Pillow talk

Kamar Winata 20:15 Pm

Setelah Bright sampai, mereka langsung masuk dan duduk di sofa kamar, hanya kesunyian yang ada disana, tak ada sepatah kata dari Winata.

“sini sama mas” ujar bright memecah sepi itu, menepuk-nepuk ranjang milik winata sendiri.

“ngapain? Gak mau lagi-lagi kaya gitu ah mas” win masih teringat kejadian tadi siang rupanya.

Bright tersenyum manis, ia paham kalau winata pasti masih memikirkan hal itu.

“iya makanya sini dulu, ada yang mau mas omongin ke kamu.... Sini” bright menepuk ranjang agar win mau duduk disebelahnya.

“gak mau ah, nanti kaya tadi siang hufff” win masih kesal, terlihat jelas dari raut wajahnya, namun terlihat sangat menggemaskan sekali.

“engga, mas janji. Pillow talk yuk?” ajak Bright membujuk winata yang masih terdiam di sofa

“janji ya? Ga ngapa – ngapain kan? Janji duluuuu” win dengan lagak seperti anak kecil inilah kelemahan mutlak bagi Bright.

“iya-iya mas janji, sini”

Dengan begitu win mulai berjalan dan naik ranjang, merebahkan dirinya di sebelah insan yang mengisi hari-harinya satu bulan terakhir.

“mau ngomongin apa mas? Soal tadi siang?” tanya win yang menatap langit – langit kamar, ia belum berani menatap bright. Sesekali ia bermain dengan ponselnya agar mengalihkan perhatiannya dari insan disebelahnya.

“sini lihat mas” ucap bright

Winata mengacuhkan ucapan itu.

“sibuk amat sama ponselnya sini liat mas” winata kalah juga, akhirnya ia akan menatap mata itu, mata tajam bright yang selalu berhasil menghipnotisnya.

“hmmmm iya deh iya, win dengerin ini” ucap win kalah

Sedangkan bright kini tersenyum melihat betapa menggemaskannya Winata malam ini.

“he.em, jadi semuanya udah mas jelasin ke Gawin, kamu gak perlu khawatir ya? Gak perlu overthinking lagi, gak perlu di pikirin sampe bad mood gini” bright mentoel pipi winta, membuat win reflek tersenyum.

“ya gimana huhuhu win malu sama pak Gawin, canggung juga kalau ketemu dikelas pasti mas” win memiringkan badannya, kini mereka saling menatap

“gak perlu, Gawin udah kalau dia bakal pura – pura gak tahu kok win, jangan dipikirin lagi ya? Sini deketan” Bright mendekat dan memposisikan kepala winata tepat didadanya.

Dalam posisi seperti ini win bisa mendengar degub jantung Bright, yang berirama dengan degub jantungnya.

“jangan dipikirin lagi, sekarang bobo yuk? Besok kamu masuknya siang kan?”

Win mengangguk, pipinya sudah memerah, nyatanya ia tak akan pernah bisa berlama lama untuk bersikap dan menjaga jarak dengam Bright. Ia akan jatuh lagi dan lagi.

“ummm Tapi mas, jangan gini ya bobonya? Win nyaman hadap kesana” win menunjuk adah beralawanan dengan arah tidurnya yang condong ke bright sekarang.

“boleh, sambil di peluk mas dari belakang ya?”

Alih-alih ingin terlepas dari peluk bright, kini malah ia dipeluk dari belakang oleh bright, bohong jika win tak tersenyum sepanjang malam. Bohong kalau mereka berdua tak menginginkan satu sama lain.

Senin, 26 September 2019 Kamar winata. 20:30 pm