Luka 9

Kedua orang tua Mild terkejut ketika New membawa mereka ke sebuah ruang bawah tanah, dari mana perawat itu tahu kalau Rumah Sakit ini memiliki ruang bawah tanah untuk melakukan penelitian illegal?

Lebih terkejut lagi saat melihat besan mereka yang terantai di sebuah tempat sempit bersekat, apa yang New lakukan kepada kedua orang tua Tawan?

Tubuh kedua orang tua Mild merinding seluruh badan saat melihat keadaan rekan mereka, jari-jari penuh darah tanpa kuku, tubuh mereka yang bengkak dan membiru, beberapa gigi dan darah yang belum mengering tercecer di lantai.

“Seperti yang kujanjikan, aku membawa rekan kalian kemari”

New memborgol kedua orang tua Mild, juga merantainya di leher seperti hewan peliharaan.

New berdiri menyedekapkan tangan melihat empat orang yang menjadi dalang pembunuhan.

“Tuan Vihokratana, maaf kalau semalam saya terlalu keras sampai gigi anda rontok, tapi nampaknya anda masih memiliki beberapa gigi lagi untuk menghibur kaki saya”

Terungkap sudah kalau New menendang kedua mulut mereka hingga gigi bercecan di lantai.

“Tolong.... ja...jangan lagi”

“Mari kita tunjukkan ke tamu kita, bagaimana aturan main kita sebelumnya”

New membuka borgol lalu menyeret kepala Tuan Vihokratana menuju ruangan lain, tak kedap suara karena itu adalah tujuan New yang sebenernya, memperlihatkan jerit kesakitan kepada ketiga orang lainnya.

“Jangan.... Jangan lagiii aaaaaa”

Jerit kesakitan itu menggema ke seluruh ruangan, membuat ketiga orang lainnya merasa ketakutan.

BRAKKKKKK!!!

“Ayo katakan pada mereka bagaimana rasanya”

BRAKKKKKK!!!

New menendang wajah Tuan Vihokratana yang berlutut di depannya berkali – kali hingga darah dan gigi kembali bercecer di lantai.

“AAAAAAA..... SAKIIIITTTT”

“Uhum, nikmati sakitnya....”

BRAKKKKK!!!

“AAAAAAAAAAAAAAA”

Jeritan itu membuat istri Tuan Vihokratana berteriak ketakutan “Aaaaaa sudah...ampunnnn saya minta ampun” lirinya gemetar mendengar jeritan suaminya.

“Begitu saja? Aku tahu kamu belum mati bangsat!!!”

New menginjak – injak kepala Tuan Vihokratana berkali – kali hingga laki-laki itu tak sadarkan diri.

“Yahhh, sayang sekali hanya seperti ini permainan kita malam ini? Baiklah” perawat itu kembali menyeret Tuan Vihokratana kembali ke bilik sempitnya tak lupa dengan borgol dan rantai yang membelenggunya.

“Giliran anda” New melepaskan borgol laki-laki yang merupakan founder Raikan Hospital.

Namun baru saja ia lepaskan, Ayah dari Mild itu mencoba berlari ke arah pintu.

DOOOORRRRR!!!!!

Sebuah peluru melesat begitu saja membuat langkah laki-laki itu terhenti, tak berani untuk berlari lagi.

“Sayang sekali meleset, bukankah aku sudah bilang? Tak ada gunanya melarikan diri....kemarilah”

New mengambil sebuah selang air, menggenggamnya kuat-kuat.

“Lepas pakaianmu dan berlutut di depanku” sebuah perintah yang mutlak harus dituruti.

CTAAAKKKKKK!!!

“Aaaaaakkhhhhh”

New mencambukkan selang itu sangat keras ke punggung laki-laki yang berlutut di depannya, tentu rasa sakit dan panas akan sangat menyiksa, efeknya lebih sakit daripada ditembak mati.

“Apologize!!!”

CTAKKKKK!!!!

“Aaaaaaaaakkkhhh sakittt”

“Look back what you did to meee!!!”

CTAKKKKK!!!!

CTAKKKKK!!!!

CTAKKKKK!!!!

New menggila, mencambuk tanpa jeda dan belas kasihan, ia menangis di sana.

“Ampunnnhhh aaaarrrghhh sakiittt” jerit laki-laki itu dengan badan yang mengejang berkali – kali karena kesakitan menerima setiap cambukan.

“Apologize and ask for forgiveness!!!”

CTAKKKKK!!!!

CTAKKKKK!!!!

CTAKKKKK!!!!

“AMPUUUUNNNNNNN AAAAAAA SAKITT”

“Whether i accept or not, its up to meee!! Apologize and admit ittt!!!

“Aaaaaa dia...dia yang punya rencana” ia menunjuk Tuan Vihokratana yang sudah kembali sadar.

CTAKKKK!!!!

BUGGGGG!!!!

Tak puas dengan mencambuk, kini New menginjak-injak kepala lelaki itu hingga sepatunya belumuran dengan darah.

“Dia pelakunyaaaaa..... Saya dan istri saya tak bersalah”

“Bukan saya New, saya berani sumpah bukan sayaaaa” bela Tuan Vihokratana yang kesusahan bicara karena giginya hanya tinggal beberapa.

“Iya bukan salah kami New, itu salah mereka berdua.... Mereka yang memaksa kami untuk menhodohkan Tawan dengan Mild” timpal sang istri membela suaminya.

“E-enggak!!! Itu tidak benar, mereka berdua yang punya rencana, bukan kami” Istri si founder Rumah Sakit tak terima di sudutkan.

Ternyata semudah ini, membuat mereka menjadi saling mengkhianati.

“Bajingan kamu Thana!!! Kamu menuduhku? Kamu mengkhianatiku? Kamu busukkkk!!!

“Baiklah, mari kita permudah semua ini, majulah satu-satu dan akui perbuatan kalian, setelah itu akan aku bebaskan”

Tentu, itu seperti sebuah harapan dan angin segar.

Satu-persatu dari mereka mengakui perbuatan keji mereka dan New mengabadikannya, mengabadikan bagaimana iblis – iblis ini menceritakan perbuatan keji mereka.

“Kami sudah menceritakan semuanya, tolong bebaskan kami New.... Saya mohon dengan segala kerendahan hati saya”

Mereka semua berlutut, mengemis sebuah ampun dari seseorang yang dulu mereka remehkan.

“Angkat wajah kalian....”

Ada dua jerigen bensin di mereka, tak mengerti mengapa New membawa jerigen iki di hadapannya.

“Aku berubah pikiran...” New mundur beberapa langkah ke belakang, duduk di sebuah kursi dan bersiap menikmati pertunjukan.

“Hanya ada dua orang yang akan aku bebaskan, selebihnya.... kalian tahu apa yang harus kalian lakukan”

Tanpa berpikir panjang para laki-laki langsung membuka jerigen dan mengguyurkannya ke tubuh istri mereka.

“M-mas... Apa-apaan” jerit salah satu diantara mereka.

“Maaf tapi mas gak mau mati lebih dulu” ujarnya terus menggugurkan bensin ke tubuh istrinya sendiri.

“Maasss kamu mau bunuh aku? Tega kamu mass?”

Tak ada jawaban, yang kedua laki-laki itu lakukan adalah terus mengguyur tubuh istri mereka.

New sudah menebaknya, pasti dua orang itu yang tega melakukannya, dua orang yang sama yang pernah membakarnya hidup – hidup saat ini tega membakar istri mereka demi sebuah kebebasan semu yang ia janjikan.

New melempar sebuah korek, membiarkan dua laki – laki itu melakukan tugasnya.

“Maaf.... Maafin mas, tapi mas gak mau mati” ujar Tuan Vihokratana kepada istrinya.

“Enggak....jangan mas....jangannnn!!! Mas pernah berjanji untuk sehidup semati denganku!!! Mana massss”

Itu adalah kata terakhirnya sebelum sang suami memantikkan api dan membakarnya hidup – hidup demi sebuah kebebasan yang New janjikan.

“AAAAAAAAAAA”

“PANASSSS SAKIIITTTT”

Dua orang perempuan itu terbakar hidup-hidup, api melahapnya tanpa ampun, terasa lebih menyakitkan karena suami mereka sendiri yang membakarnya.

“AAAAAAAA MASSS SAKIIITT”

Suara jeritan, rintihan dan tangis kesakitan mereka terdengar memilukan, dua orang laki – laki itu hanya bisa terduduk pasrah melihat istrinya merenggang nyawa.

“Maaf.... Maaf... Maafin mas, tapi mas takut mati”

“M-mas... Aaaaaaaakkhhh”

Kobaran api semakin besar, menghanguskan kulit dan daging, juga menghanguskan sisi kemanusiaan dua orang laki-laki yang sudah hilang sejak membunuh New di tepi jurang.

“Sekarang bebaskan kami, kami mohon New”

Alis New mengernyit “Aku sudah menduga kalau kalian akan melakukannya, sama dengan apa yang kalian lakukan padaku di tepi jurang hari itu”

New berdiri, melihat tubuh dua manusia yang sudah hangus.

“Kalian lapar kan? Makan dan habiskan!!!”

“M-maksud kamu apa New?” Tanya Tuan Vihokratana yang sangsi dengan indera pendengarannya.

“Makan dan habiskan, sisakan tulang-tulangnya saja”

“Tidak.... Saya tidak mau!!! Kalau begitu berakhirlah seperti istri anda sendiri” New melangkah ke arah pintu tanpa mempedulikan mereka.

“Makan dan habiskan tubuh istri kalian...”

“Orang sepertimu pasti akan kekal di neraka!!!” teriak Tuan Vihokratana memotong jemari istrinya yang sudah hangus.

“Jika begitu pemikiran kalian, maka kekal-lah di neraka bersamaku untuk selama-lamanya” tuntasnya sebelum pergi dan mengunci pintu rapat-rapat.