Improvisasi

Seperti biasanya, setelah menyelesaikan pekerjaan mereka dengan berpura-pura menjadi Sarawat-tine, Bright dan win pulang di condo milik bright karena akan memudahkan win untuk langsung ke lokasi bekerja daripada harus pulang kerumah ditengah malam seperti ini.

“kak tadi ada adegan yang harusnya gak ada di script loh kak, kok kakak malah main cium-cium sih di depan kamera?”

“kenapa hmmm? Biar bagus aja nanti pas udah tayang”

“tapi kan, kalau kru pada curiga gimana?”

“curiga gimana?”

“ya curiga sama hubungan kita, katanya mau keep it lowkey, tapi kakak sendiri yang gak bisa biasa aja kalau di publik, huff sebel” win mengerucutkan bibirnya, terlihat lucu dan menggoda disaat yang sama.

“hmmm? Kenapa sebel? kan Cuma cium pipi, bukan sampai yang lain –lain kayak biasanya kita lakuin disini kan?”

ujar bright seraya menepuk ranjang empuk yang sedari tadi menompang berat mereka berdua.

“emang biasanya kita ngapain?” win yang telantang diranjang menghadapkan dirinya lebih condong ke arah bright.

“mau kak bright lakuin sekarang hmmm? Jangan suka mancing-mancing, yang kemarin masih sakit kan?”

bright ikut mencondongkan dirinya ke arah metawin, jadilah diatas ranjang mereka saling telentang berhadapan.

“it hurts but feel so good” goda win dengan senyum nakalnya.

Siapa sangka kalau win yang terlihat seperti anak polos ini benar-benar menguji akal sehat bright tiap kali hanya ada mereka berdua di ruangan.

“don’t try me bunny, u know I’m not gonna stop right?”

bright memperingatkan win untuk terakhir kalinya, sejujurnya sejak di pengambilan beberapa scene bright benar-benar menekan libidonya agar tak meledak ditengah shooting.

Win tersenyum, ia tak menjawab pertanyaan yang bright berikan, yang ia lakukan adalah membelai rahang tegas bright, dengan sentuhan yang lembut itu cukup membuat bright meremang disana. Win mengusapkan jarinya di pipi bright.

“gimana win gak kegoda kalau pacarnya win ganteng kayak gini?”

Bright memejamkan matanya, menikmati sentuhan demi sentuhan yang diberikan metawin padanya, sentuhan sederhana yang sangat sensual ia rasakan disana.

Dipegangnya tangan metawin yang asik mengusap pipinya, dipegang dan dicuminya tangan indah itu, setelahnya ia tersenyum.

“suka ya ngegoda kak bright kayak gini hmm? Nakal ya bunny-nya kak bright”

kini tangan bright yang menyebrang diantara jarak mereka berdua dan langsung meremas pantat sintal metawin, membuat win memejamkan matanya seraya menikmati sentuhan demi sentuhan yang bright berikan padanya.

Tangan Bright semakin nakal dengan mengelus era paha bagian dalam metawin, sentuhan sesual yang dapat membangkitkan libido si manis agar terus meminta lebih dan lebih.

“eengghhh….kakhhh…” win mengigit bibirnya sendiri

“kenapa hmmmm?” tanya bright yang masih asik memebrikan sentuhan-sentuhan sensualnya

Win tak menjawab, yang ia akukan adalah memejamkan mata, menggigit bibirnya sendiri dan menikmati sentuhan demi sentuhan di kulitnya, terasa nikmat dan membuat getaran nafsu itu semakin membuncah.

“eeemmmmhhhh, plishhhh kakkhhh” win mendesah dan akhirnya memegang tangan bright yang semakin liar memberikan sentuhan di kulitnya.

Bright yang mendengar win semakin meminta pada dirinya langsung memposisikan dirinya di atas si manis, sedangkan win yang tadinya memejamkan matanya kini melihat bright yang menindihnya, memperhatikan ketampanan sang kekasih, dibelainya rahang tegang sang kekasih yang menjadi spot kesukaannya.

“gimme that kak, I want it” ucap win dengan suara yang terdengar parau karena menahan nafsu dan nikmat yang menyerangnya dari tadi.

Bright tersenyum mendengarnya, dibelainya rambut win yang ada dibawahnya, memberikan dan mengirimkan afeksinya pada win.

“yakin hmm? Kan semalem udah sayang, masih sakit kan sampai sekarang? Kakak gak mau egois win, kakak sayang sama kamu, kakak gak mau nyakitin orang yang kakak sayang”

ucap bright yang diakhiri mengecup dahi metawin.

Win tersenyum mendengar perkataan bright diatasnya, ia tahu dan paham kalau bright tak suka memaksakan kehendakanya jika itu menyakiti dirinya, namun berbeda dengan saat ini, win lah yang sangat ingin melakukannya.

“win yang mau, win mau sekarang” ucap win seraya memberikan senyuman manis itu

“beneran hmmm?” tanya bright memastikan sekali lagi

“beneran kakkk, ihhh” win gemas sendiri dengan bright yang terlalu banyak meminta izinnya.

Bright tersenyum geli melihat win yang sedang ingin melakukannya sekarang, maka yang dilakukan bright selanjutnya adalah memupus jarak diantara mereka, memberkan kecupan dan ciuman lembut tepat di bibit win yang ada dibawahnya, cukup pelan dan penuh dengan perasaan seakan memberi tahu win kalau ia tak akan menyakitinya.

Ciuman itu menjadi semakin dalam dan semakin panas, win semakin menuntut lebih dari permaianan ranjang kali ini, tangannya pun tak bisa diam, dibawanya tangan itu masuk kedalam kaos yang dikenakan bright, disana ia mengusap dada hingga perut padat berotot yang meiliki enam ceruk kotak kesukaannya.

“eummmhhh…..emmmmmhhhh”

win mulai mendesah ditengah panasnya pagutan mereka, mencoba untuk membakar nafsu Bright agar menunjukkan sisi liarnya, sungguh keputusan untuk membangunkan singa yang tengah tertidur dalam diri Bright adalah hal yang menantang bagi win.

Selanjutnya yang dilakukan bright adalah mencoba melucuti satu persatu pakaian yang win kenakan, masih dengan ciuman panas yang terasa semakin nikmat dan semakin dalam, di campakkannya kaos yang dikenakan si manis, menampilkan kulit putih bersih dan beberapa bercak merah yang masih belum hilang karena permaianan mereka semalam.

PWAHHHHH

Ciuman mereka terlerai, bright memandang lekat-lekat metawin yang ada dibawah dominasinya, tangannya langsung meremas dada yang selalu menggodanya itu, membuat win langsung memejamkan mata dan membusungkan dadanya merasakan nikmat tak terkira dari sentuhan sensual itu.

“engghh….kakkhhhhhh”

desah win yang membakar nafsu bright ketika mendengarnya.

“kenapa hmm? Enak sayang? Suka diginiin sama kak bright, iya?”

ucap bright yang masih sibuk meremas dan terkadang bermain di puting merah muda itu, ia cubit pelan dan iya putar-putar hingga membuat win mendesah keenakan.

“su….kaahhhh….aghhhh…win sukaaahhhhh”

Setelah mendengarnya, Bright langsung menjilat dan menggigit dada win, membuat tanda merah baru disana. Diremas dan di pilin puting itu membuat win menggila, libidonya meningkat drastis, nafsunya seperti api yang tersulut oleh bahan bakar, membara dan menggelora menuntut untuk dipuaskan sekarang juga.

Tangan win meremas rambut Bright, seakan memberikan semangat untuk terus mengerjai dan mengacaukannya, dibawah sana win bisa merasakan kalau Bright sudah mengeras, sangat terasa meski masing terbungkus oleh celana dan hal itu membuat win tak sabaran, tangannya tak bisa menjangkau benda keras itu, yang bisa ia lakukan adalah meremas rambut dan menggerayangi punggung kekar Bright. Tak berlangsung lama, Bright menyudahi kegiatan menandai metawinnya itu, setelahnya ia membuat win polos dibawahnya, dilucuti semua kain yang tersisa dibadan pemeran Tine itu hingga tak berbisa sehelai benang pun.

“r u ready baby?” tanya Bright memastikan untuk terakhir kalinya

“come and fly me to the moon”

jawab win manja membuat Bright berjanji tak akan berputar balik saat ini, its too far to coming back.

Selanjutnya yang dilakukan bright adalah membuat dirinya polos diatas metawin, memamerkan setiap lekuk tubuhnya yang terpahat indah pada kekasih manisnya yang berada dibawah sana, hingga tak ada satu pakaian pun yang tersisa, mereka berdua polos diatas ranjang.

Bright merangkak naik, memposisikan penisnya tepat didepan wajah metawin, dan win tahu apa yang harus ia lakukan sekarang, bright menggenggam penisnya yang keras menantang langit-langit yang selanjutnya ia genggamkan penis itu di tangan metawin agar si manis dapat merasakan betapa keras dan hangatnya penis sang dominan yang terasa berdenyut-denyut.

Dimasukkannya kebanggaan Bright kedalam mulutnya, membuat Bright merasakan nikmat karena hangat dan lembabnya mulut metawin, di pegangnya kepala win dan membuat gerakan maju-mundur agar membuatnya lebih nikmat lagi, membuat penisnya masuk lebih dalam lagi mencari-cari nikmat dan hangat yang serasa semakin menerjang mereka berdua.

Setelah dirasa cukup, maka selanjutnya yang Bright lakukan adalah turun dari ranjang dan mencari sesuatu di laci nakas, sebuah lubricant agar win tak merasa kesakitan ketika melakukan penyatuan nanti, mungkin saja tetap terasa sakitnya namun tak sesakit jika tak menggunakan lubricant.

Setelah mendapat benda yang ia cari-cari, Bright bergegas naik keatas ranjang, bergabung bersama win yang menunggunya dari tadi.

“sabar ya sayang” ucap bright seraya mengoeskan cairan itu ke penisnya.

“kalau sakit jangan gigit bibir lagi ya win, teriak aja gapapa biar kak bri tahu, biar kak bri pelan-pelan”

Win mengangguk dan tersenyum manis dibawahnya. Ia merasakan Bright mulai memasukinya, perlahan namun sangat terasa dan mengisi metawin hingga terasa penuh dalam dirinya.

“eemmhhhh……kakhhhh pe….pelannhhhh”

win memekik ketika Bright mulai memasukkan penisnya dalam diri metawin, membuat win merasakan sesak itu lagi, sesak dan penuh yang sama yang ia rasakan semalam kini terulang lagi.

“iya sayang, iya kak Bright pelan” dengan begitu Bright memelan kan temponya, perlahan namun pasti ia masukkan kedalam diri metawin hinga tak tersisa lagi, semuanya sudah masuk didalam sana.

“kak Bright gerak ya sayang?” tanya Bright memastikan Win hanya meringis sambil mengangguk memberikan izinnya.

Bright bergerak pelan, menjaga temponya agar win juga menikmati percintaan yang mereka berdua lakukan, menikmati setiap gerakannya untuk membawa mereka pergi jauh di awang-awang.

“eeemmhhhh….kakhhhh” desah win yang kini mulai nyaman dengan tempo yang diberikan Bright.

“kenapa hmmm?” tanya Bright yang masih menjaga tempo pelannya

“fasshhhhhhhterhhhh….fasterhhh kakkk”

Bright menambah tempo-nya, dari lambat kini semakin cepat semakin kencang, menunbuk metawin dalam-dalam dan membuat win meracau tak jelas karena nikmat yang terus menyiksa dirinya.

“ahhh….ahhh kakhhh…..yeshhh…ahhh ….fuck me..ahhhh” desah win semakin menjadi jadi seiring cepatnya tempo yang diberikan oleh Bright.

“as u wish baby” ucap bright yang selanjutnya menghajar win dengan tempo yang keras, cepat dan menghancurkan metawin hingga tak kuat lagi menerima nikmat yang diberikan oleh Bright.

“ahhh….kakhhh..ahhh win…win mau…..”

“bentar sayanghh, barengannhhh”

Bright mempercepat gerakannya, membuat dirinya senikmat mungkin bersama metawin di bawahnya.

“winnh…gak kuathh….win kel….luarrhhhhhh AAAHHHHHHHH”

“kak Bright keluar juga sayanghhh ARRGHHHH AHHHHHH FUCKKKK”

Mereka kaluar bersamaaan, menggapai putihnya cinta mereka diatas ranjang bersama, saling menikmati dan tak ada paksaan sama sekali. Setelahnya mereka berdua yang kelelahan terlelap berdua di atas ranjang. Menggapai mimpi setelah lelahnya bercinta dengan pasangan.

konten kotor JeJe 2020