get caught

Balkon fakultas psikologi-lantai 7 Senin, 26 September 2019-12:10 Pm

Win bergegas menuju balkon lantai 7 yang menjadi lantai teratas di fakultas psikologi, tak banyak aktifitas di lantai ini, tak ada kegiatan perkuliahan karena disinilah pusat laboratorium psikologi berada, disinilah tempat paling jarang aktivitas mahasiswa dari semua lantai yang ada.

Setelah lift terbuka, dengan mudah mata indah winata menangkap sosok yang ia kenal di sudut sana, pun orang itu sedang memandang padanya.

Senyum manis itu mengembang diwajah keduanya, win berjalan dari lift menuju Bright yang duduk disana, membelakangi cahaya sang surya menjadikan Bright satu-satunya tujuan winata saat ini, terlihat tampan dan menawan.

“udah dari tadi mas disini” ucap win ketika sampai di depan Bright dan ikut bersimpuh dibawah bersama bekal makan siang yang ia bawa untuk mereka berdua.

“gak lama kok win, nungguin kamu seharian juga mas gak masalah kok” jawab Bright yang terdengar seperti gombalan di telinga winata. “apaan sih mas, gombal banget tau gakkk, basiiii” ejek winata, meski kini dia blushing sendiri dibuatnya.

“ahahahaha, so, makan siang kali ini disini gapapa kan?”

“gapapa kok mas, tempatnya bersih kok, disana juga ada tempat sampah, jadi gak bakal ngotorin gedung fakultas deh” ujar win yang mulai mengeluarkan satu persatu bekal yang ia buat untuk mereka berdua.

“pocky?” ujar bright terheran karena winata membawa beberapa makanan ringan dan pocky menjadi pusat berhatian mata bright.

“iya mas, kenapa? Win suka pocky kok” jawab win seraya membuka bungkus makanan ringan itu.

“mas mau gak? Nih makan” win memberikan satu stick coklat itu didepan mulut Bright, namun yang selanjutnya dilakukan Bright sungguh diluar prediksi.

Bright menarik tangan winata yang membuat badan mahasiswa itu tertarik ke arah Bright dan menubruk badan sang Dosen.

“ihhh apaan sih mas, kan kalau gini posisinya kayak win lagi meluk mas bright”

win baru saja akan melepaskan diri namun yang selanjutnya terjadi adalah bright memegang rahang winata dan mengarahkannya tepat ke wajahnya, membuat mereka beradu tatap, Bright tak mengucapkan sepatah kata apapun, dari tatapannya ia mengirimkan isyarat diam untuk winata.

Maka ketika win sudah tak lagi berontak, hal yang selanjutnya terjadi adalah mereka berciuman, bibir mereka saling bertemu, menikmati kecupan demi kecupan yang mereka dapat. Ketika win tak lagi sanggup menerima cumbuan itu ia menyudahinya.

“ahhh….ma…mas apa-apaan sih ihhh, kan niatnya mau makan siang disini” win menarik dirinya dari pelukan bright, dengan nada merajuk seperti anak kecil yang terdengar lucu.

“iya, barusan mas makan siang, makan kamu ” bright terkekeh sendiri mendengar apa yang barusan ia ucapkan.

“apasihhhh masssss, nanti kalau ada yang lihat tau rasa loh”

“mana ada yang lihat sih win, jam segini gak ada yang ke lab, kan mas kepala labnya”

“udah ah, jangan kebanyakan alasan, ayo makan” ajak win yang sudah semangat untuk sesi makan siang.

“tapi mas penasaran sama pocky itu deh, mas pernah lihat ada game pocky yang di taruh di sini nih win” bright mencondongkan badannya dan langsung mengusapkan jarinya di bibir winata.

“wanna try?” tawar Bright

“ma…mas, I think its not a good idea”

“just once, I promise” bright belum menyerah juga.

Suasana di balkon lantai 7 yang sepi dan sunyi membuat winata berpikir dua kali untuk menyetujui pinta Bright, namun karena situasi sedang mendukung mereka maka yang terjadi selanjutnya adalah

“okay, just once right?”

“yes, mau kan?”

Win tak menjawab, yang ia lakukan adalah menempatkan stick pocky itu dibibirnya, menunggu bright untuk menuntaskan penasarannya.

“come and bite me” ucap win yang terdengar seperti menantang ditelinga bright.

Mendengar jawaban itu Bright langsung mencondongkan tubuhnya, mulai menggigit sedikit demi sedikit stick coklat itu hingga tak lagi bersisa, hingga tak ada jarak diantara keduanya dan membuat bibir mereka saling bericuman, menikmati manisnya coklat itu dengan cara yang baru untuk mereka nikmati bersama, ciuman penuh perasaan dan cinta itu serasa semakin dalam menghanyutkan mereka untuk lupa dengan keadaan sekitar.

“EHEMMMM…..SEKALI LAGI INI KAMPUS, BUKAN HOTEL BINTANG LIMA”

Suara itu mengangetkan Bright dan Winata, suara Gawin yang berdiri di depan pintu laboratorium. Intrupsi itu melerai ciuman itu secara paksa, membuat winata tertunduk malu dan membuat bright secepat kilat kembali ke posisi duduknya.

“gue udah perhatiin kalian sebulan terakhir ini, semakin hari kok semakin berani ya, kalian itu dosen dan mahasiswa kalau masing di fakultas, jaga sikap kalian”

ujar Gawin yang sudah panas, pasalnya sebulan terakhir ia diam dan tak pernah membahas apalagi menyinggung masalah video kartu memori itu, selama satu bulan juga ia memperhatikan gerak-gerik dosen dan mahasiswa ini yang semakin hari semakin berani menunjukkan adanya hubungan yang tak wajar diantara keduanya.

“bright abis ini ketemu gue di ruang konseling, ada yang mau gue omongin sama lo”

titah Gawin yang selanjutnya turun menggunakan tangga meninggalkan Bright dan Win yang masih dalam suasana canggung disana.

Balkon fakultas psikologi Senin, 26 september 2019-12:25 Pm