»Aku tahu apa yang mereka tidak ketahui«

⠞WHEN THE DAY COMES⠞


WARN//!!! TYPOS ETC...


◍●◍●◍●◍●◍●◍●◍●◍●◍●◍●◍

╄━━━━━━━━━━━━━━━━━━╃ Sirene berbunyi dan dunia telah jatuh dalam kekacauan, kamu dan aku berlari untuk harapan hidup yang semu. Dijalan yang berdarah ini, kita ditakdirkan untuk saling terikat satu sama lain. ╄━━━━━━━━━━━━━━━━━━╃


Api membumbung tinggi, asap tebal menghalangi pandangan, namun Beomgyu tahu ada puluhan mayat di luar sana yang tergeletak secara mengenaskan. Jeritan ketakutan, putus asa dan tangisan mengisi pendengarannya. Sementara ada bau darah dan busuk yang mencemari udara. Membuat perutnya mual bukan main.

“Tinggalkan dia, cepat kembali!” Suara keras terdengar memerintah. Ada banyak langkah kaki yang berlari mengikuti dan mesin mobil berderu kencang.

“T-tapi dia masih hidup Kapten.” Seseorang dengan ragu-ragu bersuara.

“Lalu apa? Dia hanya manusia biasa dan dia sudah digigit oleh zombie, apa kamu berniat membawanya kembali ke pangkalan dan merubah semua orang menjadi mayat hidup juga?” Suara lain menyahuti dengan amarah di dalam nadanya.

“Soojin benar, tidak ada harapan untuk Beomgyu.” Yang lain membenarkan dengan cepat.

“T-tapi...”

“Tidak ada tapi kepar*t! Cepat kemari atau aku akan membuatmu merasakan hal yang sama seperti pecundang itu!”

“Baik!” Langkah kaki di dekat Beomgyu akhirnya menjauh. Dia tergeletak di dalam lingkaran api sendirian, terluka parah di kaki dan bahu. Terbaring di atas aspal yang kotor.

“Fftt.. Hahaha.” Beomgyu tertawa terbahak-bahak, sampai rasa sakit menusuk dirinya. “Uhukk...” Terbatuk-batuk Beomgyu berusaha meredakan tawanya.

Beomgyu mentertawakan kehidupannya yang akan segara berakhir. Mungkin di dunia ini dia adalah satu-satunya orang yang bahagia karena akan mati. “Hah~ itu lebih baik. Setidaknya aku tidak akan menderita karena invasi zombie sialan ini. Aku tidak akan bertemu para bajingan itu lagi... Uhukk dan yang terpenting. Aku bebas atas rasa sakit. Sayangnya... Aku tidak bisa bertemu dengannya untuk yang terakhir kali.”

Beomgyu tersenyum tipis. Dia menatap kelabu yang menggantung di langit. Sudah lama dia tidak melihat langit biru yang cerah.

/Waah/

Ada suara raungan di luar lingkaran. Beomgyu tahu apa itu, mayat hidup yang membuatnya sekarat. Monster-monster itu pasti menunggu mayatnya untuk bisa di makan. Tetapi beruntungnya sekarang mereka tida bisa melewati lingkaran api ini. Yah setidaknya untuk zombie dengan kemampuan nol yang tidak memiliki kecerdasan.

Beomgyu terdiam lama, mengingat-ingat kembali waktu yang dia habiskan dalam tahun-tahun invasi. Satu dekade, umat manusia bertahan dalam kekacauan akibat invasi virus zombie yang mewabah di seluruh dunia.

Perlahan kesadaran Beomgyu menghilang, dia merasa mengantuk. Terlalu mengantuk, sampai dia tidak sanggup lagi untuk membuka matanya.

'Tidak ada kebencian, aku akan pergi dengan damai.'

Pada tanggal 13 bulan pertama musim semi tahun kesepuluh setelah invasi. Beomgyu meninggalkan dunia.


Pergi dari kehidupan sulit di tahun-tahun invasi. Hanya untuk kembali memulai semuanya dari awal!

/BRUK/

Beomgyu merasakan rasa sakit, “Akh!” Dia mengerang. Tetapi kemudian dia bangun dengan cepat, matanya melotot dan mulutnya terbuka lebar.

Tunggu...

Dia masih hidup?

Menatap tangannya, kaki dan bahunya, semua utuh. Tidak ada luka, bahkan bekasnya pun tidak ada. “A-apa yang terjadi? Mengapa aku belum mati?!” Beomgyu menjerit ketakutan. Wajahnya pucat pasi, dia berlari menuju balkon apartemen. Langit cerah tanpa awan, begitu pula dengan matahari yang bersinar terik di atas langit. Jalanan ramai dengan kendaraan yang berlalu lalang dan ribuan manusia beraktivitas dimana-mana.

Berlari lagi ke dalam ruangan dan mengambil kalender di atas nakas. xx Juli tahun xxxx. Beomgyu terpekur, tubuhnya terasa lemas dan jatuh ke atas lantai marmer yang dingin. “K-kenapa?”

Air mata jatuh begitu saja, mengalir tanpa Beomgyu sanggup untuk mencegahnya. “Huhu.. Kenapa... Kenapa aku harus kembali?!”

Benar, mengapa dia harus kembali ke hari-hari awal sebelum invasi? Mengapa dia harus menjalani kemalangan ini sekali lagi? Kebencian macam apa yang dimiliki dunia kepada dirinya? Setelah sepuluh tahun dia berjuang dan sudah lelah dengan kekacauan dunia ini, dia telah menunggu kebebasannya dan mengapa dia dikirim kembali ke masa lalu?!

Apa gunanya dia memulai ulang kehidupan ini? Dia tidak memiliki superfuction seperti para bajingan itu! Sekarang bagaimana dia bisa bertahan hidup? Beomgyu membenturkan kepalanya pada meja kayu karena merasa frustasi. Dimasa lalu dia berusaha mati-matian untuk mempertahankan hidupnya, tetapi karena dia tidak memiliki kekuatan yang berguna untuk bertarung melawan zombie. Beomgyu mendapat perlakuan buruk, dia ditinggal oleh orang-orang karena tidak berguna. Sampai hari itu, dia pikir kisahnya telah selesai.

Tetapi mungkin itu hanyalah awalnya saja.

Setelah puas menangis sampai merasa lelah, Beomgyu tertidur hingga malam hari. Ketiak dia terbangun, perutnya meronta karena rasa lapar. Berjalan menuju dapur, nostalgia membuat Beomgyu hendak menangis. Di kulkas ada banyak bahan makanan yang dihari-hari invasi tidak bisa lagi dia nikmati.

Daging, telur, buah-buahan dan sayur mayur. Beomgyu mengeluarkan semuanya, dia akan memuaskan rasa lapar dan frustasinya dengan cara memasak dan makan sampai dia puas!

Perasaan Beomgyu menjadi lebih baik setelah dia menghabiskan semua makanan itu. Beomgyu ingat saat tahun-tahun awal setelah invasi tumbuhan dan hewan mengalami mutasi, tanah dan air tercemar membuat pangkalan mengalami krisis makanan. Meski para peneliti menemukan bahwa tumbuhan bermutasi bisa dikonsumsi, rasanya tidak selezat tumbuhan normal. Dan daging hewan mutan juga bisa dikonsumsi bagi mereka yang memiliki Suuperfuction karena memiliki energi yang berguna untuk menaikkan level Superfuction. Tetapi tidak bagi mereka yang hanya manusia biasa, Beomgyu ingat dia pernah menahan lapar selama dua hari karena tida memiliki persediaan.

Beomgyu meletakan semua cucian kotor kedalam mesin pencuci otomatis. Sambil menunggu dia mencoba memikirkan beberapa hal, karena dia telah kembali. Tidak mungkin baginya untuk tetap memasrahkan diri seperti masa lalu. Bahkan jika dia tidak memiliki Superfuction untuk memusnahkan zombie, dia harus tetap bertahan hidup!

“Aku tahu apa yang mereka tidak ketahui, aku juga punya pengalaman dari masa lalu. Seharusnya tidak sesulit itu bukan?” Gumam Beomgyu pelan. Dia tidak punya banyak waktu. Hari invasi akan tiba tidak lama lagi, dia harus membuat persiapan.

Adapun mengapa dia tidak memberi tahu orang lain, haha apakah mereka akan percaya? Mereka mungkin akan mengira Beomgyu gila atau bahkan menganggap Beomgyu adalah orang dari sekte sesat yang mencoba melakukan pencucian otak. Beomgyu sudah mengalami kekejaman manusia di hari-hari invasi, baginya untuk egois adalah jalan terbaik untuk menyelamatkan dirinya sendiri.


Beomgyu pergi ke luar, dia merasa canggung dengan semua kenormalan ini. Terlalu lama bergelut dengan pertempuran dengan zombie membuat Beomgyu merasakan waspada terhadap sekitar, seolah takut jika para manusia ini akan berubah menjadi zombie dalam sekejap dan menyerangnya.

“Aku harus pergi membeli banyak biji-bijian dan benih, aku bisa melakukan budidaya hidroponik untuk mendapatkan sayuran. Bibit pohon buah-buahan juga perlu, lalu...” Beomgyu membuat daftar notes di ponselnya.

“Anak muda, apakah kamu berniat berkebun? Aku mendengar kamu menyebutkan bibit pohon...” Supir taksi itu buka suara membuat Beomgyu terkejut, namun dengan cepat dia membiasakan raut wajahnya.

“Ah iya paman, aku berpikir untuk berkebun buah dan beberapa sayuran karena aku merasa itu lebih sehat dan yang terpenting aku bisa menghemat banyak uang. Apakah anda tahu dimana tempat membeli benih terbaik?” Beomgyu tersenyum ramah dan membuat pria paruh baya itu juga tersenyum.

“Itu bagus untuk memilik kesadaran, tidak banyak anak muda sepertimu. Kita bisa pergi ke swalayan di barat kota. Itu adalah pasar terbaik untuk barang yang kamu cari.” Ujar sang supir dengan bersemangat dia membawa mobil melaju lebih cepat. Sesekali dia akan mengajak Beomgyu berbicara, dia bahkan mengatakan toko mana yang menjual benih berkualitas baik dengan harga yang lebih miring.

Beomgyu diam-diam bersyukur. Dia melanjutkan mencatat keperluan yang harus dia siapkan. Selain menimbun benih, dia juga perlu menimbun persediaan makanan. Setidaknya sampai dia bisa memanen hasil perkebunannya. Mie instan tertentu bisa bertahan satu tahun, begitu pula tepung dan gula. Selama dia bisa menyimpannya dengan baik, itu bisa bertahan lama. Dia juga harus menimbun garam, setelah hari invasi. Masih air laut tidak Terkontaminasi virus, tidak ada cara untuk pergi ke pesisir karena zombie ada dimana-mana. Sekali lagi, Beomgyu tidak memiliki Superfuction.

“Anak muda, kita telah sampai. Haruskah aku menunggumu?” Tanya supir itu sambil berbalik untuk melihat Beomgyu.

“Ah, iya... Paman bisakah kamu menunggu? Aku punya banyak barang yang perlu aku beli, apakah tidak apa-apa.”

Pria paruh baya itu melambaikan tangannya dan berkata, “Pergilah.. Pergilah.. Aku akan menunggu di sini.”

Beomgyu ingat mengangguk semangat, dia membayar uang muka terlebih dahulu kepada sang supir. Setelah itu dia berlari memasuki pasar besar di depannya. Ada banyak truk pengangkut dan orang-orang menaik turunkan barang-barang.

Berkeliling untuk beberapa saat, Beomgyu akhirnya menemukan toko yang benar sesuai dengan yang disebutkan paman supir taksi.

Pria yang menjaga toko menghampiri Beomgyu, “Apakah kamu sedang mencari benih? Toko kami adalah yang terbaik di blok ini silahkan masuk untuk melihat-lihat.”

Beomgyu tidak mengenal banyak benih jadi dia meminta bantuan sang penjaga toko untuk mengumpulkan benih-benih yang dia butuhkan. Untuk benih padi dan gandum mungkin sulit untuk dibudidayakan tetapi Beomgyu masih berniat menyimpannya, mungkin suatu hari dia bisa menemukan metode yang tepat.

“Apakah kamu juga menjual benih bunga?” Tanya Beomgyu sambil melihat-lihat, ada beberapa bunga yang memiliki khasiat sebagai obat. Beomgyu bisa menyimpannya. Di hari invasi, obat-obatan juga langka. Biaya obat di pangkalan sangat mahal untuk orang biasa seperti Beomgyu. Ketimpangan sosial memang bukan hal yang tahu di mana-mana seperti itu. Beomgyu tidak berkata apa-apa kecuali membekali dirinya sejak dini.

“Tentu, kami punya banyak. Sebutkan saja benih bunga apa yang kamu cari.” Pria itu tersenyum, jarang sekali ada pelanggan yang membeli benih dengan jumlah banyak yang ramah. Jadi dia memperlakukan Beomgyu dengan cukup baik.

“Chamomile, Krisan, rosella, dandelion, Primrose, bunga matahari..... “

Satu setengah jam adalah waktu yang dihabiskan Beomgyu untuk berbelanja. Ketika supir melihat penumpangnya membawa begitu banyak kantong belanja, dia tercengang. Ada tiga karung berukuran lima kilo dan beberapa kantong lain di tangannya. Sebagai orang baik, dia segera membantu Beomgyu membawa beberapa. “Begitu banyak, apakah kamu berniat membuat perkebunan besar?”

Beomgyu tertawa renyah, “Aku berniat membangun rumah kaca khusus untuk berkebun. Jadi aku membeli sedikit lebih banyak.” Mendengar hal itu, sang supir mengangguk mengiyakan.

“Anak yang rajin.”

Sebenarnya Beomgyu merasa bahwa biji-biji ini belum cukup, tetapi untuk menghindari kecurigaan. Dia tidak berani membeli terlalu banyak. Lagi pula selain benih, ada hal yang lebih penting yang harus dia lakukan.

Beomgyu membeli tip lebih banyak dari sebelumnya, “Terimakasih karena telah membantuku paman. Festival pertengahan musim gugur akan segera tiba, mengapa kamu tidak mengambil libur untuk berkumpul bersama keluarga?” Dia tiba-tiba memberikan saran, menatap pria itu dengan serius.

Supir itu tertawa, “Anak muda selain rajin kamu ternyata sangat perhatian. Baiklah akan aku pertimbangkan saran mu.” Dia tidak benar-benar menganggap serius ucapan Beomgyu.

Beomgyu menghembuskan nafas, tidak akan ada festival pertengahan musim gugur tahun ini. Invasi zombie kemungkinan akan datang sebelum festival itu tiba. Beomgyu berharap bahwa pria itu mempertimbangkan sarannya, karena mungkin saja tidak akan ada kesempatan lain untuk bertemu dengan keluarga setelah wabah zombie datang.

Karena dia telah membeli benih, tujuan selanjutnya adalah memberi beras, gandum, telur, daging kering, ikan asin, mie instan dan banyak air mineral. Tetapi masalahnya adalah, tempat.

Beomgyu tidak bisa tinggal di kota D lagi, tempat ini akan dilanggar zombie dan tidak dapat bertahan dalam pengepungan.

“Aku harus menjual apartemen ini dan membeli satu di tempat lain. Dimasa lalu, zona aman terdekat.... Pangkalan Barat Laut. Benar, aku harus pindah ke sana.”

Pada masa invasi, menghadapi gelombang zombie yang tidak terbendung dan demi melindungi orang-orang yang selamat. Pemerintah dan militer membangun pangkalan sebagai benteng pertahanan sekali tempat tinggal selama masa invasi zombie berlangsung. Ada banyak pangkalan tersebar namun yang paling besar dan paling kuat di pegang oleh Pangkalan Ibukota, Barat Laut, Barat Daya dan Tenggara. Beomgyu tentu saja cukup bijaksana untuk bernaung di tempat yang aman.

Dimasa lalu, dia juga telah tinggal di banyak pangkalan dan terakhir sebelum dia mati, dia tinggal di Barat Laut. Jadi tentu saja Beomgyu mengetahui dimana lokasi pangkalan masa depan akan dibangun.

Di provinsi Barat Laut, tepatnya Kota F. Kota F awalnya tidak memiliki banyak penduduk dan terhitung sebagai pedesaan. Ketika militer memutuskan membangun pangkalan di sana itu dikarenakan jumlah zombie sangat sedikit dan cukup aman untuk di tinggali. Itu benar, semakin sedikit populasi, semakin sedikit jumlah zombie.

“Mari kita periksa. Seingat ku, blok biru pada ring ketiga di kota F termasuk dalam zona aman setelah pangkalan di bangun. Aku harus mendapatkan satu di sana.”

Setelah invasi, mendapatkan tempat tinggal yang aman sangatlah sulit. Bahkan di dalam pangkalan. Dimasa lalu karena dia datang sangat terlambat ke Barat Laut, dia hanya bisa tinggal di lingkaran luar di pangkalan. Dimana sewaktu-waktu serangan zombie dapat menghancurkan mereka dalam sekejap. Ditambah fakta bahwa dia hanyalah orang tanpa Superfuction, tidak ada yang peduli dengan kehidupan mereka. Selama dia datang lebih awal untuk tinggal di lingkaran dalam. Beomgyu akan memiliki cara untuk bertahan hidup.

Beomgyu memasuki pasar real estate secara online dan menemukan beberapa tempat yang cocok. Karena kota F tidak terlalu maju seperti kota kebanyakan. Real estate yang berkembang juga sangat terbatas. Dibandingkan apartemen, lebih banyak villa hunian kecil yang sepertinya dibangun untuk para orang lanjut usia yang ingin menikmati hari tua mereka dengan damai. Ada juga beberapa perumahan, tetapi Beomgyu tahu tempat itu akan di ambil alih oleh militer di kemudian hari.

“Aku tidak bisa menggunakan apartemen, jika orang lain tahu aku memiliki cara untuk menghasilkan makanan. Mereka pasti akan mencoba membobol apartemen ku dan mencuri semua yang aku miliki.”

Ada banyak kasus pencurian dan perampokan terjadi selama masa invasi. Para pengguna Superfuction yang arogan akan dengan senang hati menindas mereka yang lemah. Di dunia seperti itu, mereka yang memiliki kekuatan lah yang berkuasa.

“Tetapi villa juga sulit.” Beomgyu mendesah frustasi. Tidak masalah untuk membeli satu, tetapi mempertahankannya lah yang sulit. Orang-orang tertentu pasti juga akan merebut villa-villa itu untuk tempat tinggal mereka sendiri. Saat ini Beomgyu tidak tahu apakah dia akan membangkitkan Superfuction atau tidak, dia tidak memiliki modal untuk melawan ketidakadilan.

Mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja, Beomgyu berpikir. Pertama, mari jual apartemen ini untuk mendapatkan uang. Kemudian pergi ke kota F untuk mencari tempat, setelah itu dia akan menghabiskan waktu yang tersisa untuk membuat persiapan. Mengumpulkan makanan, peralatan tempur, pipa PVC untuk budidaya hidroponik, panel surya untuk menghasilkan listrik, freezer, kipas angin, kayu yang banyak, gas, tong air dan masih banyak lagi!

Tanpa membuang waktu, Beomgyu beralih ke website agen properti untuk menjual apartemen dan seluruh isinya lengkap dengan segala perabotan yang ada. Beomgyu tidak akan membawa barang-barang ini karena dia akan mendapatkan yang baru nanti. Setelah mendapatkan agen yang bersedia menjadi perantara, Beomgyu hanya perlu menunggu.

Agen yang dihubungi Beomgyu awalnya sedikit terkejut dengan apartemen yang ditawarkan, pasalnya pemilik ingin menjual rumah dan seluruh isinya tanpa terkecuali dalam waktu yang cepat. Sedikit curiga, dia tentu saja bertanya alasannya. Tetapi Beomgyu dengan lihai mengatakan bahwa dia telah berpisah dengan kekasihnya dan semua barang yang ada di apartemen ini adalah milik orang itu dan Beomgyu tidak ingin memiliki kenangan tentang mantan kekasihnya lagi. Beruntungnya, agen itu adalah seorang wanita yang memiliki perasaan lembut dan dengan mudah tertipu bahkan bersimpati terhadap Beomgyu.

“Jangan khawatir tuan Choi, aku akan membantu menjual apartemen mu dalam waktu satu minggu! Aku berjanji, kamu sebaiknya pergilah mencari tempat baru untuk menenangkan diri... Oh teman yang malang. Di tinggalkan kekasih untuk kawin lari dengan orang lain, aku tahu itu sangat menyakitkan.... Hiks...”

Beomgyu, “......”

Lupakan saja.

Karena urusan menjual apartemen sudah teratasi, Beomgyu bergegas berkemas untuk pergi ke kota F. Tidak banyak yang dia bawa, selain dua koper besar dan satu kotak yang berisi benih. Beomgyu tidak membawa apa-apa lagi dan dia segera melaju menuju bandara.

Terimakasih karena dia adalah penyendiri dan tidak memiliki teman serta kenalan penting, dia tidak merasa sedih meninggalkan kota D ini. Hanya saja, dia tidak tahu. Bahwa ketika dia meninggalkan apartemennya. Ada sekelompok orang yang datang mencarinya.

“Bagaimana?”

“Tidak ada, aku sudah menghubungi pemilik bangunan tetapi dia mengatakan bahwa Chou Beomgyu sudah meninggalkan tempat ini dan menjual apartemennya.”

“Apa kau bertanya pada tetangga sekitar kemana dia pergi?”

“Sayangnya mereka tidak tahu.”

“Baiklah, kamu kembali dan laporkan hal ini pada tuan besar. Aku dan yang lain akan pergi ke stasiun dan bandara untuk mencari informasi lebih lanjut.”


Dua jam perjalanan udara, Beomgyu tiba di provinsi Barat Laut saat matahari hampir terbenam. Dia memesan taksi dan meminta supir membawanya ke hotel di dekat kota F.

“Apakah kamu baru saja kembali dari luar kota? Atau luar negeri anak muda?” Tanya sopir wanita dengan ramah.

Beomgyu baru saja masuk ketika dia disodorkan pertanyaan itu. Beomgyu tersenyum, “Sebenarnya bibi aku adalah pendatang baru yang berniat tinggal di kota F.”

“Ah kota F, mengapa kamu ingin tinggal di tempat terpencil seperti itu? Ada banyak kota besar yang lebih baik di barat laut....”

Memang ada beberapa, tetapi invasi zombie akan menghabisi seluruh manusia di kota itu dalam waktu semalam. Beomgyu tidak ingin terlihat dalam kekacauan lagi saat dia sudah bisa aman di kota F, tidak terimakasih.

“Aku suka tempat yang tenang, aku sudah tinggal di kota yang berisik untuk waktu yang lama. Itu sangat membosankan dan tidak sehat, selain itu kupikir kota F tidak buruk. Itu dekat dengan pantai dan gunung Naga, ada banyak tempat indah yang bisa di kunjungi.” Kilah Beomgyu dengan lihai. Bagus, lidah Beomgyu ternyata memiliki beberapa kemampuan untuk berbohong dan menipu. Beomgyu meringis, dimasa depan dia harus lebih sedikit menggunakan keterampilan ini.

“Itu benar anak muda, kamu sepertinya seorang yang mencintai alam. Maka pergilah ke kota F. Ada perkebunan besar yang baru-baru ini menghasilkan buah yang segar dan lezat, ingat untuk berkunjung.”

“Begitu, aku pasti akan melakukannya.” Tentu saja, dia akan membeli dalam jumlah banyak dan membuat manisan buah yang bisa disimpan dalam waktu yang lama.

Itu bukan hotel, melainkan penginapan sederhana milik seorang warga. Tetapi tidak masalah, Beomgyu hanya akan tinggal dalam beberapa hari. Karena merasa sangat lelah, setelah membersihkan diri dan makan malam. Dia tertidur dengan cepat.

Dan terbangun keesokan harinya dengan lebih bersemangat. “Jangan membuang-buang waktu lagi, aku harus cepat!” Beomgyu menyelesaikan sarapan sederhananya secepat yang dia bisa.

Meninggalkan kopernya di penginapan, dia berlari menuju ring dalam kota F. Dia telah menghubungi agen properti setempat kemarin dan mereka akan memiliki janji temu nanti siang. Beomgyu pergi lebih awal untuk melihat-lihat. Cari saja villa yang kecil dan terlihat tidak menarik namun harus memiliki ruang cahaya yang bagus.

“Apakah aku harus membeli mobil juga?” Gumamnya pada diri sendiri, sulit untuk tidak memiliki kendaraan tetapi di hari akhir. Bensin akan sulit untuk dibeli, itu hanya akan diperuntukkan bagi militer dan mereka yang memiliki Superfuction untuk melakukan misi di luar.

“Lupakan itu, pertama temukan rumah untuk berlindung.” Saat ini dia berputar-putar dengan mobil sewaan yang dia dapat dari pemilik penginapan. Ring ketiga kota F yang dia lihat saat ini masih asri, tidak ada bangunan tinggi yang menjadi tempat para penyintas tinggal, tidak ada pemandangan menyedihkan seperti yang terakhir kali dia ingat.

“Dunia akan berbeda sekarang, aku harap efek kupu-kupu yang datang bisa membawa lebih banyak hal baik.”

Setelah berkendara cukup jauh, Beomgyu menemukan beberapa bangunan yang masuk kedalam kriterianya. Bangunan pertama ada di dekat pintu masuk blok biru, kedua terletak di tengah-tengah blok biru dan yang terakhir, ada di ujung blok biru. Yang pertama dan kedua kemungkinan besar memiliki resiko lebih tinggi untuk menarik perhatian orang lain. Sementara yang terakhir, meski itu sedikit lebih buruk dari dua pertama, sisanya cukup memuaskan. Letaknya di belakang sebuah mansion tua, agak tersembunyi namun cahaya matahari masuk dengan sangat baik. Yang lebih penting tidak mencolok.

Beomgyu segera menghubungi agen properti dan mengatakan bahwa dia telah menemukan satu dan ingin segera mendapatkan villa itu jadi sang agen bergegas dengan kecepatan yang dia bisa untuk datang.

Melihat bangunan yang di depannya, sang agen agar ragu-ragu. Dia selalu berusaha menjual tempat ini sejak lama namun karena orang-orang sekitar selalu mengatakan bahwa mansion tua di depan cukup menakutkan dan berhantu, tempat ini pasti tidak memiliki aura yang bagus. Sehingga banyak calon pembeli yang mundur untuk membelinya.

“Kamu benar-benar menginginkan villa ini?” Sang agen menunjuk sekali lagi pada bangunan dua tiga lantai itu.

Beomgyu mengangguk, “Iya, tempat ini sangat cocok untuk ku. Tenang dan damai.”

Melihat Beomgyu yang tidak tahu apa-apa tentang rumor, agen itu menghela nafas. “Sebenarnya tuan Choi, aku selalu berusaha menjual villa ini namun para calon pembeli selalu mundur diwaktu-waktu terakhir.” Terang sang agen dengan wajah murung.

“Oh, mengapa begitu?” Tanya Beomgyu penasaran.

“Kamu tahu manor tua di depan villa ini? Warga setempat menyebarkan desas-desus aneh dan mengatakan bahwa manor itu dihantui dan siapapun yang tinggal di dekat tempat itu akan menjadi tidak beruntung.” Jelasnya dengan frustasi.

Beomgyu tertawa terbahak-bahak, “Apakah itu benar-benar di hantui atau tidak. Aku tidak peduli dan juga tidak takut, apa yang bisa dilakukan roh yang sudah mati? Membunuh? Merasuki? Itu tidak lebih menakutkan dari manusia.” Ujarnya Beomgyu sambil tersenyum geli. Bagi Beomgyu, zombie dan manusia adalah dua hal paling menakutkan di dunia ini. Mereka bisa membunuh dengan sangat kejam. Tetapi hantu hanya bisa menakuti seperti pengecut.

Agen itu tertegun, dia merasa sedikit kagum mendengar keberanian yang di katakan oleh pria di depannya. “Kamu benar.”

Beomgyu tersenyum, “Bisa kita selesaikan transaksi sekarang?” Beomgyu ingin cepat-cepat pindah dan merenovasi beberapa bagian villa. Dia benar-benar tidak bisa membuang waktu lagi.

“Tentu... Tentu..”

Segala formalitas di lewatkan dengan cepat dan Beomgyu secara resmi menjadi pemilik villa tiga lantai ini. Tidak besar memang tetapi itu lebih dari cukup bagi Beomgyu.

Berdiri di balkon lantai paling atas, Beomgyu memperhatikan sekeliling. Villa Beomgyu berada di paling ujung, jaraknya dengan bangunan yang lain cukup jauh. Satu-satunya yang paling dekat adalah mansion tua di depannya. Dia baru menyadari bahwa bangunan itu sebenarnya sangat cantik, dengan gaya eropa abad pertengahan jika mansion itu dibersihkan. Itu benar-benar memberi kesan nostalgia zaman dulu.

Beomgyu menelusuri setiap sudut villa barunya, dia akan memasang panel surya di atap dan melapisinya dengan pagar logam agar tidak ada yang mencurinya di masa depan. Dia juga perlu membuat tembok di bagian belakang villa dan mengelilinginya dengan kawat berduri. Tindakan pencegahan sangat perlu untuk dilakukan.

Beomgyu kembali ke penginapan untuk membatalkan reservasi. Dia membawa kembali barang-barang yang tidak seberapa itu. “Selamat datang di kehidupan baru.” Dia tersenyum menatap bangunan bercat putih itu

Membersihkan villa memakan waktu berjam-jam. Perutnya bergemuruh dan Beomgyu menyadari waktu makan siang telah lama berlalu. Dia memutuskan membersihkan diri dan berniat pergi untuk berbelanja dan tentu saja mengisi perutnya.

Berjalan kaki menuju halte bus, Beomgyu sekarang mulai berpikir untuk membeli mobil. Ada banyak barang yang perlu dia beli dan tidak mungkin mengandalkan taksi untuk membawanya. Memeriksa saldo tabungan, cukup. Cukup banyak uang yang belum dia habiskan. Terimakasih karena sebelumnya dia hidup dengan hemat dan harta warisan kakeknya jatuh lebih banyak kepadanya dan masih utuh hingga saat ini.

Beomgyu bahkan bisa membeli satu mobil sport keluaran terbaru dan satu villa mewah jika dia mau, tetapi tidak. Pada akhirnya semua kemewahan itu tidak akan berguna saat hari invasi tiba. “Haruskah aku membeli mobil sekarang?”

Mempertimbangkan beberapa hal, Beomgyu memutuskan untuk pergi ke showroom di pusat kota M, berjarak satu jam dari kota F. Beomgyu memiliki surat izin mengemudi, dia pernah memiliki mobil yang diberikan kakeknya saat dia berhasil memasuki universitas impiannya, tetapi dia memutuskan menjual mobil tersebut setelah kakeknya meninggal.

Kota M tidak jauh berbeda dari kota D, itu pusat kesenangan dunia untuk semua orang. Karena penampilan yang cukup menarik dan pakaian rapi dan cukup mewah, meski dia datang seorang diri dengan berjalan kaki setelah turun dari bus. Orang-orang di showroom tidak berani meremehkan Beomgyu.

Showroom yang di datangi Beomgyu bukanlah showroom biasa, itu merupakan yang terbesar dan termewah di kota. Beomgyu melihat deretan mobil mewah di pamerkan di tengah ruangan.

Seorang pria muda dan gadis cantik menyambut Beomgyu dengan ramah. “Selamat datang di showroom kami, tuan muda.”

Beomgyu mengangguk, “Bisakah aku melihat off-road cars yang kalian miliki?”

Gadis cantik yang entah apa tugasnya itu sedikit terkejut mendengar permintaan Beomgyu. Dia pikir Beomgyu akan memilih mobil sport terbaru yang mewah dan cantik melihat dari penampilan Beomgyu yang tampan. Seperti anak-anak keluarga kaya kebanyakan. Tetapi siapa yang tahu bahwa pria manis di depannya akan memiliki selera yang berani.

Pria di samping gadis itu tersenyum, “Tentu, di sebelah sini tuan muda.”

Pada hari invasi, ada banyak mobil berserakan di jalanan. Di tinggalkan begitu saja oleh para penyintas atau korban yang telah tewas akibat invasi zombie. Dari mobil butut hingga mobil mewah sekelas Lambo tetapi orang-orang lebih memilih kendaraan Off-road yang dapat bertahan di segala medan. Hummer, Jeep dan beberapa jenis SUV tertentu sangat diminati pada masa invasi.

Beomgyu memutuskan membeli mobil Off-road karena mungkin dia bisa menukarnya dengan sesuatu dimasa depan. Itu bisa dihitung sebagai investasi darurat.

Di bagian kiri ini ada Jeep, Land Rover, Bentley, Aston Martin, hingga Mercedes-Benz G-Class dan Hummer. Beomgyu mengangguk, tidak salah dia memilih Showroom ini di peta pencarian.

“Ini adalah koleksi terbaik kami, Jeep Wrangler merah ini baru saja tiba kemarin dan menjadi primadona di kalangan para pencinta mobil Off-road.....” Gadis cantik menjelaskan banyak hal dan memperkenalkan Beomgyu dengan beberapa mobil lainnya.

Beomgyu memperhatikan satu-persatu kendaraan roda empat itu dan matanya jatuh pada mobil berwarna merah yang mencolok. Red Wrangler merah itu terlihat sangat elegan dan kuat. Tetapi Hilux juga sangat bermanfaat untuk mengangkut barang-barang. Beomgyu bingung sesaat.


Red Wrangler membelah jalan di ring ketiga kota F. Beomgyu mengendarai mobil barunya dengan wajah penuh senyum di kursi pengemudi ada banyak barang-barang tersusun rapi. Setelah dia membeli mobil tanpa ragu-ragu membayarnya, Beomgyu membawa Jeep itu mengitari pusat kota untuk membeli banyak barang. Dia membeli lebih banyak bibit di pasar. Pipa PVC, selang air, beberapa karung garam, gula, beras, gandum, tepung, rempah-rempah dan lain sebagainya.

Dia juga telah membeli tempat tidur, meja, kursi, semua peralatan rumah tangga dan akan dikirim dengan truk pengangkut. Beomgyu telah menggunakan uang seperti air mengalir, tetapi tidak apa-apa. Di masa depan, seratus dolar bahkan tidak akan bisa membeli satu bungkus mie instan, benar-benar tidak berharga lagi.

Beomgyu menghabiskan banyak waktu lagi untuk menata rumah barunya. Ini belum selesai, dia akan kembali untuk membeli lebih banyak besok. Karena dia sudah mempunyai mobil, maka persediaan minyak juga harus di timbun.

“Ini benar-benar melelahkan untuk melakukan semuanya sendirian.” Beomgyu memijat bahunya yang sakit. Dia mendengarkan radio dari ponselnya, Beomgyu tidak membeli televisi karena dimasa depan hal tersebut tidak berguna, tetapi dia telah memenuhi hardisk miliknya dengan banyak film untuk di tonton di komputer jika sewaktu-waktu dia butuh hiburan.

“Gelombang panas tengah melanda wilayah Asia Tenggara...” Beomgyu tiba-tiba membeku.

Invasi zombie sebenarnya tidak datang secara tiba-tiba dan tanpa asalan yang jelas. Beomgyu telah menyadari hal ini untuk waktu yang lama. Pengalamannya selama sepuluh tahun bukan tanpa hasil. Setiap kali gelombang zombie datang untuk menyerang pertahan pangkalan, alam akan selalu memberikan tandanya. Cuaca akan berubah ekstrim, misalnya salju yang tiba-tiba turun lebih awal dari yang seharusnya, musim panas akan berlangsung lebih panjang dan matahari seperti bara api yang tidak tertahankan, sampai migrasi burung mutan juga menjadi tanda-tanda bahwa gelombang zombie akan segera tiba.

“Asia Tenggara tengah memasuki awal invasi.” Gumamnya, selanjutnya adalah Asia Timur, terus berlanjut ke wilayah berikutnya hingga seluruh dunia benar-benar akan jatuh dalam invasi zombie yang menakutkan.

Beomgyu mematikan radio dan berbaring di atas tempat tidur. “Aku harus bergerak lebih cepat. Siapa yang akan tahu jika invasi akan tiba lebih awal atau tidak.”

Malam itu Beomgyu bermimpi tentang kehidupan sebelumnya. Melewati hari-hari terakhir sebelum dia mati.

Ada kantung hitam dibawah mata bunga persik Beomgyu ketika dia bangun pagi itu. Mimpi buruknya benar-benar sialan!

Beomgyu bangun lebih awal, hari ini tim konstruksi akan datang untuk membantu renovasi. Beomgyu akan menanam plat baja sedalam sepuluh meter di dalam tanah, lalu tembok belakang rumah yang akan dipasangi kawat berduri. Adapun pagar depan, itu juga akan sama seperti yang lain. Pagar akan berkamuflase tumbuhan merambat palsu, dimana arus listrik bisa dialirkan untuk menghindari penyusup masuk. Beomgyu tidak akan takut dengan zombie karena dia bisa membunuh mereka selama itu adalah zombie level nol. Tetapi jika itu zombie dengan atribut kekuatan, atau manusia yang rakus akan barang-barangnya... Humph! Bahkan jika dia takut dia akan tetap melawan!

Karena tim konstruksi tengah melakukan renovasi, Beomgyu tidak bisa meninggalkan mereka tanpa pengawasan. Jadi acara berbelanja kali ini di lakukan secara online dan membiarkan kurir mengantarkan barang-barangnya. Untungnya beberapa pasar grosir menyediakan jasa pengantaran yang mempermudah Beomgyu.

Tindakan Beomgyu yang dilakukan secara besar-besaran ini tidak terlalu menarik perhatian. Para tetangga di komplek ini sebagian besar beraktivitas di siang hari dan mereka tidak akan kembali sampai malam tiba. Beomgyu juga secara sengaja mengarahkan para supir yang mengemudi mobil pengantar untuk mengambil jalan memutar yang lebih sepi saat mereka mengantarkan barang.

Jika ada yang bertanya mengenai barang-barang sangat banyak itu Beomgyu hanya perlu mengatakan bahwa dia adalah seorang agen khusus yang mendistribusikan barang-barang untuk dipasarkan. Selesai.

Renovasi membutuh waktu dua puluh hari, selain memperkokoh tembok dan pagar, Beomgyu menggali lubang besar di bagian samping villa untuk menanam tong-tong air. Dimasa depan ada pembatasan air bersih karena air yang terkontaminasi membutuhkan waktu untuk penyulingan dan Pangkalan kesulitan untukmenjernihkaLaba juga memperkokoh ruang bawah tanah untuk keadaan darurat.

Selama dua puluh hari itu Beomgyu telah mengumpulkan persediaan dan rumahnya di kota D telah terjual. Uang yang dihasilkan dia gunakan membeli lebih banyak panel surya, baterai, generator air dan kebutuhan lainnya.

Lantai tiga telah dihiasi berbagai tanaman termasuk balkon yang telah dipagari logam dan kaca. Pipa PVC dipenuhi kecambah sayur-sayuran. Pot-pot pohon kecil di letakan di balkon agar bisa tumbuh dengan baik. Di lantai dua, Beomgyu menimbun daging di dalam freezer dan bahan makanan lainnya.

Lantai terakhir yaitu lantai satu. Ada dapur, ruang tamu, kamar tidur Beomgyu dan ruang pemantauan. Benar, Beomgyu membeli beberapa kamera CCTV untuk memantau keadaan di luar, sekali lagi, dia takut ada penyusup.

“Aku sudah mengumpulkan cukup banyak sampai hari ini. Tetapi ini masih kurang, jika hari invasi akan tiba sama seperti di kehidupan sebelumnya, masih ada waktu setengah bulan lagi.... Apalagi yang harus aku kumpulkan.”

Beomgyu bersandar pada sofa dengan semangkuk salad di pangkuannya. Beberapa sayur seperti selada dan kubis tumbuh dengan cepat. Beomgyu memanen beberapa hari ini untuk dibuat salad dan asinan. Dia tengah menikmati sayuran pertamanya sambil mendengarkan radio dan menelusuri berita terbaru di komputernya.

Ada lebih banyak negara yang mengalami peristiwa aneh, semua berkaitan dengan perubahan cuaca yang ekstrim. Di beberapa belahan bahkan sudah ada yang merilis berita mengenai virus baru yang menjangkit pada hewan. Beomgyu pikir itu adalah tanda-tanda kemunculan hewan mutan atau bisa saja, hewan zombie lebih dahulu muncul sebelum manusia zombie tercipta.

Beomgyu bergidik, semakin dekat dengan waktu yang di tentukan. Beomgyu semakin jarang bepergian ke luar. Terutama pusat kota dan bandara. “Dulu aku tidak bisa mempersiapkan waktu seperti ini sehingga kehidupan ku sangat sulit.” Beomgyu menghela nafas.

“Aku akan pergi ke perkebunan besok. Aku bisa membuat buah kering untuk menghemat makanan dan membeli lebih banyak toples dan gula.” Beomgyu menuliskan pada daftar di notes ponselnya.

“Saatnya istirahat.”


◍●◍●◍●◍●◍●◍●◍●◍●◍●◍●◍

Bersambung....

◍●◍●◍●◍●◍●◍●◍●◍●◍●◍●◍