Iam Drunk

Ruang tengah Rumah Bright 01:10 Am

Jam 1 pagi, semua yang direncanakan sudah selesai dilakukan, dari acara bbq, netflix and chill, hingga ditutup dengan minum anggur dan beberapa kaleng beer.

Hal tersebut membuat kesadaran Winata mulai meninggalkannya detik itu juga, ia tak bisa mengendalikan dirinya sendiri ketika di dekat Bright.

Seperti yang terjadi sekarang, ketika Bright yang masih sadar sepenuhnya membawanya ke ranjang untuk menidurkan kekasihnya itu, Winata tak pernah berhenti merengek dan bermanja pada Bright.

“maaaassssssss”

Panggilnya dengan nada yang manja, seperti anak kecil yang tak mau ditinggal.

“kenapa hmm? Udah bobo aja ya”

Ucap Bright bersiap-siap bangkit dari ranjang untuk kembali ke ruang tengah.

“disini ajaaa, temenin bobo.... Ummmmm.... Hoammmss”

Winata menarik satu lengan Bright untuk ia genggam dengan kedua tangannya, mencegah Bright untuk pergi dari jangkauannya.

“manjanya kamu taa kalau lagi mabuk gini”

Bright membelai rambut Winata, mata mereka bertemu, namun Bright tahu kalau kesadaran Winata tak sepenuhnya berada disana, mata sayu dan pipi merah itu menjadi bukti kuat kalau Winata tengah berada dalam pengaruh alkohol.

“enggakkkk.....”

Winata menggelengkan kepala, sedangkan Bright hanya mengernyitkan alisnya saja ketika mendengarnya.

“aku gak mau kok mas.... Gak mabuk hahahaha.... Mas yang mabuk kann”

Ia menyanggah apa yang dikatakan Bright tentang dirinya yang tengah mabuk, namun Bright tahu dan faham dengan situasi seperti ini.

“iya-iya, mas temenin bobo disini ya, tapi kamu beneran bobo kan?”

Winata mengangguk dengan wajah yang sangat manis, jika Bright mau ia bisa saja melakukannya sekarang, namun ia tak mau melakukannya ketika Winata dalam keadaan setengah sadar seperti ini.

Akhirnya ia mengalah dan ikut membaringkan dirinya diatas ranjang, tepat disebelah Winata. Setelahnya ia menarik Winata mendekat untuk menempatkan kepala kekasihnya itu di otot bisepnya dan membelai rambut hitamnya.

“ayo tidur, mas udah temenin disini kan”

“ummmm.... Mau di puk-puk”

Ujarnya bermanja-manja pada Bright. Tanpa ada kata lagi, Bright langsung mengerahkan tangan kanannya untuk menepuk-nepuk punggung dan terus kebawah menuju tulang ekor Winata, berharap si manis agar segera terlelap bersama mimpi.

Namun ternyata Bright salah, semakin tangannya bergerak di bagian pantat Winata untuk menepuk-nepuknya, justru Winata malah semakin terjaga dan mempelihatkan gelagat-gelagat aneh.

Nafas Winata memburu hanya karena sentuhan tangan kanan Bright yang berusaha membuatnya tertidur, justru yang terjadi malah berkebalikan, Winata semakin bergerak gerak aneh.

“kamu kenapa hmm? Gerak-gerak terus dari tadi, katanya mau bobo kalau mas puk-puk gini”

Winata tak menjawab, yang dilakukannya adalah menggerakkan tangannya dibadan Bright, seperti sedang menggerayanginya.

“taa? Kenapa gini? are you in a mood?”

Winata mengangguk di pelukannya, tangannya terus menyentuh bagian-bagian privasi Bright hingga ia harus menahan nafasnya sendiri.

don`t be like this taa, mas gak mau kamu nyesel nantinya”

Bright mencoba meraih tangan Winata yang sudah menggenggam privasinya.

“jangan ya? Udah yuk tidur.....”

Namun terlihat dan terdengar Winata merengek.

“jangan merengek gini, udah ya nakalnya..... Mas gak mau lakuin ini disaat kamu mabuk gini sayang”

“ummmhhhhh... Mashhhh”

“no... No taa, udah ayo tidur”

but can i touch it?”

Ujarnya dengan mata sayu yang sudah akan terlelap.

Bright mengangguk menanggapinya meski ia tahu kalau itu berarti ia harus menahan hasrat semalaman suntuk.

“udah ya pegang aja, abis ini bobo”

Ucap Bright seraya membelai kepala kekasihnya itu dan mengecup puncak kepalanya.

“selamat tidur taa, have a nice dream babe

Tak lama hingga keduanya sama-sama terbuai oleh mimpi dengan tangan mereka yang saling berada di area privasi satu sama lain.