang baru? Mengapa kamu pakai Bian sebagai alasan untuk putus? Dan lihatlah? Siapa yang mendua? Siapa yang selingkuh? Adakah aku disana Wan? Enggak kan? Kamu yang mendua Wan, kamuu”

Aku menangis mendapati fakta perih ini, bahwa semua tuduhannya padaku adalah hal yang ia lakuka sendiri di belakangku.

“maaf Ra, tapi aku sudah tak bisa lagi”

“akupun sama Wan…..” potongku cepat.

“aku gak mau pacaran sama pembohong sepertimu Wan, aku kecewa sama kamu”

“maaf Ra”

“tak apa, aku doakan semoga kalian bahagia selalu”

Aku mulai melangkah menjauh dari pandangan mereka, menyeka air mataku yang tak mau berhenti mengalir, perihya sampai ke ulu hati.

diambil dari ingatan Winara Cahaya Senja