Gum

Setelah memakai pakaiannya, Bright bergegas memunguti pakaian win yang berserakan dilantai.

Sebelum memakaikannya, Bright terlebih dahulu mengeluarkan sebuah alat yang memiliki kendali remot dari handbag, ia mengangkat satu kaki win di pundaknya dan ia masukkan alat itu kedalam tubuh win. Membuat metawin yang tertidur mengerang seketika.

“eeemmhhhhh...... Masshhhhh.... Itu..... Itu apaahhhhh ahhhh”

“yang bikin kamu keenakan nanti sayang, pakai ya....”

Setelahnya Bright memakaikan pakaian itu pada metawin, mengabaikan sebuah vibrator yang menyumpal lubang bawah metawin.

“ayo bangun sayang, udah mas pakaikan celananya, yuk” Bright menarik win berdiri, setelahnya ia memeluk dan mencium keningnya.

“nanti kemaleman sayang, bangun dulu ya, nanti boleh tidur di mobil” lanjut bright.

Sedangkan win? Ia gelisah dalam duduknya, sesuatu yang menyumpalnya dari bawah mulai bergetar pelan, membuat dirinya tak nyaman dan gelisah.

“masshhhhh ahhh.... Can i take it off..... Please... Mmmhhhhhh”

“yuk jalan”

Bright berakting seolah tak mendengar rengekan win tentang vibrator itu, tak cukup rupanya ia mempermaiankan metawin, bahkan saat ini ia memberikan obat perangsang dan menyumpalkan vibrator pada win.

Pelahan win melangkah bersama Bright meninggalkan ruang audio visual, mereka menuju lift untuk membawa mereka ke lantai dasar, didalam lift Bright memulai aksinya, mempermainkan win dengan remot kontrol yang ada ditangannya, ia menaikkan frekuensi getaran pada vibrator itu, win yang terkejut hampir saja ambruk di lantai karena lututnya sudah terlalu lemas untuk dipermainkan seperti ini, jika saja ia tak berpegangan pada lengan kekar bright, win sudah jatuh dilantai lift.

“massshhhhh...... Pleasee... Ini.... Ini..... Ahhhh”

Win terus meminta pada bright untuk menghentikan kejahilannya, sedangkan bright tersenyum licik karena permainan yang sebenarnya baru saja akan dimulai, hanya menunggu waktu saja hingga obat itu meresap dan mengubah kekasihnya yang terlihat polos akan menjadi binal seketika.