the beginning of it all

Definisi jangan terlalu membenci sesuatu maka akan semakin di dekatkan. Dan gue percaya setelah menginjakkan kaki di kota ini, Jakarta.

Dulu waktu pertama kali abang ajak gue kesini buat keliling jakarta karna waktu itu lagi liburan akhir semester. Namanya anak Sd diajak pergi ke warung aja seneng kali.

Gue inget banget dulu abang gandeng gue lari-lari dikejar badut karna abang nggak mau kasih receh ke badut ini. Alhasil gue trauma sama badut dan kotanya. Pada saat itu gue liburan di Kota tua.

“Nanti lo masuk sendiri bisa kan? Gua buru-buru ada urusan band.”

Gue hanya menggangguk pasrah berusaha menerima padahal rasa ingin protes menguasai diri gue.

Namanya numpang ya harus tahu diri.

Setelah berhasil memencet pin yang ada pada pintu apartemennya Cakra akhirnya pintu itu terbuka.

Berjalan sambil menyeret koper yang gue bawa dari bandung. Isinya kebanyakan baju sih cuman ibu bawain bolu keju lumer kesukaan gue. Semoga aja nggak penyet.

Gue berusaha tenang setelah melihat apa yang ada dihadapan gue sekarang. Dua sejoli yang hampir melakukan hal yang tidak pantas.

“Sorry ganggu, ini bener apartemennya Cakra kan?”

Lelaki itu beralih mengarahkan padangannya kearah gue. Dan perempuan yang bersamanya itu pergi dengan pakaian yang tadi berserakan di lantai.

“Lo siapanya?” dia berjalan kearah gue masih dengan telanjang dada

Gue berusaha tetep tenang dan menetralkan debaran jantung yang semakin cepat.

Sekarang dia udah dihadapan gue mencekal kedua lengan gue dan di dorong kearah tembok. Gue berusaha memberontak tapi nggak bisa karna tubuh dia jelas lebih besar dan kuat.

“Lo siapanya?” tanyanya lagi

“Sepupu.”

Setelah mendengar ucapan gue dia langsung melepas cekalan tadi dan berjalan pergi meninggalkan gue.

“Cowok gajelas! Gue kira mau ngapain. Gue udah siap-siap nampar tuh pipi malah cuman ditanyain siapa gue.”