Puzzle

***

Sejatinya tidur adalah mati Kau terputus dengan ramainya kegiatan dunia Ketika jiwamu dibawa entah kemana namun ragamu tak ikut terbawa Sama seperti bright, ia tertidur namun ia mendengar semuanya Suara-suara itu, tangis-tangis itu. Ia mendengarnya namun ia tak bisa membuka mata

***

Bright sedang ada disebuah taman, taman yang sangat indah, dimana daun-daun berguguran bersamaan dengan musim gugur, bright berada di london, taman dekat rumahnya dan ia mengenali tempat ini, ia sedang terduduk disana dengan sebuah kotak puzzle di kedua tangannya, ia duduk disebuah kursi sendirian disana.

Dilihatnya kotak puzzle itu yang isinya sudah berantakan, ia berniat menyusunnya menjadi sebuah gambar yang utuh, satu persatu potongan puzzle itu ia susun, berkali-kali ia gagal berkali-kali juga ia bingung mengapa ada beberapa bagian yang hilang, itu berarti puzzle ini tak bisa menjadi sebuah gambar yang utuh.

“ini gimana sih, kok gak selesai-selesai”

Bright menggumam sendiri karena kesal puzzle ditangannya tak kunjung selesai ia susun, justru malah tambah rumit dan kacau, bagian demi bagian puzzle itu mulai tak beraturan membuat kekesalannya memuncak, akhirnya ia membanting puzzle itu ditanah membuat semua bagian-bagian kecil itu tercecer disana, ia tak bisa menyusun dan menyelesaikannya.

“mas bright kenapa? Sini aku bantu”

Suara itu, bright seperti mengenalnya, namun siapa? Sungguh bright familiar dengan suara itu.

“sini aku bantu”

Orang itu mulai memunguti puzzle itu di tanah, memungut satu persatu hingga tak ada yang bersisa.

“yuk disusun ulang mas, pasti bisa”

Orang itu duduk didepan bright sambil menaruh puzzle yang sudah kacau itu dikursi taman.

“tapi aku pusing, dari tadi gak bisa terus” jawab bright setengah kesal

“bisa kok, ayo aku bantu”

Orang itu mulai menyusun satu bangian, lalu selanjutnya bright, orang itu lagi, kembali ke bright lagi, hingga puzzle itu hampir lengkap, kini tersisa tinggal 1 bagian puzzle dan giliran bright yang menyusunnya.

“nah tinggal satu nih mas, ayo pasti bisa”

Bright mencobanya, namun bagi dirinya bagian ini tak pas, tak bisa masuk dan ia yakin bahwa puzzle ini adalah puzzle yang cacat dan tak lengkap.

“gak, ini gak bisa. Emang puzzle-nya aja yang rusak”

Orang itu tersenyum melihat bright

“sini coba, aku yang benerin”

Bright menyerahkan puzzle itu pada orang didepannya, dan orang itu melihat satu bagian yang tersisa lalu tersenyum pada bright.

“mas, terkadang kita membutuhkan orang lain untuk membantu dan melengkapi sesuatu yang hilang itu, kita membutuhkan orang lain untuk melihat dari sudut pandang lainnya, coba perhatikan…..”

Orang itu memasang bagian terakhir puzzle, dan bright terkejut karena bisa pas dengan sisa ruang kosong di puzzle itu, jadi selama ini ia hanya salah dalam mengotak-atik posisi puzzle yang terakhir.

“bisa kan mas” orang itu tersenyum

Senyumnya indah sekali, bright ingat senyum itu, itu senyum orang yang ia cintai, orang yang ia ingin jaga, ia mati-matian mengingat hingga ia menemui sebuah cahaya putih dipikirannya.

“kamu win? winata?”

Orang itu tersenyum lagi, kali ini lebih manis dan lebih cerah.

“iya mas….”

“ayo aku antar pulang, tempat kita gak disini, kita pulang sama-sama ya”

Setelahnya ia menuntun bright pulang menuju luar taman, mereka berjalan berdampingan, namun ketika diluar taman bright kini sendiri, win tak ada bersamanya, hanya gelapnya ruangan yang tersisa.

“saat kau membuka matamu, kau akan menemukanku”

Itu suara win, tapi bright tak bisa menemukan dimana winatanya, jadilah ia mengikuti kemana sumber suara itu.

“semuanya akan baik-baik saja”

Bright semakin dekat

“aku akan menemanimu disini mas”

Diujung sana ada titik putih, bright berjalan kesana

“win gak pergi, win disini sama mas”

Bright sampai di titik putih itu, matanya membelalak terbuka, yang ia tangkap adalah putih yang berangsur-angsur menjadi atap rumah sakit, ia bingung kenapa ia ada disini, diedarkannya padangan matanya, jam di dindin menunjukkan pukul 5 pagi, ia merasakan tangan kanannya sedang ada diatas kepala seseorang, bright melirik kesamping, disana ada winata, ia tertidur pulas dengan mata sembab, ada sebuah perasan haru dan senang dihatinya, karena winata ternyata disini bersamanya dan menuntunnya untuk segera bangun dari tidur panjangnya.

“ma…kasih….win” ucap bright lirih, air mata itu jatuh dari pelupuk matanya.

Setelahnya ia memejamkan matanya lagi, kali ini ia tertidur dengan perasaan bahagia mendapati winata berada disini, disisinya, bersamanya.

26 Desember 2019 Bright dan kepingan ingatannya. RS Elizabeth – 05:00 am