Next

Bright memakaikan pelumas itu pada penisnya, tak lupa iya kembali mempersiapkan win lagi, ia ingin win juga nenikmati percintaan ini sebagaimana ia menikmatinya. Ia tak ingin egois dengan menaruh egonya paling depan.

“bentar sayang, tahan ya”

Bright kembali memasukkan dua jarinya yang sudah ia beri lubricant sebelumnya, win merasakan sensasi itu lagi, ia memejamkan matanya menikmati bagaimana Bright sedang mempersiapkan dirinya.

“emmmhhhhh...... Hufftt.... Ahhhhhh”

“tahan win, bentar lagi ya, kakak kasih yang kamu mau”

“eeengghhhhh...... Now, ahhh..... Hahhhh....do it now”

Win tak sabar ternyata, sudah cukup ia dipermainkan Bright sedari tadi, untuk saat ini ia tak ingin berlama-lama, ia ingin Bright mengacaukannya sekarang juga.

“oke, kakak masuk win, kalau sakit bilang ya”

Selalu saja concent dari win adalah nomor satu Bagi Bright, win mengangguk sebagai respon, ia benar-benar sudah siap sekarang, dengan posisi ia di tindih oleh Bright dan kakinya yang melingkar manis di pinggang sang dominan.

“eeeenghhhh........”

Win menutup matanya, tangannya meremas sprei, kakinya semakin mengetat melingkar di pinggang Bright, perlahan ia merasakannya, merasakan Bright yang semakin masuk kedalamnya.

“calm down bunny, you are too tight”

Ucap Bright ketika merasakan betapa ketatnya metawin disana, ia melakukannya dengan pelan-pelan, tak ingin menyentakannya sekali hentakan karena takut menyakiti win. Benar – benar pelan untuk dirasakan mereka berdua. Mereka membagi nikmat yang sama.

“emmmhhhhh.... Deeperhhggg.... Pleaseee..”

Win semakin meminta, ia ingin merasakan Bright seutuhnya di dalam dirinya, ia ingin merasakan sensasi penuh mengisi dirinya.

Jadilah Bright semakin masuk, mendorong lebih keras sesuai pinta metawin, memasukkan seluruh dirinya didalam si manis yang berada di bawahnya.

“emmmhhhh...... Ahhh... AHHHHHHHH”

Win memekik, matanya membelalak melihat langit – langit kamat mereka, tangannya semakin kencang meremas sprei ketika Bright sudah masuk seluruhnya dalam dirinya, sesasi penuh luar biasa is rasakan, Bright langsung menyentuh titik terlemah dan ternikmat milik metawin didalam sana, membuat win membusungkan dadanya sebagai reaksi tubuhnya yang terasa penuh dan nikmat.

“ketat banget win, relax bunny, tarik nafas duku, kak Bright gak akan langsung gerak kok”

Bright memberi jeda untuk dirinya dan metawin, memberikan waktu si manis untuk mengatur nafas dan beradaptasi dengan penisnya yang sudah masuk dalam tubuh metawin.

“ahhhh.... Hahhh...”

Win mulai mengatur nafasnya, mulai membiasakan dirinya ketika Bright telah masuk seluruhnya didalam sana.

Bright mulai memberikan kecupan-keculan kecil di sepanjang leher dan ceruk leher win, memberinya rangsangan lain agar tak terlalu fokus pada penyatuan mereka dibawah sana.

“can i?”

Tanya Bright seraya melihat tepat di mata metawin, mata indah yang selalu saja membuatnya lemah, mata sayu metawin adalah titik terlemah seorang Bright Vachirawit.

“b... Boleh.... Ahh..... Udah boleh gerak”

Dengan begitu, saat Bright perlahan menarik dirinya dari dalam win secara perlahan, win merasakan kekosongan itu, rasa kosong yang tak seharusnya ia rasakan di bawah sana.

Namun saat Bright mendorong dengan tempo yang sama, win merasakan sensasi penuh oleh Bright, penuh hingga lututnya yang mengunci pinggang Bright ikut gemetar karena sensasi nikmat luar biasa itu.

“emmhhh..... Ahhhh.......”

Lagi-lagi win mendesah, Bright juga tak pasif kali ini, selain dirinya sedang bergerak dengan tempo pelan, tangannya sibuk memberikan Metawin rangsangan, membelai rambut, leher, Telinga hingga sesekali meremas dan nemilin dada submisive nya, Bright tak pernah gagal dalam membuat win untuk terus mendesah dan meracaukan namanya.

“ahhh..... Enak win?”

“enggghhhh.... Ahhh...E... Nak” Jawab win terbata-bata, nafasnya tersegal-segal seiring gerakan Bright yang menarik dan mendorong masuk dalam dirinya kian cepat.

“can i go faster now bunny?” Lagi, izin dari win sangat penting Bagi Bright.

“emmhh”

Hanya desahan tertahan yang terdengar, itu di artikan Bright sebagai isyarat 'iya'

Dan setelahnya Bright mempercepat tempo gerakannnya, menarik dan mendorong dirinya kedalam metawin semakin cepat dan lebih cepat lagi, membuat win harus mengerang bahkan sampai menjerit keenakan dibuatnya.

“ahhh....kak..... Bright... Faster.....AHHHHHH”

Jeritan itu sebagai bukti kalau Bright tak main-main dengan ucapannya, ia akan mengantarkan win kesana bersamanya, memberikan win nikmat yang sama. Membaginya berdua sama rata.

“GINI...”

PLOKK

“GINI HUH?”

PLOKK PLOKK

“SUKA KAMU NGENTOT KASAR KAYA GINI HUH?”

dan yang selanjutnya terjadi adalah Bright memompa Win dengan ritme kencang yang memabukkan metawin, tabgan win kini melingkar di sepanjang bahu sang dominan, terkadang kuku win mencakar untuk melampiaskan rasa nikmat yang setiap detiknya semakin meledak.

“AHHHHHH...... KAK BRIGHT.... IYA....AHHH... IYA WIN SU... KAHHHHH”

Mereka mendesah dan mengerang seakan saling berbalas-balasan, menjadi irama yang menyatu dengan suara hujan yang semakin deras membasahi kota.

Bright semakin menunjukkan kehebatannya, ia menaikkan tempo gerakan menjadi lebih keras, lebih cepat dan lebih kasar, sadar kalau akhir-akhir ini win sedang senang di hajar dengan cara kasar sepeti ini.

“HAHAHAHHA EMANG BINAL KAMU WIN.... AHHH.... HAHHH......”

“kakak entot pelan tapi kamu sukanya di kasari gini kan.... Hmmmm?”

Win semakin terlonjak-lonjak dibawah Bright, tempo yang diberikan Bright mengacaukan Win ke titik yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya, sangat – sangat membuat hilang akal.

“iyahhhh...... Win sukahhh... Ahhh.... Ahhh hahhhh.. Kak pelanin di.... Kithhhhh.... Pleaseeeeee”

Tempo itu tak berkurang sama sekali, Bright tak mengabulkan pinta si manis kali ini, ialah yang akan memimpim dan menjadi satu-satunya nahkoda di tengah lautan nafsu yang tengah mereka arungi.

“shhhhh, nikmati aja ya win, kamu suka di entot kasar gini kan huh? U better like this one”

Bright langsung mengangkat Bright dalam gendongannya, saat seperti ini win sepeti koala, tautan mereka belum terlepas, Bright membawa win untuk turun dari ranjang dan menuju kaca jendela yang luar biasa besar di ujung kamar ini, di sibakkannya korden yang menutupi kaca dan langsung menampilkan pemandangan kota yang tengah diguyur derasnya hujan, karena hujan juga kaca kamar ini berembun dan terasa sangat dingin.

Di sebelah kaca itu ada dinding, Bright memilih untuk memojokkan win di dinding dari pada di kaca dingin yang akan membuat punggung win serasa mati rasa. Dan Bright benar-benar memojokkan win di dinding, kaki win kini bertumpuan di bahu sang dominan, tangan kekar Bright berjaga di pinggang si manis agar tak jatuh kebawah ketika nanti ia sibuk bergerak masuk dan keluar.

Bagi win, ini adalah posisi baru untuknya, Bright tak pernah menggunakan posisi seperti ini sebelumnya, dan ini adalah salah satu daya tarik Bright yang tak akan pernah bisa win tolak, Bright semakin belajar dan ingin memberikan permainan ranjang terbaik untuknya, dan win sangat suka dengan itu. Dan dalam posisi ini, win tak bisa bergerak sama sekali, kakinya berada di Bahu Bright, pinggangnya di pegang kuat-kuat oleh tangan kekar itu, dan yang bisa ia lakukan adalah menerima ciuman demi ciuman yang diberikan Bright sebagai persiapan untuk masuk dalam permainan yang lebih panas lagi.

“kak Bright gerak ya, terserah kamu mau jejeritan kakak gak akan larang, soalnya ini akan intens banget sayang, suka kan posisi baru kaya gini?”

Win tak menjawab, ia langsung melumat bibir Bright, untuk saat ini setidaknya hanya cara inilah yang bisa meredakan desahan metawin.

Selanjutnya Bright bergerak, perlahan namun pasti langsung membuat win menegang disana, win meremas Bright dengan sangat kencang jauh di dalam sana, membuat sensasi nikmat yang luat biasa untuk Bright eksplore lebih dalam lagi.

“mmmmhhhh”

Win hampir saja mejerit, namun cumbuan yang diberikan Bright menahannya, dalam posisi ini penis Bright benar-benar melesak masuk jauh kedalam dan ke titik baru bagi metawin.

Bright tahu win tak berdaya saat ini, ia mempercepat tempo gerakannya lebih keras dan lebih kasar, Bright juga melepas cumbuannya, ia ingin mendengar win menjerit dan mengerang karena kehebatannya. Kepala win langsung diarahkankan di bahu Bright, benar – benar seperti orang yang saling berpelukan namun bedanya win kini ada dalam gendongan dominannya.

“AHH.... EMMMMHHHH.... KAKKK BRIGHT AHHHHHH”

“enak hmm? Enak kan ngentot kasar gini win.... Ahhhh...fuckk....ketat banget sih anjinggg”

“AHHHH.... HAHHHH..... YESHHH HARDERHHH, FUCK ME HARDERHHHH AHHHHH”

Win semakin gila, disaat dirinya sendiri sudah tak kuat dengan deraan nikmat di tubuhnya kini ia meminta untuk lebih dihancurkan, benar-benar menantang dominannya.

Tak ada jawaban lagi, Bright fokus memberikan permainan terbaiknya, memompa metawin dengan cepat dan kasar, membuat win menyerang dan terus mendesah karenanya, Bright merasa bangga bisa membuat artis papan atas negeri ini tunduk dalam permainannya dan mendesah karena penisnya.

“AHHHH..... AHHH.. HAHHHH KAK.... ENAKKK.. AHHH IYA ENAK BANGETHHHH”

Bright tersenyum miring mendengar pengakuan submisive nya yang tengah di dera rada nikmat bertubi – tubi.

“emang kamu punya bakat binal win.... Ahhhh.... Jangan di ketatin sayanghh..... Enak banget kamu win”

Plok

Plok

Plok

Bunyi pertemuan dua kuliat yang semakin keras terdengar seiring kasarnya Bright memompa metawin, Bright kehilangan tempo saat ini, ia melakukannya dengan asal-asalan sekasar dan sekeras mungkin ia bisa, namun hal itu justru disukai metawin, ia terus mendesah desah karena kehebatan Bright memompanya.

“sekarang turun dulu ya bunny, kakak mau test seberapa kuat kamu sayang”

Bright menurunkan win, namun langsung ia arahkan dan ia pojokkan di kaca apartemen ini,

“lihat sayang, diluar lagi hujan kan, indah kan?”

Tanya Bright dari belakang metawin, tangannya menekan punggung win untuk lebih merendah dan lebih menungging, win reflek mencari pegangan di kaca yang berembun ini, terasa licin namun hanya inilah satu-satunya pegangan yang ada disini.

“coba bayangin win, kalau dunia tau kamu itu cuma artis binal yang suka di entot Paparazzi kaya gini hmmmm”

Win baru saja akan menjawab namun suaranya tertahan ketika Bright tiba-tiba memasukkan penisnya yang masih saja sekeras baja itu masuk kembali dalam diri win dari belakang.

“AHHHHHH...... Fuckkkk... Yahhhh ahhhh”

Win melebarkan kakinya, memberi Bright ruang untuk lebih mudah memasuki dirinya, tangannya menahan tompangan tubuhnya agar tak ambruk kebawah.

PLAKKKKK

“emang binal kamu win ahahahha suka di entot kontol gede gini kan huh?”

Bright nenampar pantat win, memberikan sensasi perih namun nikmat untuk dirasa sang submisive.

“i.... Iya.....ahhh win suka.... Win suka kontol Bright hahhhh ahhhhhh......”

PLAKKK

PLAKKK

PLAKKK

Bright menampar pantat win berkali-kali, meninggalkan bekas kemerahan disana, namun bagi Bright malah terlihat semakin menggairahkan untuk terus ia pompa keras-keras saat ini.

“move for me baby”

Bright memberikan perintah itu, win yang sudah kepayahan harus menggerakkan pinggulnya kedepan dan kebelakang, ia kasusahan dalam posisi seperti ini, serba salah, apapun gerakan yang ia lakukan rasa-rasanya penis Bright masuk semakin dalam dan semakin nikmat..

“eemmmhhhh kakk...... I can't stand it..... Ahhhhh”

“kurang kenceng win, lagi tambah kenceng lagi coba”

“udahhh..... Ahhh. Win ga kuat.... Ahhh hahhh.... AHHHHHHHHH”

PLAKKK

Bright menampar pantat bulat itu sekali lagi, ia juga menghujamkan penisnya keras sekali menuju dalam sana, membuat lutut win lemas dan gemetar hingga hampir ambruk ke lantai jika saja Bright tak memegang pinggangnya tadi.

“AHHHH KAK BRIGHT... AHH..... WIN PENUH.... KEPENUHAN... AHHH”

Win menjerit-jerit ketika dirasa pelepasannya terasa semakin dekat.

“HAHAHAHA mana win yang suka di entot kasar huh? Baru segini aja udah lemes”

Bright seolah mengejek submisive nya yang sudah ada di batas limitnya. Selain itu ia mempercepat ritmenya, meski seolah ia mengejek si manis nyatanya ia tak tega untuk berlama-lama, jadinya ia juga mengejar pelepasan itu bersama metawin.