Dear Huang Renjun,

Ikan di langit ku. Bintang di samudera ku. Suatu hal yang mustahil untuk ku dapatkan.

Lebih dari mengharapkan rembulan dari hatimu, aku lebih ingin berapresiasi terhadap tuhan yang telah menciptakanmu.

Terimakasih telah menyihirku, mengunci jiwa dan pikiranku, menyekap hembus nafas dan membelokan kewarasanku hanya untuk bisa memujamu dalam diam.

Tapi aku ingin goyah, ku ingin kau lihat terang dari ruang gundah gulana ini.

Jadi, maukah kau? membawa lentera itu dan menyalakannya untuk ku?