Sebenarnya, akhir dunia gak terlalu buruk kok.

Memang sih, ada makhluk tidak hidup pemakan otak yang berkeliaran dimana-mana. Memang sih, persediaan makanan untuk yang masih selamat kian menipis. Memang sih, namanya kawan bisa berubah menjadi lawan kapan saja.

Namun, menggenggam erat tangan Jeno seperti dijanjikan bahwa semuanya akan kembali menjadi baik-baik saja -walaupun dibalik nalar tentu saja tidak karena bumi sudah terlalu hancur untuk peradaban manusia- Donghyuck merasa aman.

Di depannya sekumpulan zombie dengan lambat namun pasti, bergerak ke arah mereka berdiri.

Donghyuk yang sudah siap dengan pemukul baseball yang berbecak merah sampai gagangnya dan Jeno berancang dengan senapan api kecil untuk menyerang, menunggu musuh mendekat untuk mempraktekan insting survival yang selama ini mereka latih di bawah radar para pengincar daging tersebut.

“This is it, isn't it?” Retorik Donghyuck menahan nafasnya, detak jantung berdegup kencang. Adrenalin terpacu.

Jeno mengangguk, “Let's get some fun, shall we?”

Dan Donghyuck percaya, sehabis ini mereka akan hidup. Akan selalu hidup. Asal ada Jeno, Donghyuck percaya, dia akan tetap terus hidup.

Sebenarnya akhir dunia gak terlalu buruk, kok.