Hi Again

Apotek Tembalang-10:00 Am

Winata langsung menuju Apotek setelah berpamitan pada Bright dan membaca pesan singkat ada di panel notifikasinya, tak mau repot-repot untuk membalas pesan dari Earth.

“dasar..... Maunya enaknya doang, abis enaknya kok gak tau harus apa sih..... Kesel banget ihhh”

Omelnya sendiri ketika mobilnya sampai di persimpangan lampu merah.

“mas Bright kaya gitu gak ya? Awas aja kalau kaya gitu..... Aku kunyah tuh.... Ahahahahhahhaa”

Candanya sendiri.

Tak butuh waktu lama, ketika warna lampu sudah berubah menjadi warna hijau, Winata langsung menancap gas menuju sebuah apotek di daerah tembalang, tak terlalu jauh dari tempatnya tinggal.

Tak begitu ramai, ia disini juga hanya membeli paracetamol, hanya ada 3 orang didalam sana, 2 perempuan dan satu lelaki yang sedang memgantri untuk dilayani.

Winata langsung memgantri di belakang lelaki yang ada di depannya, ia seperti kenal dengan punggung lelaki di depannya, namun ia tak ingat siapa orangnya, niatnya ingin pura-pura tak peduli, namun yang dilakukannya sangat berkembalikan dengan niat di hatinya.

“permisi, apa aku mengenalmu? Sepertinya kamu familiar..... Seka......... Li”

Perkataannya terputus di akhir ketika lelaki itu membalikkan badannya, dan senyum lebar diberikan lelaki itu.

“hai, kita ketemu lagi”

Ujar Luke dengan perasaan yang luar biasa senang, disaat ia kembali ke toko baju yang sama namun nihil, siapa sangka takdir mempertemukan mereka lagi di sebuah apotek.

“kamu..... Kamu kan yang aku mintai bantuan buat nyoba kemeja kan?”

Winata berkata dengan gelagat sepeti mengingat-ingat.

“yup betul, kita belum berkenalan btw, aku Luke, kamu?”

Luke langsung memberikan tangannya untuk segera disambut oleh tengan Winata dan saling bersalaman.

“aku Winata, panggil Win aja gapapa”

Ujarnya seraya menyambut tangan luke dan menyalaminya.

“salam kenal ya, tinggal dimana memangnya?”

Ucap Luke yang masih menggenggam balik tangan Winata dan meremasnya pelan, entah apa yang ia cari dari sana.

“ahhh... Dekat sini kok, ummmm maaf b-boleh aku ambil lagi tanganku? Ahahahaha”

“ehhh maaf Win, ahahaha kelupaan nih, btw aku boleh minta tolong gak?”

Seorang wanita keluar dari apotek setelah membayar tagihan di kasa, menandakan tinggal 1 wanita lagi di depan antrean.

“apa? Kalau aku bisa bantu pasti aku bantu kok”

“boleh pinjam ponselnya bentar? Aku lupa obat apa yang harus aku beli disini”

“hah? Masa bisa lupa sih?.....”

Winata merogoh ponsel di kantung celananya dan menyerahkannya pada Luke.

“nih... searching sendiri deh di google”

Dan Luke menerima ponsel itu dengan perasaan senang.

“maaf, ini siapa dulu? Ayo cepat jangan menumpuk antrean” ujar pegawai apotek ketika sudah selesai melayani orang terakhir dalam antrean tadi.

“Win, kamu dulu gih, aku mau cari dulu”

Winata mengangguk.

“oke, thanks ya”

Dan Winata sudah melangkah terlebih dahulu untuk membeli paracetamol.

Yang dilakukan Luke bukanlah membuka google, namun mengetikkan nomornya di menu panggilan dan ketika getar itu terasa di celananya yang menandakan panggilan nomor Winata sudah masuk dalam ponselnya, ia kembali kematikan panggilan dan segera menyerahkannya pada Winata.

“Win, nih... Makasih ya”

“udah inget apa yang mau di beli? Masa bisa sampai lupa sih ahahahhaha”

“iya udah kok”

“mas ini obatnya dan ini kembaliannya ya” ucap karyawan apotek ketika selesai melayani pesanan Winata.

“Luke....ummmm maaf ya aku duluan, aku di tungguin orang soalnya, so.... Bye”

Ia melambaikan tangannya pelan.

“iya hati-hati di jalan ya, semoga bisa bertemu lagi di lain kesempatan”

Luke membalas lambaian tangan Winata.

Setelah Winata keluar dari apotek dan memastikan Winata tak bisa mendengar suaranya, ia berujar lirih.

“kalau jodoh pasti jumpa lagi” sambil tersenyum senang karena mendapatkan nomor Winata.

“hah? Apaan mas? Jodoh apaan?”

Itu suara karyawan Apotek yang membuyarkan moment Luke dan langsung berbalik dan memesan beberapa obat yang ia butuhkan.

“bukan... Bukan apa apa kok”

Ujarnya seraya menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.