“Yaudah, nyerah ajalah aku”

Hyunjin bercakap tatkala menjatuhkan pelindung otaknya di atas meja dengan keras. Tangannya meremat kertas ujian yang tertinta nilai merah. Yongbok, teman sebangkunya, menatap dengan netra kasihan.

“Gak usah nethink gitu ah, Jin. Coba gitu minta ajarin siapa, kali aja ada yang mau bantuin” Ucap Yongbok berusaha memberi solusi.

“Gak, gak bisa. Gak ada yang bisa bantuin” Rengek Hyunjin penuh drama seperti biasa.

Yongbok menghela nafas.

“Seungmin bisa kimia tuh. Udah si jangan gengsi. Minta tolong sama dia” Mata Yongbok melirik Seungmin yang sedang fokus memindai catatan yang tadi diajarkan guru mereka di sebrang bangku keduanya.

Lengan Yongbok langsung dibalas pukulan pelan dari sejawatnya.

“Jangan, jangan dia” Bisik Hyunjin agar tidak terdengar dari nama yang tersebut.

“Kenapa? Please, Hyunjin, ini bukan waktunya buat gengsi”

“Ih bukan gengsi Yongbookkk”

Mengerucutkan bibir bawahnya, Hyunjin bergerutu.

“Tapi grogi. Nanti kalau gue deg-degan terus sama dia, terus pingsan, terus dibawa ke UGD gimana? maluuuuu”

Yongbok tambah menghela nafasnya. Kali ini tambah kencang.