Dear Huang Renjun,

Ketika gulungan lintas surya tak lagi berputar pada mentari, ada satu hal yang kutahu pasti.

Matahari terbenam di kedua bola matamu.

Pikirku alot untuk sekedar mengetahui seluk beluk mu, tapi sedikit demi sedikit bisa ku retakan.

puji sukur ku sembahkan karena dirimu yang bersedia menyercahkan secuil sinar harapan.

bagai yang dikutip dari novel yang sudah di teaterkan, “karena hati tidak perlu memilih, ia selalu tahu kemana harus berlabuh”.

dari, kapal yang ingin singgah.