Eskrim(?)

Zora berjalan menuju pagar kos-nya. Ia melihat mobil Audi hitam terparkir dengan jelas di depan kos-nya. Ia celingak-celinguk mencari dimana pemilik mobil itu.

“Dimana sih tuh orang nggak jelas.”

“Hp lo mana?” tanya Sagara tiba-tiba yang entah datang darimana

“Udah dateng nggak diundang tiba-tiba minta Hp gue buat apaan sih.”

“Dimana HP lo?”

“Di kamar gue lah, kenapa sih?” ucapnya dengan nada lebih tinggi

Sagara berjalan masuk menuju kamar Zora. Terpampang tulisan dengan pulpen warna warni, “Jangan ganggu! gue hobi tidur.”

Waktu Sagara mau buka klop pintunya. Zora udah lebih dulu nahan tangan keker itu dengan kedua tangannya.

“Lo tuh mau ngapain sih? Gajelas banget sumpah.”

“Mau gua yang ambil atau lo?”

Zora melirik Sagara dengan tatapan sinis khasnya. Ia benar-benar kesal dengan sikap semenanya lelaki itu.

“Reza Katama bos lo?” tanya Sagara yang sudah duduk di kasur empuk milik Zora

“Lo tuh siapa sih sebenernya?”

Kini tubuhnya sudah ia rebahkan. Sagara menutup matanya sejenak sebelum akhirnya berbicara.

“Sagara.”

“Ya..tau anjir nama lo mah, maksud gue ah gitu deh gajelas lo.”

Laki-laki itu sekarang sudah berdiri menghadap Zora.

“Lo mainin HP itu dulu.” sambil memberikan HP berwarna hitam pekat

Zora sampai bingung, kenapa barang-barang milik cowok itu berwarna hitam semua.

“Gua suka warna item.”

Gadis itu masih diam. Bingung mengapa laki-laki itu tau apa yang ia pikirkan.

“Kenapa?”

“Hah?”

“Kenapa suka warna item?”

Laki-laki itu tidak menjawab, ia bersiap untuk keluar dari kamar bernuansa hijau pastel itu.

“HP gue mau lo bawa kemana heh!”

Sagara tidak menjawab. Zora berlari tetapi ia tidak bisa menjangkau langkah Sagara yang lebih cepat itu.

Suara klakson mobil itu mengisyaratkan bahwa ia akan segera pergi.