style


Disclaimer:

Seluruh narasi di dalam oneshot ini adalah fiksi yang hidup di kepala penulis dan kepala kalian ketika membacanya. Jangan lupa play lagu yang sudah aku siapkan untuk kalian ya biar feelnya semakin terasa dan sampai ke kalian. 


Terakhir, semoga kalian menikmati membaca ‘Closer' sebanyak aku menikmati ketika menulisnya.


JeJe. 

Di ujung ruangan gym ada sepasang lelaki yang sedang membakar kalori, kedua kaki panjang Joss kini dipegang erat-erat oleh kedua tangan Tawan. Gerakan sit up untuk melatih otot perut itu adalah sebuah cobaan terbesar bagi Tawan, apakah ia bisa tahan?

Jujur saja, sedari tadi ia tak bisa mengalihkan pandangannya dari Joss, entah itu wajahnya yang tampan dengan rahang yang tegas, otot trisep, bisep dan otot abs yang berpetak-petak di hadapannya. Selain itu penampilan Joss dengan sebuah crop top yang dipadukan dengan celana training hitam panjang membuat darahnya berdesir kencang, jantungnya berdegup tak beraturan.

“Tujuh....”

“Delapan halahhhh ahhh”

Joss telentang di atas matras setelah menyelesaikan empat repetisi rutinny, ia sadar kalau Tawan memperhatikannya lebih sering, ia paham kalau Tawan berkali-kali curi pandang.

Penampilan Tawan juga seperti menantangnya, dengan celana biru pendek kedodoran yang memamerkan celana dalam dengan logo Calvin Klein dan kaos kekecilan yang memamerkan perut ramping hingga mengintip di area pusar.

“Jangan dilihatin aja, gak akan berkurang kok”

“Eh...”

Joss menyeringai ketika menangkap basah kedua mata indah Tawan yang kelaparan melihat otot absnya, sebuah rona merah memanas di kedua pipi Tawan.

Ia punya ide gila dengan melepas crop top-nya di hadapan Tawan dan bershirtless ria memamerkan tubuh bagian atasnya.

Maka saat ia melakukannya, itu adalah sebuah akhir bagi Tawan. Lelaki manis itu tak bisa menahan diri lebih lama lagi di hadapan Joss. Dengan badan indah yang dicumbu keringat, otot yang berkontraksi membuatnya lebih besar, memangnya siapa yang tak tergoda?

Tanpa berfikir untuk kedua kalinya, ia langsung merangkak naik dan menduduki perut kekar Joss, kedua tangannya bermain-main di dada bidang coach fitness-nya sore ini.

“Sengaja hmm? Sengaja kamu pakai pakaian kayak gini?”

Joss tertawa kecil, kedua tangannya reflek melingkar di pinggang ramping Tawan yang duduk di atas perutnya, terus bergerak ke bawah dengan amat perlahan di sepanjang tulang belakang hingga Tawan mengejang karena sentuhan sederhana yang merangsangnya.

“Emmmhhh” Tawan menggigit bibir bawahnya sendiri untuk menahan desahannya, nafasnya mulai memburu ketika kedua tangan Joss bergerak ke bawah, menyelinap dibalik celananya dan meremas kedua bongkahan pantatnya.

Jari-jarinya sibuk memuja setiap lekukan tubuh yang sedang berkeringat di bawahnya, dada bidang indah dengan kedua nipple coklat yang mengeras menantangnya. Bergerak ke bawah untuk menghitung setiap petak otot perut yang membuatnya gila.

“Tee suka....” ia memuji sembari dengan kedua tangan yang bergerilya dan menggerayangi setiap peluk tubuh pelatihnya dengan dada yang mengembang dan mengempis mengatur nafas.

Life is never flat and neither my chest haha” Joss tertawa kecil dengan candaan  nakalnya sebelum menukar posisi mereka dengan berguling ke samping hingga Tawan ada di bawah kungkungan dan dominasinya.

Kedua kaki Tawan reflek melingkar di pinggang Joss saat tubuh mereka saling bersentuhan dan melekat dengan ketat.

Apa yang ada di tubuh Joss bisa Tawan rasakan, seluruh lekukan otot dan sentuhan demi sentuhan kulit mereka yang menghantar sengatan di tubuh keduanya. Ibaratnya adalah sebuah relief yang tercetak jelas untuk ia sentuh dan ia raba di manapun ia suka.

“Hmmmmpphhh”

Mulutnya dibungkam dengan ciuman yang diberikan Joss secara bertubi-tubi, tak ada yang bisa ia lakukan selain membalasnya dengan sama panasnya. Bibir mereka saling menghisap dan menyesapi satu sama lain, lumatan yang Joss berikan juga Tawan lakukan untuk berbagi nikmat yang sama.