#FN1

Pelataran Graha Estetika 10:30 Am

Setelah memesan meja di Encycoffedia, Winata segera menuju pelataran Graha Estetika dimana Luke sudah menunggunya disana.

Dari kejauhan Winata bisa melihat Luke yang sudah menunggu disana dengan sebuah motor gede, ia kira Luke akan menjemputnya dengan mobil, bukan, bukan apa-apa, hanya diluar ekspektasi Winata saja.

Pun dengan Luke yang senyumnya tak memudar dari pertama kali matanya manangkap sosok Winata dari kejauhan, ia mengakui kalau Winata nampak semakin manis tiap harinya.

“udah lama?”

Winata sudah sampai di hadapannya.

“gak juga Win, cakep bener hari ini”

Win hanya memutar matanya menanggapi perkataan Luke, baginya ada satu sisi Luke yang baru ia tahu, bahwa Luke suka memuji.

“pakai motor? Gak takut kehujanan? Semarang lagi gak tentu cuacanya loh”

Ucap Winata seraya memegang menerima helm yang diberikan Luke padanya.

“gapapa kan? Ya sebenarnya tadi pengennya pakai mobil sih, tapi kayaknya lebih asik motoran kan?”

'sebenernya pengen ngerasain di pegangin sama kamu dari belakang sih Win, sengaja pakai motor' batin Luke dalam hati.

“ya.. Gapapa sih Luke, yuk”

“Eiittsss... Bentar dong, ini helmnya di pake dulu, mau aku pakein gak?”

Luke siap merebut Helm yang sudah ada di tangan Winata, ia berniat memakaikan helm itu langsung ke kapala Winata dengan hadap wajah mereka saling berdekatan dan mata mereka saling pandang satu sama lain.

“gak usah, aku bisa sendiri kok”

Winata menepis tangan Luke dan langsung memakai helmnya sendiri, setelahnya ia langsung naik ke keatas motor, tepat di belakang Luke.

“o-okay”

Brumbumbumbum

Suara motor yang keras dan memekakkan telinga khas motor gede langsung terdengar.

“siap Win?”

“siap, udah nih”

“gak mau pegangan nih?”

“ha? Apa? Gak denger Luke” Jawab Winata yang memang terhalangi suara motor yang memekakkan telinganya.

Tak menjawab apa yang di katakan Winata, Luke langsung memasukkan satu gigi dan mengegasnya.

BRUMMMM

“AAAAAA”

Winata kaget dan reflek memegang pinggang Luke erat-erat.

'nah, ini yang aku tunggu-tunggu' batin Luke.

Tangan kirinya nenggenggam kedua tangan Winata yang yang memegang pinggangnya erat sekali.

“Pegangan yang erat ya Win, bukan apa-apa, takut aja kalau kamu jatuh kan”

Ucapnya dengan santai, sangat kontras dengan Winata yang baru saja senam jantung. Tak mau mendebat apa yang dikatakan Luke, Winata menempatkan tangannya semakin erat di pinggang Luke yang semakin mengebut dan menggila di jalanan.