JeJeJJ

Rumah newwie

Begitu sampai di depan gerbang, brian segera menghubungi newwie agar segera membukakan pintu gerbangnya, mengingat new yang sedang dirumah sendiri membuat brian senang, pasalnya ia akan menghajar newwie dengan bebas dan leluasa tak perlu menahan erangan dan desahan.

Begitu satu chat masuk dan brian baca, rasanya ia ingin langsung melompat pagar, didalam chat itu newwie mengatakan kalau ia hanya menggunakan boxer saja, rasa-rasanya brian bisa hilang akal detik itu juga untuk menyetubuhi newwie di depan gerbang rumahnya sendiri.

Begitu newwie sudah terlihat keluar dari pintu rumahnya, rasanya brian menyesal mengatakan agar tak memakai celana, ternyata hal itu dituruti oleh newwie dan malah menyerang brian seperti boomerang, darahnya mendidih saat itu juga, nafsunya udah di ubun-ubun siap untuk disiram oleh percikan-percikan nafsu.

New berjalan dari pintu menuju gerbang, langkahnya memang biasa saja, tapi dengan lancangnya pikiran brian memberi stimulus kalau newwie tengah menggodanya dengan berjalan secara erotis.

“cepet banget sih bri sampenya” ucap sang tuan rumah

“iya dong, aku kan kangen kamu. Emang kamu ga kangen aku new ?” ujar kekasih metawin ini.

“gak, udah sana pulang” newwie sedang ingin bermain jual mahal sepertinya.

“jangan gitu dong, abis ini aku orderin mekdi mau? Kamu pesen sebanyaknya gapapa” tawar brian, ia tahu kalau new sangat suka beberapa menu makanan di restoran cepat saji tersebut.

Tak menjawab newwie langsung membukakan pagar agar brian dan motornya bisa cepat masuk, agar brian bisa cepat memasuki newwie dan menuntaskan nafsunya.

“yuk masuk dulu bri”

“masuk kemana? Masukin kamu? Iya sabar ya. Aku juga udah turn on dari tadi nih, liat, ngegembung gini selangkanganku” ujar brian usil, ia tahu persis apa maksud perkataan newwie tadi, ia hanya suka menggoda newwie saja.

“apasih briiii” ujar new yang selanjutnya menutup gerbang dan berjalan cepat menuju rumah.

Setelah brian memarkirkan motornya, ia berlari kecil tak sabar untuk menghajar newwie dengan bebas, sesuka hatinya sesaat lagi. Begitu sudah sampai di kamar newwie yang berada di lantai 2, ia langsung bisa melihat siluet sosok newwie yang sedang membuka pintu kacanya agar terbuka untuk mengakses ke balkon.

Ia langsung menerkam newwie dari belakang, memeluknya erat sampai membuatnya terkejut dengan ulah sang dominan yang nafsunya minta dipuaskan ini.

“mmmmmmm ahhhhh kangen sama kamu new, kangen genjotin kamu sampe kamu ampun-ampun” ucap brian dengan nakalnya, ia menghirup wangi tubuh newwie banyak-banyak untuk membangkitkan monster yang ada dalam dirinya.

“ihhh bentar dulu dong bri……aaawwhhhhhh” new menjerit, pasalnya dengan tiba-tiba tangan brian yang semula memeluk pinggang new langsung bergerak keatas, kearea dada dan meremasnya dengan gemas.

“aku kangen new…muah” brian menciumi tengkuk new yang putih bersih itu, seakan gemas untuk segera memberinya tanda kemerahan. Tangan brian masih trampil untuk bergerilya di badan newwie, mengelus dan kadang meremas menjadi kegiatan brian yang sangat sukai saat ini, membuat newwie dari yang semula galak menjadi newwie yang jalang diranjang adalah kegiatan menantang yang menyenangkan.

Newwie yang diperlakukan demikian pun tak tahan lagi jika harus berpura-pura kalau ia tak terangsang, ia ingin melakukanya juga dengan brian, disini, dikamarnya dan di balkonnya. Maka dari itu ia mencoba membalikkan badannya, berhadapan langsung dengan brian dan mata elangnya yang mengintimidasi sang submisive.

Setelah ia berbalik, yang terjadi selanjutnya adalah brian yang menyerang mulut berwarna pink milik newwie seperti musafir yang kehausan akan air, seakan tak pernah merasa cukup, seakan disanalah brian bisa melepas dahaga nya.

“eeeemmmhhhhhh…..” newwie mendesah karena hebatnya permainan lidah dan tangannya yang terus bergerilya di tubuh bagian bawah newwie, meremas pantat itu dengan gemas, seakan tak sabar untuk memakan hidangan utamanya, tangannya haus untuk terus mengeksplor tubuh seksi newwie.

Mmwahhhhh

Tautan bibir mereka terlerai, meninggalkan amunisi nafsu yang siap meledak bagi brian, dan meninggalkan newwie yang kepayahan mengatur nafasnya yang terengah-engah, ternyata brian tak membiarkan newwie untuk kembali ke posisi normalnya, ia menyeret dan melempar new di ranjang, selanjutnya ia menindih newwie, membatasi ruang geraknya, seolah ia ingin membuktikan bahwa berada dibawah brian adalah candu baginya, seolah ia ingin menunjukkan bahwa berada dibawah brian ia tak memikiki kuasa apa-apa atas tubuh dan pikirannya.

Ia menyerang bibir newwie bertubi-tubi, tangan newwie juga tak dibiarkan bebas, ia menyatukan tangan newwie diatas kepala dan menyerang bibir pink itu sesuka hatinya, kegiatan seperti inilah yang membuat newwie tak bisa lepas dari pesona brian, ia pencium yang handal, ‘pasti win sangat puas dengan permainan brian diranjang’ pikir newwie sesaat sebelum kewarasannya direnggut brian.

Ppwahhhhh

Brian melepaskan dominasinya atas bibir newwie, sekarang tangannya dengan terampil melepas kaos yang digunakan newwie, ia langsung dihadapkan dengan kulit putih susu itu, ia langsung dibuat gila dengan dua puting yang menunggu bibir dan lidahnya disana, dengan beringas tangan brian meremas dada new, cukup kasar hingga membuat new kaget dan terlonjak.

“eeengghhhhh jangan kasar bri…..sakitthhhhh” new memberikan intrupsinya atas perbuatan brian sesaat tadi.

Diberikan protes seperti itu malah membuat brian semakin menjadi-jadi, ia dengan rakus menjilat dan menyedot putting itu, dijilat dan disedot bergantian, terkadang brian juga menggigit pelan hingga membuat new mendesah dan menggelinjang.

Sslluuurpppppp

Brian seperti menyusu pada newwie, ia bermain kasar namun ia juga ingat kalau newwie bukan miliknya, maka dari itu ia juga berhati-hati untuk tak meninggalkan jejak kemerahan dikulit newwie yang putih susu.

“eeeengghhh briiiiiannnhhhhhh” erang new, brian tau kalau new sudah larut dalam permainannya, ia tahu newwie sudah terangsang dan siap untuk dieksplor dan ia gunakan untuk memuaskan nafsu bejatnya sebentar lagi.

Brian yang mengungkung newwie langsung maju dan duduk diatas dada newwie, ia menurunkan resleting celananya, celana yang bagian tengahnya kini menggembung karena ada sesuatu yang keras, panas dan besar dibalik celana itu seakan memanggil newwie untuk segera melahapnya.

Newwie yang tahu apa yang akan dilakukan brian hanya bisa pasrah, jakunnya naik turun seakan tak sabar merasakan penis sang dominan yang kini telah mengacung didepan mukanya, mengacung ke atas seakan menantang langit dan gravitasi bumi untuk segera menyetubuhi newwie.

“buka mulutnya new….” Brian memerintah. Yang diperintah tentu saja menurut karena ia tak sabar merasakan sensasi penuh dibagian mulutnya yang akan disumpal dengan kejantanan brian, setelah new membuka mulutnya, yang dilakukan brian adalah memasukkan penis itu sedalam mungkin newwie bisa bertahan, menggenjot mulut newwie seperti ia menyetubuhi pantatnya sebentar lagi, sedangkan newwie ? ia hanya bisa pasrah ketika brian menyodokkan penisnya menyentuh tenggorokannya yang harus membuatnya menahan nafas karena sumpalan penis brian menghalangi kemampuan bernafasnya.

“eeenghhh nngghoookkk…..” newwie benar-benar tak kuat jika terus diperlakukan begini, diperlakukan seakan brian menyetubuhi mulutnya dengan brutal seperti melupakan kalau newwie juga membutuhkan nafas untuk bisa melayani kejantanan sang dominan.

“enak new? Enakkan kontolku hah? Anjingghh enak banget ngentotin mulutmu bangsaatttt” brian meracau karena nikmat yang ia alami, nikmat karena berhasil mendominasi newwie, nikmat karena berhasi menyetubuhi mulut newwie asal-asalan sesuka hatinya. New yang sudah tak kuat dan tak tahan dengan siksaan kejantanan brian langsung memiringkan kepalanya kekanan, berharap sodokan penis brian akan meleset dan keluar dari mulutnya.

PLOPPPPHHH

Penis itu berhasil keluar dari mulut newwie, diperlakukan begitu ternyata malah membuat brian marah dan bertindak brutal pada newwie.

“jangan dilepas anjingghhh….buka mulutmu lonte!!” brian benar-benar sudah all-out menganggap newwie adalah jalangnya saat ini.

Newwie tahu, kalau brian sudah kesetanan seperti ini berarti ia sedang berada di puncak nafsunya, tapi newwie juga membutuhkan waktu untuk bernafas kan? Karena sesaat tadi ketika penis brian menyumpal mulut dan menyentuh tenggorokannya ia kehilangan kemampuan bernafasnya dengan normal.

“gak mau buka huh? Minta di hukum kamu ya?” tanya brian dengan seringai jahat, seringai seolah berarti kalau newwie adalah sebuah objek yang bebas ia gunakan, bebas ia pakai, bebas ia setubuhi sesuka hati.

Brian yang sudah hilang akal sehatnya melucuti pakaianya satu persatu, meninggalkan dirinya yang sudah polos tanpa sehelai benang pun, newwie yang berada dibawahnya hanya bisa menatap takjub pada dominannya saat ini, menampilkan otot perut yang terbentuk sempurna, dada bidangnya, otot tricep dan bisepnya yang membuat newwie tersulut untuk menjadi jalang, dan tak lupa penis brian yang mengacung di depannya, penis yang akan menghukumnya menuju hukuman ternikmat bersama brian.

Setelah melucuti pakaiannya sendiri, kini brian beringsut turun dari atas newwie, yang ia lakukan adalah langsung menelanjangi newwie, yang ditelanjangi hanya bisa pasrah karena ia juga mengiginkan brian sekarang, ia ingin di puaskan, ia ingin disumpal sampai merasa penuh, ia ingin disumpal sampai memekik kesakitan. Itulah newwie yang malu untuk meminta namun menikmati ketika disiksa oleh nafsu.

Brian yang tak sabar langsung menyambar sebuah pelumas yang telah ia persiapkan untuk menyetubuhi newwie sebentar lagi, setelah menemukan apa yang ia cari-cari, brian langsung melumaskannya pada jarinya, bukan satu atau dua, namun langsung tiga, brian pikir terlalu lama kalau mempersiapkan newwie dari satu jari ke tiga jari, jadi ia memilih jalan pintas untuk langsung menggunakan tiga jarinya sekaligus, kalaupun newwie mememkik kesakitan dan tersiksa juga ia bodo amat karena newwie bukan kekasihnya, jadi ia bebas menyiksa newwie dengan kasar.

Newwie yang melihat brian melumaskan gel itu ke tiga jarinya langsung melotot, gila saja jika ia harus langsung dimasuki tiga jari, padahal selama ini tay tawan selalu bermain lembut padanya dan mempersiapkan dirinya sebaik mungkin sebelum memasuki dirinya, sangat bertolak belakang dengan brian yang tak sabaran.

“bri jangan lansung tiga dongg…..AHHHHHHH BRIIIII SAKIITHHHHH”

new memekik kesakitan karena brian dengan brutal memasukkan tiga jarinya secara kasar, membuat newwie terlonjak untuk menghindari siksaan brian, namun sepertinya brian memang sudah bisa membaca keadaan, ia memegang pinggul newwie agar tak terus bergerak menjauhi jarinya yang sedang menyiksa lubang kenikmatan newwie.

“enak gak huh?....makanya kalo disuruh tu nurut anjinghh” brian benar-benar kasar, ia memasukkan dan mengeluarkan jarinya dengan ritme cepat, membuat newwie menahan nafas saking sakit dan perihnya, tangannya meremas sprei kuat-kuat, kakinya sudah lemas karena tak bisa menerima rangsangan dan siksaan disaat yang sama.

“briiihhhh….plissshhhh ahhhh…ahhhh briiiaannnhhh….ampunnhhh briihhhh” newwie benar-benar tak bisa membedakan lagi antara sakit dan nikmat yang menderanya disaat yang sama, tubuhnya merespon kesakitan tapi sisi jalangnya terus meminta lebih, lebih kasar, lebih brutal dan lebih tak tahu malu meronta-ronta agar segera dimasuki oleh penis brian.

Setelah dirasa cukup memperisapkan sang submisive, brian tanpa ba bi bu langsung menggendong tubuh newwie, digendong menuju balkon, nyatanya brian tak main-main ketika berkata ingin melakukan hal tersebut di balkon rumahnya, ia suka exhib ternyata, melakukan tindakan senonoh di ruang terbuka memang sensasinya luar biasa.

Brian menurunkan newwie, memposisikannya menungging dan membiarkan tangan newwie memegang pagar pembatas sebagai tumpuan untuk bertahan.

“aku masukin ya new, teriak aja yang kenceng kalos sakit, biar orang-orang tau jalang kayak kamu suka dientot kaya gini kan huh?” ucap brian dengan entengnya.

Belum sempat new mengutarakan keberatannya karena ia tahu brian akan bermain kasar, ia merasakan penis brian masuk dalam sekali sentak, membuat new kepayahan, membuat kaki newwie lemas dan kehilangan kemampuannya untuk menompang badan, membuat genggaman tangan newwie ke besi pagar menguat sebagai akibat masuknya penis brian yang tak kira-kira memenuhi dirinya.

“AHHHHH….briiii…pelannhhhhh” new memekik karena merasa penuh, terlalu penuh rasanya, walau brian berhasil menyentuh titik nikmatnya namun rasanya memang terlalu penuh mengisi dirinya saat ini.

Yang dilakukan brian ternyata hanya memasukkan dan menanamkan penisnya dalam newwie, tak langsung menggempur dan menggenjotnya, ia masih memiliki belas kasih ternyata, membiarkan newwie beradaptasi dan membiasakan dirinya dengan sumpalan penis itu.

Setelah dirasa cukup untuk membuat newwie beradaptasi, brian mulai kegiatan menggenjotnya, ia menarik penisnya seakan akan ia cabut dan menyisakan kepala penisnya saja dalam tubuh newwie, dan sesaat kemudia ia mendorong penisnya kuat-kuat tanpa ampun seakan ingin meremukkan newwie dari dalam, keras sekali dan brutal hingga membuat newwie kepayahan dengan tiap-tiap sodokan nikmat yang kini tengah mendera dirinya.

“enak new? Enak di entot kontol gede kaya gini hah ? jawab jalangg” ucap brian seraya menggempur newwie tanpa ampun.

“eeeeenghhh briiii…..” newwie tak bisa bervocal ria ternyata, rasa nikmat yang meletup-letup dalam tubuhnya begitu besar seakan meledakkan dirinya dari dalam membuat lidahnya kelu.

“enak gak new? Suka kan dientot kaua gini huh…ahhh bangsat sempit bangethhh….anjinhhh” brian terus memompa newwie, menyetubuhinya dengan asal-asalan, tak peduli dengan newwie yang sudah berada di limitnya.

“aahhhhh briii…….enmmmmhhhhh” new memekik tertahan, ia tak ingin menjerit karena dibawah sana banyak orang yang sedang lalu-lalang dijalanan, berbeda dengan newwie yang sedang berusaha meredam vokalnya, brian justru menggila, menyetubuhi newwie dan win di tempat umum dan melihat keramaian adalah impiannya, sayangnya win selalu menolak melakukannya, jadi untuk saat ini brian tak keberatan untuk terus meminta newwie memeuaskan nafsunya.

“enak banget anjinghhh ngentotin loe disini…ahhhh newww enak banget newww” brian yang menggila menggempur newwie rasanya sudah dekat dengan pelepasannya.

“bri…..briiii ahhhh aku ga kuat briiihhhh…mau keluarhhhh….” Newwie benar-benar sudah sampai pada limitnya, tubuhnya mengejang, kakinya melemas serasa mau ambruk, pegangan tangannya pada pagar besi semakin megerat, dan di detik itu juga ia telah sampai pada titik kepuasannya, meninggalkan brian yang masih dengan liar menyodokkan penisnya tanpa ampun dalam dirinya.

“janga diketatinn sayanghhhh….perekkk gue ngecrottt anjingghhh” brian sampai juga pada pelepasannya, ia mencabut penisnya dari dalam badan newwie, membalikkan tubuh newwie yang sudah lemas dan pasrah sedemikian rupa hingga wajahnya tepat berada di depan kejantanan brian yang masih menggunkan kondom tersbut. Dengan tergesa-gesa brian melepas kondom itu dan langsung mengocok penisnya tepat di depan newwie yang sedang mengatur nafasnya.

“NEWW GUA NGECROTHHH ANJINGHHHH” brian memuntahkan lahar panasnya tepat di muka newwie, sedangkan newwie hanya bisa pasrah diperlakukan seperti jalang.

“ahhhh….ahhh….enak banget new ngentot sama kamu” ucap brian yang kini juga ikut ambruk di lantai berhadap-hadapan dengan newwie yang sudah lebih dulu ambruk.

Dengan begitu mereka segera membersihkan diri mereka, menghilangkan jejak-jejak percintaan yang tak seharusnya, dan saat itu juga brian tahu betapa nikmatnya melakukan exhib, disaat itu newwie tahu kalau pemainan brian yang kasar ternyata lebih ia sukai dan ia nikmati dari pada permainan lembut tay tawan kekasihnya.

Konten kotor JeJe 2020

Toilet Gedung fakultas teknik lantai 5 nomor 12

Cringgg

Setelah mendapat pesan masuk dari tay tawan, win segera berjalan menuju toilet nomor dua belas yang letaknya berada di paling pojok, dengan langkah mantap metawin berjalan melewati pintu demi pintu yang terbuka, berarti tak ada seorang pun yang berada di toilet ini, tak seorang pun selain dirinya dan tawan pikirnya.

Tentu sebelum ia tahu kalau Off sudah menunggu dibalik pintu kamar mandi dengan pangkal celana yang menggembung karena tak sabar untuk merasakan hebatnya permainan metawin.

Win sudah sampai di depan pintu kamar mandi nomor dua belas yang pintunya dibiarkan setengah terbuka, betapa terkejutnya ia karena yang didapati bukan hanya seorang tay tawan, namun juga ada satu orang lagi bersamanya yaitu kak off, senior brian dan tawan di fakultas teknik, seolah mereka menunggu metawin untuk memberikan permainan terhebatnya.

Win memberikan tatapan tajam ke tawan, kenapa? Tentu karena ia tak diberi tahu olehnya, ah tidak, sebenarnya bukan itu alasannya.

Tapi lebih ke engganan melayani Off, kenapa demikian? Jelas ia akan canggung mengingat ini pertama kali metawin yang sedang melayani tawan akan dilihat atau bahkan Off juga akan ikut dalam permaianan mereka sesaat nanti.

“sini masuk win” ucap tawan sambil memberikan tangannya agar di tangkap oleh metawin.

Win masih berdiri tegak di depan pintu toilet, seakan ragu-ragu untuk melakukannya, rasa-rasanya ia ingin berbalik badan dan lari dari kedua dominan liar yang nafsunya menuntut untuk di puaskan ini.

Ia melotot ke tawan seakan meminta penjelasan mengapa ada Off disini, namun belum sempat ia mendengar perjeasan tawan, win langsung ditarik masuk oleh dua dominan alpha ini.

Seakan mereka sudah tak sabar dibuat menunggu, seakan nafsu mereka sudah berada di puncak ubun-ubun dan siap untuk diledakkan.

“sssshhhhhhhh jangan teriak ya manis” ucap Off membekap mulut metawin, karena sesaat tadi ia ingin menjerit karena terkejut ditarik masuk secara tiba-tiba sebelum mendengar perjelasan tawan.

Belum selesai metawin meredam keterkejutannya, kini mulutnya langsung dibungkam oleh bibir seksi Off dengan beringas, ia sangat lapar akan metawin, ia ingin membuktikan kehebatan seorang metawin yang digadang-gadang tawan sebagai blowjob terhebat yang pernah ia dapatkan.

Sedangkan tawan? Ia asik meremati pantat padat nan bulat milik metawin, membuat metawin menjerit dalam batinnya, ia tak bisa diperlakukan seperti ini karena bisa saja metawin melewati batasannya dan memberikan semuanya pada dia dominan yang tengah meminta pelepasan padanya ini, ia harus menahan nafsunya karena bagi metawin hanya brian lah yang dapat memberikan sex terhebat baginya.

Setelah puas merasakan manisnya mulut metawin, off dan tawan seakan paham, mereka langsung ke bagian utama, mengingat mereka tak punya banyak waktu dan mengingat mereka sedang berada di kamar mandi kampus.

Tay dan off yang masih menggunakan pakaian lengkap hanya membuka resleting celananya, mengeluarkan penis mereka dari sesaknya celana berbahan jeans itu, membebaskan kebanggaan mereka agar segera dilahap oleh mulut lembab metawin.

“isep sayang”

ucap tawan sambil menyodorkan penis besar beruratnya yang ukurannya tak tanggung-tanggung tersebut didepan muka metawin, sekali-kali ia menamparkan penisnya yang sudah keras sekali dan berkedut-kedut itu ke muka metawin, seakan ia ingin metawin merasakan seperti apa struktur penis besarnya itu di kulit wajah metawin.

Sedangkan off? Ia mengeluarkan penisnya, membuat metawin membelalakkan matanya, pasalnya ukuran penis off yang hampir sama dengan ukuran penis tay membuat metawin membara, ia kira penis terbesar yang pernah ia hisap dan ia nikmati hanyalah penis brian dan penis milik tawan, ternyata ada lagi penis yang sama besar, sama panjang dan sama kerasnya dengan milik brian dan tawan.

“isap ya anak manis, win anak pinter kan?” ucap tawan

Win mengangguk sambil terus menikmati tamparan penis tawan di wajahnya, seakan membiarkan wajahnya menjadi objek pemuasan nafsu tawan, seakan membiarkan tawan untuk memancing sisi jalangnya yang seperti tersulut api dan berkobar sangat liar.

“win suka kontol gede ya? Iya kan?” tanya tawan lagi. Lagi-lagi win mengangguk.

Sesaat off dibuat bingung dengan apa yang dilakukan tawan, mengapa ia tak langsung menghajar tenggorokan metawin saja? Malah ia asik bertanya seperti itu. Hingga sedetik kemudia Off paham.

‘PRAISING KINK ANJINGGGGG! JADI WIN SUKA DIPUJI KAYAK GITU BUAT JADI JALANG HUH?’ pikit Off dalam hati.

HAPPPPP

Penis tawan sudah masuk dalam mulut metawin, tak banyak yang masuk memang, tak lebih dari separuh ukuran penisnya, off kini lebih aktif, ia membawa tangan metawin untuk menggemkan penisnya dalam tangan mulus itu, menggenggamkan dan meminta kocokan dengan ritme yang bisa membuat Off gila, terkadang win akan mengocok dengan ritme pelan membuat off menahan desahannya dan terkadang win akan mengocoknya denga ritme sedang membuat kewarasan off meninggalkan ruangan kecil itu, dan terkadang win mengocok penis itu dengan cepat membuat lutut off gemetar karena nikmat dan pandainya metawin mengendalikan dirinya, mungkin benar yang dikatakan tawan kalau win memang manis dibagian luar namun bagian dalamnya sangatlah jalang dan nafsunya sangat besar, terlihat dari betapa pandainya ia mengerjai dua penis saat ini, penis tawan yang menyetubuhi mulutnya tanpa ampun dan penis off yang tengah ia kocok agar lebih keras sebelum ia masukkan dalam-dalam ke tenggorokannya yang luar biasa nikmat, luar biasa nikmat hingga tawan harus mengakui kalau deepthroat yang diberikan win lebih hebat dari yang diberikan newwie, tawan harus mengakui permainan mulut dan lidah win lebih berpengalaman dari newwie, seakan brian telah berhasil melatih submisivenya menjadi jalang berpengalaman dalam hal hisap menghisap penis.

“gghhhokkkkk….mmhhhh…ghhookkkk”

suara metawin yang tertahan karena penis milik tay menyumpal penuh mulutnya, sesekali tawan menyodokkan penisnya secara keras dan brutal dalam mulutnya hingga masuk dalam rongga tenggorokannya yang lebih lembab dan lebih panas, seakan tawan ingin menanamkan seluruh penisnya ditenggorokan metawin dan membiarkan penis besar dan panjangnya ditelan simanis yang tengah ber air mata karena mual yang ia rasakan.

PWAHHHH

Win mengeluarkan penis itu, penis tawan yang sesaat tadi menggila dalam tenggorokannya dan menyumbat pernafasannya, menciptakan benang liur dan yang bercampur dengan precum milik tawan sebagai tanda kalau penisnya siap bertempu lebih keras dan brutal nantinya dalam tenggorokan metawin.

Belum sempat ia mengatur nafasnya, kini off langsung mengarahkan muka metawin tepat dihadapan penisnya yang tengah keras menjulang keatas seakan menantang langit-langit kamar mandi, sekaan penis itu menantang gravitasi bumi untuk menyetubuhi mulut metawin.

Tanpa ba bi bu Off mencoba apa yang dilakukan tawan “win sayang….win anak baik ya, iya ?” tanya off dengan nada maskulin Tawan yang tahu apa yang Off lakukan langsung paham kalau karibnya itu dari tadi memperhatikan dan melakukan observasi bagaimana cara membuat metawin menjadi jalang yang sebenarnya. Win mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Off.

Puk…pukkk….pukkk

Off menamparkan penis keras nya ke muka metawin, terkadang ia goda mulut metawin yang tengah menganga menunggu penisnya untuk memperkosa mulut itu degan brutal.

“kalau win pinter, win bisa dong masukin kontol kak Off semua disini” ucap off sambil mengelus-elus leher win lengkap dengan jakunnya yang naik turun menunggu sodokan brutal dari penis off. Win mengangguk lagi sebagai jawaban ‘iya’ dari perkataan off

“kalau pinter masukin semua ya sayang, nanti kak off kasih win yang win mau” ucap off merayu metawin yang tengah tak sabar untuk menerima penisnya.

HAPPP

Penis besar itu win masukkan semuanya dalam satu kali gerakan dan satu kali tarikan nafas, membuat off terkejut dengan rasa nikmat yang luar biasa mendera penisnya, ia merasakan kenikmatan yang tak pernah ia rasakan pada gun, benar kata tawan, deepthroat metawin benar-benar bisa membuatnya gila.

“anjiingggghhh…..suka sayanghhh…. Mulut jalang anjinggg… lontee”

Ucap Off yang kesetanan dengan rasa nikmat pada penisnya, penis yang sedang metawin kejai di mulut dan tenggorokannya.

Tawan pun kini ikut terbakar dengan adengan di depannya, maka untuk melampiaskan nafsunya, ia bersimpuh di belakang metawin, memeluknya dari belakang dan membiarkan metawin kepalanya bergerak aktif merangsang penis Off agar segera memuncratkan spermanya.

Tawan meremati pantat padat itu, kadang ia juga meremati dada metawin yang menggoda, ingin rasanya ia membuat tanda dan bermain-main dengan kulit metawin, namun pasti metawin menolak karena takut akan ketahuan brian.

PLAKKK

PLAKKK

PLAKK

Tawan menampar bokong itu yang masih menggunakan celana dengan keras, membuat metawin terlonjak.

Tawan menggesek-gesekkan penisnya di pantat metawin yang masih menggunakan celana itu, seakan mengukur jika penis besarnya masuk kedalam pantat ini akan seberapa dalam, akan seberapa nikmat, akan seberapa menggilanya ia memperkosa metawin jika hari itu menjadi nyata.

“ghhokkkk enghh ghookkk”

suara dari mulut metawin. Off benar-benar kesetanan memperkosa mulut metawin, menyodokkan dan merojokkan penisnya dengan sangat keras menuju ujung tenggorokan metawin, mencari nikmatnya sendiri tak peduli dengan metawin yang terus mengeluarkan air mata, tidak, metawin tidak menangis, air matanya keluar dengan sendirinya ketika ia melakukan deepthroat, ketika penis asing itu memaksa masuk dalam tenggorokannya.

“anjingghhh…..metawinnhh enak banget sepongan loee…sshhhhhh, Gun gak bisa yang kayak gini..ahhhh pinter kamu sayanghhhhhh”

Off terus vokal dalam ketidak sadarannya tengah membandingkan kemampuan Gun dengan kemampuan Metawin.

Dipuji demikian, membuat Win menggila, nafsunya seakaan dipicu untuk meledak saat itu juga, ia bertekad akan membuat Off mendapatkan pelepasannya secepat mungkin.

“ghhhookkkk ghokkkk”

win terus memaju mundurkan kepalanya, mengeluarkan dan menelan penis itu dalam-dalam agar segera memuncratkan cairan nikmatnya.

“aagghhh suka kontol kamu metawinnhhh….. aahhhh suka dikontolin? Hahh ahhhh….suka nyepong dua kontol kamuhh ahhh…iya sayanghhh?” ucap off terus memburu nafsunya.

Sedangkan win masih dengan temponya yang akan membuat Off meledak sesaat lagi.

“aaarghhhh anjighhh enak bangethhh… besok-besok sepong temen-temen kakak juga ya sayanghhhh….. suka nyepong kontol atlit futsal kamu win ahhhh”

Off mendekati puncaknya, namun ia masih bisa mengendalikannya seakan mencoba merasakan kenikmatan mulut metawin lebih lama lagi.

“ahhhh…besok sepong kontol temen kaka yaahhh….sebelas kontolhh kamu mau hah…ahhh mau kan kenyang nelen peju ahhhh ahhh”

Off terus bervocal ria, membayangkan metawin disetubuhi teman-teman 1 teamnya yang beranggota sebelas orang, Off suka gangbang rupanya.

“ARRHHHH ANJINGHHH GUE NGECROTTTTT, TELENNN WINHHH”

di detik itu juga saat metawin mencoba menjauhkan kepalanya dari penis Off yang siap meledakkan amunisinya, kepalanya di tahan oleh tawan, melesakkan kepalanya maju agar semua penis Off tertanam dengan baik di tenggorokan metawin dan agar semua cairan sperma itu langsung ditelan si sumbisive.

PPPWAAHHHHHH

Win langsung mengatur nafasnya ketika sumpalan penis off telah keluar, liurnya menetes bercampur dengan sperma Off sesaat tadi yang mengisi tenggorokan yang sekarang sukses ia telan, win benci jika dipaksa menelam sperma tanpa kemauannya sendiri.

Off yang sudah mendapatkan pelepasannya langsung terduduk di kloset, sedangkan tawan kini mengambi giliran, ia langsung berdiri dan mengarahkan penisnya langsung kedalam tenggorokan metawin, metawin kepayahan menghadapi penis tay yang ukurannya cukup membuat nafas metawin terasa sesak karena merojokkan penis itu ke titik yang terdalam tenggorokannya.

“aahhhh iya sayang, suka kamu dikontoli gini kan?”

“ahhh coba brian lihat kamu lagi nyepong dua kontol kayak gini pasti dia ikut kann sayanghhhhh…..anjighhh enak bangethhh” tawan terus merojokkan penisnya ke dalam mulut metawin tanpa ampun, tanpa ia tahu kalau metawin sudah di limitnya.

PWAHHHHHH

AHHH AHHHH

Win mengeluarkan penis tawan secara paksa, tawan benar-benar sadis. Ia menenggelamkan penis besar dan panjangnya selama 40 detik, selama itu juga tawan merasakan hangat dan lembabnya tenggorokan metawin, selama itu juga metawin tersiksa karena kehabisan nafas.

“kak tayyy…ahhh …ahhhh jangan kayak tadi lagii ahhh ahh”

ucap win sembari mengatur nafasnya yang sesaat tadi ia pikir ia akan mati disetubuhi penis tawan yang menyumpal tenggorokannya.

“iya sayang maaf ya , yuk sepong lagi kontol kakak” ucap tawan.

Kali ini ia membiarkan metawin menyervisnya dengan sesuka hati, tanpa paksaan, sedangkan Off yang melihat hal itu penisnya sudah berdiri tegak, siap untuk ronde ke dua menghajar tenggorokan si manis itu.

“nnggghhhh ngggokkkk emmhhhhh” win ingin menuntaskan permainannya agar tawan segera memuncratkan spermanya.

“aahh …lonteee enak anget perekkkk” acap tawan ketika pelepasannya sudah mendekat dan siap meledak.

Saat itu juga tawan menunjukkan dominasinya, ia langsung menyeret kepala metawin dan ia pojokka di tembok untuk ia rojok dengan brutal.

“ahhh anjingghh enakk asuuuuuu” tawan terus meracau

“eeeneghhh ngghhookkkkkk”

“aahh winnn kak tay ngecrot di mulutmu sayangh…..telen, telen sayanghhh”

Jelas metawin tak memiliki opsi selain menelan sperma itu, kepalanya tak dibiarka bebas bergerak terhimpit tembok dan badan tawan yang kekar.

Ploppp

Penis tawan ia keluarkan, memberikan friksi nikmat disekujur tubuh kekasih newwie itu, sedangkan win kini tengah mengatur nafasnya, perutnya terasa kenyang karena menelan sperma dua dominan ini yang tak main-main banyak dan kentalnya.

“eemhhh…ahn…ahhh udah ya kak..ahhhh …udahhh…:”ucap metawin seraya berusaha berdiri dan merapikan pakaiannya, terutama celananya yang tadi asik digerayangi oleh tawan, Saat Off akan maju dengan penisnya yang sudah mengacung lagi, tawan menaha Off.

“udah Off….kasian anaknya udah capek kayaknya, kapan-kapan lagi aja” ujar tawan seakan mengerti keadaan metawin yang tengah kacau.

Dengan begitu mereka berberes-beres dan keluar satu-persatu dari toilet, toilet yang menjadi saksi bisu hebatnya mulut dan tenggorokan metawin memuaskan dua dominan alpha, toilet yang menjadi saksi bisu tentang pergumulan yang tak seharusnya.

Toilet Gedung teknik lantai 5 nomor 12

Konten Kotor JeJe 2020

A

The permission

Matahari perlahan mulai meninggalkan garis katulistiwa menuju ke ufuk barat, memandikan bumi dengan semburat oranye nya yang membuat hati menghangat. Pun sama dengan suasana hati Gun dan kesepuluh awak team kerajaan yang ditugaskan dalam pencarian ini.

Berjam-jam gun dan team habiskan untuk bercengkrama dengan metawin, seakan mereka semua tak peduli lagi dengan pencarian di sektor 6, seakan dalam diam mereka semua telah setuju dan jatuh hati pada sosok metawin meski baru beberapa jam bertemu. Benar kata Gun, ada sesuatu dalam diri metawin yang membuatnya spesial, ia bisa membangun suasana, membawa dan mengendalikannya seolah ia satu-satunya nahkoda di kapal yang penuh emosi.

Suasana ini, rasa ini, kehangatan ini tak pernah Gun dan team rasakan ketika melakukan pencarian di sebelas sektor lain, padahal dibanding sektor 6, sektor lain jauh lebih nyaman dan lebih memudahkan mereka dari akses hingga kesumber dayanya.

Tapi takdir siapa tahu kan?

Di tengah gersanganya sektor 6, diantara menggilanya fatamorgana diluar sana, Gun dan team menemukan sebuah berlian, kilaunya benar-benar menyilaukan, bahkan Gun yakin jika keduabelas anak dari masing – masing sektor disejajarkan, semua mata pasti akan langsung tertuju pada metawin.

Senyum nya yang manis, lesung pipinya yang membuat siapapun jatuh hati, pembawaan dirinya yang ceria dan menyenangkan, attitude nya yang baik, sangat-sangat pantas untuk disandingkan dengan sang pangeran.

Melalui obrolan-obrolan itu Gun tahu, kalau metawin adalah anak yang cerdas, hanya karena keadaan yang tak mendukung dan lingkungan yang akrab dengan kata 'kemiskinan' ia tak bisa bersekolah, namun itu bukan suatu sandungan batu krikil untuk Gun memantabkan hatinya memboyong metawin ke istana.

Setelah sepakat untuk berkunjung kerumah metawin, mereka semua berjalan beriringan menuju rumah yang bertempat di paling ujung distrik 6. Rumah yang terpisah dari rumah – rumah lainnya, rumah yang terbangun dari batu bata tanpa semen tanpa ubin dengan beberapa atap yang sudah bolong dan retak, sangat sederhana. Rumah mungil yang selama ini menjadi tempat pulang sang malaikat di tengah gersangnya sektor 6.

Hati Gun rasanya seperti ditusuk jutaan jarum yang silih berganti seperti datang untuk menyakitinya, melihat kondisi metawin rasa-rasanya ia paham tentang penderitaan yang selama ini ia alami, selama 10 tahun terakhir, ah tidak, malah mungkin saja selama ia hidup dan tumbuh di sektor tak tersentuh bantuan pemerintah ini.

Dalam diam, gun terisak melihat kenyataan banyak rakyat di sektor 6 yang hidup akrab dengan kesusahan, seolah mereka hidup dan tumbuh bersama membuat tamparan keras pada diri Gun, ia yang selama ini berfikir kerajaan yang temannya pimpin adalah kerajaan yang makmur nyatanya tidak demikian, rakyat disektor 6 dan manusia seperti win ada dan nyata, dalam bungkam diam mereka menjerit meminta pertolongan tapi tak ada yang mendengar. Dalam gersangnya tanah yang tak lagi subur mereka menanamkan harapan dan memanjatkan doa agar masih ada hari esok untuk mengais rezeki. Sungguh ironi yang nyata.

Sesaat tadi Gun seperti larut dalam pikiran yang terus berkecamuk hingga tak terasa mereka telah sampai dirumah metawin, seakan paham, Gun lah yang akan menjadi perwakilan untuk memintan izin pada keluarga metawin, seakan paham kalau rumah mungil ini tak bisa menampung mereka semua untuk masuk dan singgah dalam istana kecil sang malaikat sektor 6 ini.

Di dalam rumah itu Gun bertemu dengan ibu, gulf dan nam yang metawin ceritakan tadi.

“ibuuuuu.... Win pulaangg” Win menghambur dalam peluk ibunya, memeluknya erat seakan sudah berpisah sekian abad, hal itu membuat Gun semakin berat mengatakan maksudnya datang kemari.

“anak ibu dari mana? Kok rame banget diluar? Win nakal ya?” tanya sang ibu pada anak bungsu nya itu.

“tadi abis main bu, terus tadi win kan jatuh terus di tolongin sama dikasih makan sama kak Gun, oh iya buk... Ini kak Gun” ucap win diakhiri dengan memperkenalkan Gun yang sedari tadi larut dalam hangatnya keluarga kecil ini.

“sore bu, saya Gun bu” ucap gun seraya menyalami ibu dari metawin itu.

45 menit lebih Gun dan keluarga metawin larut dalam obrolan yang panjang, obrolan yang menentukan apakah metawin akan ikut ke istana atau ia akan tinggal dalam keputus asaan sektor 6 selamanya, obrolan yang cukup menguras emosi, emosi seorang ibu yang mencoba memahami kalimat demi kalimat, kata demi kata yang terucap dari mulut Gun.

Setelah paham apa maksud Gun, ibu metawin memeluk anaknya erat-erat, disana juga ada gupi dan nam memeluk erat adiknya, seolah mereka adalah satu-kesatuan yang tak mungkin dipisahkan, dalam diam Gun paham kalau ibu metawin mencoba melepaskan anaknya agar win bisa hidup lebih berkecukupan, dalam diam Gun bisa mendengar tangisan batin ibu metawin, dalam diam Gun tahu tatapan sendu seorang ibu itu memancarkan kasih sayang yang tak berujung.

Maka dari itu, setelah mendapat izin dan persetujuan dari keluarga metawin, sang ibu bergegas untuk mengemasi pakaian anak bungsunya, mencarikan pakaian yang terbaik dan paling layak yang mereka punya kareja win akan menghadap ke istana.

Sampai tiba saatnya mereka berpisah, mereka berpelukan, pelukan ibu dan anak-anaknya adalah pelukan terhangat yang pernah engkau dapat, pelukan ibu pada anaknya adalah pelukan menyembuhkan dari lelahnya menapaki perjalanan. Win menangis dan terisak dalam peluk ibunya, pun gupi dan nam ikut menangisi kepergian adiknya sesaat lagi.

Gun bisa memahami kalau sosok ibu di depannya ini sedang menahan air matanya untuk keluar, sedang mencoba kuat dan mencoba terlihat tegar di depan metawin agar ia tak sedih.

Tiba sudah saatnya berpamitan.

“ibu.. Win pergi dulu ya... Hikss... Hiksss” win pamit dengan air mata yang masih berlinang.

“pergi lah nak.... Jangan lupain ibu disini ya, ibu pasti kangen sama kamu” ucap ibu dengan suara gemetar menahan tangisnya.

“sesekali pulang ya dek jenguk kita semua” ucap gupi seraya memberikan pelukan terakhirnya.

“kakak sayang kamu metawin, sejauh apapun kamu pergi, kami tetap disini untuk menunggu mu pulang lagi” ucap nam

Dengan begitu mereka berpisah, jalan metawin tak lagi sama, jalannya kini berlawanan dengan langkah keluarganya yang diam di sektor 6.

Dalam sunyinya malam itu, Gun mengantongi izin dari ibu metawin, dalam sunyinya malam itu tangis seorang ibu pecah merelakan kepergian anaknya, tangis yang sedari tadi ia tahan kini runtuh sudah, ia memeluk kedua anaknya yang masih ada dalam jangkauannya untuk ia pekuk erat, tak ada lagi si bungsu yang menemani harinya, tak ada lagi senyum si bungsu yang menjadi alasan nya untuk bertahan di tengah ironisnya sektor 6. Ia merelakan si bungsu pergi untuk menjemput takdirnya. Ia merasa sulit tapi ia harus rela.

The permission JeJe

The Story of Metawin

Setelah sedari tadi asik mengekor dibelakang, pemuda itu dipersilahkan duduk oleh gun, setelah nya gun disibukkan dengan mengambil beberapa makanan untuk menjamu 'bakal calon' pendamping sang pangerak itu.

Pemuda itu memang terlihat kacau, pakaiannya lusuh karena debu, robek di beberapa bagian memperlihatkan kulit sehat pemuda itu yang harusnya tak boleh dilihat oleh orang lain.

Namun dibalik penampilannya yang kacau, gun harus jujur pada dirinya sendiri kalau pemuda ini memiliki sesuatu yang tak dimiliki oleh kesebelas pemuda yang kini sedang menunggu dalam bus kerajaan di balai sektor 6 sana. Seakan pemuda ini memiliki aura yang positif, aura yang membuat orang lain ingin terus menatap dan ingin terus di dekatnya.

“nih dek, dimakan” gun memberikan pemuda bermacam-macam makanan yang terlihat sangat asing bagi pemuda itu, makanan-makanan kembang gula itu tak pernah ada di tempat ini.

Maka dari itu, dengan malu-malu ia mengambil kembang gula itu untuk dirasakan manisnya.

Setelah merasakan 1 bungkus permen kenyal itu, pemuda itu merasakan rasa yang berbeda, rasa makanan yang tak pernah ia rasakan selama ia hidup di sektor 6, sektor yang akrab dengan kalimat kemiskinan ini memang sungguh memprihatinkan, jangankan daging, air layak konsumsi disini menjadi barang yang sangat berharga bagi warga sekitar.

“ma.... Makasih ya kak” ujar pemuda itu diakhiri dengan senyum lebar sebagai tanda terimakasih nya kepada gun.

DEGGGGG.......

Rasanya jantung Gun mau meloncat dari tempatnya berdetak, senyum itu sangatlah manis dan tulus, ditambah dengan gigi kelinci yang bersarang rapi bersama deretan gigi lainnya membuat gun lebih mantab untuk memilih pemuda ini menjadi 'bakal calon' pendamping pangeran.

“namamu siapa?” tanya gun, setelah mengembalikan kemampuan berfikir nya. Karena jujur saja sesaat tadi rasanya ia seperti dihipnotis dan dipaksa jatuh ke alam tak sadarnya hanya dengan sebuah senyuman? Gila bukan? Bisa kalian bayangkan semanis dan secerah apa senyuman itu?

“metawin kak, panggil win aja” ucap pemuda bernama win tersebut. Lagi-lagi diakhiri dengan senyuman manis lagi.

“win ya? Win disini tinggal sama siapa?” sepertinya Gun mencoba mengorek informasi lebih dalam tentang win.

“win tinggal sama ibu, sama kak gupi sama kak nam” jawab win sambil menerima segelas es coklat yang diberikan Gun.

“oooohhhh....ayah dimana?” lagi-lagi Gun mencoba mengorek informasi lebih jauh.

Win yang mendengar pertanyaan dari gun mimik mukanya langsung berubah, dari win yang memberikan senyum manis langsung berubah menjadi tatapan yang agak sendu.

Sadar kalau mungkin pertanyaannya menyinggung hati si manis, Gun segera meminta maaf.

“eh....maaf win, kak Gun gak maksud nanya-nanya privasi kamu kok, gausah dijawab gak papa”

“gapapa kok kak hehehhe.... Ayah meninggal pas aku masih kecil, kata ibu saat itu disini lagi ada wabah kelaparan. Ayah pergi dari rumah buat cari makanan di luar daerah sini kata ibu....” jelas win diakhiri jeda untuk mengambil nafas sebelum melanjutkan ceritanya.

Sesaat tadi Gun baru saja akan menanggapi cerita dari win tersebut, namun belum sempat ia mengeluarkan sepatah kata, win kembali berbicara.

“kata ibu pas ayah ke perbatasan buat cari bantuan makanan..... Ayah ditembak sama penjaga perbatasan dikira ayah mau berontak sama perintah kerajaan....” mimik muka win mulai terlihat sedih, membuat suasana hati Gun ikut menjadi melankolis, sungguh ada sesuatu dalam diri metawin yang dapat mengendalikan suasana hati orang-orang disekitarnya.

Jika benar ayah dari metawin meninggal di perbatasan saat musim wabah kelaparan, maka di detik itu ia tahu, kerajaan berhutang maaf sebesar-besarnya pada lelaki bergigi kelinci ini, pasalnya 10 tahun lalu kerajaan sedang melakukan gencatan senjata di sektor 6, 7 dan 8. Gencatan senjata yang banyak menumpahkan darah warga tak berdosa termasuk ayah metawin salah satunya.

Tenggorokan Gun terasa disumpal oleh batu gamping berukuran maha besar, ia tercekat mendengar perkataan metawin sesat tadi.

“jadi... Yahhhh...win tinggal sama kak gupi sama kak nam, tadi kan pas kak Gun bilang ada permen apa tadi? Gupi?... Ohhh yupi... Win kira kak gun bilang kalau ditenda sini ada kak gupi makanya win mau ikut kesini hehhehhe.....” ucap win dengan diakhiri tawa renyah yang cukup enak didengar oleh gendang telinga.

Demi sang surya dan sang luna! Jika sedetik suasana hati Gun dibuat melankolis oleh win, kini dibuat berbalik 180 derajat, Gun ikut tertawa mendengar pengakuan metawin tentang permen yupi dan kakaknya yang bernama gupi itu.

“win, kak Gun mau nanya ke kamu boleh?” ucap Gun agak hati-hati, tentu saja ia meminta izin karena pertanyaan selanjutnya pasti agak sensitif bagi metawin.

“boleh kak, tanya aja” jawab win masih dengan senyuman manisnya.

“eumm..... Ibu kerja apa dirumah?” pertanyaan itu lancar keluar dari mulut Gun, ia khawatir kalau win akan tersinggung dengan pertanyaannya karena sesaat tadi ia baru saja menceritakan secarik kepahitan hidupnya kepada Gun.

“ibu cuma bantu tetangga nanam sayur kak, kalau kak gupi kerja jaga di toko bangunan di sana deket pasar, kalau kak nam sama win dirumah” jelas win secara runtut menjelaskan peran anggota keluarganya satu persatu.

Sedangkan Gun? Ia sedang berfikir, apakah ia tega memisahkan Win dengan keluarganya hanya untuk menjadi 'kandidat' yang belum tentu juga langsung terpilih.

Namum hati kecil Gun malah merasa iba karena mendengar cerita tentang ayahnya metawin tadi, sungguh kerajaan berhutang maaf yang amat sangat pada keluarga metawin.

Hingga terbesit sebuah ide dan alasan yang masuk akal untuk memboyong metawin ke istana.

“win mau bantun ibu dapet uang gak?” tanya Gun dengan ekspresi tenang.

“mau lah kak, win mau beliin ibu selendang yang bagus, baju-baju yang bagus, mau bilang biar ibu dirumah aja ga perlu kerja, biar win aja yang kerja, emang kak Gun mau nawarin Win kerja ya?” ujar win panjang lebar justru malah membuat hati seorang Gun merasa nyeri dengan penuturan anak polos ini.

“yaudah, nanti kak Gun antar kamu pulang ya, kak Gun ada yang mau diomongin sama ibu kamu” jawab Gun, yang sebenarnya tidak menjawab pertanyaan metawin sesaat tadi.

“oke kak” jawab win singkat, lagi-lagi senyum manis itu terukur indah di wajah seorang anak yang Gun yakin sebagai sebuah permata di tengah Gurun yang kering kerontang.

The Story Of Metawin JeJe

Sektor 6

Gun bertolak dari sektor 7 ke sektor 6 di hari terakhir, ia hanya punya waktu dua hari lagi untuk menemukan 1 orang terbaik di sektor 6.

Ketika roda mobil menginjakkan di perbatasan antara sektor 7 dan 6,suasana panas menyengat langsung terasa hingga ke pori-pori kulit, membuat gun & team pesimis untuk melakukan pencarian, pasalnya bagaimana bisa ia menemukan pemuda dengan kriteria jempolan di tempat yang memiliki kondisi geografis yang bisa dibilang sangat memprihatinkan tersebut?

Sektor 6 adalah sektor yang berada di ujung negri, sangat jarang tersentuh oleh perhatian pemerintah pusat, hal itu di perparah dengan cuaca yang sangat tidak bisa di tebak, jika hari ini sinar matahari terik seperti membakar seluruh kulit, bisa saja besok terjadi hujan badai.

Setelah gun membalas pesan dari grup “babu kerajaan” ia segera turun dari mobil bersama 10 anak buahnya, mengumumkan ke seluruh warga tentang titah sang raja.

Berjam-jam telah ia habiskan di sektor 6 untuk menyeleksi siapa-siapa saja yang pantas untuk ia bawa pulang ke istana dan diperkenalkan sebagai kandidat selir sang pangeran namun tak juga menemukam titik terang. Semuanya dibawah standar yang diberikan oleh sang raja, rasa-rasanya gun sudah mau ambil keputusan untuk segera hengkang dari sektor 6 hingga tiba-tiba ia melihat seorang pemuda yang sedang asik mengejar-ngejar seekor kucing.

Matanya tak lepas memperhatikan pemuda itu, jujur saja pemuda itu benar-benar sepeti permata di tengah tumpukan pecahan kaca, ia bisa saja hanya diam dan semua orang akan melihat takjub padanya.

Gun terus membawa ekor matanya kemanapun pemuda itu berlari hingga.....

BRUKKKKK....

pemuda manis itu terpeleset dan terjatuh terduduk di atas tanah yang gersang.

Dengan tergesa-gesa gun berlari menuju anak yang sedang terduduk dan terisak di atas tanah yang tak lagi subur itu.

“argh... Huhuhuhu sakitt” pemuda itu mengeluhkan sakit dipipi dengan nada terisak seperti tangisnya akan pecah.

Hadirnya gun ternyata dirasakan pemuda itu, dengan tampilan seperti bodyguard jujur saja hal itu membuat takut pemuda itu, takut jika ia akan diculik.

“loh kok malah main panas-panas gini dek, ayo ngadem di sana” gun berkata seraya menunjuk sebuah tenda besar yang beberapa jam tadi teamnya bangun untuk melakukan seleksi pemuda sektor 6.

Pemuda itu tak langsung menjawab, ia memperhatikan gun dengan tatapan tak bisa dibaca, seakan ragu untuk berinteraksi dengannya.

“hei, kakak ga jahat kok, ayok duduk kesana. Disana ada makanan ada permen yupi juga sama es coklat, mau kan?” tawar gun.

Pemuda itu hanya mengangguk, setelah itu ia berdiri dan mengekor di belakang gun.

Sesaat tadi rasa-rasanya gun telah menemukan sebuah permata di tengah tanah tandus ini, rasa-rasanya pencariannya di sektor 6 akan selesai lebih cepat karena ia yakin kalau pemuda yang ia temui tadi benar-benar menarik perhatian semua orang, bahkan jika ia tak ingat dirumah ada harit yang menunggu, gun tak keberatan untuk memboyong pemuda ini ke tempat yang mungkin saja akan terjadi kekhilafan, tapi sesat ia ingat akan tugasnya disini.

Ia sudah yakin dengan pilihannya, langkah selanjutnya adalah menemukan keluarga pemuda ini dan menjelaskan tentang titah sang raja agar ia mendapat izin memboyong pemuda ini ke istana kerajaan

Sektor 6.

The search

Setelah mendapat perintah dari Tay, esoknya Gun langsung berangkat untuk melaksanakan titah sang raja.

Ia membawa 10 anak buah untuk membantunya mencari orang yang tepat di masing-masing sektor.

Pencarian ini pun tak sembarangan, pasalnya tay memberikan standart yang sangat tinggi untuk selir yang akan disandingkan oleh sang pangeran, seperti memiliki gigi kelinci, kuat, cerdas, cekatan dan memiliki ciri – ciri fisik yang sekiranya disukai oleh brian.

Untuk selir yang terpilih akan diberikan jaminan kehidupan untuk dirinya dan keluarganya di masing-masing sektor. Imbalannya pun tak main-main, cukup untuk membeli puluhan hektar tanah sebagai ganti anaknya yang akan dijadikan selir sang pangeran.

Pencarian itu membutuhkan waktu setidaknya 2 hari di masing-masing sektor, dari 12 sektor hanya sektor 6 lah yang letaknya paling jauh dari kerajaan, maka dari itu pencarian di sektor 6 di lakukan di hari terakhir, dengan kondisi geografis yang cukup memprihatinkan awalnya membuat Gun ragu untuk menyambangi sektor dengan tanah tandus tersebut, cuaca di sektor 6 pun sangat tak menentu. Kadang bisa kemarau panjang hingga mengakibatkan wabah kelaparan, hingga tiba-tiba menjadi hujan badai berhari-hari.

Namun namanya perintah tetaplah perintah, Gun akan melakukan pencarian terakhirnya di sektor 6 yang letaknya paling jauh di ujung negri tersebut, meski nantinya ia tak akan menemukan siapapun yang layak dari sektor 6, setidaknya ia sudah datang ke sektor dengan cuaca ekstrem tersebut.

3

Blank space

Bagian 1

Bangkok, Raikan School 09:15 AM 12 Juni 2016.

“bukannya anda harusnya lebih mementingkan hal yang lebih penting dari pada yang ada di dalam pakaian saya?” ucap win.

Sudah tak terhitung win dipanggil di ruang kepala sekolah karena sang kepala sekolah keberatan dengan tato yang dimiliki oleh win.

tato tiga bintang yang membuat orang-orang termasuk kepala sekolah memiliki spekulasi yang buruk terhadap win padahal ia tahu sendiri kalau win adalah guru yang cerdas dan memiliki cara sendiri dalam mengajar siswa-siswanya.

Sang kepala sekolah hanya bisa mengurut kepalanya, tak terhitung juga ia akan di ceramahi panjang lebar oleh seorang guru muda yang memiliki pandangan dan cara mengajar yang berbeda dari guru lain disekolah ini.

“hapus tatonya sekarang juga” perintah sang kepala sekolah seolah memberi titah yang harus di patuhi yang lebih muda.

“saya tak akan melakukannya” jawab win enteng

“HARUS”

“TIDAK, SAYA TAK MAU” jawab win cukup ngotot.

Sang kepala sekolah sudah habis akal untuk berbicara dengan win, sepintar apapun orang lain jika dihadapkan dengan win metawin pasti akan habis kata juga.

“jika kau tak mau menghapusnya, ku kirim kau kesekolah kapal kami” jelas kepala sekolah mengancam win.

Sejauh ini siapapun gurunya jika sudah diancam akan dipindah kesekolah kapal pasti akan menolak dan memilih untuk tunduk pada sang kepala sekolah.

nampaknya hal tersebut tak berlaku pada win, win yang memiliki jiwa yang haus akan kebebasan tentu akan dengan senang hati menerima tantangan kepala sekolah tersebur.

Win berkacak pinggang di depan kepala sekolah dengan ekspresi menantang, ia tak bisa membiarkan stigma bahwa orang yang bertato adalah orang yang buruk, ia akan membuktikanya kepada kepala sekolah.

“berikan saya waktu dua hari untuk mengemas barang-barang saya”

Jelas bukan? Win seorang guru muda dengan pikiran terbuka dan out of the box sudah pasti akan menerima ancaman yang diberikan kepala sekolah.

Setelah mengatakan hal tersebut, win keluar dari ruang kepala sekolah tanpa mengucap sepatah kata apapun dan tanpa mengucap salam.

ia berjalan cepat menuju ruang guru untuk mengemasi barang-barangnya dan segera menuju mobilnya untuk pulang ke apartemen dan mempersiapkan apapun yang akan ia bawa di sekolah kapal yang letaknya di tempat yang antah berantah.

Win membanting pintu mobilnya cukup keras, meredam emosinya tentang stigma yang tak baik tentang orang bertato. Dititik ini ia akan membuktikan bahwa seorang pengajar yang baik bukan dinilai dari penampilannya tapi dari apa yang ia bisa berikan ke siswa dan lingkungan sekitarnya.