sparks fly

***

Seperti dandelion yang tertiup angin Ia pasrah dibawa angin kemanapun ia berkelana Begitukah jalan takdir? Jika kemarin adalah sebuah duka Maka besok kau akan diberi tawa Jika kemarin adalah kemarau panjang Maka besok adalah hujan yang menyejukkan Dan hingga saat akhir itu tiba Yang dilakukan manusia hanyalah mengikuti Dan menghendaki dirinya dibawa lebih jauh oleh takdir yang membawa kisah perjalanan panjang mereka

*** Ruang Permata Azura 04:10 Pm

Sudah mulai sore, cahaya mentari sudah mulai berubah warna menuju senja, seharian win disini menghabiskan waktu menjaga bright, ketika bright ingin ke kamar mandi maka win akan memapahnya seraya memegang gagang infus, menungunya diluar kamar mandi hingga selesai dan memapah bright kembali menuju ranjang, pun win akan mengambilkan minum ketika bright mulai haus, tak jarang mereka mengobrol hingga membuat win tertawa terbahak-bahak, bagi bright inilah obatnya, obat paling ampuh untuk dirinya bangkit dari sakit ini.

“mas udah sore nih, kayanya mas harus mandi deh….”

“eh maksudnya di seka, mau sendiri?”

Bright tentu tak ingin merepotkan win hingga urusan seperti ini, urusan menyeka bahkan mengganti pakaian hingga semua pakaian yang menutupi dirinya.

Bright mencoba menggerakkan tangannya namun masih serasa sakit karena jarum infus yang masih terpasang disana.

“eh yaudah biar win aja yang nyeka mas, bentar win siapkan air hangat sama handuknya”

Bright hanya bisa tersenyum mendapati bahwa win mau mengerjakan semua ini untuknya, bright berjanji setelah ini, setelah semua kekacauan ini, rasa-rasanya ia memiliki sebuah harap, ia akan bertanya pada win sekali lagi.

Win kembali dengan baskom dan air hangat didalamnya, juga handuk kecil yang terendam air hangat untuk menyeka tubuh bright.

“ganti pakaian sekalian ya mas”

“boleh pake pakaian biasa gak sih win? Baju rumah sakit jelek, mas pasti kelihatan jelek kan?”

“ahahahhahah apaan sih mas, ya kan emang gini baju pasien rumah sakit, dan enggak kok, mas gak jelek, masih……ganteng”

Win mengucap kalimat pujian di akhir sangat pelan dengan nada lirih, namun tentu saja bright mendengarnya.

“apa win? Mas gak dengar”

bright ingin memastikan bahwa apa yang ia dengar itu benar adanya, namun yang di dapati adalah wajah win yang semakin memerah.

“udah ah mas, win ambilin pakaian gantinya dulu”

Win langsung menuju lemari kecil disana, didalamnya ada beberapa baju pasien rumah sakit dengan wanra yang sama, juga ada sebuah box celana dalam yang Gun bawa, ternyata gun benar-benar tahu kalau barang yang tak terpikirkan bisa dibutuhkan disaat seperti ini.

“mas…” panggil win yang masih berada didepan lemari

“iya win?”

“mau ganti celana dalam sekalian? Dibawain pak Gun kok, ada nih”

Bright terdiam, kalau ia ganti celana dalam otomatis win lah yang akan memakaikan untuknya, dan pasti win canggung untuk melakukannya, namun jika ia menolaknya, dirinya sendiri yang merasa tak nyaman.

“ah harusnya win tak usah tanya, lakukan saja, iyakan?”

Win menyobek bungkus celana dalam itu dan mengambil satu dari tiga isinya, lalu ia membawanya bersama baju dan celana pasien yang berada didalam lemari ini, meski samar ia bisa melihat ukuran celana dalam tadi, ukuran itu membuat win merona sendiri, sial, mengaapa ia harus berfikir kotor disaat seperti ini.

Winata berjalan menuju ranjang, lalu ia memeras handuk yang terendam air hangat itu dan mulai proses memandikan bright sore ini.

Ia memulai dengan membasuh muka yang lebih tua, ditengah sibuknya win membasuh wajah sang dosen, mata bright tak lepas dari memandang winata, saat ini posisi mereka sangat dekat sekali.

“kamu tambah manis ya win”

Win tersenyum mendengarnya

“mas….jangan gombal deh ah…ini rambut mas mulai panjang, mau saingan sama reza rahardain huh?hahahahha?”

Win tertawa renyah membuat hati bright senang.

“ini juga….”

Win memegang dagu bright yang mulai ditumbuhi rambut tipis.

“mau pelihara kumis sama jenggot? Ahahaha win gak mau ya dikira jalan sama om-om”

Lagi-lagi mereka tertawa, sungguh win adalah obat paling ampuh untuk bright saat ini.

“emangnya kamu masih mau jalan sama mas?”

Tanya bright, tangan kanannya membelai rambut winata, iya, ia rindu membelai rambut asdos yang ia cintai ini.

“ummm…..gimana kalau kita cari tahu jawabannya setelah mas keluar dari rumah sakit?”

Win tersenyum manis sekali

“sure,dengan senang hati win”

“yak sekarang berbalik, win mau basuh punggung mas”

Begitulah win dengan telaten membasuh setiap inchi tubuh bright, hingga tiba giliran untuk hal yang lebih intim

“ummm….mas mau ganti celana dalam sendiri atau win bantu?” tanya win agak ragu, ia mau-mau saja melakukannya namun pasti akan sedikit canggung.

“mmmm….kamu boleh bantu mas turunin celana mas, nanti untuk celana dalam kalau mas bisa mas pakai sendiri”

Jawab bright sama agak ragunya

“oke, win ada ide”

Winata mengambil selimut, langsung ia bentangkan menyutupi setengah badan bright.

“nahhh…kalau gini kan lebih mudah”

Win mulai memasukkan kedua tangannya kedalam selimut, melucuti celana yang bright kenakan dan pastinya celana dalam yang bright kenakan juga. Selanjutnya ia memeras handuk itu lagi dan mulai membasuh tubuh bagian bawah dari sang dosen.

Fakta bahwa win mau melakukan ini disaat hubungan mereka sudah hancur berkeping-keping memunculkan sebuah rasa di hati bright, bahwa ia tak salah memilih orang, ia tak salah menjatuhkan hatinya pada winata, win rela melakukan ini untuknya dan terus menemaninya disaat sakitnya, tak henti-hentinya ia berterimakasih dalam hatinya karena dipertemukan oleh winata.

Perlahan bright merasakan sentuhan winata di tubuhnya, meski pelan namun ia merasakannya, ia bahkan harus menahan nafas ketika tanpa sengaja winata menyentuh bagian privasinya, mau bagaimana lagi?

Lalu win mengambil CD baru tadi, ia mulai memakaikannya, tangannya mulai masuk kedalam selimut.

“okay, just do it right?”

Bright mengangguk

“do it”

Tangan win langsung masuk dan memakaikannya, meski keduanya harus menahan nafas ketika kulit mereka bersentuhan, sialnya bright tak bisa menahan dirinya, ia tergoda saat itu dan itu disadari oleh winata, ia merasakannya bahwa ukuran bright jauh membesar dari saat tadi ia melucuti celananya, namun win hanya diam dan memakaikannya hingga semuanya selesai, acara mandi sore bright kini telah selesai.

***

Gawin, Gun dan Mike sudah ada disini, win membuatkan teh untuk mereka semua, ia baru saja menyuapkan makan sore bright dan saat ini bright akan meminum obatnya.

“wahhh udah segeran aja lu, kemarin aja kita kerumah lo udah kayak mayat tau gak? Ngeri anjirrr”

Itu Gun

“ahahahaha iya, coba kita gak kesana, udah jadi ikan asin kering lo bright HAHAHAHAHAH”

Mike dan Gun tertawa keras, mereka asik menjahili bright saat ini. “nih mas obatnya, diminum dulu”

Win menyerahkan segelas air mineral dan obat pada bright untuk ia minum, pun setelahnya win mengambil segelas teh untuk dirinya sendiri.

“yaelah minum obat lo? Obat paling ampuhnya kan udah ada disini nih” Gawin menggoda bright dan winata disaat yang sama, membuat win senyum-senyum sendiri.

“udah diseka sama win ya?” Gawin lagi

“udah” jawab win sekenanya

“telaten banget gak sih si win? Berbakti banget lah, cocok udahhh” Tebak siapa? Tentu Gun.

“oh iya win, udah tahu kan kalau ada celana dalam baru?” Gun lagi

“udah, win udah pakaikan”

“HAH?” Gun dan Mike bersamaan.

“udah, jangan mikir aneh-aneh lo” ini bright yang pasti tahu kemana arah pikiran rekan sejawatnya itu.

“ahahahhaa tau aja lo bright, eh btw ukuran CD lo apaan mike”

Gun sepertinya sedang gila sore ini, ia mulai mengintrogasi satu persatu orang diruangan ini tentang ukuran celana dalam.

“gue sih udah double xl udah sesek, tau lah gue kan lelaki perkasa” Mike menyombongkan diri

“dihh….gue 3 xl aja gak sombong kaya lo, letoyyy”

Ledek Gun pada Mike, sedangkan win hanya bisa geleng-geleng kepala sambil meminum the-nya hingga….

“lo gak tanya gue? Actuallya CD yang lo bawain kekecilan, ukuran gue 4xl” ucap bright membuat winata terkejut.

BYURRRRR

Win menyemburkan teh yang ada dimulutnya karena terkejut dengan kalimat yang bright ucapkan tadi. Sialnya ia menyembur Gun yang ada didepannya, membuat kemeja gun kini basah kuyup karena semburan teh dari winata.

“HAHAHAHHAHAHAH”

Mike, Gawin bahkan Bright tertawa diruangan itu, mereka menertawai Gun yang terkena semburan teh hangat dari winata.

“eh…pak..maafin win pak, win gak sengaja”

Win takut saat ini.

“untung ya kamu deket sama bright, sabar Gun sabarrrrr”

“ahahaha lo emang pantes disembur woyy, 3 xl? Ngelindur lo? Ukuran S aja lo kedodoran”

Lagi Mike masih ingin membuat suasana menjadi humoris Mereka semua tertawa karena lawakan celana dalam ini

Ruang Permata Azura 05:10 Pm