FN3

Kamar Winata 09:30 Pm

Setengah sepuluh malam tepat, Bright masuk kedalam kamar yang familiar, kamar kekasihnya.

Langsung dari kampus, masih mengenakan kemeja, celana hitam kain dan juga pantofelnya.

“malam sayang”

Bright mencopot sepatunya dan melangkah mendekati Winata yang duduk di ujung ranjang. Ia memeluknya erat-erat, menghirup wangi shampo di puncak kepala Winata dan mengecupnya, juga wangi sabun yang wanginya memenuhi paru – paru Bright saat ini, ia sungguh rindu pada Winatanya.

Tak menjawab ucapan selamat malam dari Bright, yang dilakukan Winata adalah membalas pelukan Bright sama eratnya, ia tak bisa bohong kalau saat ini ia juga sangat merindukan Mas Bright nya.

“maafin mas ya? Akhir-akhir ini sibuk, gak ada waktu sama kamu, maafin mas sayang”

Lagi-lagi Bright mengecup puncak kepala Winata.

“Win kangen mas..... Hiks... Win kangen”

Tak Bright sangka, ternyata Winata tengah berairmata di pelukannya, hal itu menjelaskan mengapa ia merasa kemejanya basah, ternyata Winata menangis dalam diam.

“stttt iya taa, iya sayang”

CUPPP

Bright berkali kali memberikan kecupan singkat.

“kenapa sih mas.... Hiks kenapa mas sibuk banget? buat ngabarin Win aja gak bisa ya mas?”

“sshhhh....iya taa iya, mas udah ada disini, okay? Gausah nangis, gak ada yang perlu di tangisin kan?”

Bright menangkup wajah Meta dengan kedua tangannya, matanya merah, hidungnya juga, bibirnya cemberut seperti ingin dikuncir, nampak sangat menggemaskan.

“aku mau ngambek pokoknya”

Winata mencoba melerai tangan Bright yang memegang wajahnya, namun yang dilakukan Bright adalah memangkas jarak dan mendekatkan wajahnya.

Bright mencium bibir merah muda itu pelan, penuh rasa dan kasih sayang, sangat perlahan hingga rasanya butuh berhari-hari untuk melerai ciuman itu dan Winata berairmata disana, menyadari betapa rindunya ia dengan sosok didepannya.

“will your mouth still remember the taste of my love?”

Ujar Bright setelah melerai ciuman penuh cinta itu.

Winata menggeleng dan membuka matanya.

“kalau cuma segitu aja sih gak inget mas, gimme more” Ia tersenyum untuk pertama kalinya pada Bright.

“mau pake permen mint?” Tanya Bright yang mengeluarkan sebuah permen dari saku kemejanya.

“udah paham huh? Bukain”

Dan ketika permen itu sudah ada dalam mulut Bright dan akan ia bagi bersama Winata.

CKLEKK

“Win pinjem hair dryer dong.... Eh”

Mereka bertiga melongo. Bright, Winata dan Mix disaat yang sama.