JeJeJJ

Mereka bertiga ada disitu, diruang orma yang sudah sepi, di ruang orma yang akan mereka gunakan menjadi ajang pergumulan nafsu ketiganya, Off yang sudah dibakar nafsu tak mau berlama-lama untuk menyantap hidangan utamanya.

Ia menyerang win dengan ciuman yang mendominasi, seakan ia ingin menyedot semua bibir dan bermain dengan lidah metawin lebih lama dan lebih dalam lagi.

“eummmmmmm ngghh mwahhhhh …..ahhhhh..hahhhh”

metawin kehabisan nafas dibuatnya, ciuman yang dalam dan brutal diberikan Off tak kira-kira, ia benar-benar sudah tak sabar menikmati metawin lebih jauh lagi.

Sedangkan tawan? Ia hanya melihat aksi yang dilakukan Off, ia tak akan melakukan 3 some dengan mereka, ia akan menunggu Off selesai mengerjai metawin baru ia akan ikut ambil bagiannya, untuk sementara ini ia akan menikmati live action yang tersaji di hadapannya secara nyata, seakan ia adalah satu-satunya penonton yang merangkap menjadi seorang juri.

Off yang semakin asik dan senang mengerjai metawin kini ia asik bermain-main di bagian dada metawin, meremasnya dari luar kemeja yang sedang sang submisive gunakan, meremas dada dan memilin putingnya dari luar agar memberikan efek geli dan menghantarkan nafsu metawin saat itu juga.

“aahhhhhh….engghh…kakkhhhhh…offhhhhhhh”

metawin mendesah kali ini, ia tak kuat jika didera nikmat seperti ini, nikmat yang membuat pertahanannya runtuh dan meminta untuk segera digagahi oleh dominan yang asik bermain-main dengan dada dan nipple nya.

“enak win? Suka di remesin gini sayang? Enak manis?”

Off memberondong metawin dengan pertanyaan yang harusnya tak perlu dijawab, pertanyaan yang seharusnya ia tahu jawabannya hanya dari desahan-desahan tertahan metawin.

Metawin yang diperlakukan sedemikian rupa ia tak tahan lagi, badannya otomatis merespon dengan menggeliat seakan meminta lebih, meminta untuk diremas dan dihancurkan saat itu juga, meminta untuk Off bergerak lebih jauh dan lebih lancang atas kuasa dirinya.

“kakhhhh……eemmppphhhhhh”

runtuh sudah tembok yang metawin bangun Selama ini, di detik ini ia malah vokal memanggil-manggil dominan lain selain brian untuk segera memuaskan keinginannya, memuaskan nafsunya yang sudah membendung di tenggorokan, meledakkan amunisi nafsu yang sudah sampai di ubun-ubun.

“iya sayang, win suka ya diremesin gini? Iyakan? Suka kan sayang?” off benar-benar haus pengakuan metawin akan perbuatannya yang asik meremati dada metawin.

“sukkk….ahhh…win sukakkkhhhhhh”

win mengakuinya, ia suka diperlakukan seperti ini, ia suka diremati saat masih menggunakan kemeja, ia suka dan ia bisa gila karenanya.

Off yang mendengar jawaban dari metawin tersenyum puas, ia tahu dan yakin kalau win memang suka diserang dengan pertanyaan dan suka dipuji untuk membuat nafsu submisive ini meledak-ledak, kiranya off tahu ialah kapten dalam permainan ini, ialah sang pemegang kendali adegan ini, dan ialah yang akan menaklukkan metawin pertama kali sebelum tawan melakukannya.

Maka yang ia lakukan sekarang ada langsung menggendong dan membopong metawin menuju matras di ujung ruangan, matras yang akan menjadi saksi menggilanya off sebentar lagi, matras yang akan ia gunakan untuk menyetubuhi metawin dan memuaskan nafsunya, matras yang akan menjadi babak baru kebangsatan perbuatan metawin selama ini, ia runtuh dan ia tak berdaya karena ia juga menginginkannya.

Off menggendong win seperti menggendong seekor koala, win yang di gendong juga menurut saja karena ia juga sudah tak sabar untuk merasakan sensasi baru di babak baru dalam hidupnya, disetubuhi oleh Off dan Tawan bergantian sungguh ia tak pernah berfikir demikian, namun disinilah mereka, ruang orma yang menjadi saksi pergumulan itu yang akan segera terjadi.

BRUKKKK

Off menjatuhkan metawin di matras, matras empuk yang akan ia gunakan menikmati dan mengeksplor badan metawin.

ia langsung menindih metawin, tak memberikan metawin waktu untuk memproses apa yang terjadi, ia membuat metawin berada dibawah dominasinya, ia membuat metawin lemah dibawah kontrolnya, ia membuat metawin terjebak nafsu bersamanya sebentar lagi.

Off yang tak sabaran langsung menciumi metawin, melahap bibir pink kesukaannya yang terus saja menggodanya untuk segera ia sesapi rasa manisnya, mereka berdua berciuman, ciuman yang panas dan dalam membuat keduanya terbakar oleh nafsu dan suasana yang mendukung pergumulan mereka, keringat membasahi badan keduanya sebagai bukti seberapa terbakarnya nafsu mereka untuk segera dipuaskan, untuk segera dilepaskan secara liar.

“eemhhhhhh mmmmmhhhh”

metawin sepertinya sudah kehabisan nafas, ia mendesah dan memukul dada bidang off untuk diberi waktu mengisi oksigen ke paru-parunya karena sesaat tadi off menciumi metawin seperti musafir dipadang pasir yang menemukan air, seperti tak akan puas dan tak ingin selesai.

Off yang tahu kalau si manis kehabisan nafas langsung melerai cumbuannya membiarkan metawin bernafas dengan bebas namun masih dalam dominasinya, ditengah sibuknya metawin mengatur nafas, off dengan terampil melucuti satu persatu pakaian yang metawin gunakan mulai dari

Kemeja

Kaos dalam

Celana panjang

Hingga boxer

Tersisalah metawin yang hanya menggunakan celana dalam, memamerkan badannya yang putih bersih dan sehat, membuat off tak sabar memeberikan tanda-tanda kemerahan sebagai hasil karyanya atas badan metawin.

“ahhhh winn, kamu mulus banget sayang, kak off gak kuat lihatnya win”

off berkata sendiri kali ini, win tak menjawab perkataan off karena ia terengah engah mengatur nafas dan masih terkejut off hampir saja menelanjanginya sesaat tadi.

Off langsung menerkam metawin, menyerang lehernya, menyedotnya seperti ia adalah seorang vampire yang kehausan darah, menyedot dan menjilatnya seperti permen yang meninggalkan bekas kemerahan disana.

“aaahhhh kak offhh…janganhh kasihh cupanghhhh…jangannhhhh”

metawin masih bisa mengotrol nafsunya ternyata, ia khawatir kalau brian tahu perbuatannya dengan off yang meningalkan jejak berupa bekas kemerahan di lehernya.

Off yang diberi larangan justru malah merasa tertantang, ia memberikan cupangan tak kira-kira banyaknya, di leher sampai dada metawin ia jilat dan ia sedot hingga meninggalkan bekas kemerahan sebagai bukti kalau off pernah menjaman metawin sejauh ini, sebagai bukti kalau win tak berdaya di bawah pengaruhnya, dan sebagai bukti kalau win pernah ia taklukan dibawah dominasinya.

“eenghhh kakkhhhhhh”

Cuppppp

Off melepaskan jilatan dan sedotannya disepanjang kulit dada metawin, ia menatap metawin yang berhasil ia taklukan, ia menatap metawin yang kacau dibawahnya, kacau atas perbuatannya, ia bangga bisa membuat seorang metawin si submisive pujaan dari fakultas psikologi takluk pada permainannya.

“mulus banget kamu sayang, kak off suka”

ujar off dengan seringai jahat diakhir, ia akan sangat puas sepertinya mengerjai metawin.

Setelahnya off langsung membuat dirinya polos didepan metawin, melucuti satu persatu pakaiannya sendiri, mulai dari kaus, celana hingga fabric terakhir yang menjadi penghalang penisnya sedari tadi yang sudah mengeras dan membuat penisnya menggembung seakan ingin dibebaskan dan dipuaskan oleh submisive yang sekarang ini sedang terbaring tak berdaya atas segala rangsangannya.

Sedangkan metawin yang melihat bagaimana maskulinnya off melucuti pakainnya satu persatu jantungnya berdegup lebih kencang, dengan keadaannya yang begini, ia dibawah dominasi off dan disuguhkan pemandangan off yang polos lengkap dengan penisnya yang keras menghadap keatas seakan menantangnya untuk segera bergumul dalam nafsu yang membara.

Off yang sudah polos menggenggam penisnya dan menepuk-nepukkan penisnya pada paha metawin, memberikan friksi nikmat untuk keduanya, nikmat untuk off yang penisnya bersentuhan dengan kulit metawin dan nikmat untuk metawin karena kulitnya secara langsung disentuh oleh penis yang panas dank eras tersebut, membuat darahnya berdesir lebih cepat dan mampu membuat nafsunya mencapai puncak menuntut untuk dipuaskan.

Plok

plok

plok

Suara gesekan antar kulit itu, antara penis off dan kulit paha putih mulus metawin, menciptakan gelombang nafsu yang menghanyutkan mereka berdua diatas matras.

“win suka diginiin sayang?” tanya off seraya terus menepukkan penisnya di paha si manis.

“ahhhh…kak….lagihhhh” win benar-benar menjadi liar sekarang, ia ingin segera mendapatkan penis itu, tak sabar untuk ia bawa dalam genggaman tangannya.

“iya sayang iya…sabar, sini duduk, kak off pinjem mulutnya”

perintah off untuk metawin agar segera duduk di atas matras, ia akan meminta metawin memberinya blowjob seperti tadi siang di kamar mandi, blowjob ternikmat yang pernah off dapatkan selama hidup, blowjob yang bisa mengantarnya pada pelepasan nafsu, hanya metawin yang bisa melakukannya.

Metawin dengan senang hati untuk memberikan blowjob, ia pun tak sabar untuk menenggelamkan penis besar itu sampai ke pangkal tenggorokanya, kalau perlu ia akan membuat off mendapatkan orgasme hanya dengan permainan blowjob yang akan ia lakukan.

HAPP

Penis itu telah masuk dalam mulut metawin, si manis tak melahap semuanya, ia tahu dimana letak terlemah laki-laki, ia akan memepermainkan off lebih jauh dengan ketrampilan mulut dan lidahnya.

“ahhhh winnnnhhh….win pinter..enak banget sayangghh, terus winnhh”

Off sangat suka sensasi nikmat yang diberikan metawin pada penisnya, menjilat, menyedot dan mengulumnya seperti sebuah permen kesukaannya.

“semuanya winhhh, masukin semuanya, masukin kontol kak off semuanya sayanghh”

Win yang diperintah seperti itu mengabulkan pinta sang dominan, ia memasukkan hingga ke ujung batang penis itu, memasukkannya hingga ke pangkal tenggorokan, membuat lutut off gemetar karena ledakan nikmat yang tak bisa ia terima, Ini banyak, terlalu banyak untuk diterima oleh tubuh sang dominan, sengatan listrik itu membuat darah off berdesir karena perlakuan metawin pada penisnya.

“ANJIIGHHHHH…WINNHHHHH…FUCKKKKKKKK”

Lutut off gemetar merasakan deepthroat yang diberikan metawin, bagaimana tidak? Penis itu seakan menghilang di mulut simanis, hilang dan masuk menuju titik yang dalam dan hangat serta lembab membuat rangsangan nikmat dan gelombang nafsu yang menenggelamkan off dalam lautan nafsu.

“ghokkkk eummmm mmmmmmm”

win belum melepaskan penis itu yang masih bersarang di tenggorokannya, yang ia lakukan selanjutnya bisa membuat off gila, ia bergerak maju mundur seolah akan mengeluarkan penis itu lalu menelannya lagi, menenggelamkan penis off sedalam-dalamnya yang ia bisa, meski berairmata sebagai akibat benda asing menyumpal tenggorokannya, namun metawin menikmati penis off sebanyak ia menikmati penis brian dan penis tawan, sama-sama besarnya, sama-sama panjangnya, sama-sama kerasnya dan yang paling penting adalah sama-sama nikmatnya.

“AAHH WINNNHHH…WIN PINTER..PINTER BANGET SAYANGHH…SUKA DISUMPEL KONTOL KAMU YA WINNNHHH?”

Win yang ditanyai langsung mengangguk, dan hal itu membuat off mengerang seketika, dengan keadaan win yang masih tersumpal oleh penisnya, bisa-bisanya ia mengangguk dan mengakibatkan ngilu dan nikmat yang datang bersamaan, bahkan off tak bisa memisahkan apakah itu ngilu atau nikmat, sangat tipis perbedaannya dan ia menikmatinya.

“udah win…udah , kak off mau ngentotin kamu sekarang”

off langsung menjauhkan penisnya dari mulut metawin, mengakibatkan kekosongan pada tenggorokan metawin dan membuat benang liur bercampur precum yang berarti penis itu benar-benar sudah siap melakukan tugasnya sesaat lagi.

PWAHHHHHH

Win masih tak mau melepas kulumannya pada penis off namun off memaksa penisnya keluar dari tenggorokan lembab nan hangat itu, penisnya penuh dengan liur dan precum jadi off tak perlu menggunakan lubricant, ia akan langsung menancapkanya dalam diri metawin dan membuat anak ini mengerang-erang karena penisnya menyumpal tubuh bagian bawah metawin.

Off langsung menindih metawin, menyerang bibir merah muda yang baru saja memberikan nikmat padanya.

“eummmm mmhhhhhhh”

metawin mendesah karena perlakuan off yang kasar, ciuman itu benar-benar mendominasi metawin sampai titik tak bisa ia lawan lagi, ia pasrah dengan permainan off yang gila ini. Setelah puas dengan bibir metawin kini off beralih pada leher yang sudah ia tandai tadi, tanda merah menggoda sebagai hasil pelampiasan nafsu seorang dominan yang segera ingin dipuaskan.

“kak off mau ngentot kamu sekarang ya sayang?”

“jangan kak…. Foreplay dulu plisss….punya kak off gede banget, kalo langsung masuk pasti sakit”

pinta metawin, ya tentu saja tanpa pemanasan terlebih dahulu ia hanya akan merasakan sakit, jadi yang ia lakukan adalah meminta off untuk mempersiapkan dirinya lebih jauh sebelum dimasuki.

Tak menjawab, off langsung beringsut dari ranjang dan mengambil sebuah pelumas yang telah ia siapkan didalam tasnya, disana ada tawan yang sudah polos dan dan sedang mengocok penisnya sendiri, ia melihat pergumulan panas antara sahabatnya sendiri dengan metawin, seakan ia juga menunggu giliran untuk menghancurkan metawin setelah off mendapatkan pelepasannya.

Setelah mendapatkan apa yang ia cari-cari, off kembali ke matras yang sudah ada metawin terbaring disana, siap untuk melakukan pemanasan sebelum hidangan inti, yang off lakukan sekarang adalah melumuri tangannya dengan tiga jari, gila…3 jari sekaligus seakan ia tak peduli kalau metawin akan kesakitan, tak peduli kalau si manis akan mengerang dan berairmata karena ia akan melakukan pemanasan dengan tiga jari sekaligus, ia sudah tak sabar untuk memasuki metawin, jadi ia melewatkan satu atau dua jari dan memilih menggunakan tiga jari sekaligus untuk mempersiapkan metawin.

“kak off jangan langsung tiga gitu dong ka…..AHHHHHHHH KAKHHHHHH”

win menjerit, off benar-benar memasukkan tiga jarinya dalam tubuh metawin tanpa aba-aba tanpa membiarkan metawin melakukan persiapan, tangannya brutal di dalam sana masuk keluar dengan tempo yang ia atur sesuka hati, kadang pelan seakan ia merasakan jepitan pada dinding metawin dan terkadang ia akan melakukannya dengan cepat dan kasar membuat metawin terlonjak dan menggelinjang disaat yang sama.

“KAKKKHHHH AHHH……AMPUNHHH…KAKKKHH SAKITTHHH”

win tak kuat lagi, ia merasakan sakit yang teramat sangat, ia tak pernah diperlakukan sekasar ini, tidak dengan brian sekalipun yang memperlakukannya dengan lembut, namun kali ini sepertinya ia akan digempur tanpa ampun oleh dominan yang asik bermain dengan tubuh bagian bawahnya.

“suka gak win? Suka kan kamu jalangggg….gausah sok jual mahal kalo doyan kontol, suka kan kamu dikontolin kaya tadi hah?”

off suka sekali menggoda metawin dengan omongan kotornya seakan metawin adalah jalang yang bebas ia gunakan dan ia perlakukan seperti budak.

Clok

Clok

Clok

Off brutal dengan jarinya, ia mempersiapkan metawin dengan cara yang brutal membuat metawin mengerang dan menjerit memenuhi ruangan orma ini, metawin merasakan perih dan nikmat yang mulai datang bersamaan, meski kasar dan brutal nyatanya off tak pernah meleset mengenai titik yang membuat win mengejang dan berairmata karena sakit dan nikmatnya diperlakuakan sedemikian rupa.

Off menyudahi kegiatannya, ia tak membiarkan metawin yang kacau dibawah sana sebagai akibat kenakalannya tadi, ia menancapkan penisnya dalam metawin dengan kasar sekali hentak langsung menuju titik terdalam metawin.

“AAAAAAKKHHHHHHHHH KAKKKKKKHHHHHHH”

win menjerit karena terkejut dengan perlakuan off yang tiba-tiba mencabut jarinya dan menggantinya dengan penis besar dan panjangnya ynag langsung dimasukkan semuanya sekali hentak, sangat penuh, sangat sesak, membuat metawin mengejang dan meremas matras sekeras ia bisa sebagai pelampiasan rasa penuh yang ia rasakan sekarang.

Plok

Plok

Plok

Off menggenjot metawin dengan keras, mengakibatkan suara pertemuan dua kulit yang nyaring di ruangan ini.

Off merasakan nimkat yang luar biasa pada penisnya, seperti di cemgkram dan dihimpit dengan kuat.

“eeennnghhhh kkakkkhhhhh…..pelanhhhh dikithhhhh” win meminta off untuk memelankan ritmenya, ia sudah mulai menikmati permainan ini, namun tetap saja rasanya terlalu penuh mengisi bagian dalam dirinya.

“enak win? Suka dientot keras kaya gini hah?...ahhhh…bangsatttt winnnn enak bangethhhhhh ahhhhh”

off bukannya mengendurkan temponya malah ia makin menggila menyetubuhi metawin, semakin keras, semakin brutal dan hal itu membuat off merasakan nikmat tak terkira dan ada metawin yang lutut nya serasa lemas merasakan genjotan keras itu mengakibatkan tubuhnya terlonjak-lonjak dan merasakan nikmat yang meledak hingga ke ubun-ubun.

“sukahhhh….ahhh sukkkaaaaaaa…….enakkkhhhh ….kontol kak off enak bangethhhh…ahh….eenhhggh…ahhhhh”

win bingung, disaat dirinya merasa terlalu penuh malah ia meminta lebih, malah ia memuji dominan yang sedang sibuk menyetubuhinya, ia tahu konsekuensi yang akan ia dapatkan atas perkataanya, ia akan di pompa lebih keras dan lebih kasar pasti sehabis ini, dan ia tak akan protes karena penis itu selalu berhasil mengenai titik ternikmatnya, membuat metawin merasa pusing dengan deraan nikmat yang tak pernah usai.

“suka kan kamu winhhhh ahhhh…..enak banget kamu sayangghhh”

“ahh enghh kak offhhhh harderrhhhhh…..fasterhhhhh plishhhhhhhh”

Clok

Clok

Clok

Clok

Off menuruti apa yang metawin mau, ia memompakan dan menggenjotkan penisnya lebih keras lagi, lebih dalam lagi, lebih brutal lagi di dalam metawin, ia ingin menghancurkan metawin dari dalam, ia ingin si manis ini mendapat pelepasan karena persetubuhan kasar ini.

“tay sini tay…sumpel mulut nih anak pake kontol lo”

off memanggil tawan untuk bergabung dengan pergumulan mereka, tawan dengan senang hati, penisnya yang sudah mengacung keatas dan sangat keras siap menyetubuhi mulut dan bagian bawah metawin tentunya.

Tawan yang sudah bergabung diatas ranjang langsung menyumpalkan penisnya dalam mulut metawin, menyumpal mulut itu agar tak banyak mendesah dan mengerang, menyumpal mulut itu agar penis tawan mendapat kenikmatan.

“ummmmmm mmmmm emmhhhhh” tersumpal sudah mulut meta dan tubuh bagian bawahnya, penuh di kedua sisi tubuhnya ini membuat meta tak leluasa, mulutnya disumpal sampai tenggorokan oleh penis tawan, dan bagian bawahnya dipompa dengan keras oleh off membuat badannya terlonjak-lonjak.

“enak win di sumpel dua kontol gini? Suka kan sayang?” tawan mulai dengan obrolan kotornya, membuat suasana ruang orma ini semakin panas.

“ummm mmhhhhhhh” win tak bisa besuara, tenggorokannya disumpal penis tawan hingga kepangkal, membuatnya susah bernafas karena kejantanan itu sungguh masuk kedalam sana. Off dan tawan seperti kesetanan menyetubuhi metawin tanpa jeda, tanpa ampun membuat si submisive kacau dan kepayahan menghadapi dua dominan liar di ruang orma ini, membuatnya harus disumpal atas bawah untuk memuaskan nafsu off dan tawan.

“aaaghhhhh enak banget lobang nih anak tay…..sumpah lo harus coba abis ini….ahhhhh bangsattt winnn ketat banget sayanghhhhh”

“gue bilang juga apa off….mulutnya aja enak banget gini…apalagi lobangnya …bajinganhhh winhhhh jangan disedot sayanghhh”

Dua dominan ini asik bervokal ria disaat sang submisive sedang kepayahan dibawah mereka ber dua.

Clok

Clok

Clok

Off benar-benar sudah hampir dipuncaknya, jadi yang ia lakukan adalah memompa metawin lebih keras lagi agar mendapatkan rangsangan yang lebih juga.

“ahhh winhhh sayanghhh kak off mau sampe…ahhh bangsattthhhh”

“ummhhhh engghhh mmhhhhh” win masih tak bisa menyuarakan apa yang ada dipikirannya, penis tawan benar-benar menyumpal mulutnya hingga penuh.

“kak off hamilin kamu winhh….arghhhhh hamil anak aku kamu winhh…arghhhh”

“bangsat jangan ngecrot di dalem goblokkkk….win hamil mampus lo bangsat”

“AHHHH WINNHHH KAK OFF NGECROT DI DALEM SAYANGHHHHH …AHHHHHH”

keluar sudah, off mendapatkan orgasme di dalam metawin, orgasme terhebat dan ternikmatnya selama ia hidup.

“ahhh…ahhh enak banget parahhh” off mencabut penisnya, walau masih keras dan masih ingin melakukan ronde ke dua, ia tahu kalau tawan juga sudah tak sabar untuk memasukin metawin.

PLOPPHHHH

Sumpalan penis tawan terlepas, ia melepas sumpalannya pada mulut metawin karena ia akan memasuki metawin sebentar lagi.

“gentian Off gue pengen genjot win juga”

ucap tawan pada off, Off yang sudah mendapatkan pelepasannya dengan metawin langsung beringsut dari matras dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya, kini giliran tawan yang ambil bagian.

Tawan yang sudah tak sabar langsung menancapkannya dalam-dalam, membuat metawin yang masih sibuk menata nafas kini terlonjak karena terkejut dengan tusukan dalam itu.

“aaakhhhhh kak tayyyy….pelanhhhh” win kini memohon pada tawan untuk memperhalus permainannya, agar tak sekasar permainan off yang brutal sesaat tadi.

“hushhhh nikmati aja ya sayang, win pinter kan?”

Win mengangguk

“win anak baik kan”

Win mengangguk lagi

Nyatanya tawan sedang bermain praising kink kali ini untuk membuat metawin takluk padanya, pada kuasanya, pada dominasinya dan pada permainannya.

Dengan begitu tawan langsung menggempur metawin, memompanya tanpa ampun, mencari kepuasan sendiri dan membiarkan metawin mengerang dan mendesah nikmat seakan menyemangatinya untuk terus lebih keras, lebih cepat dan lebih brutal.

“ahhh…ahhh kak tayy…ahhhh”

“enak kan winnnhh…ahhh enak di entot sama kontol kak tay kannhhh?”

“eengghhhh ngahhhhhh kakhhhhhh”

“enak mana huh? Enak kontol kak tay apa kak brian? Ahhh hahh enak mana sayanghhh?”

“eenghhhh enak semauahhh…ahhh win suka semuahh….ahhh…ahh kakhhh”

win sepertinya akan sampai pada puncaknya, mengingat tawan terus menumbuk titik itu tanpa jeda dan tanpa ampun maka tak heran jika win sudah hampir menyerah pada permainan panas ini.

“ahhhh…kak tayyy win mau sampe…ahhh kakhhh”

“bareng sayanghhh kak tay bentar lagi sampe, tahanhhh”

Clok

Clok

Clok

Clok

Tay mempercepat pompaannya pada metawin, membuat keduanya didera nikmat yang akan mengantarkan mereka pada puncak orgasme keduanya.

“KAK TAY KELUAR SAYANGHH….AGHHHHH KAK TAY NGECROT WINNHHHH”

“ARRGHHH KAKKKK AHHHHHHH”

Keduanya sampai di saat yang sama, saat yang tepat untuk meraih nikmat duniawi mereka, tanpa tawan sadari kalau ia juga keluar dalam diri metawin, dan metawin yang sudah hilang setengah kesadarannya karena lelahnya pergumulan mereka bertiga di ruang orma.

Setelahnya tawan tertidur memeluk metawin dan ada off yang sudah bergabung bersama mereka diatas matras untuk istirahat dari lelahnya mencapai surga dunia.

Konten Kotor JeJe 2020

Reminder.

Dari JeJe untuk kalian semua

Haiii... Mungkin kita gak saling kenal ya? Ah its ok. Aku mau ngasih tau kamu sesuatu nih.

Aku mau ngajak kamu lebih banyak lihat dan bersyukur atas diri kamu sendiri. Dari pada fokus sama kehidupan orang. Terus malah jadinya ngebandinginnya ke diri kamu. Kita harus mulai menghargai segala sesuatu yang menempel pada diri kita. Karena hidup akan terasa lebih indah ketika kita tahu cara menyikapinya.

Akutuh kaya baru sadar.... Sadar banget. Kalau impian besar tuh melibatkan banyak orang gitu. Impian itu ketika kita bawa ke dunia nyata, ternyata tombaknya bukan ditangan kita aja, tapi di tangan orang lain. Itu sulit, tapi patut diperjuangin. Terkadang kita memang harus perjuangan mati-matian untuk mewujudkannya apa yang kita inginkan kan? Kamu pasti bakal bilang “ahhh kan gak mudah banget lah yang kayak gitu, kondisi kita juga beda”. Iya aku tahu kondisi kita beda, tapi ini juga gak mudah buat aku. Gak akan pernah mudah untuk siapapun.

Sebelum mewujudkan sesuatu aku pasti pengen menyerah. Tapi aku inget lagi..... kayak kamu kan selalu support aku, selalu semangatin aku, dan kamu juga ngebela aku di depan orang lain yang bahkan nggak kita kenal, tapi kamu ngelakuin itu buat aku.

Jadi aku mau melakukan hal yang sama juga, tapi aku bingung gimana caranya. Aku kan juga gak bisa ketemu kamu ketika kamu butuh, aku jugak bisaa di samping kamu disaat kamu butuh seseroang untuk dengerin keluh kesah kamu.

Jadi dengerin aku baik-baik oke?

“Gapapa kalau misalnya kamu pengen berhenti sejenak, demi dapetin dua langkah kedepannya”.

“Gapapa juga kalau kamu suksesnya lebih lama dari pada orang lain”.

“Gapapa juga kalau dapet kekayaan yang lebih lambat dari orang lain”.

Itu gapapa kaya gitu. Itu bukan hal yang penting banget.

Yang penting itu aku mau hati kamu tuh bahagia gitu loh dengan apa yang kamu kerjain.

Keluh kesah, susahnya, perjuangannya, sulitnya.... itu di jalanin aja, karena memang itukan yang kamu suka. Oke?

Tetap semangat ya, sayangi dirimu sendiri, inget ya.....banyak orang yang sayang sama kamu bahkan tanpa kamu sadari, sayangi mereka balik dengan cara sayangi dirimu lebih dalam lagi, hargai dirimu lebih tinggi lagi, bisa kan? Aku yakin kamu pasti bisa.

Aku sayang kamu, siapapun kamu, dimanapun kamu yang baca ini, kamu pantas dicintai dan mendapatkan yang terbaik 💕.

JeJe

PERGI

Senandung kematian

Berdengung dalam lafas

Berhembus bersama nafas

Senandung kehilangan

Terpatri pada wajah-wajah yang pias

Terbaca dalam tatap-tatap tempias

Tak ada kesedihan yang menyayat

Selain melepaskan kelopak bunga

Di atas pusara ibunda sendiri…

Apakah kalian tahu rasanya mati suri? Aku merasakannya sekarang, bagaimana rasa ketika separuh jiwaku telah direnggut paksa oleh sang kuasa, bagaimana rasa aku tak memiliki pilihan selain mengantar ibu pergi dan tak akan kembali, lebih dari segalanya, aku merasakannya sekarang, tentang bagaimana tanah itu memupus pandanganku pada ibuku tercinta, tentang bagaimana kelopak bunga itu ditaburkan dan wanginya semerbak di seluruh penjuru ruangan, tenang kenyataan aku memakai pakaian berkabungku sekarang dan tentang batu nisan bahwa kepergiannya adalah kenyataan yang tak terbantahkan.

Lalu sakit itu menyergapku, mulai detik kemarin, aku tak akan melihatnya lagi, tak akan bisa merasakan hangat peluknya lagi, tak akan mendengar nasihat-nasihatnya lagi, tak akan merasakan bagaimana kasih seorang ibu lagi, lebih dari segalanya aku tak akan mendengar suaranya lagi, tak akan melihat ibu memakai batik kesukaannya lagi, sungguh kehilangan ini sangat menyakitiku, air mataku sudah kering bahkan tak bisa keluar lagi, kemanakah air mataku? Jika mata ini adalah sebuah botol, maka mata ini adalah botol yang kosong, ia kering kerontang menunggu hujan mengisi dan membuatnya penuh kembali, aku lah botol kosong itu.

Masih ragu-ragu kalau kini aku telah kehilangannya, rasanya baru kemarin aku pulang dan berkunjung kesini, rasanya baru kemarin aku pulang dalam peluknya, kini seperti direnggut paksa dan menyisakan kekosongan dalam hatiku.

Seperti mimpi buruk

Segalanya akan kembali baik saat mata terjaga

Tapi kenyataan bukanlah mimpi buruk

Kepergiannya adalah nyata

Ketiadaannya adalah pasti

Meski hati meradang

Jiwa berontak mengerang

Ikhlaskan aku Tuhan

Pengkhabaran itu benar adanya

Nisan itu adalah tonggak tak terbantahkan

Tak ada lagi dirinya kini

Untuk melengkapi jiwa dan ragaku

Pelitaku…

Lagu di tiap detak nadiku…

Telah berlayar menuju keabadian

Lalu tanah perkuburan ini menjadi sepi yang menyakitiku dari segala arah, satu persatu pelayat meninggalkan tempat ini, tempat peristirahatan terakhir ibuku, pelitaku.

Jika aku bisa aku mau memutar waktu kembali, jika aku bisa aku tak akan pergi dari rumah, jika aku bisa aku akan tetap dirumah bersama ibu sampai maut memisahkan ku dengan beliau, tapi nyatanya aku tak bisa.

Jika aku mau aku bisa saja pulang lebih sering, jika aku mau bisa saja aku menannyakan lebih sering kabar ibu pada kak nam dan kak gupi, jika aku mau bisa saja aku tak mengabdi pada kerajaan dan tetap tinggal di sektor 6, tapi aku tak peka….tapi aku tak bisa, aku terlambat menyadari tanda-tandanya, aku terlambat untuk pulang kesini, kerumah yang kini menjadi lebih dingin dari biasanya.

Angin membawa terbang bau bunga melati yang semerbaknya menyejukkan hati, aku belum bisa ikhlas tapi aku harus, aku masih ingin menangis tapi aku tak bisa, aku masih ingin tetap disini menemani beliau namun semesta mengatakan tidak, senja sudah berganti menjadi malam, dingin itu menyelimuti suasana tanah perkuburan ini, namun berbeda dengan yang kurasakan, jika boleh aku akan tidur disini menemani ibu, jika boleh aku tak mau pulang kerumah apalagi pulang keistana, tapi aku tak bisa.

“hiksss…. Gimana ya kak rasanya ditinggal orang yang kita sayang” itu love, love bertanya pada kak brian dibelakangku, kuyakin disana masih ada papi newwie, popa gun, kak nam dan kak gupi.

Mereka semua menungguku, menunggu aku beranjak dari dudukku yang sudah dari berjam-jam lalu, rasanya waktu berlalu sangat cepat ketika aku menghabiskan waktuku untuk mengobrol dengan ibu disini, walau hanya obrolan satu arah dan aku tahu ibu tak dapat menjawabnya aku tak apa, setidaknya beliau bisa mendengar jeritanku, tangisanku, kesedihanku ketika ditinggal olehnya.

“hushhh love jangan nagis, jangan bikin kak win sedih” itu suara kak brian, meski berbisik aku bisa mendengarnya.

“rasanya sakit, rasanya kayak masih mimpi namun ia bukan” aku menjawab pertanyaan yang samar-samar aku dengar tadi.

Lalu sepi itu datang lagi, ia menyambangi hatiku lebih lama dan menetap disana, aku telah kosong, aku tak punya pelita lagi.

***

Dua hari sudah aku disini, dirumah ku yang aku rindukan, lebih dari segalanya kini rumah ini akan terasa lebih sepi selepas kepergian ibu, hanya akan ada kak nam dan kak gupi saja yang tinggal disini.

Akupun juga sudah harus kembali kesana, dimana aku dibutuhkan untuk mediasi nadao 3 hari lagi. Love, papi Newwie dan popa gun sudah masuk dalam mobil untuk segera kembali, mereka menungguku dan kak brian yang masih didalam rumah.

“dek, kok masih disini, ngapain di kamar ibu? Sana udah ditunggu tuh” ucap kak gupi

Aku yang masih memegang selendang kesayangan ibuku, aku membauinya, baunya tetap sama, selalu mendamaikan pikiran dan hatiku, aku siap menangis lagi kali ini.

“hushshhh, gausah nangis dek, gak kasian sama kak nam? Nanti kalo kak nam liat kamu nangis malah dia ikutan nangis, sini selendangnya biar kak gupi simpan aja” ujar kak gupi menasihatiku.

“gausah kak, biar diatas ranjang aja, mungkin kak nam mau pakai nantinya buat pernikahan nanti” ucapku dengan senyum yang sebisa mungkin aku paksakan.

“yaudah sana lekas berangkat, tuh kak brianmu udah nungguin di ruang tamu dari tadi” kata kak gupi seraya menghapus sisa jejak air mataku yang sesaat tadi memang sudah meluruh sendirinya.

“yaudah, win berangkat ya kak, win bakal kangen sama kalian” ucapku memeluk kak gupi.

“iya kak gupi juga bakal kangen sama kamu dek, sana pamit sama kak nam lagi di dapur dia”

“iya kak”

Dengan begitu aku meninggalkannya lagi, meninggalkan rumah ini yang serasa semakin dingin, meninggalkan kedua permata terakhir yang aku punya.

Ibu….

Win pergi ya bu

Win janji akan kembali lagi

Win janji akan pulang kesini dan tengok ibu lebih sering

Bu

Win pamit ya

Win sayang ibu.

JeJe metawin loss kingdomverse 2020

PERGI metawin POV

Senandung kematian

Berdengung dalam lafas

Berhembus bersama nafas

Senandung kehilangan

Terpatri pada wajah-wajah yang pias

Terbaca dalam tatap-tatap tempias

Tak ada kesedihan yang menyayat

Selain melepaskan kelopak bunga

Di atas pusara ibunda sendiri…

Apakah kalian tahu rasanya mati suri? Aku merasakannya sekarang, bagaimana rasa ketika separuh jiwaku telah direnggut paksa oleh sang kuasa, bagaimana rasa aku tak memiliki pilihan selain mengantar ibu pergi dan tak akan kembali, lebih dari segalanya, aku merasakannya sekarang, tentang bagaimana tanah itu memupus pandanganku pada ibuku tercinta, tentang bagaimana kelopak bunga itu ditaburkan dan wanginya semerbak di seluruh penjuru ruangan, tenang kenyataan aku memakai pakaian berkabungku sekarang dan tentang batu nisan bahwa kepergiannya adalah kenyataan yang tak terbantahkan.

Lalu sakit itu menyergapku, mulai detik kemarin, aku tak akan melihatnya lagi, tak akan bisa merasakan hangat peluknya lagi, tak akan mendengar nasihat-nasihatnya lagi, tak akan merasakan bagaimana kasih seorang ibu lagi, lebih dari segalanya aku tak akan mendengar suaranya lagi, tak akan melihat ibu memakai batik kesukaannya lagi, sungguh kehilangan ini sangat menyakitiku, air mataku sudah kering bahkan tak bisa keluar lagi, kemanakah air mataku? Jika mata ini adalah sebuah botol, maka mata ini adalah botol yang kosong, ia kering kerontang menunggu hujan mengisi dan membuatnya penuh kembali, aku lah botol kosong itu.

Masih ragu-ragu kalau kini aku telah kehilangannya, rasanya baru kemarin aku pulang dan berkunjung kesini, rasanya baru kemarin aku pulang dalam peluknya, kini seperti direnggut paksa dan menyisakan kekosongan dalam hatiku.

Seperti mimpi buruk

Segalanya akan kembali baik saat mata terjaga

Tapi kenyataan bukanlah mimpi buruk

Kepergiannya adalah nyata

Ketiadaannya adalah pasti

Meski hati meradang

Jiwa berontak mengerang

Ikhlaskan aku Tuhan

Pengkhabaran itu benar adanya

Nisan itu adalah tonggak tak terbantahkan

Tak ada lagi dirinya kini

Untuk melengkapi jiwa dan ragaku

Pelitaku…

Lagu di tiap detak nadiku…

Telah berlayar menuju keabadian

Lalu tanah perkuburan ini menjadi sepi yang menyakitiku dari segala arah, satu persatu pelayat meninggalkan tempat ini, tempat peristirahatan terakhir ibuku, pelitaku.

Jika aku bisa aku mau memutar waktu kembali, jika aku bisa aku tak akan pergi dari rumah, jika aku bisa aku akan tetap dirumah bersama ibu sampai maut memisahkan ku dengan beliau, tapi nyatanya aku tak bisa.

Jika aku mau aku bisa saja pulang lebih sering, jika aku mau bisa saja aku menannyakan lebih sering kabar ibu pada kak nam dan kak gupi, jika aku mau bisa saja aku tak mengabdi pada kerajaan dan tetap tinggal di sektor 6, tapi aku tak peka….tapi aku tak bisa, aku terlambat menyadari tanda-tandanya, aku terlambat untuk pulang kesini, kerumah yang kini menjadi lebih dingin dari biasanya.

Angin membawa terbang bau bunga melati yang semerbaknya menyejukkan hati, aku belum bisa ikhlas tapi aku harus, aku masih ingin menangis tapi aku tak bisa, aku masih ingin tetap disini menemani beliau namun semesta mengatakan tidak, senja sudah berganti menjadi malam, dingin itu menyelimuti suasana tanah perkuburan ini, namun berbeda dengan yang kurasakan, jika boleh aku akan tidur disini menemani ibu, jika boleh aku tak mau pulang kerumah apalagi pulang keistana, tapi aku tak bisa.

“hiksss…. Gimana ya kak rasanya ditinggal orang yang kita sayang” itu love, love bertanya pada kak brian dibelakangku, kuyakin disana masih ada papi newwie, popa gun, kak nam dan kak gupi.

Mereka semua menungguku, menunggu aku beranjak dari dudukku yang sudah dari berjam-jam lalu, rasanya waktu berlalu sangat cepat ketika aku menghabiskan waktuku untuk mengobrol dengan ibu disini, walau hanya obrolan satu arah dan aku tahu ibu tak dapat menjawabnya aku tak apa, setidaknya beliau bisa mendengar jeritanku, tangisanku, kesedihanku ketika ditinggal olehnya.

“hushhh love jangan nagis, jangan bikin kak win sedih” itu suara kak brian, meski berbisik aku bisa mendengarnya.

“rasanya sakit, rasanya kayak masih mimpi namun ia bukan” aku menjawab pertanyaan yang samar-samar aku dengar tadi.

Lalu sepi itu datang lagi, ia menyambangi hatiku lebih lama dan menetap disana, aku telah kosong, aku tak punya pelita lagi.

***

Dua hari sudah aku disini, dirumah ku yang aku rindukan, lebih dari segalanya kini rumah ini akan terasa lebih sepi selepas kepergian ibu, hanya akan ada kak nam dan kak gupi saja yang tinggal disini.

Akupun juga sudah harus kembali kesana, dimana aku dibutuhkan untuk mediasi nadao 3 hari lagi. Love, papi Newwie dan popa gun sudah masuk dalam mobil untuk segera kembali, mereka menungguku dan kak brian yang masih didalam rumah.

“dek, kok masih disini, ngapain di kamar ibu? Sana udah ditunggu tuh” ucap kak gupi

Aku yang masih memegang selendang kesayangan ibuku, aku membauinya, baunya tetap sama, selalu mendamaikan pikiran dan hatiku, aku siap menangis lagi kali ini.

“hushshhh, gausah nangis dek, gak kasian sama kak nam? Nanti kalo kak nam liat kamu nangis malah dia ikutan nangis, sini selendangnya biar kak gupi simpan aja” ujar kak gupi menasihatiku.

“gausah kak, biar diatas ranjang aja, mungkin kak nam mau pakai nantinya buat pernikahan nanti” ucapku dengan senyum yang sebisa mungkin aku paksakan.

“yaudah sana lekas berangkat, tuh kak brianmu udah nungguin di ruang tamu dari tadi” kata kak gupi seraya menghapus sisa jejak air mataku yang sesaat tadi memang sudah meluruh sendirinya.

“yaudah, win berangkat ya kak, win bakal kangen sama kalian” ucapku memeluk kak gupi.

“iya kak gupi juga bakal kangen sama kamu dek, sana pamit sama kak nam lagi di dapur dia”

“iya kak”

Dengan begitu aku meninggalkannya lagi, meninggalkan rumah ini yang serasa semakin dingin, meninggalkan kedua permata terakhir yang aku punya.

Ibu….

Win pergi ya bu

Win janji akan kembali lagi

Win janji akan pulang kesini dan tengok ibu lebih sering

Bu

Win pamit ya

Aku sayang ibu.

JeJe metawin loss kingdomverse 2020

Kehilangan

Aku mendengarnya, mendengar setiap kalimat dan setiap kata yang kak nam dan kak gupi ucap. Seakan gravitasi menarikku untuk jatuh dan ambruk ke tanah, ini tak nyata kan? Katakan kalau aku sedang tertidur, katakan kalau ini hanyalah sebuah mimpi buruk, katakan padaku kalau aku membuka mata semuanya akan kembali seperti semula, seperti sedia kala.

Sayangnya semua terlalu nyata untuk aku percayai sebagai sebuah ilusi, tangisku pecah saat itu juga, ibu….harusnya aku lebih sering pulang kesana, ibu…harusnya aku lebih sering menelfon, harusnya aku tak pernah ada disini, harusnya aku tetap dirumah bersama ibu, bersama keluarga kecil kita yang tak lagi utuh itu. Aku tak sempat berada di sisi ibuku, sebagaimana layaknya seorang anak. Aku tak ada untuk ikut berbisik di dekat telinganya, mengantar kepergiannya. Aku tak ada.

Kak brian langsung menelfon popa gun saat itu juga, malam itu juga kita melakukan perjalanan menuju rumahku, bahkan papi newwie dan love juga ikut denganku kali ini, dalam perjalanan tangisku tak pernah terhenti, seakan air mataku keluar dengan sendirinya, di dalam mobil kak brian terus memelukku, meyakinkanku kalau semuanya akan baik-baik saja, meyakinkanku bahwa semuanya memang telah digariskan.

Dengan hidupku di sini yang serasa bagai neraka bagaimana aku bisa menerima kehilangan ini? Kehilangan yang begitu besar dan menyakitiku hingga ke ulu hati terdalam. Kehilangan ini adalah kehilangan yang sangat menyakitkan dalam hidupku. Ibu….maafkan win bu, win tak ada disaat-saat terakhir, maaf….

Ditengah gelap gulitanya malam, mobil ini melaju bagai peluru, ditengah sunyinya pendengaran, suara gemuruh hujan terdengar ditelingaku, bahkan langit pun menangis dengan kehilangan maha besar yang aku alami.

Suara-suara itu

Aku mendengarnya

Tangisan-tangisan itu

Aku merasakannya

Lantunan-lantunan ayat itu

Hatiku hancur bersamanya

Didepanku ibu sudah tidur dengan tenang, tak ada rasa sakit yang Selama ini beliau akrabi, di depanku ada wajah-wajah pucat dan tempias dari kakak-kakakku, pelukan mereka serasa rumah bagiku, pelukan mereka mengobati rindu yang kurasakan, namun berbeda kali ini, tak ada pelukan ibu yang selalu kunantikan, tak ada peluk beliau yang menghangatkan hatiku.

Hari ini adalah hari yang tak akan kulupakan dengan kehilangan maha besar yang aku alami, hari ini akan selalu ku ingat sebagai kepergian ibu terkasihku.

Ibu

Win sudah pulang bu

Maaf jika terlambat

Bu

Win antar ibu pulang ya

Maafin win ya bu

Maaf

Matahari sudah berada di ufuk barat, semburat nya memandikan bumi yang sedang berduka, memandikan bumi yang sebentar lagi menjadi tempat per-istirahatan terakhir ibuku tercinta, aku sakit dalam perih namun aku harus ikhlas.

Matahari menggeser malam, membawa siang pertanda hari baru. Siang yang akan menyegerakanku berpisah selamanya dengan ibuku. Siang yang akan membawaku ke suasana yang tak sama lagi, sejak hari ini. Semuanya tak sama lagi.

Lalu aku pandangi satu persatu muka disekitarku, papi newwie bahkan ikut menangis bersamaku disini, ada kak brian yang dalam diam ia terisak ketika memelukku, ada love yang sama rapuhnya merasakan suasana kehilangan yang sangat kental dirumah ini.

aku tengah kehilangan, kehilangan terhebat dan paling menyakitkan dalam hidupku, kehilangan yang membuatku merasa semuanya telah berakhir.

👀

Hurt Metawin POV

Hidupku akhir-akhir ini hanya disibukkan dengan kertas-kertas ini, kertas yang berharga untuk daddy, kertas yang menjadi saksi betapa perihnya hari-hari yang ku jalani disini.

Tidak tuhan, aku tak meminta banyak, aku tahu siapa aku, aku tahu sampai dimana kepantasanku, tapi tuhan, jika 11 hari terakhir adalah 11 hari terakhir ku bersama nya, bolehkah aku benar – benar memiliki nya? Sekali ini aja, sebelum aku benar-benar pergi mengadu nasib ku di kerajaan orang sebrang sana.

Mengapa tak ada yang sadar kalau aku tertekan disini? Mengapa tak ada yang peka kalau hari-hariku terasa semakin berat? Aku berjuang sendiri ya disini? Rasanya aku sudah lelah untuk menangis tuhan, aku selalu menangis di kamar mandi, di apartemen, bahkan saat mandi pun rasanya perih jika diingat waktuku disini tak banyak lagi.

11 hari lagi, jika aku berhasil aku akan kembali, jika aku gagal aku akan pergi, pergi yang tak akan pernah kembali.

Waktu ku tak banyak, aku ingin membangun semua memori indah tentangnya, sebelum semuanya terlambat, sebelum mataku tertutup oleh gelapnya dunia, sebelum langkahku berlawanan dengannya. Izinkan aku memilikinya, meski sebentar, meski sekejab saja, pasti akan menjadi memori terindah yang akan ku ingat sampai aku mati nanti.

Untuk daddy, aku gak marah dad, aku paham siapa aku, aku tahu sampai mana abdi ku, daddy hanya mau yang terbaik untuk kak brian kan? Iya aku memang tak pantas jika disandingkan dengannya, iya dad, aku tahu aku cuma selir yang bebas dimanfaatkan kan? Aku paham. Sebatas itu nilaiku dimatamu.

Dad... Maka sebelum aku pergi, boleh ya akun pinjam kak bri 11 hari kedepan?

Setelah dirasa ia menemukan pintu dengan tag “FUTSAL” disana, awalnya metawin ragu karena pintunya tertutup dan juga suasana sepi di gedung orma menambah keengganan tersendiri. Hingga...

“eh win, udah sampe. Sini masuk” ucap Off mempersilahkan metawin masuk, masuk kedalam jebakan yang telah ia persiapkan, masuk dalam skenario jorok yang telah ia bayang-bayangkan sejak tadi siang.

“i.... Iya kak” win dengan ragu menjawab dan melangkah masuk.

Namun ketika ia sudah masuk dalam ruangan ia dikejutkan dengan pintu yang dibanting keras dan dikunci dari dalam, belum selesai untuk mencerna apa yang terjadi ia dikejutkan lagi dengan keluarnya seseorang dari kamar mandi, itu adalah tawan, win mengernyitkan alisnya,

'bukannya tadi kata kak off, kak tawan ga bisa bantuin ya? Kok ada disini sih' pikir metawin.

Win mencoba berfikir positif, ia langsung mengedarkan pandangan di dalam ruangan orma ini, matanya tertuju pada sebuah matras, matras yang seperti nya sudah dipersiapkan oleh seseorang, entah off ataupun tawan. Kalau begini bagaimana metawin bisa berfikir positif disaat semua bukti-bukti yang matanya tangkap membuat nya ingin hilang akal saat itu juga?

“ini win mau bantuin bawa apa ya kak”

“sini dulu, duduk dulu yuk sini win” ucap off seperti sangat bersemangat untuk mengerjai metawin lebih jauh.

“oh atau kau kak off pangku? Sini kak off pangku sayang” lanjutnya.

Kata-kata itu membuat metawin seperti disiram oleh air dingin, ia menggigil mendengar kata “sayang” dari Off sesaat tadi.

“Eng.... Nggak usah kak, win duduk sini aja” ucap metawin menjaga jarak antara dirinya dengan Off, pun ia menjaga jaraknya dengan tawan. Mengingat apa apa yang mereka lakulan tadi siang bisa-bisa mereka bertindak diluar batas.

“kenapa win? Sini aja sini dipangku kak tawan, sini manis” tawan sudah berani menggoda ternyata.

“gausah kak, win duduk sini aja ya...” ucap win yang langsung mendudukkan dirinya disebuah kursi.

“kak.... Tadi katanya kak tay ga bisa dateng? Kok ada disini?” lanjut win bertanya pada tawan.

“iya nih... Katanya kak Off tadi disini ada makanan enak, kadi kak tay kesini mau makan, makan kamu” ucap tay dengan nada bercanda.

Memang nada yang dipakai tay seperti bercanda, namun efeknya luar biasa bagi metawin, jantungnya serasa ingin mencelos saat itu juga.

Win hanya bisa mematung di tempat duduknya tanpa sadar Off dan Tay sudah mendekati dan berada disampingnya, ia terkejut dan ingin berteriak, namun mulutnya dibungkam oleh tangan milik Off.

“apa jadinya ya win? Kalau brian tau tadi siang kita bertiga ngapain di kamar mandi?” ucapnya seolah-olah ia ikut berfikir, padahal yang ada diotaknya adalah bagaimana cara agar metawin tunduk padanya, tunduk di depan lututnya.

Win hanya bisa menggeleng dalam bungkam tangan Off, seakan ingin memberi tahu kalau 'jangan kasih tahu kak brian'

Off yang paham dengan isyarat yang di berikan metawin hanya bisa tersenyum licik.

“kalo gitu, biar kak Off sama kak tawan gak ngadu ke kak brian, win mau kan dienakin sama kak tay sama kak off juga?” off sedang mengancam dan merayu disaat yang sama ternyata.

Tay pun tak menyangka kalau off akan menggunakan cara ini untuk membuat metawin tunduk padanya.

Yang dilakukan win hanya mengiyakan nya, bukan, metawin tak terpaksa melakukannya, ia selama ini lah yang membangun dinding dan pembatas, namun kali ini dia juga ingin diruntuhkan oleh dua dominan di ruang orma ini.

.

Untuk Brian Bagaskara Dari Meta

I was waiting for so long For a miracle to come You told me to be strong Hold on and don't shed a tear Through darkness and good times

I knew I'd make it through And the world thought I had it all But I was waiting for you

I see a light in the sky it's almost blinding me I can't believe I've been touched by an angel With love

Let the rain come down And wash away my tears Let it fill my soul And drown my fears

Let it shatter the walls For a new sun A new day has come Where it was dark now ni there's is light Where there was pain, now there's joy Where there was weakness, I found my strength.

Untuk insan bernama Brian Bagaskara.....

Terimakasih... Karenamu aku melihat cahaya lagi. Karenamu aku belajar percaya lagi. Karenamu aku mengerti akan ada sinar diujung kegelapan.

Disaat keluarga tak lagi mengakuiku Disaat paman menjadi neraka dalam hidup ku Kamu yang bukan siapa-siapa datang Menepuk pundakku dan menuntunku. Kamu yang bukan siapa-siapa datang dan menawarkan peluk untukku. Kamu yang bukan siapa-siapa datang dan memberi bahumu untukku bersandar ketika lelah dan letihnya menjalani kehidupan.

Untuk insan yang bernama Brian Bagaskara.

Masih ingatkah? Ketika kau menawariku sebuah harap saat itu? Ingatkah saat aku setiap hari menunggu mu? Ingatkah kau saat aku menangis dalam pelukmu?

Brian... Dalam gelapnya hidupku satu dekade terakhir aku bisa merasakan kebebasan lagi karenamu. Dalam sunyi ya hidupku satu dekade terakhir aku bisa mendengar namaku di seru dengan kasih sayang. Dalam hitam putih nya pandangan mataku aku bisa melihat warna yang aku rindukan datangnya.

Untuk insan bernama Brian Bagaskara, di kehidupan ini dan kehidupan selanjutnya bisakah kita terus bersama? Untuk insan bernama Brian Bagaskara, di kehidupan ini dan selanjutnya bisakah kau terus menjadi cahaya dalam gelap gulitanya dunia? Karena aku mau. Aku ingin. Aku ikut denganmu.

Meta


Introduction :

¬Brianwin

¬Jossluke


Setelah ketiganya kehabisan tenaga, win dan brian terlelap dalam lenanya mimpi, namun tidak dengan luke yang masih setengah sadar mengatur pernafasannya dan mencoba menyadari kalau baru saja ia mendapatkan ejakulasi ternikmat dalam hidupnya dengan metawin, sosok yang selalu ia jadikan fantasi seksualnya dua tahun terakhir.

Setelah mendapatkan akal sehat dan staminanya kembali, luke beringsut dari ranjang meninggalkan metawin yang tertidur dengan posisi telungkup dan brian yang tertidur dengan posisi telanjang lengkap dengan penisnya yang setengah bangun karena sesaat tadi ia juga mendapatkan ejakulasi ternikmatnya di tenggorokan metawin.

Luke berjalan menuju sebuah meja mungil di ujung ruangan untuk mengambil sebuah bir yang ia beli di lobi hotel tadi, ia membuka tutupnya dan meneguknya untuk menghilangkan rasa hausnya.

Glek

Glek

Glek

Perpaduan metawin dan bir adalah perpaduan yang sempurna, setelah ia meminum birnya, di deretan beberapa bir itu ada satu minuman, minuman yang telah ia siapkan untuk metawin agar menjadi jalang setelah ini, minuman yang sudah ia takar dosisnya sendiri agar ia bisa menikmati dan meremukkan metawin lebih jauh lagi.

Luke mengambil borgol dari kotak yang ia bawa tadi, borgol ini akan ia gunakan pada metawin agar tak banyak bergerak saat ia akan menyetubuhinya dengan brutal dan ramai-ramai dengan brian dan joss yang akan datang sebentar lagi.

Jadi yang luke lakukan adalah berjalan menuju ranjang dengan borgol ditangan, setelah ia sampai diranjang dilihatnya metawin lekat-lekat, melihat betapa mulusnya badan metawin, melihat bagaimana si manis yang akan ia siksa sebentar lagi, membayangkan win yang kesakitan dan meminta ampunannya adalah fantasi terbesar luke dua tahun terakhir.

“meta…meta kamu indah banget kalau lagi telanjang gini”

ujar luke seraya mendekat kearah metawin yang masih terlelap karena kelelahan disetubuhi atas bawah oleh luke dan brian.

Luke masih dengan sisi lembutnya mendekati metawin, padahal posisi ketiganya adalah telanjang di atas ranjang, luke dengan penisnya yang sudah tegak mengacung seakan menuntut metawin untuk melakukan pertandingan babak kedua, seakan meminta dimuntahkan lagi spermanya entah di dalam tenggorokan atau di dalam diri metawin.

Luke dengan lembut mencium bibir metawin, memberi lumatan pada bibir seksi itu, hal tersebut membuat metawin terusik dari tidurnya dan membuka matanya, dengan setengah terkejut metawin menjauhkan wajahnya namun luke tentu bisa membaca keadaan, jadi yang luke lakukan sekarang adalah memegang tengkuk metawin agar ia bisa memperdalam ciumannya, agar ia bisa merangsang metawin sebagaimana metawin merangsang kejantanan luke untuk terus tegak dan mengacung siap untuk menggenjot metawin lagi.

Ciuman yang diberikan luke benar-benar membuat metawin kewalahan, pasalnya luke yang sudah memiliki bakat sebagai good kisser kini sedang mempraktekkannya pada metawin, sedangkan metawin yang memang menikmati cumbuan luke perlahan ia mulai terangsang, perlahan ia mulai jatuh pada permaianan yang luke berikan.

Ppwhahhhh

Luke melerai ciuman mereka, ia tahu kalau metawin sudah kehabisan nafas dari kakinya yang terus bergerak gelisah dan dadanya yang naik turun untuk mengatur nafas. Ia biarkan metawin untuk mengatur nafasnya.

Setelah dirasa sudah cukup untuk menormalkan pernafasannya luke menarik metawin untuk turun ke ranjang, turun dan berlutut di depan luke, metawin dihadapkan langsung dengan kejantanan luke yang sudah tegak, ukurannya yang besar panjang dan dihiasi oleh urat-urat yang bisa membuat win terbakar menjadi jalang.

“hisap win sayang, hisap yang enak bisa?”

tanya luke untuk memastikan kalau penisnya akan dimanjakan oleh mulut yang sesaat tadi ia cium bagai musafir ditengah gurun yang kehabisan air.

Metawin mengangguk sebagai jawaban, ia sudah pasrah tak ingin mencoba melawan apalagi jual mahal pada dominan di depanya yang penisnya sudah mengacung di depan mukanya siap untuk ia lahap dan ia masukkan ke dalam tenggorokan.

“hisap semua ya sayang, masukin kesini ya”

ucap luke seraya mengelus-elus tenggorokan metawin, ia ingin melihat penisnya yang panjang menulang menantang gravitasi agar masuk seluruhnya kedalam tenggorokan submisive yang kini tengah bersimpuh di depannya siap untuk ia gunakan sesuka hati.

Metawin mengangguk lagi sebagai jawaban, walau ia tahu sepertinya mustahil untuk memasukkan penis itu seluruhnya di tenggorokannya ia akan mencoba sebisa mungkin agar dominan ini cepat mengeluarkan laharnya kalau bisa hanya dengan permainan mulut saja.

Sluuurpppp

Metawin sudah memulai hisapannya pada penis luke, ia memasukkan kepala penis itu, hanya kepala saja untuk ia jilat dan ia hisap seperti menghisap lollipop, terkadang metawin akan menggunkan lidahnya untuk menyapu bagian antara kepala penis dengan batang penis yang merupakan bagian paling sensitive bagi laki-laki, kadang ia akan menyedot kuat-kuat seolah ingin menyedot seluruh sperma yang luke miliki.

“sluurprppp mmmhhhhhhh mmmmhhhhhh”

metawin sangat bersemangat ternaytaa, seakan sesaat tadi ia tak pernah disetubuhi oleh luke dan brian, seakan ia masih segar bugar untuk disetubuhi penis-penis dominan dikamar ini lagi, metawin memang terlihat polos diluar namun dalamnya? Jalang bangsat yang haus akan belaian dan genjotan penis dominan.

“enak sayang huh? Suka nyepong kontol gede kaya gini kamu metawin?”

Luke mulai vokal lagi, obrolan-obrolan kotor yang mampu memercikkan nafsu mereka berdua lebih berkobar lagi, obrolan yang dapat membuat darah berdesir lebih cepat ketika kau mendengarnya.

“ummmmhhh ummmhhh sluurpppp”

suara metawin yang tersumpal penis luke, walau ia hanya bisa memasukkan setengahnya dalam mulutnya, hal tersebut cukup membuat luke merasa nikmat ditubuhnya khususnya dibagian penisnya yang sedang dimanjakan metawin yang selama ini menjadi fantasi sexnya dua tahun terakhir.

“suka kamu metawin huh? Suka nelen peju ya kamu jalang huh?”

luke sudah mulai liar dan hilang kontrol atas akal sehatnya, yang ada diotaknya kini hanya bagaimana ia bisa menghajar metawin hingga ia puas.

Metawin mengangguk disaat penis luke menyumpal mulutnya, mengakibatkan gerakan keatas dan kebawah yang membuat rangsangan nikmat yang maha dahsyat bagi luke, rangsangan yang membuat penisnya merasa ngilu dan nikmat disaat yang sama sampai-sampai otaknya tak bisa membedakan keduanya.

“aarrrghhhh bangsat metawinnhhh, enak banget sepongan loe lonteeeeee”

luke kini mulai bermain tangan, mencoba menekan tengkuk metawin agar memperdalam dan memasukkan penisnya ke tenggorokan si submisive, seakan ia akan menanamkan seluruh penis itu ke dalam tenggorokan metawin hingga membuat tenggorokan metawin menggembung karena sumpalan penis besarnya.

Yang dilakukan metawin juga tak kalah jalangnya, ia memilin dan memainkan putingnya sendiri untuk memberikan nikmat pada tubuhnya, hingga tiba-tiba brian yang ternyata sudah terbangun lengkap dengan penisnya yang sudah tegak siap untuk menggempur metawin kini mendatangi luke dan metawin turun keranjang.

Yang dilakukan brian adalah bersimpuh dibelakang metawim, langsung berhadapan dengan bokong sintal si submisive, pun brian yang dengan cekatan memegang pinggul metawin agar semakin mendekat dengan selangkangannya, agar ia bisa memasukkan penisnya kedalam metawin tanpa ampun.

“pakein borgol duru bri sebelum loe entot”

ujar luke seraya menyerahkan borgol yang ia ambil sebelum memperkosa mulut metawin yang sekarang sibuk memasukkan dan mengeluarkan penis luke dalam mulut dan tenggorokannya.

Setelah menerima borgol dari luke, brian mengambil dua tangan mulus metawin untuk ia satukan di badan bagian belakangnya dan memakaikannya borgol, borgol yang akan membatasi ruang gerak metawin, borgol yang akan mempermudah brian dan luke menyetubuhi metawin tanpa ampun malam ini.

“EEEEEEEENGGGHHHHHH”

si submisive mengerang dalam keadaan dua lubang di tubuhnya sedang disumpal penis panjang dan besar dari dua dominan, mulutnya tersumpal oleh penis luke yang asik masuk keluar dalam mulut dan kadang luke menyodokkannya agar masuk kedalam tenggorokan metawin, dan badan bagian bawahnya yang dimasuki brian tanpa ampun, brian memasukkan penisnya sekali hentak langsung menumbuk titik sensitif metawin, sodokan brutal itu sukses membuat metawin lemas di tempat, sukses membuat pinggulnya bergerak mencoba menjauh dari sodokan brian namun brian memang sudah menduganya, jadi ia memegang pinggul metawin erat-erat agar bisa ia setubuhi keras-keras hingga membuat metawin merasakan nikmat tak terbendung dalam dirinya.

Clok

Clok

Clok

Clok

Brian memompakan penisnya dengan brutal dalam diri metawin, membuat metawin kepayahan karena terjangan ombak nikmat dalam dirinya semakin menghanyutkannya lebih dalam pada permainan biadab saat ini.

“eeeeeemmmmhhhhh gghhhoookkkkkk”

metawin mencoba untuk mendesah sebagai pelampiasan rasa nikmat yang ia terima dari sodokan penis brian, tapi apa daya semua desahan dan erangannya tertahan tak sampai keluar karena penis luke masih menggila dalam mulut metawin, apalagi saat ini tak ada penghalang, tangan metawin yang diborgol membuat luke leluasa untuk menyodokkan penisnya dalam tenggorokan metawin yang kini terlihat kacau.

Kacau karena dikerjai dua dominan sekaligus, kacau karena dikerjai lubang atas dan bawahnya.

“enak gak win? Huh? Enak kan dientot kayak gini huh? Makanya jangan jual mahal kalo doyan kontollhhh ahhhh anjinghh enak banget ngentotin kamu sayanghhhhh”

brian mulai membakar suasana dengan umpatan-umpatan dan kalimat kotornya. Yang mendengarkan pun juga ikut tersulut nafsunya, luke yang lebih brutal memasukkan penisnya jauh kedalam tenggorokan metawin, dan metawin yang dengan senang hati digagahi atas bawah oleh luke dan brian sang dua dominan perkasa.

PLOPPPPHHHHH

Luke melepaskan genjotannya pada mulut metawin karena sesaat tadi ia tahu kalau metawin sedang kehabisan nafas, terlihat dari matanya yang mulai berair mata dan nafasnya yang tak teratur membuatnya tersedak penis luke berkali-kali sejak tadi, sejak brian memasukkan penisnya dalam tubuh metawin dan meledakkan amunisi nafsu dalam diri sang submisive.

Plokkk

Plokk

Plokk

Plokkk

Brian menggenjotkan penisnya lebih dalam pada metawin membuat dirinya terlonjak-lonjak oleh sodokan itu, seakan penisnya mencari ruang dan titik terdalam metawin, seakan ia haus untuk mencari-cari kenikmatan dari lubang milik metawin, seakan ia ingin metawin merasakan nikmat dan meremukkannya disaat yang sama.

“ahhh kak briiiannhhh eeenghhhh kakkkkkhhh ahhhhh pelannhh duluuhhh kakk plisshh ahhhhhh”

metawin mulai vokal kali ini karena tak ada penis luke yang menyumpal tenggorokannya, sedangkan luke kini hanya mengocok penisnya dan melihat bagaimana brutalnya brian menyetubuhi metawin untuk mengantarkan si submisive pada kenikmatan dan meremukkan badan.

“enak aja minta pelan huh….suka kan kamu win entot kenceng kaya gini ahhhh anjinghh lonte kaya kamu pantesnya di entot kaya giniihhh ahhhh anjinghhhh ketat banget sih lo perekkkk”

brian semakin menggila dan tak kenal ritme pelan, sodokannya lebih brutal lagi dengan gerakan seakan ia akan mencabut penisnya dalam diri metawin hingga menyisakan kepala penis itu dan tiba-tiba dihentakkan dengan sedemikian keras dan brutalnya membuat metawin kehilangan akal dan kewarasan saa itu juga, membuat mata metawin membelakak seakan rudal kenikmatan telah ditembakkan dalan dirinya, membuat metawin mati-matian menahan nafasnya setiap kali brian berhasil meremukkannya dari dalam.

“ennnghhh ahhhh pliisshhhh fassteeerrrhhhh fasssterrrhhhhhh”

metawin dibuat bingung dengan kalimat yang ia ucapkan barusan, pasalnya ia merasakan kepayahan menata dan menyiapkan dirinya setiap kali brian menghujamkan penisnya malah kini ia meminta lebih keras dan lebih kencang brian menusukkan penisnya dalam-dalam, sedalam mungkin yang brian bisa untuk membuat metawin gila saat ini juga.

“AHAHAHAHHAA keluar juga jiwa lonte kamu win, emang aslinya tuh kamu suka kontol gede kaya gini kan, gausah jual mahal lain kali dasar perek”

Luke tertawa dan mengatai metawin yang meminta dan mengemis pada brian untuk mengencangkan sodokannya pada lubang bawahnya.

“ahhh anjinghh harusnya gue tau kalo lo emang jalanghhhh ahhh enak banget sih win lubang mu ahhhh”

brian masih memacu penisnya dalam lubang metawin, sedangkan metawin yang sedang kacau hanya bisa menutup mata menahan nikmat yang terus mendera tubuhnya.

“ahhh kak brianhhh win gak kuathhhh win keluarhhhhh”

meledak sudah rasa nikmat yang metawin sedari tadi tahan dan ia coba redam dalam dirinya, namun seberapa kuat ia membangun tembok akhirnya runtuh juga oleh sodokan dan genjotan tanpa ampun brian.

“aaarrhhhhh tambah ketat bangettthhhh aaargrghh winnnhhh sayanggghhh”

brian terasa dipijat dari dalam diri metawin, pasalnya ketika metawin mendapatkan orgasmenya cengkraman dirinya pada penis brian kian mengerat dan mengetat seakan memijat dan mengantarkan rasa nikmat hingga ubun-ubun, seakan mengantarkan nikmat hingga brian kehilangan kata-kata.

Clok

Clok

Clok

Clok

Brian masih dengan keras menggenjotkan penisnya dalam metawin, tak peduli metawin yang kacau dan kepayahan menata nafas karena ia telah sampai pada orgasmenya, orgasme nya yang kesekian kali ia dapat karena disodok dan dirojok penis brian.

“pindah atas aja bri, hajar di atas kasur aja gue juga mau rojok lubang nih anak” perintah luke untuk brian.

Plopphhh

Brian mencabut penisnya, luke sudah berbaring telantang diatas ranjang pun brian juga sudah mencabut penisnya dari dalam diri metawin, jadi sekarang yang brian lakukan adalah memegang pinggang metawin dan langsung memboyongnya ke atas ranjang, memboyong seperti membawa mainan untuk di mainkan sesaat lagi, memboyong seperti membawa jalang untuk ia remukkan dirinya didalam sana.

Brian menggendong metawin seperti membawa karung beras, seakan tak ada beban dan brian langsung menempatkan metawin di paha luke, seakan brian tahu kalau sesaat lagi siksaan dan nikmat yang sebenarnya baru saja akan dimulai.

Brukkk

Brian seperti mendudukkan metawin secara paksa, memaksakan metawin yang baru saja ia hajar menubruk penis luke yang sudah mengacung minta dipuaskan.

“ARRGHHH bri goblok loe, ngilu kontol gue bangsatttt”

ya, baru saja badan metawin didudukkan menubruk penis luke yang mengacung keatas membuat sensasi ngilu luar biasa di penis luke.

“udah lo masukin tuh kontol loe ki ini lonte”

ujar brian sambil meremas rambut metawin yang sudah kacau sejak dari tadi.

“ka….kak luke….kak bri, ini belom selesai? Badan win capek banget kak…hahhhh ahhhhhh nanti lagi ya kak plissss”

ujar win memohon karena ia merasa lelah dengan siksaan dua dominan brutal diruangan ini.

“HAHAHHAHHA diem lo lonte, tugas lo disini cuma buat ngisep kontol sama dientot gausah banyak protes lo perek” luke tertawa senang bisa mengatai dan mengerjai metawin yang sudah kelelahan karena kegiatan yang sudah berjam-jam mereka lakukan sedari tadi.

Setelah berkata demikian, luke langsung menjejalkan penisnya untuk memasuki metawin, ia merasakan hangat dan nikmatnya metawin disana, sangat nikmat untuk ia ingat bahwa ia terlah berhasil menyetubuhi metawin seperti seorang jalang yang kehausan sperma.

“aarrghhh kak lukkkkhhhh….ampunhhh udahhh meta ga kuatthhhhhh”

ujar metawin karena saat ini memang dia sedang tidak dalam mood untuk dimasuki dan dihajar dengan penis-penis besar itu.

Clok clok clok

Luke memompakan penisnya dalam diri metawin, membuat badan metawin terlonjak-lonjak keatas dan kebawah terbawa ritme dan alur yang luke buat dan ciptakan.

“aahhhhh ahhh kak lukkhhhh eeengghhhhh kakkkk lukkhhhhh”

metawin mengerang-erang akibat pompaan dibagian bawah badannya, pompaan yang menyulut aliran listrik dan desiran darah metawin menjadi lebih cepat.

“iya sayanghhh, sayangnya kak luke….ahhhh jalang manisnya kak luke…..ahhhh ahhhh metawin pinter ya mau di entot gini kan sayanghh”

Luke melunak rupanya, ia memanggil metawin dengan panggilan sayang untuk membangkitkan nafsu metawin agar ia dan brian bisa memompa metawin bersamaan dan berbarengan sebentar lagi.

“eeeeeenghhhh kak lukhhhhh ahhhh plisshhhhh kakkk harderrrhhhhh”

gila, sungguh gila, luke dan brian yang mendengar permintaan metawin agar dipompa lebih keras lagi pun terkejut, jika sesaat tadi metawin merengek untuk menyudahi pergumulan ini maka sekarang ia juga yang memohon dan meminta agar dipompa lebih keras dan brutal.

“hahahhahaha metawin sayanghhhh…..suka? suka kontol gede kakak? Huh jawab sayang”

Luke benar-benar gila pujian, melihat metawin yang tengah ia genjot tanpa jeda dengan tangan diborgol seakan pasrah dengan perlakukannya membuat nafsu luke meledak-ledak.

“sukaaaa….ahhh suka kakkkhhhh….win sukahhhh kontol kak lukeeee”

metawin mengerang dan mendesah sejadi jadinya, titik nikmatnya terus ditumbuk-tumbuk tanpa jeda memberikannya nikmat yang terus mengalir seperti tsunami yang menderanya dari segala arah.

“kalau di entot kaya gini suka gak sayanghhh? Sayangnya kak luke ini suka kan dientot kontol gede kaya ginihhh ahhhh suka gak kamu sayanghhhhh”

luke menyetubuhi metawin seakan ia adalah kekasihnya, sangat membuat luke gila dan hal itu membuat metawin justru lebih liar dan ingin meminta lebih terus.

“sukaaaaaa ahhhhh win suka kakkkkhh ahhh enakkhhh”

metawin sudah tersulut dan terbawa perkataan luke, terbawa permainanya hingga ia lupa kalau ada brian dibelakangnya dengan penis yang masih tegak mengacung menunggu isyarat dari luke.

“kalau suka sini peluk kakak sayanghhh”

ujar luke, ia menghentikan genjotannya pada lubang metawin, pada saat ini terlihat seperti metawin sedang mengendarainya, menjadikan penis luke sebuah alat untuk memuaskan nafsunya, hingga ia condong kedepan memeluk luke tanpa tahu rencana dibalik perkataan luke tersebut.

Brian mengoleskan pelicin banyak-banyak pada penisnya, ia tahu kali ini akan terasa sangat sempit dan nikmatnya dua kali melebihi apa yang sudah ia rasakan tadi, jadi yang ia lakukan menunggu isyarat luke untuk memasukkan penisnya secara paksa pada metawin yang sudah dimasuki luke terlebih dahulu.

Luke memeluk metawin yang tangannya diborgol kebelakang, memeluk dan mengunci metawin di posisi itu hingga ia tak bisa bergerak.

“sekarang bri” ucap luke memberikan isyarat untuk memasuki metawin

“AAAARGGHHHHHHHHH KAK LUKEEEE SAKITHHHHH, AMPUNHHH KAK BRII AMPUNHHHHH”

metawin yang baru sadar kalau ia dimasuki oleh dua penis sang dominan kita mencoba meronta-ronta, namun apa daya ia tak memiliki kekuatan untuk melawan dua alpha yang tengah tersulut nafsu duniawi.

“sshhhhh diem dulu sayang, pertama memang sakit tapi pasti nanti enak kok” ujar luke mencoba menenagkan metawin yang kini sudah lemas dan terisak, ia sudah pasrah untuk disetubuhi oleh dua penis sekaligus, rasanya seperti diperawani kembali, sakitnya lebih sakit hingga lututnya lemas tak bisa bergerak karena kaku.

“eemmmmhh kak lukeee sakithhhhhh”

“bri pelan dulu bri, jangan digenjot, masukin aja dulu biar dia bisa adaptasi” ucap luke pada brian seakan memberi pengertian pada metawin kalau mereka tak akan menyiksanya lebih jauh.

Jadi yang dilakukan brian sekarang adalah hanya mendorong penisnya dan memasukkkannya saja, sensasi ini sangat luar biasa sempit dan nikmat hingga membuat brian bisa saja keluar di detik itu juga.

“hikssss ahhh sakithhhh kakkkk ampunhh….ampuni win kakhh….enggghhh kak brihhhhh keluarin plishhhhh ahhhhh eeeennghhhh kakkkkhhhhh”

metawin terus memohon pada luke dan brian agar tak melakukan double penetration, brian yang mendengar perkataan itu bertanya pada luke seolah meminta pendapatnya.

“gimana luke?” tanya brian

“biarin aja, masukin aja semuanya bri……nanti kalo udah terbiasa baru genjot” ujar luke yang masih memeluk dan mengunci tubuh metawin.

Sedangkan metawin yang mendengarkan perkataan luke hanya bisa pasrah, pasrah jika ia harus dikerjai dua penis sekaligus.

Perlahan brian menarik penisnya dari dalam metawin, menciptakan sesasi yang luar biasa bagi ketiganya, sensasi sempit dan nikmat bagi brian dan luke karena selain cengkraman metawin, kini penis mereka juga bergesekan membuat friksi sensasi gila yang menyerang juga mendera brian dan luke secara bersamaan.

Sedangkan untuk metawin sensasi yang membuatnya gila mulai terasa, sakit yang bercampur aduk oleh kenikmatan hingga takaran yang tak bisa ia ukur dan ia timbang lagi, membuat lututnya gemetaran karena rojokan dua penis dominan yang menyetubuhinya saat ini.

“aaaaarrghhhhh bajingannn …..bener kata loe luke, ini enak bangethhhh…..enak kan win sayanghhhh?”

ujar brian yang masih didera rasa nikmat oleh remasan dan gesekan ketiganya.

“mantep kan bri…ahhh apalagi lontenya macam metawin ginihhhhh bajingannhh enak bangethhhhhh” luke mulai hilang kewarasan akibat kesekan ketiganya.

“eenngghhhhh kakkkhhhh ahhhh……ahhhh”

metawin juga sudah mulai vokal lagi, tak malu untuk mendesah, mengerang dan menjerit.

Mereka bertiga berpacu dengan waktu, mencari nikmatnya bersama-sama, brian dan luke mengerjai metawin dengan melakukan doble penetration dan metawin yang sudah mulai jalang karena sudah meminta untuk dihajar dengan keras.

“eeenghhh kakkk harderhhh plissss fasteerhhhhhh”

hilang sudah kewarasan metawin, ia tak pernah menyangka kalau dijejal dua penis sekaligus terasa sangat nikmat.

“ahahhah enak kan sayanghhhh…..enak di entot dua kontol gede gini hah” luke menanggapi perkataan metawin

“enakkkhhh enaaakh banget kakkkkk ahhhh terushhhh jangan berhentihhhhh…”

metawin benar-benar merasa nikmat saat dua penis itu terus berpacu dalam diri nya seolah-olah sedang berlomba-lomba untuk menyentuh titik itu.

“genjot yang keras bri”

luke memberikan perintahnya pada brian agar merojokkan dan memonpakan penisnya lebih keras tanpa belas kasihan pada metawin yang tengah kacau akibat perlakuan mereka berdua.

Dengan begitu brian memompakan penisnya dengan keras, liar dan brutal dalam diri metawin, membuat ketiganya terbakar oleh nafsu dan mencari jalan untuk pelepasan masing-masing.

“AAAAAHHHHHH KAKKKKHHHHH “

metawin menjerit histeris karena sodokan penis brian yang keras mengantarkannya pada rasa sakit yang bercampur aduk dengan nikmat tak terhingga, kakinya gemetar karena mencoba menerima sodokan liar itu.

“aaarghhhh metawin anjinggg bisa-bisanya loe punya lobang seenak selegit ini assshhhhhhh lonte loe metawin…lonte nya kak luke”

luke mulai gila dengan meracau kalimat-kalimat kotor yang mendengung memenuhi ruangan.

“eeeneennghhhh kak briiii ampunhhh win gak kuathhhhh”

jerit metawin agar brian mengendurkan tempo genjotannya pada pantat metawin.

“huuushhhh diem sayanghhh ahhhh…..win nurut ya sama kak bri ya…ahhh enak banget sih win lobangmu anjingg”

brian mencoba merayu metawin agar menurutinya, agar ia diam dan hanya menikmati dua penis yang tengah menyumpalnya hinga terasa sesak.

“eeeemmghhhh ahhhh kakkkkhhh” metawin meraung-raung mencoba melampiaskan rasa sakitnya.

“enak win? Enak sayang? Enakkan huh? Enak dientot kontol gede gini? Enak disumpel gini win?”

Luke memberondong metawin dengan pertanyaan-pertanyaan kotornya.

“ngahhhhhhh ahh kak udahh plisshhhh” metawin tak kuat menahan dua penis yang sedang memasukinya, ia bisa gila jika diperlakukan seperti ini, rasa sakit dan nikmat itu tak bisa ia bedakan lagi. Hingga…

CEKLEKKKKK

Joss sudah ada diambang pintu, ia menatap betapa liarnya brian dan luke menyetubuhi metawin, dengan posisi double penetration membuat joss semakin terangsang, setelah menutup pintu, kini joss masuk dan langsung duduk ditepi ranjang.

“enak gak luke anak gue?” tanya joss

“enak banget bro, sini cobain”

Ucap luke santai, sedangkan metawin yang sedang ia kunci dipeluknya merasa terkejut, tak bisa membayangkan apabila ia disumpal oleh tiga penis dominan alpha di kamar ini.

Joss yang memang sudah ditawari luke sejak awal dengan senang hati bergabung dengan brian dan luke yang kini tengah menyetubuhi metawin, jadi yang ia lakukan kini melepas satu persatu pakaiannya hingga mereka berempat polos diatas ranjang, disana ada 1 submisive dan 3 dominan yang kelaparan, bisa kalian bayangkan betapa lairnya permaianan mereka?

“ennghhhh kakk udahhh plishhhhh”

metawin masih mencoba memohon untuk menyudahi permaianan mereka.

“hushhhhh diem ya sayang, abis ini kan sayangnya kak luke mau dibikin enak sama kak joss juga kan? Nanti biar gak berisik mulutnya disumpel kontol kak brian aja ya meta sayang” ujar luke sambil mengelus-elus surai metawin.

Metawin yang ada dalam pelukan luke hanya bisa mengangguk pasrah, benar ia menikmati pergumulan ini, namun ini terlalu banyak untuk diterima dirinya, 3 penis dominan kekar dalam sekali main? Siapa yang sanggup menghadapinya.

Brian yang paham harus berbuat apa ia langsung mencabut penisnya, membuat kaki metawin gemetaran dengan sensasi yang ditimbulkan dari gerakan spontan brian tadi.

Tanpa ba bi bu, joss yang sudah terangsang melihat tubuh metawin yang mulus dengan tangan diborgol kebelakang dan dalam pelukan luke sukses membuat joss keras sekeras kerasnya, ia tak sabar merasakan seberapa nikmat submisive bergigi kelinci ini.

Sebelum memasuki metawin joss mengambil sebuah pelumas, melulaskan penisnya yang ukurannya jauh lebih besar dari brian dan luke dengan gel itu, agar metawin tak terlalu kaget dengan ukuran penis yang akan diterimanya, walau ia sudah tau pasti kalau metawin akan mengerang kesakitan kalau ia memasukinya.

Perlahan metawin merasakan benda itu memasuki dirinya, jauh lebih besar, jauh lebih membuatnya sesak, jauh lebih membuatnya kewalahan dari sebelumnya. Luke melepaskan pelukannya pada metawin dan memposisikan metawin menduduki penisnya dan juga penis joss yang bersatu bersama-sama menghancurkan metawin dari dalam, sedangkan brian sudah siap didepan muka metawin untuk merojokkan penisnya kedalam tenggorokan simanis sampai sesak nafas.

“AAAAARRGRHHHHHH…..mmmmmpph”

metawin mengerang, namun belum selesai ia mengerang mulutnya sudah disumpal oleh penis brian yang perkasa langsung menuju ujung tenggorokan metawin. Beginilah keadaan metawin, disumpal 3 penis dominan dengan kualitas nomor satu sekaligus, ia merasakan deraan nikmat tak terhingga yang membuat kakinya lemas selemas lemasnya, deraan itu membuat ke 3 dominan yang berlomba-lomba menanamkan penisnya dalam metawin merasakan kenikmatan tak terhingga, kenikmatan yang hanya bisa mereka rasakan pada metawin.

Pinggul joss bergerak dengan cepat dan liar, membuat kecipak suara pertemuan dua kulit yang membakar nafsu bagi siapapun yang mendengarnya.

Plok

Plok

Plok

Suara itu menggambarkan bagaimana brutalnya joss menyetubuhi metawin, suara itu adalah bukti keperkasaan seorang joss wayar dengan stamina prima yang sedang menghancurkan metawin dan menghanyutkannya pada nikmat duniawi.

“eennghhh mmmmpphhhh mmmmhhhh”

metawin mencoba meronta tapi mulutnya disumpal penis brian, membuatnya bingung dengan sensasi ini, gila memang mau dikata apa, tapi metawin mengakui kalau ia menikmati persetubuhan tak normal ini, ia menyukai setiap bagian dari tubuhnya seperti dipuja 3 dominan sekaligus, ia suka disumpal seperti ini.

“suka kamu win? Suka kontol kak joss kan? Enak kan sayang? Ahhh anjingghh enak banget lukeeeee” joss meracau karena nikmatnya persenggamannya.

“enak kan jos lonte gua satu ini…ahhh anjinghhh sempit winnn”

luke membalas racauan joss dengan sama liarnya sama joroknya.

“eeeemmmhh eenghhh emmmmmmm”

metawin sebenarnya ingin memberikan racauan kotornya tapi apa daya mulut dan tenggorokannya sedang menjadi objek bagi brian menyodokkan penisnya sedalam mungkin.

“winnhhh aku ngecrot winhhh telen peju kak bri….ahhhhh win sayangghhhh”

brian keluar saat itu juga, saat ia menyodokkan penisnya dalam-dalam untuk memastikan kalau win akan menelan seluruh cairan cintanya.

Glek

Glek

Glek

Glek

4 tegukan sperma brian masuk dalam perut metawin, cukup membuat dahaga metawin terpuaskan.

Ploppppphhhh

Penis brian telah ia keluarkan dari tenggorokan metawin, menyisakan metawin yang terengah engah menata nafasnya, menyisakan brian yang telah puas dengan orgasme ternikmat dalam hidupnya.

Tinggallah joss dan luke yang masih bertahan untuk menyodok metawin dari bawah, dalam posisi seperti ini, dalam kondisi seperti ini metawin sudah bebas untuk mengerang, mendesah bahkan menjerit karena penis brian tak lagi menyumpal mulut dan tenggorokannya.

“ahhhh kak josshhhh eengggghhhh”

metawin menggigit bibir bawahnya karena nikmat dimasuki dua penis perkasa sangatlah nikmat, membuatnya harus menahan nafas dan menggigiti bibirnya sendiri untuk meredam rasanya.

“aarghh ahhh anjingh win sayanghh enak banget kamu sayanghh”

joss memacu lebih cepat, lebih dalam, lebih meremukka metawin. Yang diremukkan terus mendesah dan meracau tak jelas karena ia juga merasakan nikmat yang sama, pun dengan luke yang sudah ada dilimitnya.

“ANJINGHHH WINHHH GUE CROT SAYANGHHH…. CROT DI DALEMHHH …KAK LUKE HAMILIN KAMU WINNNHHHHH”

Luke berteriak ketika mendapatkan orgasmenya, orgasme kesekian yang ia dapatkan malam ini bersama metawin.

“aaarrhhh kak josshhh harderhh plisshhhhh”

metawin sepertinya juga akan sampai pada limitnya hingga ia meminta joss untuk memacunya lebih cepat.

Diberi perintah seperti itu membuat joss menggila, ia menggempur metawin sekuat tenaga, habis-habisa, jika ia memang harus keluar dalam diri metawin sudah pasti anak manis ini akan langsung hamil dibuatnya.

“yess sayanghh….suka dientot keras keras gini ?suka win?”

“suka kakkkk ahhh win gak kuathhh win mau keluarhhh”

“hushhh tahan sayanghh…bareng kak joss ya sayanghhh”

Plokk

Plokk

Plokk

Plokk

Joss benar-benar memberikan performa terbaiknya untuk metawin, menggempur metawin tanpa ampun seperti jalang yang kehausan penis untuk dimainkan, sedangkan metawin sudah sangat dekan dengan pelepasannya.

“aaargghh kak josshhh win sampeee…..win keluarhhh”

‘aarghh winhh kak joss jugaa ahhhh….hamil kamu sayanghhhhh”

Dengan begitu joss keluar dalam diri metawin, membuat metawin terasa penuh dari dalam, sperma luke yang masih di dalam ditambah 8 semprotan sperma joss benar-benar membuat metawin kewalahan.

Setelah mendapatkan pelepasan masing-masing mereke semua beringsut lemas, brian yang sudah terlelap karena kelelahan, luke yang setengah sadar menonton gilanya joss menyetubuhi metaiwin, metawin yang lemas dengan tangan terborgol kebelang, joss yang ambruk di sebelah metawin memeluknya dari belakang.

Malam ini akan mereka ingat seumur hidup, malam ternikmat dan malam terliar yang pernah mereka alami bagi metawin, brian, luke dan juga untuk joss.

Konten kotor JeJe 2020